Proposal Sri Rahayu Tulus (C Kariyawan)
Proposal Sri Rahayu Tulus (C Kariyawan)
Proposal Penelitian
Disusun oleh:
A1171064
Kepada
SEMARANG
2019
Pengesahan Proposal Penelitian
Oleh:
A1171064
Mengetahui,
Tanggal : Tanggal :
Tim Penguji :
.
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi di Akademi
penelitian tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas semua bantuan dan
Nusaputera Semarang.
2. Bapak Drs. Warlan Sugiyo, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
4. Kepada seluruh dosen, staf, karyawan, dan pekarya yang telah membantu
5. Ibu, bapak, suami, putra putri ku dan kakak ku yang selalu memberikan
waktu.
Saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................
PRAKATA........................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
ABSTRAK........................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................
Landasan Teori............................................................................................
Penelitian Yang Relevan.............................................................................
Subjek Penelitian........................................................................................
Setting Penelitian........................................................................................
Metode Pengumpulan Data.........................................................................
Cara Pengolahan Data.................................................................................
Indikator Keberhasilan................................................................................
Prosedur Penelitian.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
diambil bagian umbinya untuk dikonsumsi baik sebagai pengganti nasi maupun
sebagai cemilan. Lubag (2008) melakukan analisis terhadap umbi uwi ungu dan
menunjukkan hasil bahwa kandungan dalam umbi uwi ungu terdiri dari
air89,73%, abu 0,62%, abu tak larut asam 0,55%,kadar serat 0,67%, pati 10,93%,
lemak 0,82%,dan protein 1,36%. Menurut Peter (2007) umbi uwi merupakan
uwi ungu karena kandungannya tersebut, tetapi belum pernah ada yang meneliti
komponen yang terdapat pada hampir semua tanaman dan dapat berperan sebagai
pemberi warna dan sebagai antioksidan alami. Pada penelitian sebelumnya umbi
uwi ungu telah terbukti mengandung senyawa fenolik sehingga dapat dikatakan
pada daun uwi ungu juga pasti mengandung senyawa fenolik. Pemanfaatan daun
uwi ungu di masyarakat sekitar hanya terbatas pada bagian yang terjangkau oleh
usia daun dan letak daun dapat berbeda. Paini dkk. (2008) melakukan evaluasi
perbedaan ruas daun mendapatkan hasil bahwa ruas daun beluntas 1-3 (daun
muda) adalah yang paling berpotensi sebagai sumber antioksidan dengan nilai IC50
(konsentrasi penghambatan) paling kecil sebesar 3,71 mg/L dan kadar fenol total
kering dari pada ruas daun 4-6 dan >6.Sedangkan penelitian oleh Khadijah dkk.
mgGAE/g serta nilai IC50 kecil pada ekstrak daun tua sebesar 43,49µg/mL yang
kategori kuat. Perbedaan hasil total fenolik dan aktivitas antioksidan dari kedua
penelitian tersebut sangat berbeda, dimana Paini dkk. (2008) menyebutkan ekstrak
daun muda yang paling berpotensi sebagai antioksidan dan mempunyai total
fenolik paling tinggi sedangkan Khadijah dkk. (2007) menyebutkan ekstrak daun
tua yang lebih berpotensi. Oleh karena itu penelitian ini meneliti pengaruh usia
daun terhadapkadar total fenolikdan aktivitas antioksidan ekstrak daun uwi ungu
dengan mengambil tiga letak daun yaitu pada bagian pucuk, tengah dan bagian
bawah tanamanuwi ungu untuk mengetahui kandungan total fenolik dan aktivitas
Salah satu metode yang digunakan untuk uji aktivitas antioksidan adalah
DPPH baik secara transfer elektron atau radikal hidrogen pada DPPH, akan
menetralkan karakter radikal bebas dari DPPH dan membentuk DPPH tereduksi.
Jika semua elektron pada radikal bebas DPPH menjadi berpasangan, maka warna
larutan berubah dari ungu tua menjadi kuning terang dan absorbansi pada panjang
B. Perumusan Masalah
adalah :
1. Bagaimana pengaruh usia daun terhadap yield dari ekstrak daun pucuk, daun
pucuk, daun tengah dan daun bawah uwi ungu (Dioscorea alata L.)?
3. Bagaimana pengaruh usia daun terhadap aktivitas antioksidan dari ekstrak
daun pucuk, daun tengah dan daun bawah uwi ungu (Dioscorea alata L.)?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengkaji pengaruh usia daun terhadap yield dari ekstrak daun pucuk, daun
pucuk, daun tengah dan daun bawah uwi ungu (Dioscorea alata L.).
3. Mengkaji pengaruh usia daun terhadap aktivitas antioksidan dari ekstrak daun
pucuk, daun tengah dan daun bawah uwi ungu (Dioscorea alata L.).
D. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Sampel daun uwi ungu yang digunakan untuk penelitian adalah daun yang
diambil dari tiga usia daun yaitu pucuk, tengah dan bagian bawah tanaman
kabupaten Jepara.
2. Ekstrak daun uwi ungu yang dipakai pada penelitian ini adalah hasil dari
ekstraksi maserasi.
3. Ekstraksi daun uwi ungu menggunakan pelarut etanol 96%.
4. Senyawa yang diteliti adalah senyawa fenolik.
5. Pengujian kandungan senyawa fenolik dengan reaksi kimia menggunakan
larutan FeCl3.
6. Pengujian kadar total fenolik dengan metode Folin-Ciocalteu.
7. Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak daun uwi ungu menggunakan metode
DPPH.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat umum
a. Menambah pengetahuan bagi masyarakat dan juga industri farmasi
etanol daun uwi ungu (Dioscorea alata L.) yang dapat dikembangkan lagi untuk
penelitian lanjutan.
BAB II
KAJIAN TEORI
antioksidan dari umbi uwi ungu. Hapsari (2014) melihat prospek uwi sebagai
pangan fungsional dan bahan diversifikasi pangan dengan pembuatan tepung yang
beragam produk olahan modern seperti roti, kue kering (cookies), flakes, muffin,
mie atau bihun karena umbi uwi mengandung karbohidrat dan protein tinggi
Kandungan inulin yang terdapat dalam umbi uwi sebagai pengganti gula
dan lemak menghasilkan kalori lebih rendah digunakan sebagai komponen diet
dan produk-produk rendah lemak (Toneli dkk., 2008). Inulin juga berperan dalam
proses pencernaan, yang memberikan efek fisiologis sama dengan dietary fiber.
Konsumsi inulin dapat meningkatkan secara nyata bakteri yang bermanfaat yaitu
dilakukan oleh Siti Tamaroh (2018) pada hari ke-10 menunjukkan peningkatan
kadar air, penurunan kadar antosianin, kadar fenolik dan aktivitas antioksidan
yang signifikan dengan kondisi kadar air 15,5%, kadar antosianin 56,24 mg/100 g
bahan kering, kadar senyawa fenolik 104,2 mg EGA/100 g bahan kering dan
sebagai pewarna alami dan menunjukkan hasil kadar antosianin total uwi ungu
bahwa uwi ungu dikenal sebagai tanaman yang memiliki getah dan lendir.
Sebagian besar senyawa getah yang keluar dari permukaan potongan umbi adalah
antioksidan senyawa bioaktif umbi lokal inferior termasuk uwi ungu menyebutkan
pada umbi dan ketika diolah menjadi tepung kadar dioscorinnya meningkat
mg/100 g bahan (Rachman dan Aulia, 2014). Senyawa bioaktif lain yang ada pada
uwi adalah fenol. Kadar fenol pada uwi adalah sebesar 0.68 ± 0.04 g/100g
(Shajeela et al.,2011).
umbi uwi ungu (Dioscorea alata L.) dan mendapatkan hasil mampu menurunkan
jumlah relatif sel B220+IgE+ mencit BALB/c model alergi pencernaan pada dosis
daun atau letak daun mana yang mempunyai total fenolik paling tinggi dan
aktivitas anktioksidan paling besar diantaranya terdapat penelitian oleh Paini dkk.
daun beluntas 1-3 (daun muda) adalah yang paling berpotensi sebagai sumber
3,71 mg/L dan kadar fenol total tertinggi sebesar 234,65 mg GAE/100 g berat
sampel kering dari pada ruas daun 4-6 dan >6.Selain itu terdapat juga penelitian
oleh Khadijah dkk. (2017) mengenai penentuan total fenolik dan aktivitas
ternate maluku utara yang mendapatkan kadar total fenolikdaun tua sebesar
mgGAE/g serta nilai IC50 kecil pada ekstrak daun tua sebesar 43,49µg/mLyang
Penggunaan metode maserasi selama 3x24 jam dengan pelarut etanol 96%
didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Munte dkk. (2015) yang meneliti
aktivitas antioksidan dari ekstrak daun prasman dengan metode ekstraksi maserasi
selama 3x24 jam menggunakan pelarut etanol 60%, 80%, dan 96%. Hasil yang
didapat ekstrak etanol 96% memilki kandungan total fenolik paling tinggi sebesar
13,47 mg/L, diikuti ekstrak etanol 80 dan 60% sebesar 11, 97 mg/L dan 5,45
mg/L. Pada ekstrak etanol 96% memiliki aktivitas antioksidan yang paling baik
dengan nilai aktivitas IC50 122, 77 mg/L dengan diikuti ekstrak etanol 80 dan 60%
Penelitian lain yang mendukung metode maserasi dan pelarut etanol 96%
ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Arifianti dkk.(2014) mengenai pengaruh
jenis pelarut pengektraksi yaitu etanol 96%, 70%, 50% dan air terhadap kadar
sinensetin tertinggi oleh pelarut etanol 96% sebesar 1,9 %b/b diikuti etanol 70%,
50% dan air yaitu sebesar 1,3 %b/b; 1,1 %b/b; dan 0,3 %b/b.
B. Landasan Teori
1. Tanaman Uwi Ungu
a. Klasifikasi
Berdasarkan data ITIS (2009), uwi termasuk :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Lilidae
Orde : Liliales
Famili : Dioscoreaceae
Genus : Dioscorea. L
Spesies : Dioscorea alata L.
b. Morfologi
Masyarakat Internasional menyebut uwi sebagai greater yam atau
terbesar umbi ini adalah air (Rostiawati, 1990; Baah, 2009). Sedangkan
(Nigeria), ube (Filipina), ratalu (India), ubi kipas (Malaysia), uhi (Hawai
seperti ubi alabio atau ubi kelapa (Kalimantan), uwi (Jawa), huwi
terhadap tanah basa, memiliki daya adaptasi yang luas dari segi
yang ditumpanginya. Hanya dengan cara inilah uwi yang tumbuh dapat
memperoleh energi sinar matahari. Uwi dapat hidup normal pada dataran
menjadi dua kelompok besar yaitu grup hijau dan merah keunguan.
Kedua grup tersebut terbagi lagi menjadi beberapa subgrup (Tabel 1).
Tabel 1. Klasifikasi uwi berdasarkan bentuk dan warna umbi
Tabel 2. Variasi karakter kualitatif antar varian uwi (Dioscorea alata L.)
Umumnya uwi ungu memiliki daun tunggal berbentuk
rambut akar yang pendek dan kasar. Daging umbi uwiungu berwarna
tanah, tumbuhan ini juga membentuk umbi pada ketiak daun yang
disebut umbi gantung atau bulbil, yang memiliki rasa lebih enak jika
mengandung protein lebih besar dibanding ubi jalar dan ketela (Ezeocha
dan Ojimelukwe, 2012). Selain itu, protein yang terkandung dalam uwi
memiliki kadar gluten yang rendah sehingga dapat dikonsumsi oleh anak
hingga halus. Bahan mentah umbi uwi ungu juga dapat digunakan untuk
dengan mengganti 2/3 pangan utama dengan uwi selama 30 hari dapat
2006).
Terdapat juga senyawa diosgenin yang merupakan spirostanol
saponin yang tersusun atas gula hidrofilik yang terikat dengan aglikon
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat
reaktif karena mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital
terluarnya. Untuk mencapai kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan
Reaksi ini akan berlangsung terus menerus dalam tubuh dan bila tidak dihentikan
katarak, penuaan dini, serta penyakit degeneratif lainnya yang disebabkan oleh
3. Antioksidan
Antioksidan membantu mengubah radikal bebas yang tidak stabil ke dalam
bentuk yang stabil dengan cara menyumbangkan elektron ke radikal bebas. Rantai
radikal bebas akan terhenti sehingga proses oksidasi juga akan berhenti (Tapan,
2005).
Radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh merupakan salah satu faktor
senyawa antioksidan, namun tidak cukup kuat untuk berkompetisi dengan radikal
bebas (Hernani dan Raharjo, 2005). Kekurangan antioksidan dalam tubuh dapat
diatasi melalui asupan makanan dari luar yang banyak mengandung antioksidan.
Salah satu sumber antioksidan yang berasal dari luar tubuh dapat diperoleh dari
dipilih daripada antioksidan sintetis karena dinilai lebih aman dan memiliki efek
senyawa antioksidan hasil dari reaksi kimia. Jenis antioksidan sintetis yang lebih
banyak digunakan antara lain butil hidroksil toluen (BHT), butil hidroksil anisol
(BHA), propil galat (PG) dan ter-butil hidrokuinon (TBHQ) (Saad et al., 2007).
4. Fenolik
tanaman dan dapat berperan sebagai pemberi warna dan sebagai antioksidan alami
(Nina et al., 2017). Senyawa yang digolongkan sebagai senyawa fenolik memiliki
ciri khas yaitu terdapat satu atau lebih gugus hidroksil (OH) yang menempel pada
struktur cincinnya. Senyawa dengan satu gugus hidroksil pada stukturnya disebut
senyawa fenol, sedangkan jika gugus hidroksil lebih dari satu disebut senyawa
sebagai antioksidan menurut Janeiro dan Brett (2004), yaitu melalui kemampuan
gugus fenol untuk berpasangan dengan radikal bebas dengan cara mendonorkan
atom hidrogennya melalui transfer elektron, proses ini mengubah fenol menjadi
radikal fenoksil. Radikal fenoksil ini dapat menstabilkan diri melalui proses
5. Ekstraksi
Ekstraksi atau pemisahan digambarkan sebagai proses perpindahan satu
atau lebih komponen dari satu fase ke fase lain (Kellner dkk., 2004). Ekstraksi
fenolik dari tanaman dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti maserasi,
perkolasi, digesti, refluks, sokletasi, maupun distilasi uap yang dapat dimodifikasi
Pulse Electric Field (PEF). Salah satu metode yang mudah untuk dilakukan dan
cukup efektif adalah metode ekstraksi secara maserasi, yaitu merendam serbuk
simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan masa atau serbuk yang tersisa diperlukan
sedemikian hingga memenuhi bahan baku yang ditetapkan (Depkes RI, 1995).
Ekstrak secara terminologi umum dibedakan menjadi ekstrak cair, tinktur, ekstrak
7. Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri merupakan pengukuran absorbansi energi cahaya oleh
suatu molekul pada suatu panjang gelombang tertentu untuk tujuan analisis
berupa sinar ultraviolet atau sinar tampak (visible), maka molekul tersebut akan
(A), berbanding lurus dengan tebal kuvet (b) dan konsentrasi analit dalam larutan
yang diserap jika tidak ada spesies penyerap lainnya. Faktor-faktor yang perlu
warna larutan akibat senyawa yang sudah rusak atau terurai. Pengukuran
0,2 sampai 0,6. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa pada kisaran
atom hidrogen dari senyawa antioksidan oleh radikal bebas sehingga radikal bebas
menangkap satu elektron dari antioksidan. Radikal bebas sintetik yang digunakan
ciri spesifik dari reaksi radikal DPPH. Senyawa yang memiliki kemampuan
sehingga atom H tersebut dapat ditangkap oleh radikal DPPH untuk berubah
Gambar 2.
radikal bebas sebanyak 50%. Semakin kecil nilai IC 50 maka aktivitas peredaman
radikal bebas semakin tinggi(Molyneux, 2004). Nilai IC50 dianalisis dan dihitung
daya hambat sebesar 50 dan x adalah nilai IC50 (ppm) (Verawaty et al., 2016).
Ha : Perbedaan usia daun mempengaruhi yield, kadar total fenolik dan aktivitas
Ho : Perbedaan usia daun tidak mempengaruhi yield, kadar total fenolik dan
aktivitas antioksidan dari ekstrak daun uwi ungu (Dioscorea alata L.).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Akademi Farmasi Nusaputera
daun uwi ungu. Selanjutnya dilakukan perhitungan yield ekstrak daun pucuk,
daun tengah dan daun bawah uwi ungu, uji kandungan senyawa fenolik dengan
metode reaksi kimia menggunakan reagen FeCl3, uji kadar total fenolik dengan
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2009). Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah usia daun dan letak daun, yaitu:
a. Daun bagian pucuk tanaman uwi ungu merupakan daun muda yang
berwarna hijau terang yang berada dipucuk tanaman, bila diraba daun
hijau muda sedikit lebih tua yang berada ditengah tanaman, bila diraba
terasa agak kaku dan lebih tebal dari pada daun pucuk.
c. Daun bagian bawah tanaman uwi ungu merupakan daun tua yang
berwarna hijau tua (lebih gelap dari daun tengah) yang berada di bagian
(Sugiyono, 2009). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kandungan senyawa
melihat apakah ada perubahan maupun perbedaan yang terjadi akibat perlakuan
yang diberikan (Sugiyono, 2009). Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah
4. Variabel pengganggu
Menurut Sugiyono (2009) variabel pengganggu didefinisikan sebagai
variabel yang secara teoritis mempengaruhi antara hubungan variabel bebas dan
terikat yang sedang diteliti. Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah usia
Instrumen Penelitian
1. Alat
Alat yang digunakan adalah blender (Cosmos), timbangan analitik
saring, waterbath, batang pengaduk, cawan porselen (Iwaki) dan peralatan gelas
(Pyrex, Iwaki) seperti beker gelas, gelas ukur, pipet volume, labu takar, tabung
daun bawah tanaman uwi ungu (Dioscorea alata L.), aquadest, bahan kimia
seperti etanol 96%, FeCl3, metanol pa, DPPH, Reagen Folin-Ciocalteu, natrium
ekstraksi sampel daun pucuk, daun tengah, dan daun bawah uwi ungu
1. Determinasi Tanaman
Tanaman Uwi ungu (daun) yang diteliti dideterminasi di Laboratorium
untuk mengetahui kebenaran dari sampel daun uwi ungu yang akan digunakan
dalam penelitian.
2. Persiapan sampel
Daun uwi ungu disortasi kemudian dicuci bersih dengan air mengalir, lalu
ditimbang. Sampel kering daun pucuk, daun tengah dan daun bawah uwi ungu
Keringkan pada oven pada suhu 105ºC selama 1 jam kemudian dinginkan dan
bobot tetap/konstan kemudian dihitungkadar airnya. Uji kadar air dibuat sebanyak
tiga kali replikasi. Syarat nilai kadar air < 10%, bila telah memenuhi syarat maka
pucuk, tengah dan bawah uwi ungu. Tahap pertama masing-masing sampel serbuk
daun uwi ungu ditimbang 100 gram lalu dimaserasi selama 3 hari dengan pelarut
etanol 96% sebanyak 500 ml kemudian disaring dengan kertas saring sehingga
didapatkan ekstrak kental daun uwi ungu. Rendemen ekstrak kemudian dihitung
direaksikan dengan larutan FeCl3 sebanyak 3-4 tetes. Sampel yang mengandung
senyawa fenolik akan mengalami perubahan warna menjadi biru tua, biru
20, 30, 40, dan 50 ppm. Dari masing-masing konsentrasi diatas dipipet
662 nm, lalu buat kurva kalibrasinya hubungan antara konsentrasi asam
ppm. Dari larutan tersebut dibuat konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50 ppm.
d. Penentuan aktivitas antioksidan
mL larutan ekstrak etanol daun pucuk, daun tengah dan daun bawah uwi
akan didapatkan nilai aktivitas antioksidan dari ekstrak yang didapat dan
E. Indikator Keberhasilan
F. Prosedur Penelitian
1. Determinasi Tanaman
Daun bawah uwi ungu Dihaluskan dan diayak mesh no. 100
(Dioscorea alata L.)
Gambar 5. Skema kerja proses persiapan
Ditimbangsampel
100 g
3. Pengecekan Kadar Air
Maserasi dg etanol 96 %
Disaring dg
kertas saring
Dipekatkan diatas
waterbath
Ekstrak kental Ekstrak kental Ekstrak kental
daun pucuk daun tengah daun bawah
masing
Masing-
Hitung
Rendemen
5. Uji Fenolik
.
Ekstrak daun Ekstrak daun Ekstrak daun
pucuk tengah bawah
masing
Masing-
Direaksikan dg FeCl3
Gambar
Jika terjadi 8. Skema
warna birukerja uji identifikasi
tua, biru senyawa
kehitaman atau hitam fenolik
kehijauan
6. Total Konten Fenolik (TPC)
a. Penentuan Kurva Standar Asam Galat
Mengandung senyawa fenolik
1 ml 2 ml 3 ml 4 ml 5 ml
masing
Masing-
Dipipet 2 ml + 0,4 ml
Reagen Folin Ciocalteu
kocok
Diamkan 3 menit
b. Absorbansi Ekstrak
25mg ekstrak 25 mg ekstrak 25 mg ekstrak
kental kental daun kental daun
daunpucuk tengah bawah
masing
Masing-
Dilarutkan ad 25 ml
methanol pa
Diamkan 3 menit
Diamkan 30 menit
masing
Masing-
Dilarutkan dg metanol pa
ad 25 ml (1000 ppm)
Direaksikan
dengan 2 mL
larutan DPPH 100
ppm
Diamkan 30 menit
G. Analisis Data
Data yang didapatkan dalam penelitian ini adalah kandungan total
fenolik dan aktivitas antioksidan ekstrak daun pucuk, daun tengah dan
daun bawah uwi ungu (Dioscorea alata L.).Data tersebut dianalisis secara
Ajisaka. 2008, "Kulit pisang, jangan dibuang, bikin aja roti", diakses pada 2
Januari 2019, <http:// www.kompas.com>
Arifianti, L., Oktarina, R.D., dan Kusumawati, I. 2014, Pengaruh Jenis Pelarut
Pengektraksi Terhadap Kadar Sinensetin Dalam Ekstrak Daun Orthosiphon
stamineus Benth.E-Journal Planta Husada Vol.2No.1
Brand-Williams, W., Cuvelier, M., and Berset, C. 1995. Use of a Free Radical
Method to Evaluate Antioxidant Activity. Lebensmittel-Wissens-chaftund-
Technologie. 28:25-30
Depkes RI. 1986. Sediaan Galenik. 2 &10. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Hou, W.C., Chen, H.J. and Lin, Y.H., 2000, Dioscorin From Different Dioscorea
Species All Exhibit Both Carbonic Anhydrase and Trypsin Inhibitor
Activities. Bot Bull Acad Sinica (Taiwan) Vol 41:191-196
Hsu C.C., Y.C. Huang, M.C. Yin, S.J. Lin., 2006, Effect of yam (Dioscorea alata
compared to Dioscorea japonica) on gastrointestinal function and
antioxidant activity in mice. J of Food Sci. 71(7): 513–516.
Jeong, S.M., Kim, S.Y., Kim, D.R., Jo,S.C., Nam, D.U., Lee, S.C. 2004. Effect of
Heat Treatment on the Antioxidant Activity of Extracts from Citrus Peels. J.
Agric. Food Chem. 52 3389-3393.
Khadijah, Jayali A.M., Umar S., dan Sasmita I. 2017, Penentuan Total Fenolik
Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanolik Daunsamama (Anthocephalus
macrophylus) Asal Ternate, Maluku Utara,Jurnal Kimia Mulawarman, 15:1
Kiay, N., Suryanto, E., dan Mamahit, L. 2011. Efek Lama Perendaman Ekstrak
Kalamansi (Citrus microcarpa) terhadap Aktivitas Antioksidan Tepung
Pisang Goroho (Musa spp.). Chem Prog 4 : 27-33.
Kikuzaki, H., Hisamoto, M., Hirose, K., Akiyama, K. dan Taniguchi, H. 2002.
Antioxidants properties of ferulic acid and its related compounds.Journal of
Agricultureand Food Chemistry 50:2161-2168.
Kinasih, N.A., Saptadi, P., dan Soetopo, L., 2017. Variasi Karakter Morfologi
Tanaman Uwi (Dioscorea alata L.) Di Kabupaten Tuban Dan Malang.
Jurnal Produksi Tanaman. Vol 5 No.6 : 971-980
Lionora G, D.R.S. Dewi, DES Rahaju. 2013. Analisis kelayakan bisnis kue muffin
dari tepung uwi. Widya Teknik 12 (1): 92–102. diakses pada 2 Januari
2019,<http://www.academia.edu/3431501/ANALISIS_KELAYAKAN_BISNI
S_KUE_MUFFIN_DARI_TEPUNG_UWI>
Lubag, A. 2008. Antioxidants of purple and greater yam (Dioscorea alata L.)
varieties from the Philippinesmore.Philippine J ofSci.137(1):61-67.
Lubag, A.J.M., Antonio, Jr., Laurena, C., Tecson- Mendoza, E.M. 2008.
Antioxidants of purple andwhite greater Yam (Dioscorea alata L.) varieties
from the Philippines. Philippine Journal of Science:137(1): 61-67.
Martin, F.W. 1976. Tropical Yams and their Potential. Series – Part 3. Dioscorea
alata. USDA Agricultural Handbook No. 522
Miryanti, A., Sapei, L., Budiono, K. dan Indra, S. 2011. Ekstraksi Antioksidan
dari Kulit Buah Manggis. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan,
Bandung.
Munte, L., Runtuwene, M.R., dan Citraningtyas, G., 2015, Aktivitas Antioksidan
Dari Ekstrak Daun Prasman (Eupatorium triplinerve Vahl.) PHARMACON
Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT Vol 4 No. 3 :2302-2493
Nina, K.C.J., Ghislaine, D.C. Hubert, K.K., Désiré Patrice, A.Y., Patrice, K.L.,
Alphonse, K. 2017. Biochemical and functional properties of yam flour
during the post-harvest conservation of Dioscorea alata cultivar Azaguié.
Current Journal of Applied Science and Technology 21(6):1–10.
DOI:10.9734/CJAST/2017/32404.Onwueme, I. C. 1978. The Tropical
Tuber Crops. John Willey and Sons. New York
O’Sullivan, J. N. 2010. Yam Nutrition : Nutrient Disorders and Soil Fertility
Management. ACIAR (The Australian Centre for International Agricultural
Research), Australia. 116 pp
Paini, Sri W., C. Hanny W., Peni Suprapti H., dan Dondin Sajuthi. 2008, Evaluasi
Aktivitas Antioksidatif Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea indica)
Berdasarkan Perbedaan Ruas Daun. Penelitian Hibah Bersaing, DP2-M
Dirjen DIKTI.
Rachman dan Aulia M., 2014. Karakteristik Fisiko Kimia, Bioaktif, dan
Organoleptik Mie Berbasis Tepung Ubi Kelapa (Dioscorea alata). Skripsi.
Universitas Brawijaya. Malang
Rohman, A.; Riyanto S.; Yuniarti N.; Saputra W.R.; Utami R.; Mulatsih W. 2010.
Antioxidant Activity, Total Phenolic and Total Flavaonoid of Extracts and
Fractions of Red Fruit (Padanus conoideus Lam). International Food
Research Journal. 17, 97-106.
Saad, B., Sing, Y.Y., Nawi, M.A., Hashim, N., Mohamed Ali, A.S., Saleh, M.I.,
Sulaiman, S.F., Talib, K.M., Ahmad, K. 2007. Determination Of Synthetic
Phenolic Antioxidants In Food Items Using Reversed-Phase HPLC.Food
Chem. 105, 389–394.
Sakthidevi, G., and Mohan, V.R. 2013. Total Phenolic, Flavonoid Contents and In
vitro Antioxidant Activity of Dioscorea alata L. Tuber. J. pharm. Sci. Res.
Vol 5(5): 115-119
Shajeela, P. S., Mohan, V. R., Jesudas, L. L., and Soris, P. T. 2011. Nutritional and
Antinutritional Evaluation of Wild Yam (Dioscorea spp.) Tropical and
Subtropical Agroecosystems 14: 723-730
Silva, R.F., (1996). Use of inulin as a natural texture modifi er.Cereal Foods
World 41: 792-795.
Son, I.S., Kim J.H, Sohn H.Y., and Son K.H. 2007. Antioxidative Effect of
Diosgenin, a Sterioidal Saponin of Yam (Dioscorea spp.), on High-
Cholesterol Fed Rats. Biosci, Biotechnol, Biochem 71, 70472-1-9
Toneli, J.T.C.L., K.J. Park, J.R.P. Ramalho, F.E.X. Murr danI.M.D. Fabbro.
(2008). Rheological characterizationof chicory root (Cichorium intybus L.)
inulin solution.Brazilian Journal of Chemical Engineering 25: 461-471.
Trimanto. 2012. Karakterisasi dan Jarak Kemiripan Uwi ( Dioscorea alata L.)
Berdasarkan Penanda Morfologi Umbi. Buletin Kebun Raya 15 (1) : 46-55.
Wu, W.H., L.Y. Liu, C.J. Chung. H.J. Jou, and T.A. Wang. 2005. Estrogenic effect
of yam ingestionin in healthy postmenopausal women. J. of the Am. College
of Nutr. 24(4): 235-243.