Anda di halaman 1dari 7

9 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 9-15

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SEMANGAT


KEBANGSAAN DAN CINTA TANAH AIR PADA SEKOLAH
BERLATAR BELAKANG ISLAM DI KOTA PASURUAN
Aji Bagus Priyambodo
Program Studi Psikologi, Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang
ajibagus88@gmail.com

Abstrak
Semakin berkembangnya radikalisme beragama di tengah masyarakat menjadi ancaman
bagi kesatuan bangsa Indonesia. Salah satu upaya strategis menangkal radikalisme
beragama di Indonesia adalah melalui program pendidikan karakter di sekolah. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi pendidikan karakter
semangat kebangsaan dan cinta tanah air di sekolah berlatar belakang islam di Kota
Pasuruan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif termasuk
dalam jenis penelitian studi kasus. Subyek penelitian ini adalah kepala sekolah, para guru
dan para siswa di beberapa sekolah berlatar belakang islam di Kota Pasuruan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa telah terdapat komitmen pada ketiga pimpinan sekolah yang
berlatar belakang Islam di Kota Pasuruan untuk melaksanakan pendidikan karakter
semangat kebangsaan dan cinta tanah air namun penyediaan sarana prasarana yang
menunjang masih minim, evaluasi dan tindak lanjut keberhasilan pendidikan karakter juga
masih belum dilaksanakan.
Kata Kunci: pendidikan karakter, semangat kebangsaan, cinta tanah air

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha Pendidikan nasional bertujuan untuk


sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana berkembangnya potensi peserta didik agar
belajar dan proses pembelajaran agar peserta menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
didik secara aktif mengembangkan potensi kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, dan menjadi warga negara yang demokratis
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan serta bertanggung jawab (Danim, 2006).
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa Menurut Pedoman Pelaksanaan
dan Negara (Ormrod, 2008). Menurut Ki Hajar Pendidikan Karakter (Kemdikbud, 2011)
Dewantoro (dalam Indrakusuma, 1973) pendidikan karakter merupakan pendidikan
pendidikan adalah daya upaya untuk nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan
memajukan bertumbuhnya budi pekerti moral, pendidikan watak yang bertujuan
(kekuatan batin dan karakter), pikiran (intellect) mengembangkan kemampuan peserta didik
dan tubuh anak. Bagian–bagian itu tidak boleh untuk memberi keputusan baik buruk,
dipisahkan agar kita dapat memajukan memelihara apa yang baik dan mewujudkan
kesempurnaan hidup anak. kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari
Menurut Tim Dosen KTP FIP IKIP dengan sepenuh hati. Pada intinya pendidikan
Malang (1996), pendidikan nasional adalah karakter bertujuan membentuk bangsa yang
pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
Undang-Undang Dasar Negara Republik bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,
Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai- berkembang dinamis, berorientasi ilmu
nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan pengetahuan dan teknologi yang semuanya
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
kemampuan dan membentuk watak serta Pendidikan karakter berfungsi: 1.
peradaban bangsa yang bermartabat dalam Mengembangkan potensi dasar agar berhati
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. baik, berpikiran baik dan berprilaku baik.
Aji Bagus Priyambodo, Implementasi Pendidikan Karakter Semangat Kebangsaan Dan… 10

2.Memperkuat dan membangun prilaku bangsa dokumen. Analisis data dilakukan dengan
yang multikultur (memperkuat perilaku yang langkah-langkah reduksi data, kategorisasi, cek
sudah baik). 3.Meningkatkan peradaban bangsa keabsahan data, penafsiran dan penyimpulan.
yang kompetitif dalam pergaulan Untuk pengecekan keabsahan data dengan
dunia.(penyaring budaya yang kurang sesuai dg menggunakan trianggulasi sumber dan
nilai – nilai luhur Pancasila). Pembangunan trianggulasi teknik.
karakter dilakukan dengan pendekatan Subjek dalam penelitian ini adalah
sistematik dan integratif dengan melibatkan kepala sekolah, para guru dan siswa di tiga
keluarga, satuan pendidikan, pemerintah, sekolah berlatar belakang islam di Kota
masyarakat sipil, anggota legislatif, media Pasuruan. Dalam penelitian ini subjek dipilih
massa, dunia usaha dan dunia industri sehingga secara selektif agar dapat menggambarkan
satuan pendidikan adalah komponen yang pokok bahasan yang diteliti. Berdasarkan
penting dalam pembangunan karakter yang karakteristik yang ada, maka diperoleh dua
berjalan secara sistemik dan integratif bersama belas orang subyek penelitian, yang meliputi
dengan komponen lainnya. Dalam rangka dua orang kepala sekolah, lima orang guru dan
mewujudkan fungsi tersebut, perlu lima orang siswa.
diimplementasikan nilai karakter semangat Teknik - teknik pengumpulan data yang
kebangsaan dan cinta tanah air (Kemdikbud, digunakan dalam penelitian ini adalah
2011). wawancara, observasi dan studi dokumen.
Nilai nilai pendidikan karakter di Dalam penelitian ini jenis wawancara yang
Indonesia teridentifikasi berjumlah 18 nilai, dilakukan adalah wawancara mendalam.
yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya Wawancara mendalam berusaha mengumpulkan
dan tujuan pendidikan nasional yaitu: 1. informasi berupa opini, perasaan, nilai dan sikap
Religius, 2. Jujur, 3.Toleransi, 4. Disiplin, dari subyek penelitian. Wawancara ini
5.Kerja keras, 6. Kreatif, 7. Mandiri, 8. dilaksanakan dengan menggunakan pedoman
Demokratis, 9. Rasa Ingin Tahu, 10. Semangat wawancara (protokol wawancara), yaitu
kebangsaan, 11. Cinta tanah air, 12. Menghargai petunjuk secara garis besar tentang proses dan
prestasi, 13. Bersahabat/komunikatif, 14. Cinta isi wawancara untuk menjaga agar pokok –
damai, 15.Gemar membaca, 16. Peduli pokok yang direncanakan dapat tercakup
lingkungan, 17. Peduli sosial dan 18. Tanggung seluruhnya. Adapun jenis wawancara yang
jawab (Kemdikbud, 2011). dilakukan pada subjek adalah wawancara semi
Semakin berkembangnya radikalisme terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini
beragama di tengah masyarakat menjadi adalah untuk menemukan permasalahan secara
ancaman bagi kesatuan bangsa Indonesia. Salah lebih terbuka, dimana pihak yang diajak
satu upaya strategis menangkal radikalisme wawancara dimintai pendapat dan ide – ide nya
beragama di Indonesia adalah melalui program (Sugiyono, 2009).
pendidikan karakter semangat kebangsaan dan Dalam observasi dalam penelitian ini,
cinta tanah air di sekolah berlatar belakang peneliti terlibat dengan kegiatan sehari – hari
islam. orang yang sedang diamati atau yang digunakan
sebagai sumber data penelitian. Dengan
METODE PENELITIAN observasi partisipatif ini, maka data yang
Pendekatan penelitian yang digunakan diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai
adalah pendekatan kualitatif termasuk dalam mengetahui pada tingkat makna dari setiap
jenis penelitian studi kasus. Subyek penelitian perilaku yang nampak (Neuman, 1999).
ini adalah kepala sekolah, para guru dan para Adapun jenis partisipasi yang dilakukan adalah
siswa di beberapa sekolah berlatar belakang partisipasi aktif, dimana peneliti datang di
islam di Kota Pasuruan, antara lain: SD Islam tempat kegiatan subyek yang diamati, tetapi
Terpadu Bina Insan Cendekia, SMP Islam tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Terpadu Fasihul Qur’an dan SMK Bayt Al Dokumen yang digunakan dalam
Hikmah Kota Pasuruan. Alat pengumpul data penelitian ini adalah dokumen resmi dan
adalah wawancara, observasi dan studi
11 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 9-15

dokumen pribadi. Dokumen resmi berupa arsip mempunyai makna apapun, memilih yang
atau surat yang dikeluarkan oleh lembaga, penting sehubungan dengan penelitian dan
sedangkan dokumen pribadi yaitu catatan atau mengumpulkan yang punya makna. Tahap
keterangan seseorang tentang tindakan, kategorisasi, maksudnya adalah menyusun
pengalaman dan kepercayaannya (Zainudin, kategori dengan cara memilah-milah setiap
2000). satuan data ke dalam kelompok – kelompok
Beberapa tahapan-tahapan penelitian data yang memiliki kesamaan. Langkah
kualitatif yang diterapkan dalam penelitian ini selanjutnya adalah membaca kembali hasil
antara lain tahap pra lapangan, tahap pekerjaan analisis data secara umum untuk mendapatkan
lapangan dan tahap analisis data. Dalam tahap sebuah kesimpulan (Sugiyono, 2009).
pra lapangan, ada enam tahap kegiatan yang Adapun teknik pemeriksaan keabsahan
harus dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini data yang digunakan pada penelitian ini adalah
ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu trianggulasi sumber dan trianggulasi teknik.
dipahami, yaitu etika penelitian lapangan. Enam Trianggulasi sumber adalah pengecekan
tahapan tersebut adalah 1) Menyusun rancangan keabsahan data dengan cara mengecek data
penelitian, 2) Memilih lapangan penelitian, 3) yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Mengurus perizinan, 4) Menjajaki dan menilai Sumber yang digunakan sebagai trianggulasi
lapangan, 5) Memilih dan memanfaatkan sumber dalam penelitian ini adalah a) karyawan
informan, 6) Menyiapkan perlengkapan sekolah, b) guru ekstrakulikuler dan c) orang tua
penelitian. siswa. Trianggulasi teknik adalah pengecekan
Pada tahap pekerjaan lapangan, dibagi keabsahan data dengan cara mengecek data
atas tiga bagian yaitu: 1) Memahami latar kepada sumber yang sama dengan teknik yang
penelitian, dan persiapan diri. Dalam hal ini, berbeda. Dalam penelitian ini teknik yang
pokok-pokok yang harus diperhatikan adalah; a. digunakan sebagai trianggulasi adalah teknik
Pembatasan latar dan peneliti, b. Penampilan, c. wawancara, observasi dan studi dokumen yang
Pengenalan hubungan peneliti di lapangan, dan dilakukan pada subyek.
d. Jumlah waktu studi. 2) Memasuki lapangan,
ketika memasuki lapangan maka hal yang perlu HASIL DAN PEMBAHASAN
diperhatikan adalah; a. Keakraban hubungan, b. Hasil
Mempelajari bahasa, c. Peranan peneliti sebagai Sekolah berlatar belakang islam di Kota
pengumpul informasi. Yang terakhir adalah 3) Pasuruan yang dimaksud dalam penelitian ini
Berperan serta sambil mengumpulkan data, adalah sekolah yang mengedepankan
dalam bagian ini hal yang harus diperhatikan penanaman nilai-nilai islam pada anak didiknya,
adalah; a. Pengarahan batas studi, b. Mencatat contohnya: baca, tulis dan pemahaman Al-
data, c. Petunjuk tentang cara mengingat data, d. Quran, penerapan amalan ibadah wajib dan
Kejenuhan, ketelitian dan istirahat, e. Meneliti sunnah serta penerapan adab islami dalam
suatu latar yang didalamnya terdapat kehidupan sehari-hari. Seperti pada umumnya
pertentangan dan f. Analisis lapangan (Nasir, sekolah islam, SD Islam Terpadu Bina Insan
1999). Cendekia, SMP Islam Terpadu Fasihul Quran
Tahap analisis data dalam penelitian ini dan SMK Bayt Al Hikmah Kota Pasuruan juga
adalah dengan proses induksi, reduksi dan memiliki kebijakan tersendiri mengenai proses
kategorisasi. Tahap induksi, dalam hal ini pembelajaran yang diberikan kepada anak-anak
maksudnya adalah ketika peneliti didiknya, baik pelajaran formal maupun yang
mengumpulkan dan menyajikan tumpukan data bersifat nonformal, terkait dalam penanaman
pada tahap awal. Peneliti menyajikan data nilai-nilai keislaman di dalamnya. Namun
berupa kutipan langsung dari pandangan subyek demikian sebagai sekolah yang berada di bawah
dalam bahasa atau kalimat subyek yang naungan Dinas Pendidikan, mereka harus
bersangkutan. Tahap reduksi data, maksudnya mengikuti dan melaksanakan aturan-aturan
adalah membuang data-data dari hasil Dinas Pendidikan setempat dalam hal
wawancara dan observasi yang tidak pendidikan siswa-siswinya baik secara formal
maupun non formal.
Aji Bagus Priyambodo, Implementasi Pendidikan Karakter Semangat Kebangsaan Dan… 12

Ketiga sekolah berlatar belakang islam di Petugas pengibar bendera dilaksanakan oleh
Kota Pasuruan ini memberikan karakter islami para siswa secara bergantian.
yang lebih kental dibandingkan dengan sekolah- Selain upacara bendera setiap hari Senin,
sekolah reguler lainnya, namun mereka tidak di sekolah berlatar belakang islam di Kota
melupakan penanaman karakter-karakter lain Pasuruan juga melaksanakan upacara pada hari
yang mengacu pada kecintaannya kepada besar nasional seperti Hari Pendidikan dan Hari
Negara Indonesia sehingga akan menumbuhkan Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus.
semangat berkebangsaan. Selain upacara bendera, para siswa di SDIT
Penanaman karakter kebangsaan pada Bina Insan Cendekia dan SMK Bayt Al Hikmah
para siswa salah satunya diberikan melalui mata juga mengikuti serangkaian kegiatan peringatan
pelajaran umum dan muatan lokal (mulok) di Hari Kemerdekaan Indonesia seperti sepeda
sekolah. Buku-buku mata pelajaran umum dan hias, karnaval mobil hias, lomba baris, gerak
mulok di sana menggunakan buku yang sama jalan dan kegiatan lainnya.
dengan sekolah-sekolah negeri di Kota Ketiga sekolah berlatar belakang islam di
Pasuruan, hanya saja penyampaian materi Kota Pasuruan juga telah memfasilitasi
palajaran tersebut dikaitkan dengan nilai-nilai implementasi pendidikan karakter semangat
keislaman. Misalnya saja pada pelajaran kebangsaan melalui kegiatan ekstrakulikuler
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), siswa- yang terkait, seperti Pramuka, OSIS dan
siswi SDIT Bina Insan Cendekia diperkenalkan pemilihan Duta Karakter. Kegiatan
lambang Negara Indonesia serta wajib ekstrakulikuler Pramuka berjalan dengan baik di
menghafalkan isi dari Pancasila. Selain itu juga ketiga sekolah tersebut. Setiap hari Sabtu para
pada pelajaran tersebut ditanamkan nilai-nilai siswa diwajibkan untuk mengikuti kegiatan
semangat kebangsaan yang diambil dari Pramuka di sekolah, meliputi pemahaman
keteladanan para pahlawan melalui kisah-kisah materi kepramukaan, baris-berbaris, tata apel
perjuangannya. Dari sisi keislaman yang bisa dan upacara serta dinamika kelompok. Dalam
dimunculkan adalah kisah para pahlawan kegiatan Pramuka ini, para siswa diajarkan
muslim yang ikut berperang melawan penjajah tentang cinta tanah air dan nasionalisme, yang
demi kemerdekaan Indonesia. Siswa-siswi di ini merupakan salah satu poin penting dalam
SMPIT Fasihul Quran juga diwajibkan Dasa Dharma Pramuka. Di SDIT Bina Insan
menghafal lagu-lagu nasional sebagai bagian Cendekia dan SMPIT Fasihul Quran terdapat
dari program pembelajaran karakter. Lagu-lagu program Pemilihan Duta Karakter Sekolah.
nasional juga diberikan pada mata pelajaran Dalam program ini, sekolah menetapkan kriteria
SBK (Seni Budaya dan Kesenian). Dengan perilaku yang merupakan bentuk implementasi
mengenal kisah-kisah dan lagu-lagu nasional, karakter positif yang wajib dijalankan oleh
diharapkan dapat menumbuhkan rasa kecintaan semua siswa. Semangat kebangsaan atau
siswa-siswi di sekolah-sekolah tersebut terhadap nasionalisme juga merupakan salah satu
tanah air Indonesia. karakter yang diimplementasikan. Pelaksanaan
Selain karakter kecintaan terhadap tanah perilaku-perilaku tersebut dievaluasi secara
air Indonesia, sekolah berlatar belakang islam di berkelanjutan kemudian di akhir semester akan
Kota Pasuruan juga menanamkan karakter dipilih beberapa siswa yang terbaik dalam
semangat kebangsaan kepada siswa-siswinya, mengimplemntasikan karakternya dan
salah satunya adalah kegiatan rutin upacara dinobatkan sebagai Duta Karakter Sekolah.
bendera yang dilaksanakan setiap hari Senin. Di Namun kendati demikian, penyediaan
ketiga sekolah tersebut, setiap peserta didik sarana prasarana yang menunjang masih sangat
diwajibkan mengikuti upacara bendera setiap minim, evaluasi dan tindak lanjut keberhasilan
hari Senin kecuali terdapat izin berhalangan pendidikan karakter juga masih belum
yang dapat dibenarkan (udzur syar’i) seperti dilaksanakan. Hal ini menyebabkan nilai-nilai
sakit atau tidak masuk sekolah karena suatu semangat kebangsaan dan cinta tanah air masih
kepentingan keluarga, dan udzur syar’i lainnya. belum membudaya di sekolah-sekolah tersebut.
13 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 9-15

Pembahasan Pendekatan ini dapat dilakukan melalui


Mengacu pada definisi pendidikan Pramuka, kantin kejujuran, UKS,
karakter sebagaimana yang telah dirumuskan PMR, perlombaan/olimpiade sains &
oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan olah raga, sekolah hijau, pendidikan
Republik Indonesia, pendidikan karakter tidak anti korupsi, pendidikan tertib lalu
hanya mengajarkan mana yang benar dan mana lintas.
yang salah, akan tetapi lebih dari itu sehingga Implementasi pendidikan karakter dalam
sekolah dalam mewujudkan pendidikan karakter Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
harus menanamkan kebiasaan (habituation) dilakukan dalam bentuk sebagai berikut:
tentang hal-hal mana yang benar dan baik  Integrasi dalam mata pelajaran yang ada.
sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) Mengembangkan silabus dan Rencana
tentang mana yang benar dan mana yang tidak Program Pembelajaran (RPP) pada
benar, peserta didik juga mampu merasakan kompetensi yang telah ada sesuai dengan
(afektif) dan biasa melakukan (psikomotor) nilai yang akan diterapkan.
nilai-nilai yang baik. Pendidikan nilai di sekolah  Mata Pelajaran dalam Muatan Lokal.
harus dilaksanakan melalui kajian dan Ditetapkan oleh sekolah / daerah.
pengembangan kurikulum yang sedang berlaku Kompetensi dikembangkan oleh sekolah /
dan dilaksanakan secara berkesinambungan, daerah
yaitu mulai dari TK, SD, SMP, SMA, SMK  Kegiatan Pengembangan Diri
bahkan sampai perguruan tinggi. Kegiatan pengembangan diri diwujudkan
Nilai semangat kebangsaan adalah cara dalam:
berpikir,bertindak dan wawasan yang a. Pembudayaan & Pembiasaan.
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di Berupa pengkondisian, kegiatan rutin,
atas kepentingan diri dan kelompoknya. Nilai kegiatan spontanitas, keteladanan,
cinta tanah air adalah cara berpikir,bersikap dan kegiatan terprogram.
berbuat yang menunjukkan kesetiaan, b. Ektrakurikuler.
kepedulian dan penghargaan yang tinggi Kegiatan ekstrakulikuler seperti
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, Pramuka; PMR; Kantin kejujuran; UKS;
budaya, ekonomi dan politik bangsanya KIR; Olahraga, Seni; OSIS.
(Kemdikbud, 2011). c. Bimbingan Konseling.
Made (2011) menjelaskan bahwa dalam Bimbingan konseling berupa pemberian
mengimplikasikan pendidikan karakter dapat layanan bagi anak yang mengalani
dilakukan dengan menggunakan tiga masalah.
pendekatan, antara lain: Adapun tahapan-tahapan dalam
 Melalui kebijakan nasional yang diteruskan pembentukan karakter adalah:
sampai ke tingkat satuan pendidikan (top  Tahap Penanaman.
down). Pendekatan ini dilakukan dengan Tahapan penanaman dengan jalan
tahapan sosialisasi, pengembangan regulasi, dikenalkan contoh-contoh konkret yang baik
pengambangan kapasitas, implementasi dan dan buruk. Perlu dijelaskan konsekuensi
kerjasama, monitoring dan evaluasi. positif dan negatifnya. Dalam proses ini
 Menemukenali praktek/contoh terbaik perlu dipantau orang tua, guru dan
pendidikan karakter (bottom up). Pendekatan masyarakat, yang salah dibetulkan dengan
ini dilakukan dengan: cara baik.
a. Penemuan dan berbagi pengalaman  Tahap Penumbuhan.
praktek terbaik pendidikan karakter Hasil dari tahap “penanaman” selalu
tingkat satuan pendidikan di kab./kota, di diingatkan, dibimbing dan dipantau. Jangan
provinsi sampai tingkat nasional. dicela atau dihina agar tumbuh dengan baik
b. Pendokumentasian praktek terbaik dalam hati sanubari.
tersebut dalam buku, CD, dsb.  Tahapan Pengembangan.
c. Revitalisasi kegiatan ekstrakurikuler.
Aji Bagus Priyambodo, Implementasi Pendidikan Karakter Semangat Kebangsaan Dan… 14

Tahapan pengembangan melalui kegiatan penjadwalan kegiatan ekstrakurikuler.


konkrit. Berikan kepercayaan melalui Penanaman karakter semangat kebangsaan pada
diskusi, permainan peran, simulasi dan lain- para siswa salah satunya diberikan melalui mata
lain. Dengan memainkan suatu peran anak pelajaran umum dan muatan lokal (mulok) di
akan lebih mudah menginternalisasi karakter sekolah. Peraturan sekolah mewajibkan para
sesuai potensinya. siswa menghafal lagu-lagu nasional sebagai
 Tahap Pemantapan. bagian dari program pembelajaran karakter.
Dalam tahap pemantapan, anak diberi Kegiatan rutin upacara bendera yang
kesempatan untuk mengaktualisasikan diri dilaksanakan setiap hari Senin dan Hari Besar
dalam bentuk kegiatan nyata bersama teman Nasional tertentu. Mengikuti serangkaian
dan masyarakat. Anak didorong untuk kegiatan peringatan Hari Kemerdekaan
partisipasi aktif, bertanggung jawab dalam Indonesia. Implementasi pendidikan karakter
sikap, tindakan dan tutur kata. semangat kebangsaan melalui kegiatan
Prosedur pelaksanaan pendidikan ekstrakulikuler yang terkait, seperti Pramuka,
karakter pada satuan pendidikan adalah: OSIS dan pemilihan Duta Karakter.
 Komitmen seluruh warga sekolah dan
masyarakat sekitar untuk melaksanakan KESIMPULAN DAN SARAN
pendidikan karakter di sekolah. Kesimpulan
 Melaksanakan analisis konteks untuk Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menetapkan sumberdaya dan sarana yang telah terdapat komitmen pada ketiga pimpinan
diperlakukan nilai-nilai dan indikator yang sekolah yang berlatar belakang Islam di Kota
dikembangkan prosedur penilaian Pasuruan untuk melaksanakan pendidikan
keberhasilan. karakter semangat kebangsaan dan cinta tanah
 Menyusun Rencana Kerja Sekolah (RKS) air. Telah dilakukan analisis konteks untuk
dan Rencana Aksi Sekolah (RAS) yang menetapkan nilai-nilai dan indikator capaian
mengandung nilai-nilai karakter. dalam prosedur implementasi pendidikan
 Pemenuhan tagihan minimum pelaksanaan karakter tersebut. Kendati demikian, penyediaan
pendidikan karakter, yang mencakup sarana prasarana yang menunjang masih sangat
penyiapan sumberdaya manusia, penyiapan minim, evaluasi dan tindak lanjut keberhasilan
dokumen kurikulum, penyediaan sarana dan pendidikan karakter juga masih belum
prtasarana, alokasi waktu dan penjadwalan, dilaksanakan. Hal ini menyebabkan nilai-nilai
pengkondisian, pembagian tugas dan semangat kebangsaan dan cinta tanah air masih
tanggung jawab. belum membudaya di sekolah-sekolah tersebut.
 Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah
Saran
yang melibatkan seluruh warga sekolah atas
Berdasarkan hasil penelitian disarankan
dukungan masyarakat. Hal ini dapat
bagi kepala sekolah bekerjasama dengan para
diimplementasikan dengan keteladanan
guru, karyawan dan warga masyarakat dapat
pendidik dan tenaga kependidikan dan
saling bekerjasama untuk lebih
program pembudayaan karakter di sekolah
mengimplementasikan nilai-nilai karakter
 Penilaian keberhasilan, reward dan
semangat kebangsaan dan cinta tanah air di
punishment serta tindak lanjut.
sekolah. Semua bentuk kegiatan dalam rangka
 Evaluasi diri terhadap program sekolah
pendidikan karakter hendaknya dapat dievaluasi
(Made, 2011).
dan ditindak lanjuti, sehingga karakter semangat
Implementasi penididikan karakter di
kebangsaan dan cinta tanah air dapat terbentuk
ketiga sekolah tersebut berupa penyusunan
dengan baik pada para pelajar dan warga
Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana
sekolah lainnya.
Aksi Sekolah (RAS) yang mengandung nilai-
nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air,
penyiapan sumber daya manusia, penyiapan
dokumen kurikulum, pengalokasi waktu dan
15 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 9-15

DAFTAR RUJUKAN

Danim. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah.


Jakarta: Gramedia
Indrakusuma, Amir Daien. 1973. Pengantar
ilmu pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Kemdikbud. 2011. Pedoman pelaksanaan
pendidikan karakter. Jakarta:
Kementrian Pendidikan Nasional
Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum dan
Perbukuan.
Made. 2011. Pengertian pendidikan karakter
dan implementasinya di sekolah.
Makalah disajikan dalam Seminar
Pendidikan Karakter Fakultas
Psikologi Universitas Airlangga,
Surabaya, 20 November
Nazir, M. 1999. Metode penelitian. Jakarta:
Ghalia Indonesia
Neuman, W.L. 1999. Social research methods:
quantitative and qualitative
approach. Massachusetts: Allyn
and Bacon
Ormrod, J. 2008. Psikologi pendidikan edisi
keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sugiyono. 2009. Memahami penelitian
Kualitatif. Bandung: Penerbit CV.
Alfabeta
Tim Dosen KTP FIP IKIP Malang. (1995).
Pengantar pendidikan. Malang:
FIP IKIP Malang
Zainudin, M. 2000. Metodologi penelitian.
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai