Anda di halaman 1dari 31

Bab II

Tinjauan Pustaka

2.1 Anggaran

2.1.1 Pengertian Anggaran

Dalam aktivitas operasional perusahaan perlu rencana yang sistematis dan

terpadu, diantaranya dengan menyusun rencana anggaran. Anggaran merupakan

hal penting dalam acuan perusahaan. Untuk itu diperlukan pengertian dari

anggaran yang akan lebih jelasnya dijabarkan dalam pengertian anggaran menurut

para ahlinya.

Menurut Munandar (2000;1) mengungkapkan bahwa :

“ Anggaran adalah suatu rencana kerja yang disusun secara sistematis,

yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit

(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan

datang.”

Sedangkan Anggaran menurut James A.F. Stoner (2000;613) yaitu:

“ Budget are formal quantitative statements of the resources set aside


for carrying out planned activities over given periods of times. They are
must widely used means for planning and controlling activities at every
level of an organization. The budget indicates the expenditures,
revenues, of profits planned for some future date. The planned figures
become the standard by which future performance is measured.”

11
Pengertian anggaran menurut Welsch, Hilton dan Gordo (2000;336)

adalah sebagai berikut :

“ A budget is a detailed plan, expressed in quantitive terms, that specifies

how resources will be acquired and used during a specified period of

time.”

Perencanaan dan pengendalian laba yang menyeluruh ditetapkan sebagai

pendekatan yang sistematis dan formal untuk melakukan tahap-tahap

penting dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian yang

menjadi tanggung jawab manajemen.

Khususnya menyangkut :

1. pembuatan dan penggunaan tujuan jangka panjang dan umum untuk

perusahaan;

2. penerapan sasaran perusahaan;

3. rencana laba jangka panjang yang dibuat dalam bentuk umum;

4. rencana laba jangka pendek yang dirinci menurut tanggung jawab yang

dibebankan (divisi, produk, proyek);

5. system pelaporan berkala yang dirinci bidang tanggung jawab;

6. biaya prosedur tindak lanjut.

12
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui:

1. anggaran harus bersifat formal, artinya anggaran disusun dalam bentuk

tertulis;

2. setiap manajer dihadapkan pada suatu tanggung jawab untuk

mengambil keputusan sehingga anggaran merupakan suatu hasil

pengambilan keputusan yang didasarkan pada beberapa asumsi;

3. anggaran harus bersifat sistematis, artinya anggaran disusun dengan

berurutan dan berdasarkan pada suatu logika

4. keputusan yang diambil manajer tersebut merupakan pelaksanaan

fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi, dan pengendalian.

2.1.2 Syarat dan Karakteristik Anggaran

Anggaran harus disusun secara benar dan sisitematis. Penyusunan

anggaran yang telah mengikuti prosedur yang benar tidak menjamin anggaran itu

pasti berhasil. Tetapi ada hal-hal yang menjadi syarat yang harus dipenuhi apabila

program anggaran ingin berhasil.

Menurut Supriyono (1995;95) syarat-syarat tersebut adalah:

1. Organisasi perusahaan yang sehat

Organisasi yang sehat yaitu organisasi yang membagi tugas fungsional

dengan jelas dan menentukan wewenang dan tanggung jawab yang tegas

2. Sistem akuntansi yang memadai, meliputi:

- Penggolongan rekening yang sama antara anggaran dan realisasinya

sehingga dapat diperbandingkan dan dihitung penyimpanannya.

13
- Pencatatan akuntansi terhadap transaksi akan memberikan informasi

dan realisasi anggaran.

- Laporan yang disajikan dapat dibuat sesuai dengan penentuan tingkat

pertanggungjawaban dari bagian atau individu didalam perusahaan

3. Penelitian dan analisa

Penelitian dan analisa diperlukan untuk menentukan alat pengukuran

prestasi yang dapat berupa standar atau taksiran sehingga anggaran dapat

dipakai dasar analisa untuk mengukur prestasi yang baik.

4. Dukungan dari para pelaksana

Anggaran dapat berjalan dengan baik apabila ada dukungan aktif dari para

pelaksana mulai dari tingkat atas maupun bawah, hal ini menyangkut

hubungan antara manusia dalam melaksanakan kegiatan.

Anggaran yang mempunyai karakteristik tertentu menurut Mulyadi

(2001;490) anggaran mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Anggaran dinyatakan dalam suatu keuangan dan satuan selain

keuangan

b. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun

c. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen yang berarti

bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab dalam

mencapai sasaran yang ditetapkan anggaran

d. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang

lebih tinggi dari penyusun anggaran

14
e. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat berubah dibawah kondisi

tertentu

f. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan

anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.

Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran selain dinyatakan

dalam satuan moneter (keuangan) juga dapat dari satuan selain keuangan

(misalnya unit terjual, jumlah produksi), berisi komitmen dari para manajer untuk

menerima tanggung jawab terhadap sasaran yang telah dianggarkan dan berfungsi

sebagai alat perencanaan dan pengendalian bagi perusahaan.

2.1.3 Keterbatasan Anggaran

Menurut Gunawan Adi Saputro dan Marwan Asri (1996;53) anggaran

memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya :

1. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (potensi penjualan,

kapasitas produksi, dll), maka terlaksananya dengan baik kegiatan-

kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut.

2. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut berhasil apabila

dilaksanakan sunguh-sungguh

3. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk

membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan

menggantikannya.

15
4. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yuang

diramalkan sebelumnya, karena itu anggran perlu memiliki sifat yang

luwes.

Dari pendapat diatas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa

anggaran mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya adalah anggaran

merupakan taksiran dan didasarkan atas peramalan, sehingga penyimpangan-

penyimpangan yang terjadi mungkin disebabkan oleh kesalahan peramalan.

2.1.4 Penggolongan Anggaran

Anggaran merupakan alat bantu dalam perencanaan dan pengawasan

dalam aktivitas perusahaan. Kegiatan operasi perusahaan bermacam-macam yang

satu sama lainnya saling berkaitan sehingga dibuat spesifikasi anggaran yang

masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Dengan demikian tidak

menimbulkan kekacauan dalam penyusunan anggaran.

Ditinjau dari fungsi-fungsi anggaran dalam perusahaan, dibagi sebagai

berikut:

1. Anggaran pembelian

2. Anggaran produksi

3. Anggaran promosi

4. Anggaran penjualan

5. Anggaran pendapatan

6. Anggaran biaya operasi, dan lain-lain.

16
Ditinjau dari segi jangka waktu menurut Agus Ahyari (1994;11-15)

anggaran dibagi menjadi:

1. Anggaran jangka panjang (long range planning)

Disebut “strategi budget” karena jangka waktu yang panjang lebih

dari satu tahun. Oleh karena itu diperlukan perencanaan jangka

panjang yang disusun secara menyeluruh pada saat perusahaan

didirikan juga hanya meliputi bidang-bidang khusus seperti penjualan

yang akan datang, biaya investasi, penelitian dan aktivitas

pengembangan yang luas, kebutuhan akan modal serta perencanaan

laba.

2. Anggaran jangka pendek (short range planning)

Disebut “tactical budget” , merupakan anggaran jangka pendek yang

paling lama satu tahun. Yaitu meliputi jangka waktu tiga bulan, enam

bulan, atau dua belas tahun, tergantung kebutuhan perusahaan.

a. Anggaran periodic (periodical budget)

Merupakan anggaran yang disusun untuk suatu periode tertentu,

umumnya satu tahun. Dilaksanakan pada setiap akhir periode dan

dipergunakan untuk bulan berikutnya.

b. Anggaran kontinyu (continual budget)

Merupakan anggaran yang disusun dalam jangka waktu yang

sangat pendek. Misalnya tiga bulan, empat bulan, atau enam bulan.

Dimana jangka waktu anggaran ini akan disesuaikan dengan situasi

dan kondisi perusahaan.

17
Ditinjau dari segi fleksibilitas anggaran dapat dibagi menjadi:

1. Anggaran tetap (fixed budget)

Merupakan anggaran yang disusun dalam periode tertentu

dengan volume tersebut direncanakan revenue, cost dan

expense, yang tidak ada revisi secara periodic

2. Anggaran variabel (variable budget)

Merupakan anggaran yang dapat dilakukan perbandingan yang

lebih baik antara pelaksanaan yang sesungguhnya dengan yang

dianggarakan pada tingkat kegiatan yang sebenarnya tercapai.

Ditinjau dari segi kelengkapannya anggaran dibagi menjadi:

1. Anggaran parsial ( partial budget)

Adalah anggaran yang disusun sebagian saja, meliputu

bidang-bidang tertentu. Ada beberapa alasan yang

menyebabkan perusahaan menyusun anggaran secara

parsial antara lain:

a. Perusahaan tidak mempunyai kemampuan untuk

membuat anggaran secara keseluruhan (comprehensive

budget) karena tidak adanya keahlian, sehingga

anggaran dibuat sebagian yang diperlukan saja.

b. Tidak tersedianya data yang lengkap tentang

keseluruhan bagian dalam anggaran

18
c. Kekurangan biaya untuk membuat anggaran yang

lengkap, sehingga disusun anggaran yang diperlukan

saja.

2. Anggaran komprehensif (comprehensive budget)

Adalah suatu rangkaian dari anggaran perusahaan yang

disusun secara lengkap dan menyeluruh dari kegiatan

didalam perusahaan.penyusunan anggaran komprehensif

akan mendatangkan manfaat adanya pendekatan sistematis

terhadap kebijaksanaan manajemen serta mempermudah

diadakannya evaluasi tujuan akhir secara kuantitatif, juga

membantu fungsi pengawasan yang lebih dinamis terhadap

pelaksanaan kebijakan manajemen.

Berdasarkan uraian diatas pada dasarnya anggaran

komprehensif dapat diuraikan menjadi substantive plan dan

financial plan.

2.1.5 Prosedur Penyusunan Anggaran

Prosedur dalam penyusunan anggaran menurut A.F Stoner dan Edward

R.Freeman yang dialihbahasakan oleh Alexander Sindoro (1996;260)

mengemukakan ada dua macam prosedur penyusunan anggaran yang biasa

digunakan, yaitu:

19
a. Top-down (dari atas)

Top Down budgeting adalah prosedur penyusunan anggaran dimana

anggaran ditetntukan oleh manajemen puncak dengan sedikit atau bahkan

tidak ada konsultasi dari manajemen tingkat bawah. Kelemahannya adalah

tidak memperhitungkan kebutuhan tiap bagian dengan tepat, karena

semuanya merupakan keputusan sepihak dari top manajemen.

b. Bottom-up ( dari bawah)

Bottom Up budgeting adalah prosedur penyusunan anggaran disiapkan oleh

pihak yang akan melaksanakan anggaran tersebut. Kemudian anggaran

diberikan kepada pihak yang lebih tinggi untuk mendapatkan persetujuan.

Keuntungannya adalah penyusunan anggaran oleh bagian-bagian

membutuhkan dana atau yang akan memberikan penghasilan sehingga

tingkat keakuratannya sangat tinggi. Kelemahannya adalah waktu

penyusunan yang lama dan kurangnya koordinasi antar bagian.

Pada perusahaan yang kecil biasanya anggaran disusun oleh direktur

utama atau oleh oleh atasan suatu bagian. Sedangkan pada perusahaan besar

terdapat suatu tim khusus yang dikenal dengan istilah panitia anggaran

untuk menyusun anggaran.

Tugas panitia anggaran adalah memberikan pendapat, menyarankan

perbaikan serta mempertimbangkan dan menganalisis laporan pelaksanaan

dari semua pusat pertanggungjawaban. Untuk penyusunan anggaran,

biasanya ditetapkan terlebih dahulu apa yang menjadi primary dan

20
estimating factornya. Pada perusahaan yang mempunyai motif laba yang

menjadi primary estimating factornya adalah penjualan.

Panitian anggaran ini dipimpin oleh seorang direktur anggaran yang

dibantu oleh manajer-manajer yang juga mewakili departemen yang

mempunyai kaitan dengan pelaksanaan program anggaran. Manajer-

manajer yang terlibat yaitu manajer penjualan, manajer produksi, kepala

bagian tekhnik, manajer keuangan, dan controller.

2.1.6 Hubungan Anggaran dengan Fungsi Manajemen

Anggaran merupakan alat bantu manajemen manjalankan fungsi.

Fungsinya yaitu dalam menyusun perencanaan, pengkoordinasian kerja dan

pengawasan kerja.

Secara sederhana menurut Munandar (2000;12-13) manajemen diartikan

sebagai suatu ilmu dan seni untuk mengadakan perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), pengarahan dan pembimbingan (directing),

pengkoordinasian (coordinating), serta pengawasan (controlling), terhadap orang-

orang dan barang-barang untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Dari pengertian tersebut, maka manajemen mempunyai 5 fungsi yaitu:

1. menyusun rencana untuk dijadikan sebagai pedoman kerja (planning)

2. menyusun struktur organisasi kerja yang merupakan pembagian wewenang

dan tanggung jawab kepada para karyawan perusahaan (organizing)

3. membimbing, memberi petunjuk dan mengarahkan para karyawan (directing)

21
4. menciptakan koordinasi dan kerjasama yang serasi diantara semua bagian

yang ada dalam perusahaan.

5. mengadakan pengawasan terhadap kerja para karyawan dalam merealisasikan

apa yang tertuang dalam rencana perusahaan yang telah ditetapkan

(controlling)

2.2 Anggaran Penjualan

2.2.1 Pengertian Penjualan

Penjualan menurut Kohler (1984;449) adalah “ A business transaction


involving the delivery (the giving) of a commodity, an item of
merchandise or property, a right or a service in exchange for (the receipt
of) cash, a promise to pay, or money equivalent, or for any combination
of those items; it is recorded and reported in terms of the amount of such
cash, promise o pay, or money equivalent”.

Jadi penjualan adalah transaksi usaha yang melibatkan pengiriman

suatu komoditi, barang dagang atau hak milik, barang atau jasa untuk

ditukarkan dengan tunai, janji untuk membayar, atau sejenisnya, atau

dengan gabungan dari hal tersebut. Transaksi usaha itu dicatat dan

dilaporkan dalam suatu jumlah tunai, janji untuk membayar atau yang

sejenisnya.

Sedangkan penjualan (sales) menurut Kohler (2001;13) adalah

“the selling concept holds that consumer will not buy enough of the

organization’s product unless it undertakes a large scale selling and

promotion effort”.

22
Konsep penjualan menjelaskan bahwa konsumen tidak akan cukup

membeli produk perusahaan kecuali dibawah pengaruh penjualan dalam

promosi yang besar. Dalam hal ini, konsumen tidak akan membeli suatu

produk perusahaan jika perusahaan tidak melakukan usaha penjualan dan

tidak melakukan usaha promosi.

2.2.2 Pengertian Anggaran Penjualan

Pengertian anggaran penjualan menurut Munandar (2000;49) adalah

sebagai berikut:

“Anggaran penjualan (sales budget) ialah budget yang merencanakan

secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang

akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas)

barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga

barang yang akan dijual waktu penjualan, serta tempat (daerah)

penjualannya.”

Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa anggaran penjualan hanya

merupakan salah satu bagian dari seluruh rencana perusahaan dibidang

pemasaran. Produk yang ditawarkan kepada konsumen dapat berupa

barang atau jasa. Penjualan produk ini memerlukan perhatian yang khusus

supaya mencapai target yang telah ditetapkan. Penyusunan anggaran

penjualan merupakan hal yang penting bagi perusahaan, karena atas dasar

anggaran penjualan ini seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan akan

disusun perencanaannya.

23
Anggaran penjualan pada umumnya akan disusun untuk jangka

pendek dan jangka panjang. Anggaran penjualan jangka pendek akan

menjadi pedoman pelaksanaan penjualan produk perusahaan yang akan

digunakan dalam perusahan, sehingga perlu disusun secara rinci agar tidak

menimbulkan penafsiran yang beraneka ragam. Dengan demikian,

manajemen perusahaan yang akan melaksanakan anggaran tersebut

terhindar dari keragu-raguan dan kesulitan anggaran penjualan jangka

panjang merupakan anggaran yang disusun secara garis besar saja, yang

akan memperlihatkan gambaran penjualan jangka panjang dalam

perusahaan tersebut.

Menurut Agus Ahyari (1994;208-210) ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam penyusunan anggaran penjualan, yaitu :

1. Rincian jumlah dan jenis produk perusahaan.

Anggaran penjualan menyebutkan dengan jelas produk yang akan

dijual dan jumlah unit dari masing-masing produk.

2. Rincian daerah pemasaran

Bagi perusahaan yang menpunyai daerah pemasaran yang luas dalam

penyusunan anggaran perusahaan perlu diketahui daerah

pemasarannya. hal ini akan membantu pelaksanaan penjualan. Daerah

pemasaran yang luas dapat dibagi menjadi beberapa daerah dasar

tertentu yang sesuai dengan kondisi perusahaan, misalnya letak

geografis dan pembagian atas dasar kota tujuan

24
3. Diskriminasi harga

Dalam penentuan harga jual produk ada perusahaan yang menetapkan

harga penjualan yang sama untuk seluruh daerah pemasaran yang ada.

Tetapi ada pula perusahaan yang tidak menetapkan kebijaksanaan

diskriminasi harga untuk daerah pemasaran tertentu.

4. Potongan harga

Dalam penjualan produk yang dilakukan perusahaan sangat sering

dijumpai potongan harga bagi konsumen atau distributor yang

membeli produk dalam jumlah tertentu atau membayar dalam jangka

waktu tertentu untuk memudahkan pengawasan penjualan maka dalam

anggaran yang disusun harus disebutkan, sedangkan banyak potongan

yang akan diberikan perusahaan sehubungan dengan pembelian yang

memenuhi persyaratan khusus tertentu.

5. Rincian penjualan bulanan

Pada umumnya anggaran penjualan disusun untuk satu periode atau

satu tahun dan dilengkapi dengan rincian penjualan bulanan. Bagi

perusahaan yang menyusun anggaran penjualan pertahun, rincian

penjualan bulanan ini disusun berdasarkan pola penjualan bulanan

yang telah ada dari beberapa periode yang telah lalu, sehingga dapat

ditentukan besarnya penjualan perbulan dari periode yang

bersangkutan.

Dengan mempertimbangkan beberapa hal diatas, maka anggaran

penjualan dapat disusun. Manajemen perusahaan akan melaksanakan

25
koordinasi dan pengawasan aktivitas penjualan dengan mudah bila

anggaran penjualan disajikan dengan jelas.

Adapun rencana perusahaan dibidang penjualan yaitu meliputi

rencana tentang saluran distribusi yang akan digunakan selama periode

yang akan datang, rencana tentang biaya periode yang akan datang,

rencana tentang media promosi yang digunakan selama periode yang akan

datang dan rencana tentang biaya promosi selama periode yang akan

datang.

2.2.3 Manfaat Anggaran Penjualan

Secara umum semua anggaran mempunyai kegunaan pokok yaitu sebagai

alat perencanaan, pedoman kerja, pengkoordinasian kerja, pengawasan kerja, dan

alat evolusi kerja yang membantu manajemen dalam perusahaan. Anggaran

penjualan harus disusun paling awal dari semua anggaran yang ada dalam

perusahaan bagi perusahaan yang menghadapi pasar yang bersaing.

Menurut Hongren dan Foster (1997;177) anggaran mempunyai

manfaat:

”Budget are a major feature of most management control system.


When administered intelligently, budgets:
1. compel planning including the implementation of plans
2. provide performance criteria
3. promote communication and coordination within the
organization.”

26
Penyimpangan pelaksanaan kerja dan penyebab terjadinya penyimpangan

dapat didiskusikan oleh manajemen. Perlu diakui jika manajemen

perusahaan yang belum terbiasa mengadakan penyusunan anggaran, maka

perusahaan akan menganggap bahwa penyusunan anggaran ini akan

merupakan beban dan pekerjaan tambahan. Namun bila manajemen

perusahaan telah merasakan manfaat anggaran sebagai alat bantu

manajemen perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, maka

perusahaan akan berusaha untuk tetap menggunakan anggaran sebagai alat

perencanaan, koordinasi dan pengawasan dalam melaksanakan

kegiatannya didalam perusahaan.

2.2.4 Konsep Anggaran Penjualan

Komponen-komponen pokok konsep anggaran penjualan menurut

Gunawan dan Marwan (1996;122) adalah:

1. Dasar-dasar penyusunan anggaran:

a. menyusun tujuan perusahaan


b. menyusun strategi perusahaan
c. menyusun forecast penjualan

2. Menyusun anggaran penjualan:

a. anggaran promosi dan advertensi


b. anggaran biaya penjualan
c. Rencana pemasaran
Forecasting dan control atas penjualan akan dapat dilakukan, jika semua

aktivitas tersebut disusun rencananya secara terinci. Penyusunan anggaran

penjualan harus sesuai dengan tujuan umum dan strategi perusahaan.

27
Anggaran penjualan dapat disusun dengan menggunakan berbagai

pendekatan. Masing-masing pendekatan mempunyai konsekuensi yang berbeda,

sehingga perlu diperhitungkan cara pendekatan yang paling menguntungkan.

Forecast penjualan dapat dikatakan sebagai suatu teknik untuk

memproyeksikan tingkat permintaan konsumen potensial pada forecast penjualan

akan berubah fungsinya menjadi sales plan apabila manajemen memasukkan

unsur-unsur pertimbangan subjektif, rencana strategi dan lain-lain.

2.2.5 Penyusunan Anggaran Pada Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang menyediakan dan menjual jasa

(intangible service) kepada para konsumennya. Yang termasuk dalam

klasifikasi perusahaan jasa menurut Anthony dkk (2003;774) adalah:

”in the standard industrial classification, service organizations include


hotels, restaurants, and other lodging and eating stabilishment;
barbershop; beauty parlors; and personal service; repair service; motion
picture; televisions and other amusement and recreation service,
research development, architecture, and other professional service
organizations.”

Maksud dari pernyataan diatas yaitu pada standar klasifikasi industri,

perusahaan jasa termasuk hotel, restoran, usaha penginapan dan bisnis makanan,

pemangkas rambut, salon kecantikan dan perusahaan jasa lainnya, usaha jasa yang

diijinkan pemerintah dan akuntansi public, bengkel mesin, arsitek dan perusahaan

jasa lainnya.

Dalam menyediakan dan menjual jasa, perusahaan jasa mempunyai

beberapa karakteristik yang berbeda dengan jenis usaha lainnya, yaitu:

28
1. Absence of inventory

berbeda dengan barang yang disimpan sebagai persediaan, jasa tidak


dapat disimpan. Perusahaan manufaktur dapat memproduksi barang-
barang setelah dapat pesanan dari konsumennya langsung pada saat
mereka memerlukan. Selain itu biaya dari fasilitas yang tersedia untuk
dijual oleh perusahaan jasa merupakan biaya tetap misalnya hotel
mengeluarkan biaya tetap untuk kamar-kamar yang tersedia untuk
disewakan.
2. Non-standard products

Dalam perusahaan jasa, produk yang dihasilkan adalah berupa jasa


sehingga tidak dapat distandarisasi seperti produk dalam perusahaan
manufaktur.
3. Labor intensive

Perusahaan jasa lebih menekankan pada sumber daya manusia


dibandingkan dengan menggunakan mesin, sehingga pengendalian
yang dilakukan lebih sulit.
4. Size

Perusahaan jasa relatif kecil dan beroperasi pada satu lokasi. Akan

tetapi perusahaan jasa tetap memerlukan anggaran sebagai alat

pengendalian untuk membandingkan hasil yang akan dicapai dengan

yang dianggarkan.

Dengan memperhatikan karakteristik perusahaan jasa seperti

disebutkan diatas, penyusunan anggaran pada perusahaan jasa perlu

mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas.

29
2.2.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan
Pada Perusahaan Jasa

Suatu anggaran dapat berfungsi bilamana taksiran-taksiran yang termuat

didalamnya cukup akurat, sehingga realisasinya tidak jauh berbeda dengan

rencana yang dibuat agar taksitan dilakukan secara lebih akurat, diperlukan data,

informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus

dipertimbangkan dalam menyusun anggaran penjualan.

Secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua faktor yang

mempengaruhi penyusunan anggaran penjualan menurut Munandar (2000;50-52)

yaitu:

1. faktor intern; data, informasi dan pengalaman yang terdapat dalam

perusahaan sendiri.

a. kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan,

seperti pemilikan media promosi, cara penempatan harga jual dan

sebagainya.

b. Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlah maupun keahlian yang dimiliki

c. Modal kerja yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan penambahannya

dimasa yang akan datang.

d. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan serta kemungkinan

perluasannya

e. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahan serta kemungkinan

perluasannya diwaktu yang akan datang.

30
Sampai batas-batas tertentu perusahaan masih dapat mengatur dan

menyesuaikan faktor-faktor intern ini dengan apa yang diinginkan untuk masa

yang akan datang. Oleh karena itu faktor-faktor intern ini sering disebut faktor

yang controllable (dapat diatur dan diawasi)

2. faktor ekstern, yaitu : data, informasi dan pengalaman yang terdapat diluar

perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap anggaran penjualan

perusahaan.

Faktor-faktor tersebut antara lain:

a. keadaan persaingan dipasar

b. posisi perusahaan dalam persaingan

c. tingkat pertumbuhan penduduk

d. tingkat penghasilan masyarakat

e. elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan perusahaan,

yang terutama akan mempengaruhi dalam merencanakan harga jual dalam

budget penjualan yang akan disusun.

f. Agama, adat istiadat dan kebiasaan masyarakat

g. Berbagai kebijakan pemerintah, baik dibidang politik, ekonomi, sosial,

budaya dan keamanan.

h. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan

teknologi barang-barang subsitusi, selera konsumen dan kemungkinan

perubahan dan sebagainya.

Terhadap faktor-faktor ekstern ini perusahaan tidak mampu untuk

mengaturnya sesuai dengan apa yang diinginkan untuk masa yang akan

31
datang, sehingga perusahaanlah yang harus menyesuaikan diri dengan faktor

ekstern tersebut. Oleh karena itu faktor-faktor ekstern ini sering disebut

sebagai faktor yang uncontrollable (tidak dapat diatur dan diawasi).

2.3 Hotel

2.3.1 Pengertian Hotel

Menurut Oka A. Yoeti (1995;36) mendefinisikan hotel sebagai berikut:

”Hotel adalah semua layanan yang dinikmati tamu semenjak dari

penjemputan dari airport atau transfer dari airport kehotel, menginap

dihotel, makan dan minum direstoran (coffee shop) dan menggunakan

fasilits lainnya yang tersedia dihotel serta pengurusan barang-barangnya

semenjak check-in hingga check-out.”

Sedangkan pengertian hotel yang dikutip dari Surat Keputusan

Menparpostel yaitu SK : KM 34 / HK 103 / MPPT – 87 adalah sebagai

berikut:

” Hotel adalah suatu jenios akomodasi yang mempergunakan sebagian

atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan, makan dan

minum serta jasa lainnya yang umum yang dikelola secara komersial serta

memenuhi ketentuan persyarayan yang ditetapkan dalam surat keputusan.

2.3.2 Penggolongan hotel

Penggolongan hotel menurut Agus Sulistiyono (2002;17) dapat ditinjau

dari beberapa segi sebagai berikut:

32
ditinjau dari cara penarikan pembayaran dan lama pengunjung

menginap, dibagi atas:

1. Transient hotel, yaitu hotel yang pelayanan utamanya untuk orang

sedang bepergian misalnya melalui perjalanan dinas. Hotel ini

banyak tedapat dipusat perdagangan, perkantoran. Tamu yang

menginap biasanya hanya beberapa hari atau beberapa minggu.

2. Resident hotel, yaitu hotel jenis ini hampir sama dengan

apartement, dimana tamu yang menginap untuk jangka waktu yang

lama, mungkin lebih sebulan atau bertahun-tahun.

3. Semi resident hotel, yaitu hotel jenis ini memberikan jasa sewa

ruangan atas dari mingguan atau bulanan dengan potongan harga

bila memperpanjang masa sewanya. Hotel jenis ini khususnya

melayani turis-turis asing yang mencari kesengan atau istirahat,

biasanya berlokasi dipusat rekreasi.

ditinjau dari segi fasilitas kamar yang tersedia, dibagi atas:

1. penginapan atau losmen


2. hostel
3. motel
4. hotel
penginapan atau losmen yang paling rendah fasilitasnya sehingga yang

paling murah tarifnya sedangkan motel (dalam bentuk rumah) maupun

hotel paling tinggi dan banyak fasilitas yang tersedia sehingga tarifnya

paling mahal.

33
ditinjau dari segi penilaian pemerintah (Dirjen Pariwisata)

Terutama didasarkan atas service dan fasilitas tersedia, hotel dibagi

menjadi:

1. hotel bintang 1
2. hotel bintang 2
3. hotel bintang 3
4. hotel bintang 4
5. hotel bintang 5
semakin tinggi bintang yang dimilikinya, semakin banyak fasilitas dan sarana

dalam pemberian pelayanan.

2.3.3 Prosedur Pembuatan Anggaran Hotel

prosedur penyusunan anggaran pendapatan yang dilakukan oleh hotel pada

umumnya adalah sebagai berikut:

1. operasional manajer akan meminta kepada setiap departemen untuk

menyusun anggaran. Susunan anggaran ini masih merupakan usulan

2. usulan anggaran yang dibuat oleh setiap departemen itu kemudian

dikumpulkan melalui departemen keuangan untuk disusun secara

sistematis dengan sedikit revisi terhadap pos-pos yang tidak perlu atau

pos-pos dari departemen lain

3. setelah itu berubah diadakan rapat antar manajer yang dihadiri oleh setiap

manajer departemen. Pada rapat ini setiap departemen menjelaskan usulan

anggarannya, dan dan jika ada yang merasa keberatan atau ada pertanyaan

tentang anggaran itu, manajer departemen akan menjawabnya.

34
4. setelah rapat antar manajer, kemudian diadakan rapat besar yang dihadiri

oleh para direktur dan manajer-manajer dari masing-masing departemen.

Pada rapat inilah usulan anggaran dibahas dengan direktur untuk

disesuaikan dengan rencana dan tujuan perusahaan secara keseluruhan.

Pada tahap ini biasanya diadakan revisi hasil atas usulan anggaran

tersebut, jika anggaran yang diajukan tidak diterima.

5. anggaran yang telah disetujui oleh masing-masing manajer departemen

dijadikan pedoman untuk melaksanakan tugas-tugasnya.

2.3.4 Fungsi Anggaran Hotel

Anggaran pada hotel mempunyai beberapa fungsi. Fungsi-fungsi tersebut

disusun setelah tujuan dari anggaran ditetapkan. Fungsi anggaran pada

hotel yaitu:

1. fungsi perencanaan

fungsi perencanaan pada hotel terbagi kedalam beberapa tahap, yaitu tahap

perencanaan, tahap penyusunan program, dan terakhir adalah tahap

penyusunan anggaran untuk setiap departemen untuk melaksanakan

program yang telah dicanangkan.

2. fungsi koordinasi

anggaran hotel juga berfungsi sebagai alat mengkoordinasikan rencana

dengan aktivitas perusahaan

35
3. fungsi motivasi

anggaran pada hotel berfungsi pula sebagai alat untuk memotivasi para

pelaksana yaitu seluruh lapisan karyawan baik top management, midlle

management, low management, serta para karyawan dalam melaksanakan

tugasnya.

4. fungsi pengendalian dan evaluasi

anggaran dapat berfungsi sebagai alat pengendalian kegiatan karena

anggaran yang sudah disetujui merupakan komitmen dari para pelaksana

yang ikut berperan serta didalam penyusunan anggaran tersebut

5. fungsi pendidikan

anggaran juga berfungsi sebagai alat untuk mendidik para manajer

mengenai bagaimana bekerja secara terisi pada pusat pertanggungjawaban

lain didalam organisasi yang bersangkutan.

2.3.5 Jenis-jenis Pendapatan Hotel

Sebagian besar pendapatan pada perusahaan perhotelan berasal dari room

department atau penjualan jasa sewa kamar. Selain itu penjualan juga

dilakukan oleh food and beverage department and minor department.

Minor department terdiri dari:

1. telephone
2. telex
3. laundry
4. Kolam Berenang
5. Tempat Fitness
6. penyewaan ruang serta penjualan lainnya.

36
2.4 Pengendalian Penjualan

2.4.1 Pengertian Pengendalian

Pengendalian merupakan kebijaksanaan, prosedur dan praktek yang

diterapkan oleh manajemen untuk mengelola perusahaan dalam usaha mencapai

tujuan perusahaan secara efektif dan efisien mencakup koreksi atas kekurangan,

kelemahan dan penyimpangan yang ada serta penyesuaian operasi agar selaras

dengan tolak ukur yang digunakan.

Definisi pengendalian menurut Supriyono (1993;24) adalah :

” Pengendalian adalah proses manajemen yang bertujuan untuk menjamin

bahwa setiap organisasi berfungsi dengan efisien (berdaya guna) dan efektif

(berhasil guna) secara maksimal.”

Dari pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa pengendalian merupakan suatu

proses tindakan untuk meyakinkan bahwa pelaksanaan operasi perusahaan

tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan, sasaran kebijakan dan standar

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pengendalian menurut Hammer dan Usry (1994;4) adalah

”Control is managements systematic effort to achieve objectives by

comparing performance to plan and taking approproate action to correct

important differences.”

Pengendalian (control) merupakan usaha sistematis perusahaan untuk

mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana

37
dan membuat tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang

penting.

2.4.2 Proses Pengendalian

Menurut Welsch, Hilton dan Gorden yang telah dialihbahasakan oleh

Purwatiningsih dan Moudy Warouw (2000;13) proses pengendalian

didefinisikan sebagai berikut:

“ Proses pengendalian didefinisikan sebagai proses mengatur dan

mengevaluasi kinerja actual dari setiap bagian organisasi suatu

perusahaan, kemudian melaksanakan tindakan perbaikan apabila

diperlukan.”

Proses pengendalian dibuat untuk memantau aktivitas yang sedang

berjalan disuatu unit usaha dan setiap pusat pertanggungjawaban biasanya

terdiri dari beberapa tahap, menurut Welsch, Hilton dan Gordon yang telah

dialihbahasakan oleh Purwatiningsih dan Moudy Warouw (2000;14)

tahap-tahap itu adalah:

1. membandingkan kinerja aktual untuk periode yang bersangkutan


dengan tujuan dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. menyiapkan laporan kinerja yang berisi hasil aktual, hasil yang
direncanakan, dan selisih dari kedua angka tersebut.
3. menganalisis penyimpangan antara hasil aktual dengan hasil yang
direncanakan dan mencari sebab dari penyimpangan tersebut.
4. mencari dan mengembangkan tindakan alternatif untuk mengatasi
masalah dan belajar dari pengalaman pihak lain yang telah sukses
disuatu bidang tertentu.

38
5. memilih (tindakan koreksi) dari kumpulan alternatif yang ada untuk
menerapkan tindakan tersebut.
6. tindak lanjut atas pengendalian untuk menilai efek dari tindakan

koreksi yang ditetapkan. Lanjutkan dengan umpan maju untuk

membuat perencanaan periode berikutnya.

2.4.3 Pengendalian Penjualan

Pengendalian penjualan dapat dilakukan dengan adanya laporan aktivitas

penjualan. Penjualan yang dibandingkan dengan anggaran penjualan untuk

mengetahui sebab-sebab terjadinya selisih.

Pengertian pengendalian penjualan menurut Wilson dan Campbell

(1988;301) adalah:

”the control of sales involves the requited analysis review and study of
policies, procedures, methods and actual performance requited to secure
the desire sales volume, at reasonable cost, that procedures those gross
margins needed to acthieve the expected return on investment.”

Pengendalian penjualan meliputi analysis dan telaahan yang harus

dilakukan terhadap kebijaksanaan, metode dan pelaksanaan yang

sesungguhnya untuk memperoleh volume penjualan yang diinginkan

dengan biaya yang wajar yang menghasilkan laba kotor untuk mencapai

hasil pengembalian yang diharapkan atas investasi modal.

Laba bersih optimum hanya dapat dicapai apabila terdapat hubungan

antara empat faktor dibawah ini yaitu:

1. investasi dalam modal kerja dan fasilitas


2. volume penjualan

39
3. biaya operasional
4. laba kotor

Teknik-teknik analysis untuk meningkatkan volume penjualan yaitu:

1. analisis dari pelaksanaan penjualan masa lalu dalam hubungannya

dengan harga dan volume untuk mengetahui dengan seksama

kelemahan dari anggaran penjualan dan mmelaporkannya.

2. memberi bantuan kepada pimpinan penjualan untuk menentukan

anggaran penjualan secara menyeluruh yang cocok dan melaporkan

ketaatan pelaksanaannya sesuai dengan rencana.

3. memberi bantuan kepada pimpinan penjualan dalam menyusun standar

penjualan

4. pembuatan analisis biaya yang wajar dan analisis investasi untuk

digunakan dalam menentukan harga jual.

2.5 Manfaat Anggaran Penjualan Jasa Sewa Kamar Dalam Pengendalian


Penjualan

Untuk mencapai target penjualan dalam suatu perusahaan harus ada suatu

pengendalian penjualan. Pengendalian pada hakekatnya merupakan bagian dari

perencanaan yang berfungsi untuk memonitor pelaksanaan dalam rangka

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Pengendalian yang baik adalah adanya suatu proses yang terus menerus

bekerja, baik sebelum, selama maupun setelah operasi perusahaan yang

disesuaikan dengan kebutuhab dan periodenya. Sedangkan perencanaan yang baik

adalah rencana yang dimulai dengan penetapan tujuan atau sasaran, penjabaran

40
secara terperinci dalam bentuk rencana jangka panjang, menengah, maupun

jangka pendek yang bersifat operasional.

Untuk dapat menjabarkannya, maka diperlukan suatu alat manajemen

yaitu anggaran (budget). Anggaran lazim digunakan sebagai alat perencanaan,

koordinasi, dan pengawasan dari seluruh kegiatan perusahaan. Dengan

menggunakan anggaran, maka perusahaan akan dapat menyusun perencanaan

dengan lebih baik, sehingga koordinasi dan pengawasan akan lebih mudah

dilaksanakan.

Sebagaimana telah diketahui, bahwa anggaran penjualan jasa sewa kamar

memiliki manfaat sebagai alat pengendalian. Melalui anggaran penjualan jasa

sewa kamar, manajer penjualan dapat melihat penyimpangan yang terjadi atas

selisih penjualan yang sebenarnya yang telah dilakukan dengan yang

direncanakan serta menganalisisnya, sehingga manajer penjualan dapat

mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan agar penjualan jasa sewa kamar

yang dikehendaki dapat tercapai.

41

Anda mungkin juga menyukai