B. TUJUAN
Adapun beberapa tujuan dari pemeriksaan laboratorium antara lain sebagai
berikut :
1. Mendeteksi penyakit
2. Menentukan risiko
3. Skrining/uji saring adanya penyakit subklinis
4. Konfirmasi pasti diagnosis
5. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis
6. Membantu pemantauan pengobatan
7. Menyediakan informasi prognostic/perjalanan penyakit
8. Memantau perkembangan penyakit
9. Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak dijumpai dan potensial
membahayakan
10. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit
13) Trombosit
Bertujuan untuk mendeteksi adanya trombositopenia yang berhubungan dengan
perdarahan dan adanya trombositosis menyebabkan peningkatan pembekuan. Cara :
a) Ambil darah kurang lebih 5 -10 ml dari vena
b) Masukkan ke dalam tabung atau botol
c) Berikan label nama dan tanggal
14) Partlal Tromboplastin Time ( PPT )
Bertujuan untuk mendeteksi defesiensi faktor pembekuan, kecuali faktor VII, VIII,
mendeteksi variasi trombosit, dan memonitor terapi heparia.
15) Pemeriksaan lainnya yang menggunakan spesimen darah antara lain kadar elektrolit
dalam darah, masa protombin, progesteron, prolaktin, serum krolaktin, kortisol,
kolesterol, dan lain-lain.
c. Persiapan Alat
1) Lanset darah atau jarum khusus
2) Kapas alcohol
3) Kapas kering
4) Alat pengukur Hb/ kaca objek/ botol pemeriksaan, tergantung macam pemeriksaan
5) Bengkok
6) Hand scoon
7) Perlak dan pengalas
8) Larutan NaCl 0,5%
d. Prosedur Kerja
1) Mendekatkan alat
2) Memberitahu klien dan menyampaikan tujuan serta langkah prosedur
3) Memasang perlak dan pengalas
4) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk
5) Memasang hand scoon
6) Mempersiapkan bagian yang akan ditusuk, tergantung jenis pemeriksaan
7) Kulit di hapushamakan dengan kapas alcohol
8) Lakukan penusukan pada daerah yang telah dipilih
9) Hindari hemolisis saat pengambilan darah dengan memberi cairan sitrat pada tabung.
10) Bekas tusukan ditekan dengan kapas alcohol
11) Merapikan alat dan Melepaskan hand scoon
12) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
13) Dokumentasikan hasil tindakan
2. Pemeriksaan Urine
a. Tujuan Pemeriksaan
1) Menafsirkan proses-proses metabolisme
2) Mengetahui kadar gula pada tiap-tiap waktu makan ( pada pasien DM )
b. Jenis Pemeriksaan
1) Urine Sewaktu
Dikeluarkan sewaktu-waktu bilamana diperlukan pemeriksaan.
2) Urine Pagi
Dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur.
3) Urine Pasca Prandial
Dikeluarkan setelah pasien makan (1,5 – 3 jam sesudah makan).
4) Urine 24 jam
Urin yang dikumpul dalam waktu 24 jam.
c. Persiapan Alat
1) Formulir khusus untuk pemeriksaan urine
2) Wadah urine dengan tutupnya
3) Hand scoon
4) Kertas etiket
5) Bengkok
6) Buku ekspedisi untuk pemeriksaan laboratorium.
d. Macam-Macam Pemeriksaan
Beberapa pemeriksaan menggunakan spesimen urine, yaitu :
1) Asam Urat
Mendeteksi penyakit ginjal, eklampsia, keracunan timah hitam, leukimia dengan
diet tinggi purin, ulseratif kolitis dan lain-lain, urine yang dibutuhkan tampungan urine 24
jam.
2) Bilirubin
Mendeteksi penyakit obstruktif saluran empedu, hepar, kanker hepar., urine yang
dibutukan sekitar 5 tetes.
3) Human Chorionic Gonatropic
Mendeteksi adanya kehamilan karena HCG adalah hormon yang diproduksi oleh
plasenta, dalam pengambilan urine dianjurkan klien untuk puasa cairan 8-12 jam, urine
24 jam yang diperlukan sekitar 60 ml.
4) Pemeriksaan lainnya yang mengunakan spesimen urine
a) Urobilinogen menentukan kerusakan hepar, hemolisis, dan infeksi berat.
b) Urinealisis menentukan berat jenis kadar glukosa, keton,dll.
c) Kadar protein menentukan kadar kerusakan glomerulus
d) Pregnadion menentukan adanya gangguan dalam menstruasi dan penilai adanya
ovulasi.
3. Pemeriksaan Faeces
a. Pengertian
Menyiapkan faeses untuk pemeriksaan laboratorium dengan cara pengambilan
yang tertentu.
b. Tujuan
Untuk menegakan diagnosa dengan cara mendeteksi adanya kuman Salmonella,
Shigella, Scherichia Coli, Staphylococcus.
c. Pemeriksaan Faeces (Tinja) untuk Pasien yang Dewasa
Untuk pemeriksaan lengkap meliputi warna, bau, konsistensi, lendir, darah, dan
telur cacing. Tinja yang diambil adalah tinja segar.
d. Persiapan alat
1) Hand scoon bersih
2) Vasseline
3) Botol bersih dengan tutup
4) Lidi dengan kapas lembab dalam tempatnya
5) Bengkok
6) Perlak pengalas
7) Tissue
8) Tempat bahan pemeriksaan
9) Sampiran
e. Prosedur Tindakan
1) Mendekatkan alat
2) Memberi tahu pasien
3) Mencuci tangan
4) Memasang perlak pengalas dan sampiran
5) Melepas pakaian bawah pasien
6) Mengatur posisi dorsal recumbent
7) Memakai Hand scoon
8) Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan kedalam anus dengan arah ke atas kemudian
diputar ke kiri dan ke kanan sampai teraba tinja
9) Setelah dapat, dikeluarkan perlahan-lahan lalu dimasukkan kedalam tempatnya
10) Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan dengan tissue
11) Melepas hand scoon
12) Merapikan pasien
13) Mencuci tangan. Untuk pemeriksaan kultur (pembiakan) pengambilan tinja dengan cara
steril. Caranya sama dengan cara thoucer, tetapi alat-alat yang digunakan dalam
keadaan steril.
4. Pengambilan Sputum
a. Pengertian
Sputum adalah bahan yang keluar dari bronchi atau trakea, bukan ludah atau
lendir yang keluar dari mulut, hidung atau tenggorokan.
b. Tujuan
Mengetahui basil tahan asam dan mikroorganisme yang ada dalam tubuh pasien
sehingga diagnosa dapat ditentukan.
c. Indikasi
Pasien yang mengalami infeksi atau peradangan saluran pernafasan (apabila
diperlukan).
d. Persiapan Alat
1) Sputum pot (tempat ludah) yang bertutup
2) Botol bersih dengan penutup
3) Hand scoon
4) Formulir dan etiket
5) Perlak pengalas
6) Bengkok dan tissue
e. Prosedur Tindakan
1) Menyiapkan alat
2) Memberitahu pasien
3) Mencuci tangan
4) Mengatur posisi duduk
5) Memasang perlak pengalas dibawah dagu dan menyiapkan bengkok
6) Memakai hand scoon
7) Meminta pasien membatukkan dahaknya ke dalam tempat yang sudah disiapkan
(sputum pot)
8) Mengambil 5 cc bahan., lalu masukkan ke dalam botol
9) Membersihkan mulut pasien
10) Merapikan pasien dan alat
11) Melepas hand scoon
12) Mencuci tangan