Anda di halaman 1dari 5

Persistensi Gigi

Pengertian

Persistensi gigi adalah suatu kasus dimana gigi susu tetap bertahan pada lengkung gigi
melebihi waktu normal sehingga menyebabkan gangguan erupsi dari gigi permanen
penggantinya. Suatu gigi dapat dikatakan persistensi dengan melihat table pergantian
antara gigi susu dengan gigi permanen penggantinya (Tabel 1.)

Table 1. Waktu normal erupsi gigi geligi permanen.

2. Etiologi

Secara normal, akar gigi suus akan diresorpsi sempurna oleh sel-sel osteoklas sehingga
gigi menjai goyang dan akhirnya tanggal beberapa saat sebelum gigi permanen
penggantinya erupsi. Akan tetapi, sering dijumpai adanya kasus gigi yang persistensi
disebabkan oleh berbagai faktor penyebab. Beberapa faktor penyebab terjadinya
persistensi gigi adalah ankilosis, lambatnya resorpsi akar gigi susu, hipertiroid serta
malposisi benih gigi permanen.

2.1 Ankilosis

Ankilosis adalah suatu keadaan dimana sebahagian atau seluruh sementum akar gigi
menyatu dengan tulang alvolar pendukungnya. Melalui foto rontgen terlihat ligametum
periodontal hilang dengan gambaran radiopaque. Ankilosis dapat terjadi karena adanya
infeksi atau injury pada membran perioondotal misalnya akibat kecelakaan sehingga
terjadi nekrosis dari membran tersebut. Nekrosis lokal membran akan diikuti dengan
pembentukan tulang baru yang akhirnya menyatukan sementum dan tulang alveolar
pendukungnya, bisa sebahagian maupun seluruhnya. Penyakit kongential sepeti
kleidokranial dosotosis dapat juga menyebabkanpenderita memiliki presdiposisi untuk
terjadinya naankilosis.

Gigi yang sering mengalami ankilosis adalah molar pertama dan kedua susu rahang
bawah. Gigi suus yang ankilosis akan tetap bertahan pada tempatnya dan menghalangi
erupsi gigi permanen pengganti. (Gambar 1)

2.2 Lambatnya resorpsi akar gigi susu


Proses resorpsi akar merupakan proses yang terjadi berselang seling antara resorpsi
aktif dengan masa istirahat. Resorps aktif lebih pendek dari masa istirahat karena pada
masa istirahat terjadi proses pembentukan jaringan periodontal pada daerah yang
teresorpsi. Proses pembentukan jaringan periodontal ini kadang-kadang berlansung
sangat lambat yang mungkon disebabkan oleh defisiensi nutrisi dang a gguan hormone
endokri, sehibgga proses resorpsi terganggu. Penyebab ;ain terlambatnya resorpsi akar
gigi susu adalah nekrosis pulpa dan inflamasi perapikal seperti granuloma.

2.2.3 Hipotiroidism

Hormon tiroid dihasilkan ileh kalenjar tiroid yang berperan untuk meransang
metabolime sel dan mengatur metabolsime tubuh secara keseluruhan. Hormone tiroid
disekresikan lansung ke aliran darah dan getah bening dan berfungsi untuk mengontrol
pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Kekurangan hormone tirodi disebut
hipotiroidism. Gejala yang terlihat tergantung pada usia pasien ketika mendapat
serangan pertama dan duras terjadinya gangguan fungsi endokrin ini. Hipotiroidism
dapat menyebabkan persistensi gigi dalam waktu yang lama karena kekurangan
hormone toiroid ini menyebabkan resorpsi akar gigi susu dan perkembangan tulang
rahang terganggu.

2.2.4 Malposisi benih gigi permanen

Benih gigi permanen kadang-kadang berada pada posisi abnormal mislanya horizontal,
mesioangular, distoangular dan sebagainya. Keadaan ini bisa membuat gigi permanenn
erupsi ke arah labial, lingual, bukal serta impaksi karena erupsinya terhalang jaringan
tulang dan mukosa yanga tebal. Arah erupsi gigi permanen yang menimpang ini
menyababkan akar gigi susu tidak resorpsi sebagian atau seluruhnya sehingga gigi suus
tetap bertahan di lengkung gigi.

2.3 Anomali-anomali Yang Ditimbulkan

Gigi susu harus tanggal pada waktunya sejalan dengan erupsi gigi permanen
penggantintya. Dengan melihat foto rontgen kita dapat mengikuti jalannya resorpsu
akar gigi syys dan eruosi gigi permanen sehingga dapat dihindari terjadinya persistensi
gigi.
Masyarakat sering tidak menyadari bahwa proses pergantian gigi dapat menimbulkan
anomaly, terutama bila terlihat pada foto rontgen adanya resorpsi abnormal yang akan
menimbulkan maloklusi di masa mendatang. Beberapa anomalu disebabkan persistensi
gigi antara lain gigitan terbalik anterior, gigi impaksi dan gigi-gigi berjejal yang akan
diuraikan selanjutnya.

2.3.1 Gigitan terbalik anterior

Gigitan terbalik anterior disebut juga dengan gigitan silang atau oklusi terkunci. Anomali
tersebut merupakan kelaianan posisi gigi anterior atas yang oklusi di sebelah lingual gigi
anterior bawah dan terkunci saat gigi-gigi dalam keadaan oklusi sentrik. Anomali ini
dapat dijumpai pada anak-anak terutama pada masa gigi bercamour.

Persistensi gigi merupakan sala satu faktor local penyebab gigitan terbalik anterior tipe
dental. Gigi anteriri atas yang persistensi akan mengahalangi jalan erupsi gigi permanen
penggantinya sehingga gigi permanen tumbuh mengarah ke lingual.

Kasus ini sering menjadi keluhan pasien karena menimbulkan penampilan yang kurang
menarik dan gangguan fungsi pengunyaham. Disamping itu, gigitan terbalik anterior juga
dapat mengakibatkan:

a. Atrisi yang berlebihan dari gigi anterior atas dan bawah ditandai dengan
adanya pengikisan email pada permukaan labial dan lingual dari gigi yang
terlihat.
b. Adanya traumatic oklusi
c. Gangguan fungsional pada pergerakan dan pertumbuhan rahang bawah.
Pergeseran rahang bawah ke antetior yang terjadi terus menerus dapat
merubah pola pertumbuhan wajah.

2.3.2 Gigi impaksi

Gigi impaksi adalah suatu kasus dimana gigi sama sekali tidak erupsi atau hanya
erupsi sebagian saja pada lengkung gigi meskipun sudah waktunya untuk erupsi
sempurna.

Gigi impaksi dibagi atas dua yaitu:

a. Impaksi penuh, terjadi pada gigi yang seluruhnya tertanam di bawah tualng.
b. Impaksi sebagian, terjadi pada gigi yang sebagian mahkotanya tertanam di
tulang dan sebagian sudah menembus gingival.
Impaksi gigi permanen dapat disebabkan oleh gigi yang persistensi sehingga
erupsi gigi permanen pengganti terhambat dan akhirnya terpendam didalam
tulang. Gigi permanen yang sering impaksi karena persistensi gigi adalah gigi
premolar.
Meskipun tidak semua gigi impaksi menunjukkan komplikasi, tetapi tak
seorangpun dapat memastikan bahwa gigi tersebtu tidak akan
menimbulkan anomali di kemudian hari karena keluhan biasanya muncul
tanpa diduga.
Gigi impaksi dapat menimbulkan komplikasi seperti :
a. Kerusakan struktur akar figi tetangganya.
b. Menyatu dengan rongga sinus
c. Infeksi periodontal yang menyebar kegigi tetangganya.
d. Resorpsi eksternal gigi impkasi
e. Persdiposisi terjadinya kosta dentigenerous dan tumor odontogenik.

2.3.3 Gigi berjejal

Istilag gigi berjejal diguakan untuk gigi-gigi yang kurang mempunyai tempat
yang cukup pada lengkung rahang untuk membentuk susunan gigi-gigi yang
normal. Gigi berjejal dapat terjadi karena disharmoni antara panjang
lengkung gigi dengan lebar mesiodistal gigi-gigi lebih besar daripada
panjang lengkung gigi. Persistensi gigi menjadi salah satu penyebab kasus
gigi berjejal, karena erupsi gigi permanen pengganti terhalang dan akhirnya
tumbuh diluar lengkung gigi. Gigi yang persistensi juga menghambat
pertumbuhan tulang alveolar sehingga meskipun gigi yang persistensi
tersebut sudah dicabut, tempat yang tersedia tidak cukup untuk gigi
permanen tumbuh secara normal pad alengkung gigi sehingga gigi-gigi
menjadi berjejal. Gigi berjejal dapat menyebabkan penumpukan sisa-sisa
makanan yang terjebak pada celah-celah sempit sehingga sulit untuk
dibersihkan. Keadaan ini menjadi penyebab tingginya insiden karies gigi dan
penyakit periodontal serta menimbulkan gangguan esterik.

Anda mungkin juga menyukai