nana rudiana
Add Comment
makalah, makalah agama
Tuesday, 30 September 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tasyri’ secara istilah adalah pembentukan undang-undang untuk mengetahui hukum-
hukum bagi perbuatan orang dewasa dan ketentuan-ketentuan hukum serta peristiwa yang terjadi
dikalangan mereka. Melihat dari makna Tasyri’ tersebut, maka mucul sebuah permasalahan yang
sangat perlu diperhatikan, yaitu keberadaan sebuah agama (Islam) yang berada dalam lingkungan
orang-orang yang berwatak keras (Badui) dan masyarakat yang hidup penuh dengan kebiadaban
dan pelecehan serta belum memiliki sebuah aturan baku untuk dijalani oleh pemeluk-
pemeluknya, dalam hal ini adalah Tasyri’.
Tentunya melihat kondisi tersebut, maka Allah mengutus Rasulullah sebagai wasilah
pertama untuk menegakkan syariat Islam yang benar. Penegakan syariat Islam (Tasyri’) ini tidak
berhenti setelah Rasulullah wafat, akan tetapi hal ini berlangsung sampai beberapa periode,
mulai dari periode Rasulullah, Khulafaurrasyidin, Tabiin dan seterusnya. Akan tetapi dalam
makalah ini, kami hanya memaparkan tentang penegakan syariat Islam(Tasyri’) pada periode
Rasulullah saja.
Tidak terlepas bahwa berbagai faktor sosial juga menjadi latar belakang turunnya Al-
Qur’an. Banyak hal-hal yang menjadi Asbabun Nuzulnya Al-Qur’an sebagai sumber Tasyri’
periode Rasulullah ini. Akan tetapi bukan keseluruhan ayat-ayat Al-Qur’an ini diturunkan karena
adanya Asbabun Nuzul. Kesesuaian tradisi dan al-quran juga terlihat disana, akan tetapi bukan
berarti Al-Qur’an dapat dikatakan sebagai tradisi orang Arab, karena diturunkannya Al-Qur’an
adalah untuk seluruh umatnya.
Adapun pada periode Rasulullah ini memiliki dua fase, yaitu fase Mekkah dan fase
Madinah. Secara sosio cultural kedua fase ini berbeda dalam penerimaan Tasyri’ yang dibawa
oleh Rasulullah ini. Karena corak kehidupan Mekkah dan Madinah sangatlah jauh berbeda.
Keadaan Mekkah yang saat itu penuh dengan hal-hal yang menyimpang dari aturan atau hukum
Islam, tentunya bagi masyarakat tersebut sulit untuk menerima hal-hal yang baru dibawa oleh
Rasulullah. Sehingga yang pertama kali ditanamkan dalam hati mereka adalah hal-hal yang
menyangkut dengan ketauhidan.
Berbeda halnya dengan keadaan masyarakat Madinah yang sangat mudah menerima
Islam, bahkan mereka menerima kedatangan Rasulullah dengan senang hati. Sehingga
pembentukan tasyri’ pada masa ini dirasa jauh lebih mudah dibanding dengan fase Mekkah, dan
pada masa inilah hal-hal yang berkaitan dengan Ibadah, tauhid dan sebagainya menjadi Tasyri’.
1. Al-Qur’an dan Hadist pada periode ini menjadi sebagai sumber penetapan Tasyri’, kemudian
permasaalahan yang muncul adalah keterkaitan dengan ijtihad pada masa ini, apakah ijtihad juga
menjadi sumber Tasyri’ saat itu. Maka untuk lebih lengkapnya akan kita bahas pada bab
selanjutnya.
Melihat berbagai latar belakang diatas, maka penulis dapat merangkaikan rumusan
masalah sebagai berikut:
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pembentukan Hukum Islam?
2. Bagaimana pembinaan hukum islam pada masa Rasulullah?
3. Apa saja yang menjadi landasan hukum islam periode Rasulullah?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui sejarah pembentukan hukum islam pada masa Rasulullah.
2. Mengetahui cara pembinaan hukum islam pada masa Rasulullah.
3. Mengetahui apa saja yang menjadi landasan hukum islam pada masa Rasulullah.
BAB II
PEMBAHASAN
Seperti yang kita ketahui bahwa Mekkah terletak dijalur perdagangan yang penting.
Mekkah makmur karena letaknya yang berada dijalur penting dari Arabia selatan sampai utara
dan mediteranian, teluk Persia, laut merah melalui jiddah dan afrika. Dan Mekkah adalah salah
satu pusat perdagangan yang ramai. Maka faktor tersebut sangat mempengaruhi penolakan
dakwah Nabi.iii[iii]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada periode Rasulullah pembentukan tasyri’ terbagi menjadi 2 yaitu:
a. Periode Makkah
Pada periode makiyyah Rasulullah lebih memfokuskan kepada pembentukan Akidah
dan moral masyarakat makkah yang bertolak belakang dengan kebiasaan masyarakat mekkah
pada masa itu. Contohya, kebiasaan masyarakat mekkah menyembah berhala, berjudi,
meminum khamer, membunuh bayi perempuan, dan berzinah. Setelah diangkatnya Nabi
Muhammad dan berdakwah secara terang-terangan barulah terbentuk Hukum Islam yang
mengajak masyarakat mekkah untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan terdahulu, dan
menyembah kepada Allah SWT.
Ketika Rasulullah mengajak masyarakat makkah untuk menyembah Allah dan
meninggalkan kebiasaan nenek moyang terdahulu, terdapat perlawanan dari masyarakat mekkah
yang membenci ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad sehingga Rasulullah berhijrah ke
Madinah.
Inti pembentukan Hukum pada periode Makkiyah adalah membentuk akidah yang
sesuai dengan ajaran Islam, dan menyembah kepada Allah SWT.
b. Periode Madinah
Berbeda dengan periode sebelumnya pada periode madinah sudah banyak masyarakat
yang memeluk Agama Islam dan telah terbentuknya pemerintahan yang tertata dengan rapih.
Kemudian mendorong Tasyri’ sesuai dengan perkembangan masyarakat yang berhubungan
dengan segala aspek kehidupan, baik individu maupun kelompok pada setiap daerah, baik dalam
Ibadah, muamalah, jihad, pidana, mawaris, wasiat, perkawinan, thalak, sumpah, peradilan dan
segala hal yang menjadi cakupan ilmu fiqih.
Setelah pembentukan Hukum maka munculah Pembinaan Hukum Pada Masa
Rasulullah terdapat 4 dasar pembentukan Hukum Islam yaitu:
a. Berangsur-angsur dalam penetapan hukum.
b. Mengefisienkan Pembuatan Undang-Undang.
c. Memberi Kemudahan dan Keringanan.
d. Berjalannya undang-undang sesuai dengan kemaslahatan umat manusia.
B. Saran
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, serta masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang bersifat positif, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan kami, makalah yang sederhana ini, dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis
dan umumnya pagi para pembaca.
`
DAFTAR PUSTAKA
Asghar ali engineer, Asal-usul dan Perkembangan Islam, 1999. Yogyakarta: INSIST dan IKAPI.
Zuhri, Muhammad Hukum Islam dalam Lintasan Sejarah, 1996. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sirri, Mun’in Sejarah Fiqih Islam Sebuah Pengantar, 1995. Risalah Gusti.
Khallaf, Abdul Wahhab, Sejarah Hukum Islam, (Marja Bandung: 2005) Cet-1, 19-25.
Khallaf, Wahab Terjemahan Khulasah Tarikh Tasyri’ Islam, 1974. Solo: CV.Ramadhani
i[i] A.sirri, Mun’in, sejarah fiqih Islam sebuah pengantar, hal: 22
7 Abdul Wahhab Khallaf, Sejarah Hukum Islam, (Marja Bandung: 2005) Cet-1, 19-25.