Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
WHO (Word Health Oraganization), lebih dari 350 juta orang di dunia
terinfeksi hepatitis, untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian
akibat penyakit Hepatitis B sejak dini, maka WHO telah merekomendasikan
program imunisasi Hepatitis B untuk semua bayi ( Universal Childhood
Imnusasi Against Hb ) . Infeksi pada anak umumnya asimtomatis tetapi 80-95
% akan menjadi sirosis atau Karsinoma hepatoseluler (KHS).
Indonesia merupakan negara dengan endemisitas tinggi Hepatitis B,
terbesar kedua di negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), studi dan uji saring darah
donor PMI maka diperkirakan di antara 100 orang Indonesia, 10 di antaranya
telah terinfeksi Hepatitis B atau C. Sehingga saat ini diperkirakan terdapat 28
juta penduduk Indonesia yang terinfeksi Hepatitis B dan C, 14 juta di antaranya
berpotensi untuk menjadi kronis, dan dari yang kronis tersebut 1,4 juta orang
berpotensi untuk menderita kanker hati. Besaran masalah tersebut tentunya
akan berdampak sangat besar terhadap masalah kesehatan masyarakat,
produktifitas, umur harapan hidup, dan dampak sosial ekonomi lainnya.( Pusat
Data Informasi,2014 )
Kegiatan imunisasi merupakan upaya yang paling cost effective dalam
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I) yang diharapkan akan berdampak pada penurunan
angka kematian bayi dan balita. ( Pusat Pelatihan dan Pendidikan Kesehatan,
2015 ).

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan


kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan ( Pusat Pelatihan dan Pendidikan Kesehatan, 2015 )
Salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) adalah
penyakit hepatitis B, untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian
akibat penyakit Hepatitis B sejak dini, maka WHO telah merekomendasikan
program imunisasi Hepatitis B untuk semua bayi ( Universal Childhood
Imnusasi Against Hb ) Imunisasi Hepatitis B yang diberikan pada bayi baru
lahir dengan usia 0-7 hari ini dikenal dengan nama imunisasi Hb 0.
Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Provin Kaliamantan Barat capaian Imunisasi Hb 0 pada
tahun 2018 mencapai 80,0% dengan target 90 % menduduki peringkat terahir
dari 14 kabupaten kota dan berdasarkan laporan pada tahun 2018 dari Dinas
Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten
Sekadau bahwa jumlah sasaran bayi sebanyak 3.807 bayi terdiri dari 2.105 bayi
laki-laki dan 1.921 bayi perempuan, yang mendapatkan imunisasi Hb 0
sebanyak 2.530 bayi terdiri dari 1.403 bayi laki-laki dan 1.127 bayi perempuan,
bila dihitung dalam persen cakupan imunisasi HB 0 di Kabupaten Sekadau
pada tahun 2018 mencapai 54,9% dengan target 90%, hal ini menunjukkan
bahwa cakupan imunisasi Hb 0 yang masih rendah, tidak sesuai dengan target
nasional. Begitu juga dengan cakupan imunisasi Hb 0 di Puskesmas SP III
Trans pada tahun 2018 yang hanya mencapai 62,8% dengan target 90% dengan
jumlah sasaran bayi sebanyak 210 bayi yang mendapatkan imunisasi Hb 0
sebanyak 140 bayi. Sedangkan infeksi Hepatitis pada bayi dan balita
menyebabkan terjadinya infeksi kronis yang dapat menimbulkan cirrhosis
hepatis dan kanker hati, sehingga bila cakupan imunisasi ini terus menerus
rendah, hal ini akan berpotensi untuk menimbulkan KLB di kemudian hari.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Pencapaian Imnusasi Hb 0 Di Wilayah
Kerja Puskesmas SP III Trans Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau “

Dalam penulisan penelitian ini penulis juga telah mengambil referensi


dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sebagai acuan.
B. Rumusan Masalah
Dari hasil laporan capaian imunisasi Hb 0 tahun 2018 di Kabupaten
Sekadau, imunisasi Hb 0 mencapai 54, 9 % , menduduki peringkat ke 14 dari
14 kabupaten kota di Kalimantan Barat, dan untuk pencapaian imunisasi Hb 0
khususnya di wilayah Puskesmas SP III Trans pada tahun 2018 mencapai 62,8
%, masih jauh sekali dengan target yang harus dicapai yaitu 90 %. Upaya
penyuluhan kepada ibu hamil dan orang tua bayi balita telah dilakukan oleh
petugas kesehatan di lingkungan Puskesmas SP III Trans sendiri dalam 2 tahun
terakhir ini, namun belum mendapatkan hasil yang baik untuk pencapaian
imunisasi Hb 0 yang mencapai target.

Dari latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah


penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pencapaian
imunisasi Hb 0 di wilayah kerja puskesmas SP III Trans. Mengingat selama
ini belum ada penelitian mengani fenomena di atas di kabupaten sekadau.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penghambat
dalam pemberian imunisasi Hb 0 di wilayah kerja Puskesmas SP III Trans.

2. Tujuan Khusus
a. Apakah ada pengaruh antara pengetahuan ibu terhadap pencapaian
imunisasi Hb 0
b. Apakah ada pengaruh antara penolong persalinan terhadap pencapaian
imunisasi Hb 0
c. Apakah ada pengaruh antara jarak tempuh rumah ke fasilitas kesehatan
terhadap pencapaian imunisasi Hb 0
d. Apakah ada pengaruh antara dukungan keluarga terhadap pencapaian
imunisasi Hb 0
e. Apakah ada pengaruh antara budaya terhadap pencapaian imunisasi Hb
0

D. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini termasuk dalam ilmu keperawatan yang meneliti tentang
“ faktor-faktor penghambat dalam pemberian imunisasi Hb 0 “. Variabel yang
akan diteliti meliputi variabel bebas ( pengetahuan ibu, penolong persalinan,
budaya, jarak tempuh, dukungan keluarga ) dan variabel terikat ( pencapaian
imunisasi Hb 0 )

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti : meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan ilmu
yang telah dimiliki, menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya
mengenai penelitian berkaitan dengan faktor-faktor penghambat dalam
pemberian imunisasi Hb 0.

2. Bagi iptek : digunakan sebagai pedoman serta pengetahuan baru tentang


faktor penghambat dalam pemberian imunisasi Hb 0.

3. Bagi STIK Muhammadiyah Pontianak : hasil penelitian ini dapat dijadikan


bahan untuk menambah kepustakaan dan referensi untuk penelitian
selanjutnya terutama yang berkaitan dengan faktor faktor penghambat
pemberian imunisasi HB 0.

4. Bagi institusi Puskesmas SP III Trans : hasil penelitian ini diharapkan


sebagai tambahan referensi dan acuan bagi puskesmas dalam memberikan
pelayanan imunisasi dan puskesmas mendapatkan solusi untuk
meningkatkan cakupan imunisasi Hb 0 ke depannya.

5. Masyarakat / bayi : bayi yang baru lahir kedepannya akan mendapat


imunisasi Hb 0.
F. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Penelitian Judul Metodologi Hasil Penelitian


Penelitian
1 Abang Anton Gambaran Penelitian Sebanyak 50% ibu
(2014) Pengetahuan, deskriftif memiliki
Sikap Perilaku dengan pengetahuan baik,
Ibu Tentang pendekatan 49,6% ibu memiliki
Pemberian desain cross sikap cukup dan
Imunisasi sectional. 53,1% ibu memiliki
Dasar Lengkap perilaku buruk
Pada Bayi di tentang imunisasi
Wilayah Kerja
Puskesmas
Selalong
Kecamatan
Sekadau Hilir
Kabupaten
Sekadau.
2 Ahmad Hubungan Penelitian Pengetahuan dan
Rizani, pengetahuan, observasional dan tingkat
Mohammad sikap ibu dalam dengan pendidikan
Hakimi, pemberian rancangan berhubungan
Djauhar imunisasi cross dengan perilaku ibu
(2009) Hepatititn B 0- sectional dalam pemberian
7 Hari di Kota study dengan hepatitis B 0-7 hari
Banjarmasin
rancanagn
kuantitaif.
3 Kumala Sari Analisis Studi Case Kepercayaan/tradisi
Rambe Faktor-Faktor Control berpengaruh
(2016) Yang terhadap pemberian
Mempengaruhi imunisasi Hb-0,
Pemebrian bayi yang tidak
Imunisasi Hb-0 diberikan imunisasi
di Wilayah Hb-0 3.2 kali
Kerja pemberian
Puskesmas kemungkinan
Batang Bulu mempunyai risiko
Kecamatan ibu yang
Barumun mempunyai
Kabupaten kepercayaan/tradisi
Padang Lawas ada dibandingkan
dengan bayi yang
diberikan
imunisasi,
penolong
persalinan
berpengaruh
terhadap pemberian
imunisasi Hb-0,
bayi yang tidak
diberikan imunisasi
Hb-0 3,1 kali
pemberian
kemungkinan
mempunyao resiko
ibu yang di tolong
oleh non tenaga
kesehatan
dibandingkan bayi
yang diberikan
imunisasi Hb-0.

Perbedaan ketiga penelitian di atas dengan dengan penelitian yang akan


dilakukan adalah waktu dan tempat penelitian yang akan dilaksnakan pada
bulan Juli 2019 di wilayah kerja Puskesmas SP III Trans Kecamatan Sekadau
Hilir Kabupaten Sekadau, variabel penelitian terdiri dari variabel bebas
variabel bebas ( pengetahuan ibu, penolong persalinan, budaya, jarak tempuh,
dukungan keluarga ) dan variabel terikat ( pencapaian imunisasi Hb 0 ), metode
penelitian yang digunakan adalah observasi analitik dengan pendekatan cross
sctional.

Anda mungkin juga menyukai