Anda di halaman 1dari 21

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala barkat dan
anugrahnya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Pedoman Pelayanan High Care
Unit (HCU) dapat selesai di susun .
Buku Pedoman Pelayanan High Care Unit (HCU)merupakan panduan kerja bagi semua
pihak yang terkait dengan unit HCU dalam tata cara pelaksanaan
Dalam pedoman pelayanan High Care Unit (HCU) ini diuraikan tentang standart
ketenagaan, standart fasilitas, tata laksana cretiria pasien masuk dan keluar HCU, persiapan
penerimaan pasien, monitor pasien, prosedur medis, penggunaan alat – alat medis, konsultasi,
rekammedis, evaluasi hasil perawatan pasien, logistic, keselamatan kerja dan pengendalian mutu.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terimakasih yang sedalam – dalamnya atas bantuan
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian pedoman High Care Unit (HCU)

Baradatu, februari 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam undang
– undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya.Peningkatan Upaya
Kesehatan Perorangan (UPK) di Rumah Sakit secara terus menerus ditingkatkan sejalan
dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.
Pengembangan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit juga diarahkan guna meningkatkan
mutu dan keselamatan pasien serta efisiensi biaya dan kemudahan akses segenap masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Pelayanan High Care Unit (HCU) di Rumah Sakit perlu di tingkatkan secara
berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan pengobatan, perawatan
dan pemantauan secara ketat yang semakin meningkat sebagai akibat penyakit menular
maupun tidak menular seperti : demam berdarah, malaria, cidera, keracunan, penyalah
gunaan NAPZA, HIV, penyakit jantung pembuluh darah, diabetes militus dan gagal ginjal
Petunjuk teknis ini di susun sebagai acuan bagi Rumah Sakit dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan HCU yang berkualitas dan mengedepankan keselamatan pasien
di Rumah Sakit serta dalam penyusunan standart prosedur operational pelayanan HCU di
Rumah Sakit Swasta.

B. Tujuan .
a. Menyediakan, meningkatkan, dan mengembangkan sumber daya manusia
b. Meningkatkan sarana dan prasarana serta peralatan HCU
c. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan pelayanan HCU terutama bagi
pasien kritis stabil yang hanya membutuhkan pelayanan pemantauan.

C. Pengertian dan batasan


a. Pengertian
a. High Care Unit (HCU) adalah unit pelayanan Rumah Sakit bagi pasien dengan
kondisi stabil dan fungsi respirasi, hemodinamik, dan kesadaran, namun masih
memerlukan pengobatan, perawatan dan pemantauan secara ketat. Tujuannya adalah
agar bisa diketahui secara dini perubahan yang membahayakan, sehingga bisa dengan
segera dipindahkan ke ICU untuk dikelola lebih baik.
b. Pasien yang dimaksud pada poin (a) tersebut adalah pasien yang memerlukan tingkat
pelayanan yang berbeda di antara ICU dan Ruang Rawat inap biasa ( artinya tidak
perlu perawatan ICU namun belum dapat dirawat di ruang perawatan biasa karena
masih memerlukan pemantauan ketat ).
c. Waktu penyelenggaraan pelayanan HCU berlangsung 24 jam sehari selama 7 hari
perminggu
d. Ada 3 ( tiga ) jenis type HCU, yaitu :
 Separated/ conventional/ freestanding HCU adalah HCU yang berdiri sendiri
( independent), terpisah dari ICU
 Integrated HCU adalah HCU yang menjadi satu dengan ICU
 Pararel HCU adalah HCU yang terletak berdekatan ( bersebelahan) dengan ICU.

b. Lingkup kerja
Pelayanan HCU diberikan kepada pasien dengan kondisi kritis stabil yang
membutuhkan pelayanan, pengobatan dan pemantauan secara ketat tanpa
penggunaan alat bantu (Ventilator ).
BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. Jumlah Tenaga Menurut Kualifikasi


berikut ini adalah dftar kualifikasi sdm di unit kerja HCU,adapun daftar kualifikasi
ketenagaan dapat dilihat pada table dibawah ini:
no Nama jabatan Pendidikan Sertifikasi Jumlah
1 Kepala instalasi Dokter a) Pelatihan pemantauan
b) pelatihan penatalaksanaan
jalan nafas dan terafhy
oksigen
c) Pelatihan teraphy cairan,
elektrolit, dan asam basa
d) Pelatiahn pengendalian dan
penanganan infeksi
e) Pelatihan manajement HCU
2 Kepala ruang SKep, pelatihan Basic dan Advence Life
Ners/ D III Support
4 Perawat D III pelatihan Basic Life Support
pelaksana

1. Penetapan jam kerja


Hari kerja perusahaan adalah 6 ( enam ) hari kerja dalam seminggu dan jam kerja
standar perusahaan adalah 40 jam dalam satu minggu. Rumah sakit Haji Kamino
merupakan rumah sakit yang beroperasional selama 24 jam sehari untuk melayani
masyarakat umum dan disesuaikan dengan jam kerja perusahaan.
Bagi karyawan yang berkerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur secara
mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan dan tetap mengacu pada jam kerja standar yaitu
selama 40 jam dalam satu minggu dengan 6 hari kerja. Untuk karyawan yang berkerja
melebihi jam kerja standar maka kelebihan tersebut akan diperhitungkan dalam kebijakan
lembur perusahaan.
Adapun untuk tata tertib jam kerja adalah sebagai berikut :
a. Batas keterlambatan karyawan dalam satu bulan adalah 30 menit.
b. Apabila keterlambatan melebihi batas toleransi yang diberkan maka karyawan tersebut
akan mendapatkan evaluasi kedisiplinan dari atasan langsung.
c. Apabila terjadi keterlambatan selama 3 bulan dalam satu tahun karyawan akan
diberikan surat peringatan.
d. Izin meninggalkan dinas maksimal adalah 3 jam dalam satu hari kerja dengan
persyaratan mengisi fom izin meninggalkan dinas (IMD) yang ditanda tangani oleh
atasan langsung dan dapat dipertanggung jawabkan urgencynya.
Pengaturan tenaga kerja di ruang HCU berdasarkan shift terdapat dibawah ini :
a. Karyawan shift
 Senin- Minggu
o Shift I : 08.00-14.00
o Shift II : 14.00-21.00
o Shift III : 21.00-08.00

2. Kuantitas SDM
Pengaturan tenaga kerja di unit HCU RS Haji Kamino berdasarkan shift. Tenaga kerja
diunit HCU saat ini berjumlah 4 orang yang memegang tanggung jawab sebagai :
1) Kepala instalasi :
2) Kepala Ruang :
3) Perawat pelaksanaan :

Ke delapan tenaga di unit HCU ini berkerja setiap hari sebagai berikut :
1) Kepala instalasi : on call
2) Koordinator : Senin – Sabtu : 08.00-16.00

3) Perawat pelaksanaan : Sesuai Shift

B. Pelayanan HCU
Ruang lingkup pemantauan yang harus dilakukan antara lain :
1. Tingkat kesadaran
2. Fungsi pernafasan dan sirkulasi dengan interval waktu minimal 4 (empat ) jam atau
disesuaikan dengan keadaan fisik
3. Oksigenasi dengan meggunakan oksimeter secara terus – menerus
4. Keseimbangan cairan dengan interval waktu minimal 8 ( delapan ) jam atau disuaikan
dengan keadaan pasien

Tindakan medik dan asuhan keperawatan yang dilakukan adalah :


1. Bantuan hidup dasar / Basic Life Support ( BHD/ BLS ) dan bantuan hidup lanjut
Advence Life Support ( BHD / ALS )
a. Jalan Nafas ( Airway ): membebaskan jalan nafas, bila perlu menggunakan alat
bantu jalan nafas, seperti pipa oropharingeal atau pipa nasopharyngeal. Dokter HCU
juga harus mampu melakukan intubasi endotrakeal bila diindikasikan dengan segera
memindahkan/ merujuk pasien
b. Pernafasan/ ventilasi
c. Sirkulasi : resusitasi cairan, tindakan defibrilasi, tindakan kompresi jantung luar
2. Teraphy oksigen
3. Penggunaan obat – obatan untuk pemeliharaan/ stabilisasi ( obat inotropik,obat anti
nyeri, obat aritmia jantung, obat – obatab yang bersifat vasoaktif, dan lain – lain.
4. Nutrisi enteral dan nutrisi parenteral campuran
5. Fisioteraphy sesuai dengan keadaan pasien
6. Evaluasi seluruh tindakan dan pengobatan yang telah di berikan
BAB III
Standart Fasilitas

A. Bangunan
1) Lokasi dan Denah
lokasi ruang HCU terletak pada lokasi yang nyaman, tenang dan aman,adapun denahnya
adalah sebagai berikut :
2). Luas ruangan kerja
a) Area pasien
 Ruang HCU memiliki luas ruang m 2.
 Jarak antara tempat tidur m
 Tempat tidur medis mudah dirubah posisinya
 Peralatan medis mudah dicapai
 Ruangan ber AC
 Unit terbuka memiliki satu tempat cuci tangan untuk 2 tempat tidur
 Desain unit juga memperhatikan privasi pasien
 Pencahayaan cukup dan adekuat.
b) Area kerja
 Ruang yang cukup untuk menjaga kontak visual perawat dengan pasien
 Ruang yang cukup untuk memonitor pasien , peralatan resusitasi dan
penyimpanan obat dan alat.
B. Pengarsipan
a) Peralatan pengarsipan
Peralatan pengarsipan HCU terdiri dari lemari kaca, folder file, pembolong
kertas, dan ATK yang lain.
b) Tata arsip
Penyimpanan arsip HCU tersusun dalam lemari kaca terdiri atas surat keluar
masuk HCU, expedisi laboratorium, expedisi rontgen, catatan GKM HCU, checklist
alkes dan obat HCU, Pelaporan Mutu HCU, Biodata Perawat HCU, SPO Tindakan
HCU, Catatan Keperawatn HCU dan stok fomulir pemeriksaan penunjang.
Pada folder yang terdapat di meja perawat terdapat fomulir laboratorium,
rontgen, catatan dokter, resep dokter, surat bukti tindakan rawat inap, tranfusi darah,
surat rujukan. Alat tulis tersimpan dalam laci.

C. Standar Fasilitas
a) Daftar pelayanan minimal HCU
no Standar minimal peralatan keterangan
1 Ventilator sederhana Tidak ada
2 Satu set resusitasi muka dan kantong penampung Ada
O2(reservoir)
3 Alat /pemberian O2 (nasal kanul, simple facemask, non Ada
rebreating facemask)
4 Satu set Laringoskop dengan berbagai ukuran bilahnya Ada
5 Tidak ada Tidak ada
6 Berbagai ukuran pipa orafaring, pipa nasofaring, sungkup Tidak ada
laring dan alat bantu nafas lainnya
7 Berbagai ukuran introducer untuk pipa enditrakeal dan Tidak ada
bougies
8 Syringe untuk mengembangkan enditrakeal dan kleam Ada
9 Forcep magill Tidak ada
10 Beberapa ukuran plester/ pita perekat medik Ada
11 Gunting Ada
12 Alat isap (suction ) yang setara dengan ruang operasi Hanya ada
suction
biasa
13 Tourniquet untuk pemasangan akses vena Ada
14 Peralatan pemasangan infuse dengan berbagai ukuran kanul Ada
intravena dan berbagai macam cairan infuse yang sesuai
15 Pompa infuse dan pompa syringe Ada
16 Alat pemantau untuk tekanan darah dengan non invasive( non Ada
invasive blood pleasure) , elektrokardiografi, oksimetri nadi
dan temperature
17 Alat kateterisasi vena sentral dan manometernya Tidak ada
18 Defibrillator jantung dengan kemampuan kardioversi sinkron Tidak ada
19 Tempat tidur khusus HCU Ada
20 Peralatan drainase thorak Tidak ada
21 Peralatan portable transportasi Tidak ada
22 Lampu tindakan Tidak ada

b) Pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi alat


Setiap peralatan yang ada baik medis maupun non medis harus dilakukan
pemeliharaan, pebaikan dan kalibrasi alat agar perlatan dapat tetap terpelihara dan
dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.
 Tujuan
a. Agar peralatan yang ada dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan tujuannya.
b. Agar nilai yang dikeluarkan dari alat medis sesuai dengan nilai yang diinginkan
c. Agar pelalatan yang ada dapat tetap terpelihara dan siap digunakan.
d. Sebagai bahan informasi untuk perencanaan peremajaan peralatan medis yang
diperlukan.
 Prosedur
a. Untuk perbaikan peralatan yang rusak ruang HCU, kepala ruangan harus
membuat permintaan perbaikan
b. Pihak maintenance melihat alat yang rusak dan diperbaiki
c. Setelah alat selesai diperbaiki oleh teknisi, alat dikembalikan ke Ruang HCU
d. Bila alat tidak dapat diperbaiki oleh maintenance internal, maka alat diperbaiki
oleh meinteneence luar.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Peningkatan mutu pelayanan


1. Jenis pelayanan HCU
pelayanan HCU meliputi pemantauan pasien secara ketat, menganalisa hasil pemantauan
dan melakukan tindakan medic dan asuhan keperawatan yang diperlukan.
Ruang lingkup pemantauan yang harus dilakukan antara lain :
1. Tingkat kesadaran
2. Fungsi pernafasan dan sirkulasi dengan interval waktu minimal 4 (empat ) jam atau
disesuaikan dengan keadaan fisik
3. Oksigenasi dengan meggunakan oksimeter secara terus – menerus
4. Keseimbangan cairan dengan interval waktu minimal 8 ( delapan ) jam atau
disesuaikan dengan keadaan pasien

Tindakan medik dan asuhan keperawatan yang dilakukan adalah :


1. Bantuan hidup dasar / Basic Life Support ( BHD/ BLS ) dan bantuan hidup lanjut
Advence Life Support ( BHD / ALS )
a) Jalan Nafas ( Airway ): membebaskan jalan nafas, bila perlu menggunakan alat
bantu jalan nafas, seperti pipa oropharingeal atau pipa nasopharyngeal. Dokter
HCU juga harus mampu melakukan intubasi endotrakeal bila diindikasikan dean
segera memindahkan/ merujuk pasien
b) Pernafasan/ ventilasi
c) Sirkulasi : resusitasi cairan, tindakan defibrilasi, tindakan kompresi jantung luar
2. Teraphy oksigen
3. Penggunaan obat – obatan untuk pemeliharaan/ stabilisasi ( obat inotropik,obat anti
nyeri, obat aritmia jantung, obat – obatab yang bersifat vasoaktif, dan lain – lain.
4. Nutrisi enteral dan nutrisi oarenteral campuran
5. Fisioteraphy sesuai dengan keadaan pasien
6. Evaluasi seluruh tindakan dan pengobatan yang telah di berikan

2. Kriteria masuk dan keluar HCU


a) Pasien yang memerlukan pelayanan HCU sesuai indikasi adalah :
 Pasien dari IGD
 Pasien dari Kamar Operasi atau kamar tindakan lain, seperti kamar bersalin, ruang
endoskopi.
 Pasien dari bangsal ( Ruang Rawat Inap )

b) Indikasi Masuk
 Pasien dengan gagal organ tunggal yang berpotensi mempunyai resiko tinggi
untuk terjadi komplikasi
 Pasien yang memerlukan perawatan dan pengawasan perioperatif.

3. Dengan prosedur Masuk HCU


 Dokter penanggung jawab pasien (DPJP) menginformasikan kepada penanggung
jawab pasien terkait kondidi pasien untuk masuk HCU
 Dokter atau perawat mengonsulkan keadaan umum pasien ke dokter penanggung
jawab HCU (dr. anastesi )
 Penangung jawab pasien di anjurkan untuk kebagian admission
 Perawat ruang HCU diinformasikan oleh bagian admission terkait dengan masuk
pasien ke HCU
 Memberikan pelayanan
c) Indikasi keluar
 Pasien yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat
 Pasien yang cenderung memburuk dan/atau memerlukan pemantauan dan alat
bantu invasife sehingga perlu pindah ke ICU
4. Dengan prosedur Keluar HCU
 Dokter penanggung jawab pasien (DPJP) menginformasikan kepada penanggung
jawab pasien terkait kondisi pasien membaik dan layak pindah ruangan.
 Dokter atau perawat mengonsulkan keadaan umum pasien ke dokter penanggung
jawab HCU (dr. anastesi ) bahwa indikasi pindah ruang
 Penangung jawab pasien di anjurkan untuk kebagian admission
 Perawat ruang HCU diinformasikan oleh bagian admission terkait dengan pindah
kamar di rawat inap
 Memindahkan pasien dan Memberikan pelayanan di rawat inap.

5. Yang tidak perlu masuk HCU


 Pasein dengan fase terminal suatu penyakit ( seperti : kanker stadium akhir )
 Pasien atau keluarga yang menolak untuk di rawat di HCU (atas dasar “informed
consent” ).
6. Persiapan penerimaan pasien
a. Ruang Hcu mendapat informasi dari bagian admission terkait dengan pasien yang
akan dirawat di ruang HCU
b. Perawat IGD menghubungi perawat HCU terkait dengan kondisi pasien yang akan
dirawat di ruang HCU
c. Perawat HCU menyiapkan fasilitas yang diperlukan
d. Setelah pasien tiba ruang HCU perawat melaporkan ke Ka In HCU yaitu dr Anastesi
7. Monitoring Pasien
a. Setiap pasen yang di rawat di HCU dilakukan monitoring Hemodinamik selama 24
jam
b. Bila ada gambaran monitoring yang menggambarkan kelainan, perawat HCU
menginformasikan ke dokter jaga ruangan
c. Dokter ruangan akan melakukan konfirmasi ke dokter DPJP, dan edukasi kepada
pennggung jawab pasien.
8. Penggunaan alat medis
a. Syiring Pump
 Penanggung jawab pasien diinformasikan tentang indikasi penggunaan Syring
pump
 Melakukan edukasi terhadap pasien akan kegunan alat
 Perawat HCU menindaklanjuti penggunaan Syiring Pump
b. Infusion pump
 Penanggung jawab pasien diinformasikan tentang indikasi penggunaan Infus
pump
 Melakukan edukasi terhadap pasien akan kegunan alat
 Perawat HCU menindaklanjuti penggunaan Infus pump
c. Suction
 Penanggung jawab pasien diinformasikan tentang indikasi penggunaan Suction
 Melakukan edukasi terhadap pasien akan kegunan alat
 Perawat HCU menindaklanjuti penggunaan Infus pump
d. Bed side monitor
 Penanggung jawab pasien diinformasikan tentang indikasi penggunaan Bed Side
Monitor
 Melakukan edukasi terhadap pasien akan kegunan alat, dan menginformasikan
bahwa bunyi alat tidak dapat di matikan
 Perawat HCU menindaklanjuti penggunaan Bed Side Monitor
e. Rekam Medis
 Rekam medis pasien meninggal / pulang / pindah ke rumah sakit lain di lengkapi
ileh DPJP
 Setelah dilengkapi di kirim ke bagian rekam medis disertai buku ekpedisi
maximal 2 x 24 jam

2. Alur pelaporan mutu


a. Pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan
 Kegiatan pelayanan yang diberikan pada pasien ditulis pad flow sheet yang
sudah tersedia
 Informasi pasien tertulis di dalam flow sheet
 Setiap shift jaga melakukan pelaporan dan serah terima pasien

b. Evaluasi hasil perawatan


 Kegiatan pelayanan pada bulan terkait dirangkum didokumentasikan pada
laporan bulanan ruang HCU
 Laporan yang sudah dibuat di serahkan pada Dir Yanmed
 Hasil laporan di evaluasi setiap 6 bualan

B. Upaya keselamatan pasien


1. Prosedur penyediaan alat kesehatan dan obat
a. Pengertian
Prosedur penyediaan alat kesehatan dan obat adalah suatu prosedur penyediaan alat
kesehatan dan obat – obatan yang digunakan oleh pasien di ruang HCU, dan sebagai
penggantinya di bebankan kepada pasien melalui resep dan dibuat oleh dokter .
Untuk alat habis pakai perawat menulisnya di lembar alkes dan di tandatangani oleh
perawat.

b. Tujuan
 Agar alat – alat dan obat – obatan emergency stok yang ada di ruang HCU
Tetap terjaga dalam segi kualitas dan kuantitas
 Memudahkan di dalam penggunaan dan pengawasannya

c. Prosedur permintaan alat kesehatan dan obat – obatan


 Jenis obat stok, yang akan dipakai dan alat kesehatan yang akan diminta di tulis
pada resep oleh dokter ruangan, dan jika selain obat di tulis oleh perawat pada form
alkes
 Resep dan form alkes yang sudah di isi dengan lengkap diserahkan ke bagian farmasi
 Bila alat kesehatan ( alkes ) dan obat – obatan yang diminta sudah tersedia akan
diserah terimakan ke ruang HCU, lembar putih untuk farmasi dan yang merah di
status pasien.
d. Prosedur pengganti alat kesehatan dan obat yang telah di gunakan
 Alat kesehatan yang sudah digunakan oleh pasien ditulis pada resep rangkap 2 putih
dan biru
 Obat – obatan yang sudah digunakan ditulis pada resep dan di buat resep oleh dokter,
jika alkes di tulis oleh perawat pada form alkes
 Resep yang telah diisi dengan lengkap oleh perawat, diserahkan ke bagian farmasi
dengan menggunakan buku expedisi
 Bila alat kesehatan dan obat yang sudah di siapkan oleh bagian farmasi, di serahkan
ke perawat HCU.
2. Prosedur penyediaan floor stok
a. Pengertian
Floor stok adalah alat kesehatan / bahan penunjang keperawatan medis / non medis habis
pakai yang digunakan untuk melakukan pelayanan keperawatan di ruang HCU dan tidak
dibebankan kepada pasien
b. Prosedur
 Jenis floor stok yang akan di minta dituliskan pada buku permintaan /pemakaian
barang ( rangkap 2 ) berwarna putih dan merah
 Buku yang sudah diisi dengan lengkap diserahkan ke bagian farmasi
 Bila floor stok yang diminta sudah tersedia akan diserah terimakan keruang HCU,
lembar berwarna putih untuk farmasi dan merah untuk keperawatan
3. Perencanaan peralatan / peremajaan
a. Pengertian
Perencanaan peralatan / peremajaan adalah suatu proses perencanaan / pengadaan
peralatan keperawatan baik medis atau non medis yang belum / sudah dimiliki oleh unit
kerja.
b. Tujuan
 Memenuhi kebutuhan peralatan keperawatan medis atau non medis di unit kerja
 Agar peralatan yang ada dapat digunkan sesuai dengan fungsinya
 Memenuhi standart pelayanan agar tetap dapat terjaga
c. Prosedur
 Kepala ruangan HCU membuat usulan untuk perencanaan pelalatan yang baru /
peremajaan yang di tujukan kepada Dir Yanmed
 Peralatan yang direncanakan untuk diminta harus disertai dengan spesipikasi yang
lengkap

C. Alur pelaporan Keselamatan Pasien


1. Apabila terjadi suatu insiden dirumah sakit, wajib segera ditindak
lanjuti(dicegah/ditangani) untuk mengurengi dampak / akibat yangb tidak diharapkan.
2. Setelah ditindak lanjuti, segera buat laporan insiden dengan mengisi formulir laporan
insiden pada akhir jam kerja/shift kepada atasan langsung. Paling lambat 2x24 jam; jangan
menunda laporan.
3. Setelah selesai mengisi fomulir, segera serahkan kepada atasan langsung pelapor. (Atasan
langsung disepakati sesuai keputusan manajemen : Supervisor/ kepala bagian/ instalasi/
departemen/ unit, ketua komite medis/ ketua K.SMF)
4. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading resiko terhadap insiden
yang dilaporkan
5. Hasil granding akan menentukan bentuk intevensi dan analisa yang akan dilakukan
sebagai berikut;
 Grade biru : investigasi sederhana oleh atasan langsung , waktu maksimal 1
minggu
 Grade hijau : intervensi sederhana oleh atasan langsung, waktu maksimal 2
minggu
 Grade kuning : intervensi komprehensif /analisa akar masalah/RCA oleh tim KP di
RS, waktu maksimal 45 hari
 Grade merah : investigasi komprehensif / analisis akar masalah/RCA oloeh tim KP
di RS, waktu maksimal 45 hari
6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporkan hasil investigasi dan lapor
insiden dilaporkan ke tim KP di RS
7. Tim KP di RS akan menganalisa kembali hasil investasi dan laporan inseden untuk
menentukan aapakah perlu investigasi lanjutan ( RCA) dengan melakukan regdrading
8. Untuk grade kuning / merah, tim KP di RS akan melakukan analisa akar masalah / root
cause analysis( RCA)
9. Setelah melakukan RCA, tim KP di RS akan membuat laporan dan recomendasi untuk
perbaikan serta “pembelajaran” berupa petunjuk/ “safety alert” untuk mencegah kejadian
berulang
10. Hasil RCA, recomendasi danrencana kerja dilaporkan kepada direksi
11. Rekomendasi untuk “ perbaikan dan pembelajaran “ diberikan umpan balik kepada nit
terkait
12. Unit kerja membuat analisa dan trend kejadian disatuan kerjanya masing-masing
13. Monitoring dan perbaikan oleh tim KP di RS

D. Tata cara konsultasi medis


1. Konsultasi
 DPJP menginformasikan kepad penanggung jawab pasien terkait dengan konsultasi ke
dokter spesialis
 DPJP menuliskan pada rekam medis pasien pada lembar konsultasi
 Penangung jawab pasien menandatangani inform consent
 Perawat ruang intensif menghubungi dokter spesialis yang dikonsultan
 Penanggung jawab pasien diinformasikan tentang hasil konsultasi oleh dokter konsultan
2. Indikasi dan prosedur laboratorium dan radiologi
 DPJP menginformasikan indikasi pemeriksaan laboratorium dan radiologi
kepada penanggung jawab pasien
 Penanggung jawab pasien menandatangani formulir inform consent pemeriksaan
radiologi dan laboratorium
 Perawat ruang HCU menginformasikan tentang pemeriksaan laboratorium dan
radiologi kepada bagian terkait
 Perawat HCU melengkapi form pemeriksaan dan menyerahkan kepada petugas
radiologi dan laboratorium
 Pasien di tindak lanjuti sesuai dengan jenis tindakan
BAB V
LOGISTIK

A. Alat Tulis Kantor

No Nama Barang Jumlah Barang


1 Bolpoint merah 1
2 Bolpoint hitam 2
3 Bolpoint biru 1
4 Pensil 1
5 Penggaris 30 cm 1

B. Alat Kesehatan

No Nama Barang Jumlah Barang


1 Ventilator 0
2 Infus pump 1
3 Syring pump 1
4 Monitor 2
5 Standar infus 4
6 Ambubag 1
7 Laringoscope 1
8 Suction mobile 1
9 Cpap 2
10 Inkubator 3

C. Barang Inventaris

No Nama Barang Jumlah Barang


1 Meja perawat 1
2 Kursi Perawat 2
3 Lemari Obat 1
4 Troli 2
5 Al-Quran 1
6 Kursi penunggu 2
7 Bed Pasien 2
8 Tabung O2 4
9 Kulkas 1
10 Bedsite cabinet 2
11 Ember besar 1
12 Jam dinding 2

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Definisi
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
B. Tujuan

Tujuan keselamatan pasien :


1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapakan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan

C. Standar Pasien Saftey


Standar keselamatan pasien (patient safety) untuk pelayanan IRI / ICU adalah
ketepatan :
1. Label identitas tidak tepat apabila : Tidak terpasang, salah pasang, salah penulisan
nama, salah penulisan gelar (Ny/An), salah jenis kelamin
2. Terpasang gelang identitas pasien rawat inap: Pasien yang masuk ke rawat inap
terpasang gelang identitas
3. Konsul ke dokter via telpon menggunakan metode SBAR
4. Medikasi ketepatan pemberian :
Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah obat, salah dosis, salah jenis, salah rute
pemberian, salah identitas pada etiket, salah pasien.
5. Ketepatan Transfusi :
Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah identitas pada permintaan, salah tulis jenis
produk darah, salah pasien
6. Pasien jatuh :
Tidak ada kejadian pasien jatuh diruang HCU

BAB VII
KESELAMATAN KERJA
1. Pengertian
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja /
aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit
2. Tujuan
 Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS
 Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
 Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerja
 Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaanya menjadi bertambah
3. Tata laksana keselamatan Kerja
Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan infeksi
yaitu :
1. Menganggap bahwa pasien HCU dapat menularkan
2. Menggunakan alat pelindung diri (APD) terutama bila terutama bila terdapat
kontak dengan spesimen yaitu : urine, darah, muntah, sekret
3. Penggunaan APD saat tindakkan medis
4. Pelaksanaan hand hygien saat five moment

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Standar Pelayanan Minimal


1) Pemberi Pelayanan Intensif

Judul Pemberian Pelayanan Intensif


Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Kesiapan rumah sakit dalam menyediakan pelayanan
intensif
Definisi Operasional Pemberi pelayanan intensif adalah dokter spesialis,
dokter umum dan perawat yang mempunyai
kompetensi sesuai yang dipersyaratkan dalam
persyaratan kelas rumah sakit
Frekuensi Pengumpulan Data Tiga bulan sekali
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah tim yang tersedia
Denominator Tidak ada
Sumber data Unit pelayanan intensif
Standar Sesuai dengan ketentuan kelas rumah sakit
Penanggung Jawab Kepala instalsi Intensif
pengumpulan data

2) Kepatuhan terhadap Hand Hygien

Judul Kepatuhan terhadap hand hygien


Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Menjamin hygien dalam melayani pasien diruang
intensif
Definisi Operasional Hand hygien adalah prosedur cuci tangan sesuai
dengan ketentuan
Frekuensi Pengumpulan Data Tiga bulan sekali
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah perawat yang diamati dan memenuhi prosedur
hand hygien
Denomiantor Jumlah seluruh perawat yang diamati
Sumber data 100%
Standar Sesuai dengan kelas rumah sakit
Penanggung jawab pengumpul Kepala instalasi
data
BAB V
PENUTUP

Petunjuk teknis penggunaan High Care Unit ini disusun dalam rangka memberikan acuan bagi
Rumah Sakit Haji Kamino dalam menyelenggarakan pelayanan yang bermutu, aman, efektif dan
efisien dengan mengutamakan keselamatan pasien.
Buku ini mempunyai peranan yang penting sebagai pedoman, sehingga mutu pelayanan yang di
berikan kepada pasien dapat terus meningkat.

Penyusunan Buku Pedoman Pelayanan High Care Unit ini adalah suatu langkah awal kesuatu
proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak dalam
penerapannya untuk mencapai tujuan.

Anda mungkin juga menyukai