Anda di halaman 1dari 74

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas wajib ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata
kuliah Desain Pondasi II pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Borneo Tarakan.

Lembar pengesahan ini diberikan kepada :


Nama : CHRISSANDY PUTRO WIHARTOMO
NPM : 1640301025
Hari/tanggal : ……………………………………………………………
Lokasi : ……………………………………………………………

Mengesahkan, Menyetujui,
Dosen Pengampu DosenPembimbing

Hasrullah, S.T., M.T. Jasruddin, S.T., M.T.


NIDN : 1127107501 NIDN : 10090142

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


i
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT., atas rahmat dan hidayah-
Nya saya mampu menyelesaikan tugas wajib ini dengan baik dan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Penyusunan tugas wajib ini bertujuan untuk
memenuhi kelulusan mata kuliah Desain Pondasi, serta memberikan pengetahuan
baru mengenai “Perencanaan Desain Pondasi Dangkal (Telapak) dan Pondasi
Dalam (Tiang Pancang)”.
Pada kesempatan ini saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Hasrullah, S.T., M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah Desain Pondasi dan
Bapak Jasruddin, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing tugas wajib yang selalu
sabar membimbing dan meluangkan waktunya untuk membantu penyelesaian
tugas wajib ini, serta semua pihak yang telah turut membantu saya dalam
penyelesaian tugas wajib ini.
Semoga tugas wajib ini dapat memberi manfaat khususnya bagi saya dan
umumnya bagi setiap pembaca yang membaca tugas wajib ini. Saya menyadari
bahwa tugas wajib ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan dengan tujuan agar
penyusunan tugas wajib selanjutnya akan lebih baik.

Tarakan, Januari 2019

Penyusun

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


ii
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

DAFTAR ISI

Halaman Judul/Cover ……………………………………………………. i


Lembar Pengesahan ……………………………………………………. ii
Lembar Soal ……………………………………………………………. iii
Lembar Asistensi ……………………………………………………. iv
Kata Pengantar ……………………………………………………. vi
Daftar Isi ……………………………………………………………. vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………………………………… 1
1.2. Maksud dan Tujuan …………………………………………… 2
1.3. Lingkup Pembahasan …………………………………………… 2

BAB II DASAR TEORI


2.1. Umum
2.1.1. Definisi …………………………………………………… 3
2.1.2. Fungsi dan kegunaan pondasi …………………………… 3
2.1.3. Klasifikasi pondasi ……………………………………. 4
2.1.4. Pertimbangan dalam pemilihan tipe pondasi …………… 5
2.2. Pondasi Dangkal
2.2.1. Jenis-jenis pondasi dangkal …………………………… 7
2.2.2. Mekanisme keruntuhan pondasi dangkal …………..
2.2.3. Daya dukung batas pondasi dangkal …………………...
2.2.3.1. Daya dukung batas secara analitis (Berdasarkan teori
Terzaghi, dan Meyerhof) ……………………
2.2.3.2. Daya dukung batas berdasarkan data hasil penyelidikan
tanah di lapangan ……………………………

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


iii
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

2.2.4. Penurunan pondasi dangkal ……………………………


2.2.5. Perancangan pondasi dangkal ……………………………
2.3. Pondasi Dalam/Tiang
2.3.1. Umum
2.3.1.1. Fungsi dan kegunaan pondasi tiang …………..
2.3.1.2. Jenis-jenis pondasi tiang ……………………
2.3.1.3. Kelakuan Tiang Selama Pembebanan …………..
2.3.1.4. Pengaruh Pekerjaan Pemasangan Tiang………...
2.3.2. Mekanisme keruntuhan pada pondasi tiang ………………
2.3.3. Daya dukung batas pondasi tiang
2.3.3.1. Tiang Tunggal …………………………………...
2.3.3.2. Tiang Kelompok ……………………………
2.3.4. Efisiensi tiang kelompok ……………………………
2.3.5. Gesek Dinding Negatif ……………………………………
2.3.6. Pembebanan Tiang ……………………………………
2.3.7. Penurunan pondasi tiang ……………………………
2.3.8. Perancangan pondasi tiang ……………………………

BAB III METODE PERENCANAAN


3.1. Data-data perencanaan
3.1.1. Data karakteristik tanah dasar ……………………………
3.1.2. Data Struktur dan pembebanan ……………………………
3.1.3. Data Struktur Pondasi ……………………………………
3.2. Tahapan dan langkah-langkah perencanaan
3.2.1. Pondasi dangkal ……………………………………………
3.2.2. Pondasi dalam/tiang ……………………………………

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


iv
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

BAB IV ANALISIS DAN DESAIN


4.1. Pondasi Dangkal
4.1.1. Analisis data-data perencanaan
4.1.1.1. Analisis data karakteristik tanah ….…………
4.1.1.2. Analisis data dan perhitungan pembebanan ……
4.1.2. Analisis daya dukung
4.1.2.1. Perhitungan daya dukung tanah ……………
4.1.2.2. Analisa stabilitas ……………………………
4.1.3. Analisis penurunan ……………………………………
4.1.4. Desain dan perencanaan ……………………………………
4.1.5. Gambar perencanaan ……………………………………
4.2. Pondasi Dalam/Tiang
4.2.1. Analisis data-data perencanaan
4.2.1.1. Analisis data karakteristik tanah ……………
4.2.1.2. Analisis data dan perhitungan pembebanan …...
4.2.2. Analisis daya dukung
4.2.2.1. Perhitungan daya dukung tanah ……………
4.2.2.2. Analisa stabilitas ……………………………
4.2.3. Analisis defleksi dan penurunan ……………………
4.2.4. Desain dan perencanaan ……………………………………
4.2.5. Gambar perencanaan ……………………………………

BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ……………………………………………………
5.2. Saran ……………………………………………………………
Daftar Pustaka ……………………………………………………………
Lampiran ……………………………………………………………

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


v
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar struktur bangunan yang berfungsi
untuk meneruskan beban yanga diakibatkan struktur pada bagian atas kepada lapisan
tanah yang berada pada bagian bawah struktur tanpa mengakibatkan keruntuhan geser
tanah, dan penurunan tanah pondasi yang berlebihan. Tanah selalu mempunyai peranan
yang penting pada suatu lokasi pekerjaan konstruksi.Tanah adalah pondasi pendukung
bangunan, atau bahan konstruksi dari bangunan itu sendiri. Mengingat hampir semua
bangunan itu dibuat diatas atau dibawah permukaan tanah, maka harus dibuat pondasi
yang dapat memikul beban bangunan itu atau gaya yang berkerja pada bangunan itu.
Pondasi sebagai struktur bawah dapat di bagi dua yaitu pondasi dalam dan pondasi
dangkal.Pemilihan tipe pondasi ini tergantung kepada struktur atau beban di atasnya
termasuk beban ringan atau beban berat dan bergantung terhadap kondisi tanah di
sekitarnya. Maka dari itu untuk beban ringan dan kondisi tanah baik biasanya digunakan
pondasi dangkal,dan untuk beban yang berat digunakan pondasi dalam.
Untuk Itu Sebagai Calon Engginer kami mahasiswa teknik UBT Di tuntut agar
mampu Merancang Suatu pondasi baik Pondasi dangkal maupun dalam hal ini berkaitan
dengan tugas wajib teknik pondasi II yang kami kerjakan dan akan di bahas dalam bentuk
suatu makalah.

1.2 Maksud Dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan penulisan tugas wajib teknik pondasi adalah sebagai
berikut :
1) Memahami pengertian pondasi
2) Memahami pertimbangan dalam mendesain suatu pondasi
3) Dapat mendesain pondasi dangkal maupun dalam/tiang

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


1
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

1.3 Lingkup Pembahasan


lingkup pembahasan dalam penulisan tugas wajib teknik desai pondasi ii,yaitu
memuat V (lima) bab berikut uraian masing-masing bab yang ada :
1) BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakan maksud dan tujuan dan lingkup
pembahasan
2) BAB II : DASAR TEORI
Bab ini membahas dasar teori umum (defenisi, fungsi klasifikasi, dan
pertimbangan dalam pemilihan pondasi), pondasi dangkal dan pondasi dalam.
3) BAB III : METODE PERANCANGAN
Bab ini membahas tentang data-data perencanaan tahapan dan langkah-
langkah perencanaan
4) BAB IV : ANALISIS DAN DESAIN
Bab ini membahas tentang pondasi dangkal dan pondasi dalam.
5) BAB V : PENUTUP
Pada bab V ini membahas tentang kesimpulan dan saran dari semua
pembahasan tentang desain pondasi.
6) DAFTAR PUSTAKA
7) LAMPIRAN

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


2
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Umum
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk
menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke
tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement
pada sistem strukturnya.
Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu
cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk
diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.
Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:
1. Keadaan tanah pondasi
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Waktu dan biaya pekerjaan
5. Kokoh, kaku dan kuat
Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi,
berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka
air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak
terendam air meskipun jenis tanah sama.
Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai
kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang
akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat
akan dibangunnya bangunan tersebut. Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik,
karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami
penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya.

Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi,yakni:

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


3
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh
luar.
2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.

2.1.1 Definisi Pondasi


Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar struktur bangunan (sub-
structure) yang berfungsi meneruskan beban dari bagian atas struktur bangunan
(upper-structure) ke lapisan tanah yang berada di bagian bawahnya tanpa
mengakibatkan keruntuhan geser tanah, dan penurunan (settlement) tanah/ pondasi
yang berlebihan. Karena kekuatan dari sub-struktur ini tergantung pada
karakteristik tanah pendukung dan pengaruh dari super-struktur, maka struktur
pondasi dan lapisan tanah harus diperhitungkan sebagai satu kesatuan.
Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan Bangunan
terhadap berat sendiri, beban - beban bangunan, gaya-gaya luar seperti : tekanan
angin, gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi penurunan
melebihi batas yang diijinkan. Agar Kegagalan fungsi pondasi dapat dihindari,
maka pondasi Bangunan harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras,
padat, dan kuat mendukung beban bangunan tanpa menimbulkan penurunan yang
berlebihan.

2.1.2 Fungsi Dan Kegunaan Pondasi


Pondasi adalah konstruksi dari bagian bawah bangunan yang berhubungan
langsung dengan tanah atas bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan
tanah dan berfungsi meneruskan beban atau gaya yang ada di atasnya Termasuk
berat pondasi ke tanah di bawahnya sehingga pondasi yang merupakan bagian dari
konstruksi bangunan harus memenuhi beberapa persyaratan anatara lain :
a. Cukup kuat untuk mencegah/menghindarkan timbulnya patah geser yang
disebabkan muatan tegak ke bawah.

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


4
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

b. Dapat menyesuaikan terhadap kemungkinan terjadinya gerakan-gerakan tanah


antara lain, tanah mengembang, tanah menyusut, tanah yang tidak
c. Menahan gangguan dari unsur-unsur kimiawi di dalam tanah baik organic
maupun anorganik.
d. Dapat Menahan tekanan air yang mungkin terjadi Suatu konstruksi pondasi
yang tidak cukup kuat dan kurang memenuhi persyaratan tersebut diatas dapat
menimbulkan kerusakan pada bangunannya

2.1.3 Klasifikasi Pondasi


Pondasi dapat digolongkan berdasarkan dimana beban itu ditopang oleh tanah
yang menghasilkan :
a. Pondasi Dangkal
Dinamakan sebagai alas, telapak,. Telapak tersebar atau pondasi rakit
(mats). Kedalaman pada umumnya D/B ≤ 1 tetapi mungkin agak lebih.
Pondasi dangkal terdiri dari pondasi telapak, cakar ayam, pondasi menerus
dan lain-lain.

b. Pondasi Dalam
Tiang pancang, tembok/ tiang yang dibor, atau kaison yang dibor.

Kedalaman pada umumnya D/B ≥ 4+ dengan suatu tiang pancang. Pondasi


dalam terdiri dari pondasi sumuran, tiang dan kaison.

2.1.4 Pertimbangan Dalam Pemilihan Pondasi


Salah satu altematif pondasi dangkal yang dapat dipakai adalah pondasi plat
lajur (strip footing atau wall footing) atau plat penuh (mat foundation) yang
hampir memenuhi seluruh luas proyeksi bangunan.
Beberapa pertimbangan pemilihan pondasi plat lajur atau plat penuh antara
lain :
a. Ekonomis

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


5
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Beban kolom sangat besar atau kondisi tanah sangat jelek sehingga
pondasi setempat tidak ekonomis (luas plat setempat sangat besar).
b. Kondisi Tanah Kurang Baik
Erratic dan sangat peka terhadap perbedaan penurunan (differential
settlement) atau perbedaan akibat kembang-susut pada tanah ekspansif.
c. Penurunan
Beban masing-masing kolom tidak sama sehingga ada kemungkinan
terjadi perbedaan penurunan antar kolom.
d. Pergeseran
Beban lateral yang tidak merata (non-uniform) sehingga ada
kemungkinan terjadi perbedaan pergeseran antar kolom
e. Gaya ke atas
Akibat tekanan air (uplift) melebihi gaya pada kolom sehingga diperl ukan
penyebaran dan tambahan berat sendiri dari plat penuh.
f. Dasar pondasi
Terletak di bawah muka air tanah, terutama pada bangunan basement,
dan lain lain.

2.2 Pondasi Dangkal


Pondasi dangkal biasanya dibuat dekat dengan permukaan tanah,
umumnya kedalaman pondasi didirikan kurang 1/3 dari lebar pondasi sampai
dengan kedalaman kurang dari 3 m. Kedalaman pondasi dangkal ini bukan aturan yang
baku, tetapi merupakan sebagai pedoman. Pada dasarnya, permukaan pembebanan atau
kondisi permukaan lainnya akan mempengaruhi kapasitas daya dukung pondasi
dangkal. Pondasi dangkal biasanya digunakan ketika tanah permukaan yang cukup kuat
dan kaku untuk mendukung beban yang dikenakan dimana jenis struktur yang
didukungnya tidak terlalu berat dan juga tidak terlalu tinggi, pondasi dangkal umumnya
tidak cocok dalam tanah kompresif yang lemah atau sangat buruk, seperti tanah urug
dengan kepadatan yang buruk , pondasi dangkal juga tidak cocok untuk jenis tanah

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


6
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

gambut, lapisan tanah muda dan jenis tanah deposito aluvial, dll. Apabila kedalaman alas
pondasi (Df) dibagi lebar terkecil alas pondasi (B) kurang dari 4, (Df/B < 4) dan apabila
letak tanah baik (kapasitas dukung ijin tanah > 2,0 kg/cm2) relatif dangkal (0,6-2,0 m)
maka digunakan pondasi ini. Pondasi dangkal juga digunakan bila bangunan yang berada
di atasnya tidak terlalu besar. Rumah sederhana misalnya.
2.2.1 Jenis – Jenis Pondasi Dangkal
A. Pondasi Tapak (Pad Foundations)
Pondasi tapak (pad foundation) digunakan untuk mendukung beban
titik individual seperti kolom struktural. Pondasi pad ini dapat dibuat dalam
bentuk bukatan (melingkar), persegi atau rectangular. Jenis pondasi
ini biasanya terdiri dari lapisan beton bertulang dengan ketebalan yang
seragam, tetapi pondasi pad dapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat atau
haunched jika pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan beban dari kolom
berat. Pondasi tapak disamping diterapkan dalam pondasi dangkal dapat juga
digunakan untuk pondasi dalam.

Gambar 2.1 Pondasi Dangkal

B. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang (Strip Foundations) Pondasi


Jalur atau Pondasi Memanjang (Strip Foundations), Pondasi jalur/pondasi

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


7
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang
digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk
mendukung beban dinding atau beban kolom dimana penempatan kolom
dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban
berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/pondasi
memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan
persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun
kolom praktis.
Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu
kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu
bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural.

Gambar 2.2 Pondasi Jalur

C. Pondasi Tikar (Raft Foundations)

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


8
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Pondasi Tikar (Raft Foundations), Pondasi tikar/pondasi raft


digunakan untuk menyebarkan beban dari struktur atas area yang luas,
biasanya dibuat untuk seluruh area struktur.
Pondasi raft digunakan ketika beban kolom atau beban struktural
lainnya berdekatan dan pondasi pada saling berinteraksi. Pondasi
raft biasanya terdiri dari pelat beton bertulang yang membentang pada luasan
yang ditentukan. Pondasi raft memiliki keunggulan mengurangi penurunan
setempat dimana plat beton akan mengimbangi gerakan diferensial antara
posisi beban.
Pondasi raft sering dipergunakan pada tanah lunak atau longgar
dengan kapasitas daya tahan rendah karena pondasi raft dapat menyebarkan
beban di area yang lebih besar.

Gambar 2.3 Pondasi Tikar

D. Pondasi Rakit (Raft Foundation)


Pondasi Rakit/Raft Foundation, Pondasi rakit adalah plat beton besar
yang digunakan untuk mengantar permukaan dari satu atau lebih kolom di
dalam beberapa garis/ beberapa jalur dengan tanah. Digunakan di tanah lunak

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


9
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

atau susunan jarak kolomnya sangat dekat di semua arahnya, bila memakai
telapak, sisinya berhimpit satu sama lain.

Gambar 2.4 Pondasi Rakit

E. Pondasi Sumuran
Pondasi Sumuran, Pondasi sumuran atau cyclop beton menggunakan beton
berdiameter 60–80 cm dengan kedalaman 1–2 meter. Di dalamnya dicor beton
yang kemudian dicampur dengan batu kali dan sedikit pembesian dibagian
atasnya. Pondasi ini kurang populer sebab banyak kekurangannya, diantaranya
boros adukan beton dan untuk ukuran sloof haruslah besar. Hal tersebut
membuat pondasi ini kurang diminati. Pondasi sumuran dipakai untuk tanah
yang labil, dengan sigma lebih kecil dari 1,50 kg/cm2. Seperti bekas tanah
timbunan sampah, lokasi tanah yang berlumpur. Pada bagian atas pondasi
yang
mendekati sloof, diberi pembesian untuk mengikat sloof.

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


10
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Gambar 2.5 Pondasi Sumuran

F. Pondasi Umpak
Pondasi Umpak, Pondasi ini diletakan diatas tanah yang telah padat
atau keras. Sistem dan jenis pondasi ini sampai sekarang terkadang masih
digunakan, tetapi ditopang oleh pondasi batu kali yang berada di dalam tanah
dan sloof sebagai pengikat struktur, serta angkur yang masuk kedalam as
umpak kayu atau umpak batu dari bagian bawah umpaknya atau tiangnya.

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


11
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Pondasi ini membentuk rigitifitas struktur yang dilunakkan, sehingga


sistim membuat bangunan dapat menyelaraskan goyangan goyangan yang
terjadi pada permukaan tanah, sehingga bangunan tidak akan patah pada tiang-
tiangnya jika terjadi gempa.

Gambar 2.6 Pondasi Umpak

G. Pondasi Plat Beton Lajur


Pondasi plat beton lajur adalah pondasi yang digunakan untuk mendukung sederetan
kolom Pondasi plat beton lajur sangat kuat, sebab seluruhnya terdiri dari beton
bertulang dan harganya lebih murah dibandingkan dengan pondasi batu kali. Ukuran
lebar pondasi lajur ini sama dengan lebar bawah dari pondasi batu kali, yaitu 70 Cm.
Sebab fungsi pondasi plat beton lajur adalah pengganti pondasi batu kali. berjarak
dekat dengan telapak, sisinya berhimpit satu sama lain.

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


12
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Gambar 2.7 Pondasi Plat Beton Lajur

2.2.2. Mekanisme Keruntuhan Pondasi Dangkal


Berdasarkan pengujian model, Vesic (1963) membagi mekanisme keruntuhan
pondasi menjadi 3 macam :
1) Keruntuhan Geser Umum (General Shearfailure)
Keruntuhan geser umum pondasi terjadi menurut bidang runtuh yang
dapat didentifikasi dengan jelas dan terjadi dalam waktu yang relatif
mendadak, yang diikuti oleh pengujian pondasinya.
2) Keruntuhan Geser Lokal (Local Shearfailure)
Tipe keruntuhannya hampir sama dengan keruntuhan geser umum,
namun bidang runtuh yang terbentuk tidak sampai mencapai permukaan tanah.
Jadi bidang runtuh kontinu tak berkembang. Pondasi tenggelam akibat
bertambahnya beban pada kedalaman yang relatif dalam, yang menyebabkan
tanah didekatnya mampat. Selain itu, juga terdapat sedikit penggembungan
tanah disekitar pondasi namun tidak terjadi penggulingan pondasi.
3) Keruntuhan Pentrasi (Penetration Failure)
Pada keruntuhan ini keruntuhan geser tidak terjadi. Akibat bebannya,
pondasi hanya mampu menembus dan menekan tanah kesamping yang

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


13
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

menyebabkan pemampatan tanah didekat pondasi. Penurunan pondasi


bertambah secara linier dengan penambahan bebannya.

2.2.3. Daya Dukung Batas Pondasi Dangkal


Daya dukung batas pondasi dibagi menjadi 2 yaitu daya dukung batas secara
analitis (berdasarkan teori Terazghi dan Mayerhor dan daya dukung batas
berdasarkan penyelidikan tanah dilapangan.
2.2.4.1 Daya Dukung Batas Secara Analitis (Berdasarkan Teori Terzaghi dan
Meyerhof)
1. Berdasarkan Terzaghi
Analisis kapasitas dukung didasarkan kondisi general shear failure,
yang dikemukakan Terzaghi (1943) dengan anggapan-anggapan sebagai
berikut:
 Tahanan geser yang melewati bidang horisontal di bawah pondasi
diabaikan
 Tahanan geser tersebut digantikan oleh beban sebesar
q =  . Df
 Membagi distribusi tegangan di bawah pondasi menjadi tiga bagian
 Tanah adalah material yang homogen, isotropis dengan kekuatan
gesernya yang mengikuti hukum Coulumb.
 = c +  . tan 
dimana :
 = tegangan geser
c = kohesi tanah
 = tegangan normal
 = sudut geser dalam tanah
Terzaghi (1943), memberikan beberapa rumus sesuai dengan bentuk
geometri pondasi tersebut. Rumus-rumus yang dimaksud antara lain:

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


14
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Untuk Tanah Dengan Keruntuhan Geser Umum (General Shear Failure)


1) Kapasitas daya dukung pondasi menerus dengan lebar B
qu = c Nc +  Df Nq + 1/2  B N
2) Kapasitas daya dukung pondasi lingkaran dengan jari-jari R
qu = 1,3 c Nc +  Df Nq + 0,6  R N
3) Kapasitas daya dukung pondasi bujur sangkar dengan sisi B
qu = 1,3 c Nc +  Df Nq + 0,4  B N
4) Kapasitas daya dukung pondasi segi empat (B x L)
qu = c Nc (1 + 0,3 B/L) +  Df Nq + 1/2  B N (1-0,2 . B/L)
dimana:
qu = daya dukung maksimum
c = kohesi tanah
 = berat isi tanah
B = lebar pondasi
(diameter untuk pondasi lingkaran)
L = panjang pondasi
Df = kedalaman pondasi

Nc; Nq; N adalah faktor daya dukung yang besarnya dapat ditentukan
dengan memakai Tabel atau Gambar 2.8 atau dengan memakai rumus-
rumus sebagai berikut:

Untuk Tanah Dengan Keruntuhan Geser Setempat (Local Shear Failure)


Untuk harga c diganti c′ = 2/3 c dan harga  diganti ′ = tan-1 (2/3 tan
). Dari nilai c′ dan ′ didapatkan faktor-faktor daya dukung untuk kondisi
keruntuhan lokal: N′c; N′q; N′ (Table 2.1 atau Gambar 2.8).
1) Kapasitas daya dukung pondasi menerus dengan lebar B
q′u = c′ N′c +  Df N′q + 1/2  B . N′

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


15
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

2) Kapasitas daya dukung pondasi lingkaran dengan jari-jari


q′u = 1,3 c′’ N′c +  Df N′q + 0,6  R N′
3) Kapasitas daya dukung pondasi bujur sangkar dengan sisi B
q′u = 1,3 c′ N′c +  Df N′q + 0,4  B N′
4) Kapasitas daya dukung pondasi persegi empat (BxL)
q′u = c′ N′c (1 + 0,3 B/L) +  Df N′q + 1/2  B N′y (1-0,2.BL)

Gambar 2.8. Grafik Faktor Daya Dukung Terzaghi

Gambar 2.8 Faktor Daya Dukung Terzaghi untuk Kondisi Keruntuhan Geser
Umum (general shear failure)

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


16
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

 Nc Nq N  Nc Nq N
0 5,70 1,00 0,00 26 27,09 14,21 9,84
1 6,00 1,10 0,01 27 29,24 15,90 11,60
2 6,30 1,22 0,04 28 31,61 17,81 13,70
3 6,62 1,35 0,06 29 34,24 19,98 16,18
4 6,97 1,49 0,10 30 37,16 22,46 19,13
5 7,34 1,64 0,14 31 40,41 25,28 22,65
6 7,73 1,81 0,20 32 44,04 28,52 26,87
7 8,15 2,00 0,27 33 48,09 32,23 31,94
8 8,60 2,21 0,35 34 52,64 36,50 38,04
9 9,09 2,44 0,44 35 57,75 41,44 45,41
10 9,61 2,69 0,56 36 63,53 47,16 54,36
11 10,16 2,98 0,69 37 70,01 53,80 65,27
12 10,76 3,29 0,85 38 77,50 61,55 78,61
13 11,41 3,63 1,04 39 85,97 70,61 95,03
14 12,11 4,02 1,26 40 95,66 81,27 115,31
15 12,86 4,45 1,52 41 106,81 93,85 140,51
16 13,68 4,92 1,82 42 119,67 108,75 171,99
17 14,60 5,45 2,18 43 134,58 126,50 211,56
18 15,12 6,04 2,59 44 151,95 147,74 261,60
19 16,56 6,70 3,07 45 172,28 173,28 325,34
20 17,69 7,44 3,64 46 196,22 204,19 407,11
21 18,92 8,26 4,31 47 224,55 241,80 512,84
22 20,27 9,19 5,09 48 258,28 287,85 650,67
23 21,75 10,23 6,00 49 298,71 344,63 831,99
24 23,36 11,40 7,08 50 347,50 415,14 1072,80
25 25,13 12,72 8,34
* Kumbhojkar (1993)

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


17
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Tabel 2.1 Faktor Daya Dukung Terzaghi untuk Kondisi Keruntuhan Geser Umum (General
Shear Failure)

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


18
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

 N′c N′q N′  N′c N′q N′


0 5,70 1,00 0,00 26 15,53 6,05 2,59
1 5,90 1,07 0,005 27 16,30 6,54 2,88
2 6,10 1,14 0,02 28 17,13 7,07 3,29
3 6,30 1,2 0,04 29 18,03 7,66 3,76
4 6,51 1,30 0,055 30 18,99 8,31 4,39
5 6,74 1,39 0,074 31 20,03 9,03 4,83
6 6,97 1,49 0,10 32 21,16 9,82 5,51
7 7,22 1,59 0,128 33 22,39 10,69 6,32
8 7,47 1,70 0,16 34 23,72 11,67 7,22
9 7,74 1,82 0,20 35 25,18 12,75 8,35
10 8,02 1,94 0,24 36 26,77 13,97 9,41
11 8,32 2,08 0,30 37 28,51 15,32 10,90
12 8,63 2,22 0,35 38 30,43 16,85 12,75
13 8,96 2,38 0,42 39 32,53 18,56 14,71
14 9,31 2,55 0,48 40 34,87 20,50 17,22
15 9,67 2,73 0,57 41 37,45 22,70 19,75
16 10,06 2,92 0,67 42 40,33 25,21 22,50
17 10,47 3,13 0,76 43 43,54 28,06 26,25
18 10,90 3,36 0,88 44 47,13 31,34 30,40
19 11,36 3,61 1,03 45 51,17 35,11 36,00
20 11,85 3,88 1,12 46 55,73 39,48 41,70
21 12,37 4,17 1,35 47 60,91 44,54 49,30
22 12,92 4,48 1,55 48 66,80 50,46 59,25
23 13,51 4,82 1,74 49 73,55 57,41 71,45
24 14,14 5,20 1,97 50 81,31 65,60 85,75
25 14,80 5,60 2.25
* Kumbhojkar (1993)

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


19
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Tabel 2.2 Faktor-faktor Daya Dukung Terzaghi Modifikasi Untuk Kondisi Keruntuhan Geser
Setempat (Locall Shear Failure)
2. Berdasarkan Mayerhof
Meyerhof (1963) telah mengembangkan rumus-rumus
perhitungan kapasitas daya dukung dengan mempertimbangkan faktor :
kedalaman, bentuk dan kemiringan beban. Rumus daya dukung secara
umum dari Meyerhof adalah :
qu = c.Nc.Fcs.Fcd.Fci + .Df.Nq.Fqs.Fqd.Fqi + ½..B.N.Fs.Fd.Fi
Dimana :
qu= daya dukung maksimum
c = kohesi tanah
B = lebar pondasi (diameter untuk pondasi lingkaran )
 = berat isi tanah
Df = kedalaman pondasi
Fcs, Fqs, Fs = faktor bentuk
Fcd, Fqd, Fd = faktor kedalaman
Fci, Fqi, Fi = faktor kemiringan beban
Nc; Nq; N = faktor daya dukung, sesuai Tabel 2.3 atau dengan
rumus faktor daya dukung diberikan oleh Meyerhof sebagai berikut :
ɸ
Nq = tan2 (45 + 2 ) ∙ e𝜋 tan ɸ

Nc = (Nq − 1) ∙ cot ϕ
Ny = 2. (Nq + 1) ∙ tanϕ

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


20
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

 Nc Nq Nγ Nq/Nc tan  Nc Nq Nγ Nq/Nc tan


0 5,14 1,00 0,00 0,20 0,00 26 22,25 11,85 12,54 0,53 0,49
1 5,38 1,09 0,07 0,20 0,02 27 23,94 13,20 14,47 0,55 0,51
2 5,63 1,20 0,15 0,21 0,03 28 25,80 14,72 16,72 0,57 0,53
3 5,90 1,31 0,24 0,22 0,05 29 27,86 16,44 19,34 0,59 0,55
4 6,19 1,43 0,34 0,23 0,07 30 30,14 18,40 22,40 0,61 0,58
5 6,49 1,57 0,45 0,24 0,09 31 32,67 20,63 25,99 0,63 0,60
6 6,81 1,72 0,57 0,25 0,11 32 35,49 23,18 30,22 0,65 0,62
7 7,16 1,88 0,71 0,26 0,12 33 38,64 26,09 35,19 0,68 0,65
8 7,53 2,06 0,86 0,27 0,14 34 42,16 29,44 41,06 0,70 0,67
9 7,92 2,25 1,03 0,28 0,16 35 46,12 33,30 48,03 0,72 0,70
10 8,35 2,47 1,22 0,30 0,18 36 50,59 37,75 56,31 0,75 0,73
11 8,80 2,71 1,44 0,31 0,19 37 55,63 42,92 66,19 0,77 0,75
12 9,28 2,97 1,69 0,32 0,21 38 61,35 48,93 78,03 0,80 0,78
13 9,81 3,26 1,97 0,33 0,23 39 67,87 55,96 92,25 0,82 0,81
14 10,37 3,59 2,29 0,35 0,25 40 75,31 64,20 109,41 0,85 0,84
15 10,98 3,94 2,65 0,36 0,27 41 83,86 73,90 130,22 0,88 0,87
16 11,63 4,34 3,06 0,37 0,29 42 93,71 85,38 155,55 0,91 0,90
17 12,34 4,77 3,53 0,39 0,31 43 105,11 99,02 186,54 0,94 0,93
18 13,10 5,26 4,07 0,40 0,32 44 118,37 115,31 224,64 0,97 0,97
19 13,93 5,80 4,68 0,42 0,34 45 133,88 134,88 271,76 1,01 1,00
20 14,63 6,40 5,39 0,43 0,36 46 152,10 158,51 330,35 1,04 1,04
21 15,82 7,07 6,20 0,45 0,38 47 173,64 187,21 403,67 1,08 1,07
22 16,88 7,82 7,13 0,46 0,40 48 199,26 222,31 496,01 1,12 1,11
23 18,05 8,66 8,20 0,48 0,42 49 229,93 265,51 613,16 1,15 1,15
24 19,32 9,60 9,44 0,50 0,45 50 266,89 319,07 762,89 1,20 1,19
25 20,72 10,66 10,88 0,51 0,47
* Vesic (1973)

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


21
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Tabel 2.3 Faktor Daya Dukung Meyerhof (1963)


Rumus umum yang digunakan untuk menentukan faktor pengaruh bentuk,
kedalaman dan kemiringan beban dapat digunakan seperti dalam Tabel 2.4
Tabel 2.4 Faktor Bentuk, Kedalaman dan Kemiringan yang

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


22
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Rekomendasikan :
Lanjutan Tabel 2.4.

β
Df

β
B

Gambar 2.9 Kemiringan Beban Pada Pondasi

Faktor Keamanan Pada Pondasi Dangkal


Besarnya kapasitas dukung ijin kotor (qijin = qall = gross allowable
load-bearing capacity) adalah :
q𝑢
q ijin =
SF
Sedangkan penambahan tegangan di bawah tanah netto (qijin(net)) = beban
dari bangunan atas (superstructure) per satuan luas pada pondasi
dinyatakan dalam :
q 𝑢(𝑛𝑒𝑡) q u − q
q ijin = =
SF SF
Keterangan :
qu = kapasitas dukung batas kotor

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


23
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

(gross ultimate bearing capacity)


qu(net) = kapasitas dukung batas netto
(net ultimate bearing capacity)
q = tekanan overburden = .Df
SF = faktor keamanan
(factor of safety) umumnya minimal bernilai = 3.
2.2.4.2 Daya Dukung Batas Berdasarkan Data Hasil Penyelidikan Tanah di
Lapangan
Sesuai dengan tahapan dalam proses pembangunan suatu konstruksi
bangunan sipil, selalu dibutuhkan suatu perencanaan lengkap dan
mendetail tentang rencana bangunan (drawing design). Untuk itu maka
terlebih dahulu dibutuhkan data perencanaan, antara lain survey lokasi,
topografi, geologi, dan penyelidikan tanah lengkap sebelum pembangunan
konstruksi. Oleh karena itu,maka pada perencanaan pembangunan PLTU
yang berlokasi di Nagan Raya Provinsi Aceh, dilakukan penyelidikan
tanah untuk memperoleh data disain pondasi bangunan tersebut. Pekerjan
penyelidikan tanah di lapangan meliputi: Boring, uji N-SPT, pengambilan
UDS, dan pekerjaan sondir (CPT). Dilaboratorium, pekerjaan meliputi
pengujian sifaat-sifat fisis dan sifat mekanis tanah dari sampel UDS yang
diperoleh dari boring. Setelah pekerjaan lapangan dan laboratorium
selesai, dilanjutkan dengan analisa-analisa data terkait dengan parameter
geoteknik yang akan dipakai langsung untuk perencanaan (disain).
Bowles (1997: 174) menyatakan ada dua persyaratan umum yang
harus dipenuhi dalam merencanakan pondasi. Pertama, tanah dasar harus
mampu mendukung beban konstruksi tanpa mengalami keruntuhan geser
(shear failure), dan yang kedua penurunan pondasi yang akan terjadi harus
dalam batas yang diizinkan.
Hasil perencanaan pondasi berupa tipe, kedalaman, dan dimensi
pondasi berdasarkan data nilai SPT dapat dibandingkan dengan hasil yang

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


24
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

diperoleh berdasarkan data sifat fisis dan mekanis dari pengujian


laboratorium.
Perhitungan daya dukung pondasi berdasarkan data laboratorium dapat
menggunakan metode Terzaghi atau metode Meyerhof. Metode
perhitungan daya dukung Meyerhof atau Terzaghi mendasarkan pada nilai
phi (f) dan kohesi c serta berat volume tanah (gs). Untuk lokasi
pengeboran yang mempunyai sampel UDS berupa tanah lempung juga
diuji sifat konsolidasinya, sehingga dapat juga dihitung potensi penurunan
dan lama waktu penurunan yang akan terjadi. Daya dukung berdasarkan
data uji lapangan dapat menggunakan data SPT atau CPT seperti
disarankan oleh Bowles (1997).
a. Analisa Daya Dukung berdasarkan data SPT
Daya dukung lapisan pondasi dangkal berdasarkaan data SPT
untuk penurunan izin 2,5 cm diusulkan menggunakan persamaan
berikut ini.
Qa = (N/F2)[(B+F3)/B)]2 Kd
Kd = 1 + 0,33 D/B . 1,33
untuk B > 1,2 sebagai contoh 1,5 m maka
qa = 30 N
qa = daya dukung izin dalam satuan kPa
Penggunaan persamaan SPT tersebut di atas sejalan dengan
persamaan daya dukung berdasarkan data sondir CPT yang
dikemukakan oleh Bowles (1997:214). Perkiraan daya dukung dengan
data CPT untuk perencanaan pondasi tapak dapat mengacu pada
beberapa persamaan empiris seperti yang diusulkan atau
direkomendasikan oleh Meyerhof (1976), Begemann (1965), Vesic
(1967), dan Van der Veen (1957), ataupun yang direkomendasikan
oleh Bowles (1997) dengan memperhatikan jenis dan ukuran pondasi
serta keadaan lapisan tanah.

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


25
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

b. Analisa Daya Dukung berdasarkan data CPT


Bowles (1997:214), mengusulkan persamaan daya dukung
menurut data uji
CPT dengan rumus berikut ini.
1) Tanah tak berkohesi (pasir, kerikil)
 Lajur : qult = 28 – 0,0052 (300 – qc)1,5 (kg/cm2)

 Bujur sangkar: qult = 48 – 0,009 (300- qc)1,5 ( kg/cm2)

2) Tanah berkohesi (lempung, lanau)


 Lajur: qult = 2 + 0,28 qc (kg/cm2)
 Bujur sangkar: qult = 5 + 0,34 qc (kg/cm2)
Korelasi SPT dengan CPT untuk tanah pasir-kerikil diusulkan
oleh Bowles (1977) adalah:
qc = 4N (kg/cm2)

c. Daya Dukung berdasarkan data LAB


Daya dukung pondasi dapat juga dihitung dengan data hasil uji
laboratorium berdasarkan salah satu metoda yang dikemukakan
oleh Terzaghi, Meyerhof, ataupun Hansen. Berikut ini diuraiakan
salah satunya metoda daya dukung berdasarkan Meyerhof yang
dikutip dari Bowles (1997:181).
Beban vertikal:
qult = c Nc sc dc + q Nq sq dq + 0,5 ᵧ B Nᵧ sᵧ dᵧ
Beban miring:
qult = c Nc dc ic+ q Nq dq iq + 0,5 ᵧ B Nᵧ dᵧ iᵧ
Faktor bearing capacity:
Nq = e πtanØ tan2(45 + Ø/2)

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


26
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Nc = (Nq . 1) cot Ø
Nᵧ = (Nq . 1 ) tan (1,4Ø)
Kp = tan2 (45 + Ø/2)

2.2.4 Penurunan Pondasi Dangkal


Pertokoan (rumah toko) dan rumah merupakan tipe bangunan kecil yang
struktur pondasinya biasa menggunakan pondasi dangkal karena paling
ekonomis. Salah satu kendala pondasi jenis ini adalah rentan terhadap penurunan
berlebih (excessive settlement), terutama jika pondasi terletak di atas deposit
lempung yang kompresibel.
Proses penurunan pondasi diakibatkan oleh terkompresinya lapisan tanah di
bawah pondasi akibat beban struktur. Secara umum terdapat dua jenis penurunan,
yaitu :
1. Penurunan segera (ρi) yang dikontribusikan oleh sifat elastik tanah dan terjadi
segera setelah lapisan tanah menerima beban, dan
2. Penurunan konsolidasi (ρc), yang terjadi akibat keluarnya sebagian kandungan
air dari lapisan tanah sehingga tanah menjadi lebih mampat. Penurunan
konsolidasi ini terjadi dalam rentang waktu yang lebih lama dan jauh lebih
besar dibanding penurunan segera. Jumlah kedua jenis penurunan ini
merupakan penurunan total (ρt) yang terjadi. Tanah jenis lempung memiliki
kedua jenis penurunan ini. Secara analitis penurunan segera dapat dihitung
dengan persamaan berikut (Christian & Carrier 1978):

dimana µ1 dan µ0 adalah faktor dimensi dan kedalaman pondasi, E adalah


modulus Young, B adalah lebar tapak dan qn adalah beban pondasi.
Sedangkan penurunan konsolidasi (Bowles 1986) dapat dinyatakan dalam
persamaan:

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


27
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

dengan H merupakan tebal lapisan mampat yang ditinjau, p2' dan p1' adalah
tegangan yang terjadi pada lapisan tanah, Cc koefisien kom-presibilitas dan e0
adalah angka pori asli. Penurunan juga dapat dianalisis secara numerik
dengan menggunakan metoda elemen hingga. Tegangan tanah dan tekanan air
pori yang terjadi akibat pembebanan pondasi dimodelkan dengan suatu
persamaan konstitutif tertentu pada setiap mesh elemen. Deformasi, baik yang
diakibatkan oleh sifat elastik tanah (undrained analysis) maupun akibat
perubahan tekanan air pori (konsolidasi) dapat dihasilkan.
Dalam mendesain pondasi dangkal di atas suatu lapisan lempung
kompresibel dengan kondisi muka air tanah yang dekat ke permukaan,
prediksi penurunan mutlak dilakukan, disamping analisis kapasitas daya
dukung.
Ada suatu hal yang menarik untuk mengkaji penurunan pondasi
dangkal di daerah Kasongan dengan kandungan lempungnya yang dianggap
spesifik tersebut. Hasil kajian ini juga dapat dijadikan referensi bagi penduduk
setempat dalam mendesain struktur pondasi bangunan. Penelitian dimulai
dengan menyelidiki propertis lempung melalui serangkaian uji laboratorium.
Analisis penurunan dan daya dukung diterapkan pada jenis pondasi menerus
(strip footing) dengan tapak yang fleksibel. Hasil perhitungan secara analitis
diverifikasi dengan analisis numerik menggunakan perangkat lunak LUSAS.

2.2.5 Perancangan Pondasi Dangkal


Merencanakan Pondasi Telapak Langkah-langkah perencanaan pondasi
telapak meliputi:
1. Menentukan besarnya momen dan beban yang bekerja pada kolom
2. Menentukan dimensi dari pondasi telapak sesuai dengan persamaan:

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


28
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

𝜀𝑉
𝐴=
𝑞𝑎
3. Kontrol dimensi pondasi yang diperoleh dengan tegangan ijin tanahnya.
Untuk beban yang bekerja pada kolom dan tidak mengalami
eksentrisitas digunakan persamaan:
𝑞 = 𝜀 𝑉/𝐴
Untuk beban yang bekerja pada kolm dengan mengalami eksentrisitas
dua arah digunakan persamaan:
1 1
𝜀𝑉 𝑀𝑋 . 2 𝑏𝑦 𝑀𝑦 . 2 𝑏𝑥
𝑞= ± ±
𝐴 1 3 1 3
. 𝑏𝑥. 𝑏𝑦
12 12 . 𝑏𝑦. 𝑏𝑥
Untuk beban yang bekerja pada kolom dan mengalami eksentrisitas
disalah satu sisinya dapat digunakan persamaan:
𝜀𝑉 6. 𝑒𝑥
𝑞= ± [1 ± ]
𝐴 𝐿
Dan persamaan :
4. 𝜀𝑉
𝑞=
3. 𝐵 (𝐿 − 2. 𝑒𝑥)

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


29
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Gambar 10 Diagram Alir (Flowchart) Penelitian

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


30
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

2.3 Pondasi Dalam / Tiang


2.3.1 Umum
Pondasi dalam adalah jenis pondasi dibedakan dari pondasidangkal dengan
kedalaman mereka tertanam ke dalam tanah. Ada banyak alasan seorang insinyur
geoteknik akan merekomendasikan pondasi dalam ke pondasi dangkal, tetapi
beberapa alasan umum adalah beban desain yang sangat besar, tanah yang buruk
pada kedalaman dangkal, atau kendala
situs (seperti garis properti). Ada istilah yang berbeda digunakan untuk menggam
barkan berbagai jenis pondasi yang mendalam, termasuk tumpukan (yang analog
dengan tiang, tiang jembatan (yang analog dengan kolom), poros dibor, dan
caisson.
Tumpukan umumnya didorong ke dalam tanah di situ; pondasi mendalam
lainnya biasanya diletakkan di tempat dengan menggunakan penggalian dan
pengeboran.
Konvensi penamaan dapat bervariasi antara disiplin ilmu teknik
dan perusahaan. Pondasidalam dapat terbuat dari kayu, baja, beton bertulang dan
beton pratekan.

2.3.1.1 Fungsi Dan Kegunaan Tiang


Secara umum, pondasi tiang adalah elemen struktur yang
berfungsi meneruskan beban kepada tanah, baik beban
arah vertical maupun horizontal.
Namun demikian fungsi pondasi tiang lebih dari itu dan
penerapannya untuk masalah-masalah lain cukup banyak, diantaranya:
a) Untuk memikul beban-beban dari struktur atas;
b) Untuk menahan gaya angkat (up-lift force);

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


31
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

c) Untuk memadatkan tanah pasiran dengan cara penggetaran. Tiang


ini kemudian ditarik lagi;
d) Untuk mengurangi penurunan;
e) Untuk memperkaku tanah di bawah pondasi mesin,
mengurangi amplitude getaran dan frekuensi alamiah dari system;
f) Untuk memberikan tambahan faktor keamanan, khususnya pada
kaki jembatan yang dikhawatirkan mengalami erosi;
g) Untuk menahan longsoran atau sebagai soldier piles.

2.3.1.2 Jenis-Jenis Pondasi Tiang


Pondasi dalam dapat digunakan untuk
mentransfer beban ke lapisan yang lebih dalam untuk
mencapai kedalaman tertentu sampai didapat jenis tanah yang
dapat mendukung daya beban struktur bangunan sehingga jenis
tanah yang tidak cocok di dekat permukaan tanah dapat
dihindari.Biasanya pondasi dalam ini digunakan pada
konstruksi bangunan gedung bertingkat.Yang termasuk dalam
pondasi dalam adalah :
a. Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang adalah pondasi
yang menggunakan tiang beton jadi / pre cast yang
langsung ditancapkan langsung ke dalam tanah dengan
menggunakan mesin pemancang. Karena ujung tiang
pancang lancip menyerupai paku, oleh karena itu tiang
pancang tidak memerlukan proses pengeboran. Pondasi
tiang pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek,
tanah berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma
tanah) kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


32
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

posisi sangat dalam.Selain tiang pancang beton juga bisa


menggunakan tiang pancang baja

b. Pondasi Bore Pile


Pondasi bore pile adalah pondasi dalam yang dibangun
di dalam permukaan tanah sampai kedalaman tertentu
dengan cara membuat lubang dengan cara
pengeboran tanah.
Setelah elevasi kedalaman / toe level pengeboran
tercapai kemudian pondasi pile dilakukan dengan
pengecoran beton bertulang terhadap lubang yang sudah di
bor. Sisitim pengeboran dapat dialakukan dalam berbagai
jenis baik sistim maual maupun sistim
hidrolik. Besar diameter dan kedalaman galian dan juga
sistim penulangan beton bertulang didesain berdasarkan
daya dukung tanah dan beban rencana/ desain load yang
akan dipikul. Fungsional pondasi ini juga ditujukan
untuk menahan beban struktur melawan gaya angkat dan
juga membantu struktur dalam melawan kekuatan gaya
lateral dan gaya guling.

2.3.1.3 Kelakuan Tiang Selama Pembebanan


Dari pengamatan kelakuan tanah selama pembebanan hingga
tercapainya keruntuhan, diperoleh kenampakan sebagai berikut :
1) Terjadi perubahan bentuk tanah yang berupa penggembungan
kolom tanah tepat di bawah dasar fondasi kearah lateral dan
penurunan permukaan di sekitar pondasi.
2) Terdapat retakan lokal atau geseran tanah disekeliling pondasi.

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


33
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

3) Umumnya, pada saat keruntuhan terjadi zona geser melebar dalam


batas tertentu dan suatu permukaan geser berbentuk lengkungan
berkembang yang di susul dengan gerakan pondasi turun ke bawah.
Permukaan tanah disekitar pondasi selanjutnya menggembung
ke atas yang diikuti oleh retakan dan gerakan muka tanah disekitar
pondasi. Keadaan ini menunjukkan keruntuhan geser telah terjadi.
Kapasitas dukung tanah lempung bergantung pada konsistensi atau
kuat gesernya. Kuat geser lempung dapat di peroleh dari beberapa
pengujian,seperti uji SPT, uji tekan bebas dan uji triaksial.
Kebanyakan lempung jenuh mempunyai sifat seolah-olah
mempunyai sudut gesek dalam nol, air sullit keluar dari tanahnya
waktu beban bekerja. Bila pada pembebanan struktur, beban yang
bekerja relatif cepat, maka digunakan dapat diperoleh dari pengujian
triaksial maupun dari uji tekan bebas. Hanya dalam hal pembebanan
yang sangat lambat atau dalam hal beban yang bekerja pada tanah
dengan kandungan lanau yang tinggi, beban dapat mempengaruhi
berkurangnya kadar air, yang kemudian dapat menambah kuat geser
tanah. Untuk hal ini dapat digunakan parameter kuat geser tegangan
efektif. Penggunaan kuat geser tanah yang diperoleh dari
pengujian dengan kecepatan pembebanan yang sangat rendah di
ijinkan, bila hitungan kapasitas dukung diperhitungkan untuk
pembangunan bendungan urugan tanah, di mana pembangunannya
memerlukan waktu lama. Pengurangan kadar air tanah yang di ikuti
dengan penurunan, tidak merusak stabilitas bendungan.Akan tetapi,
cara ini tidak boleh di pakai untuk struktur yang sensitif terhadap
penurunan.
Cara ini hanya dapat digunakan untuk struktur fleksibel, seperti
tangki minyak baja yang di bangun di atas tanah lanau. Pengisian
tangki dapat di atur dengan penambahan kecil pada periode yang

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


34
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

panjang. Bentuk penurunan yang akan terjadi bisa berbentuk cekungan


tanpa menyebabkan kerusakan pada tangki tersebut.
 Pada awal pembebanan penurunan kecil.
 Penurunan diakibatkan oleh perubahan bentuk secara
elastis bahan tiang dan tanah disekitarnya
 Jika beban diambil kepala tiang bergerak kembali hampir ke
kedudukan semula
 Sebagian besar beban tiang didukung oleh gesekan tiang pada
bagian atas (Gambar b. Kurva I)
 Jika beban dipasang lagi hingga mencapai titik B (Gambar a.),
tahanan gesek dinding menjadi maksimum dan sebagian beban
tiang akan didukung oleh tahanan ujung bawah tiang (Gambar
b. Kurva II)
 Ketika beban mencapai titik C, dimana penurunan bertambah
cepat dengan hanya sedikit penambahan beban, maka tidak ada
lagi kenaikan transfer beban ke dinding tiang dan tahanan
ujung tiang mencapai maksimum.
 Proporsi relatif beban yang dilimpahkan ke dinding tiang dan
ujung tiang tergantung pada kuat geser dan elastisitas tanah
 Umumnya gerakan vertikal yang dibutuhkan agar tahanan
ujung tiang termobilisasi seluruhnya lebih besar daripada
gerakan yang dibutuhkan untuk termobilisasinya tahanan gesek
tiang secara penuh

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


35
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Gambar 11. (A)

Gambar 12. (B)


Keterangan:
A. Kurva beban – penurunan, tiang yang dibebani hingga
mencapai keruntuhan
B. Transfer beban dari dinding tiang ke ujung bawah tiang

2.3.1.4 Pengaruh Pekerjaan Pemasangan Tiang


Variasi kondisi tanah dan pengaruh tipe cara pelaksanaan
pemancangan dapat menimbulkan perbedaan yang besar pada beban
ultimit tiang dalam satu lokasi bangunan.

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


36
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Demikian pula dengan pengaruh-pengaruh seperti tiang dicetak


di luar atau dicor ditempat tiang berdinding rata atau bergelombang,
tiang terbuat dari baja atau beton, sangat berpengaruh pada faktor
gesekan antara sisi tiang dan tanah, yang dengan demikian akan
mempengaruhi kapasitas dukung tiang.
a. Tiang Pancang Dalam Tanah Granular
 Terjadi perubahan susunan dan pecahnya sebagian butiran
tanah.
 Tanah mengalami pemadatan atau kenaikan berat volume tanah
 Jika tanah tidak padat, maka depresi tanah terjadi pada tanah
yang didesak oleh tiang
 Jika tanah padat maka pemadatan yang terjadi relatif kecil dan
tahanan terhadap penetrasi tiang sangat tinggi sehingga
dibutuhkan tenaga pamancangan cukup besar
 Dalam kelompok tiang, tanah disekitar dan diantara masing-
masing tiang menjadi sangat padat
 Jika jarak antar tiang dekat, kapasitas kelompok
tiang menjadi lebih besar daripada jumlah kapasitas
tiang tunggal
 Namun jika pasir dalam kondisi padat, tanah cenderung
berkurang kepadatannya akibat pemancangan
 Tiang yang dipancang lebih akhir mempunyai kapasitas dukung
lebih tinggi daripada tiang yang dipancang lebih dulu

b. Tiang Pancang Dalam Tanah Kohesif


 Dapat mengakibatkan kenaikan permukaan tanah disekitar
tiang yang diikuti oleh konsolidasi

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


37
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

 Deformasi akibat pemancangan mempengaruhi struktur


disekitarnya dan mengakibatkan tiang yang dipancang lebih
dahulu terangkat ke atas akibat pemancangan tiang sesudahnya.
 Pemancangan ulang dibutuhkan, dan dapat dipertimbangkan
menggunakan tiang bor.
 Tiang pancang pada tanah lempung kaku, cembungan
tanah juga terjadi, namun tanah yang terdorong ke atas
berupa bahan retak-retak.
 Konsolidasi kembali (rekonsolidasi) sangat lambat dan kuat
geser tanah asli tidak pernah kembali seperti semula selama
umur struktur.
 Pemancangan tiang pada tanah kohesif mengakibatkan susunan
tanah terganggu dan terjadi penurunan kekuatan geser.
 Kenaikan kembali kekuatan geser terjadi dengan berjalannya
waktu

Gambar 13. Pengaruh Pemancangan Pada Tekanan Air Pori


(Poulus Dan Davis, 1980)

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


38
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

 Di permukaan dinding tiang, tekanan air pori sama atau lebih besar
daripada tekanan overburden efektif
 Perkembangan tekanan air pori berkurang dengan cepat jika jarak suatu
titik dalam tanah dari tiang bertambah
 Disekitar tiang, tekanan air pori berkembang sangat tinggi hingga
mencapai 1,5 – 2 kali tekanan vertikal efektif awalnya.

2.3.2 Mekanisme Keruntuhan Pada Pondasi Tiang


Skema bidang runtuh untuk tiang yang mengalami pembebanan tekan
dan yang menahan beban dengan mengerahkan tahanan ujung dan tahanan

gesek dindingnya di perlihatkan pada gambar di bawah ini :


Gambar 14. Tahanan Ujung Dan Tahanan Gesek Dan Model
Bidang Keruntuhan

2.3.3 Daya Dukung Batas Pondasi Tiang


Analisis kapasitas dukung tanah mempelajari kemampuan tanah dalam
mendukung beban dari struktur-struktur yang terletak diatasnya. Kapasitas
dukung menyatakan tahanan geser tanah untuk melawan penurunan akibat

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


39
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

pembebanan yaitu tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh tanah di


sepanjang bidang-bidang gesernya. Untuk memenuhi stabilitas jangka panjang
perhatian harus diberikan pada perletakan dasar pondasi. Pondasi harus
diletakkan pada kedalaman yang cukup untuk menanggulangi erosi
permukaan, gerusan, kembang susut tanah dan gangguan tanah di sekitar
pondasi. Analisis-analisis kapasitas dukung dilakukan dengan cara pendekatan
untuk memudahkan hitungan.
1) Dimana untuk tanah berbutir halus :
Qe = Ap.c. Nc’
Qe = Ap(1,3 c Nc + q Nq)
Untuk tanah berbutir kasar menurut :
 Meyerhorf
a. L/B < Lc/B, Qe = Ap q Nq’
b. L/B > Lc/B,Qe = Ap(50Nq’).tg(Ø)
 Terzaghi
Qe = Ap(q Nq aq + ɣ B Nɣ aɣ)
 Tomlison
Qe = Ap q Nq
2) Kapasitas daya dukung friksi
 Cara α dari Tomlinson
Qf = α cn As + K q tan(δ) As
 Cara λ
Qf = λ(q+2c)As
3) Daya dukung pondasi sumuran
 Daya dukung ujung
DH/B = δ/B
Untuk DH/B < 0,2
Qe = Ap.ɣ.B.Bk

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


40
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

 Daya dukung geser


Qf = (0,3-0,45) c As + 0,7 k q tanδ As

Kapasitas dukung ultimit neto tiang adalah jumlah dari tahanan ujung
bawah ultimit dan tahanan gesek ultimit antara sisi tiang dan tanah
disekitarnya dikurangi dengan berat sendiri tiang.
Qu = Qb + Qs – Wp
Dengan :
Wp = berat sendiri tiang (kN)
Qu = kapasitas dukung ultimit neto (kN)
Qb = tahanan ujung bawah ultimit (kN)
Qs = tahanan gesek ultimit (kN)
Tahanan ujung ultimit, secara pendekatan dapat di hitung dengan
menggunakan persamaan kapasitas dukung ultimit pondasi dangkal, sebagai
berikut :

Dengan :
Qu = tahanan ujung persatuan luas tiang (kN/m²)
Ab = luas penampang ujung bawah tiang (m²)
Cb = kohesi tanah disekitar ujung tiang (kN/m²)
Pb = tekanan overburden di dasar tiang (kN/m²)
γ = berat volume tanah (kN/m³)
Nc, Nq, Nγ = faktor-faktor kapasitas dukung

Sehingga :

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


41
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Tahanan gesek sisi tiang (Qs) dapat dianalisis dari teori Coulomb :

Dengan :
τd = tahanan geser sisi tiang
cd = kohesi antara dinding – tanah
σn = σh = tegangan normal pada sisi tiang
Фd = sudut gesek antara sisi tiang dan tanah

Besarnya tegangan normal pada tiang (σn) atau tegangan horizontal


(σh) pada tiang bergantung pada koefisien tekanan tanah lateral,

atau

Dengan σv adalah tegangan vertical akibat berat tanah (tekanan


overburden) dan σh adalah tegangan horizontal atau tegangan lateral dari
tanah disekitar tiang.

Dengan :
Kd = koefisien lateral pada sisi tiang
Po = Z.γ
Z = kedalaman dari muka tanah
τd = cd + Kd.Po.tg Фd
Po = tekanan overburden rata-rata

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


42
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

2.3.3.1. Tiang Tunggal


Analisis tiang tunggal metode menghitung kapasitas tiang
dibagi sebagi berikut :
1) Rumus Pancang (dynamic formula)
2) Rumus berdasarkan sifat tanah (static pile capacity)
3) Pendekatan hasil uji penetrasi
4) Uji beban langsung (load test)

2.3.3.2. Tiang Kelompok


Pondasi tiang pancang yang umumnya dipasang secara
berkelompok. Yang dimaksud berkelompok adalah sekumpulan tiang
yang dipasang secara relatif berdekatan dan biasanya diikat menjadi
satu dibagian atasnya dengan menggunakan pile cap. Untuk
menghitung nilai kapasitas dukung kelompok tiang, ada bebarapa hal
yang harus diperhatikan terlebih dahulu, yaitu jumlah tiang dalam satu
kelompok, jarak tiang, susunan tiang dan efisiensi kelompok tiang.
Kelompok tiang dapat dilihat pada Gambar berikut ini :

Gambar 15 Kelompok Tiang

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


43
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

a. Jumlah Tiang (n)


Untuk menentukan jumlah tiang yang akan dipasang
didasarkan beban yang bekerja pada fondasi dan kapasitas dukung
ijin tiang, maka rumus yang dipakai adalah sebagai berikut ini.
n =P/Qa
Dengan :
P = Beban yang berkerja
Qa = Kapasitas dukung ijin tiang tunggal

b. Jarak Tiang (S)


Jarak antar tiang pancang didalam kelompok tiang sangat
mempengruhi perhitungan kapasitas dukung dari kelompok tiang
tersebut. Untuk bekerja sebagai kelompok tiang, jarak antar tiang
yang dipakai adalah menurut peraturan – peraturan bangunan pada
daerah masing–masing. Menurut K. Basah Suryolelono (1994),
pada prinsipnya jarak tiang (S) makin rapat, ukuran pile cap
makin kecil dan secara tidak langsung biaya lebih murah. Tetapi
bila fondasi memikul beban momen maka jarak tiang perlu
diperbesar yang berarti menambah atau memperbesar tahanan
momen.
Jarak tiang biasanya dipakai bila:
1) Ujung tiang tidak mencapai tanah keras maka jarak tiang
minimum ≥ 2 kali diameter tiang atau 2 kali diagonal tampang
tiang.
2) Ujung tiang mencapai tanah keras, maka jarak tiang
minimum ≥ diameter tiang ditambah 30 cm atau panjang
diagonal tiang ditambah 30 cm.

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


44
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

c. Susunan Tiang
Susunan tiang sangat berpengaruh terhadap luas denah pile cap,
yang secara tidak langsung tergantung dari jarak tiang. Bila jarak
tiang kurang teratur atau terlalu lebar, maka luas denah pile cap
akan bertambah besar dan berakibat volume beton menjadi
bertambah besar sehingga biaya konstruksi membengkak (K.
Basah Suryolelono, 1994).
Gambar dibawah ini adalah contoh susunan tiang (Hary
Christady Harditatmo, 2003)

Gambar 16 Contoh Susunan Tiang

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


45
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

2.3.4 Efisiensi Tiang Kelompok


Menurut Coduto (1983), efisiensi tiang bergantung pada beberapa
faktor, yaitu :
1. Jumlah, panjang, diameter, susunan dan jarak tiang.
2. Model transfer beban (tahanan gesek terhadap tahanan dukung ujung).
3. Prosedur pelaksanaan pemasangan tiang.
4. Urutan pemasangan tiang
5. Macam tanah.
6. Waktu setelah pemasangan.
7. Interaksi antara pelat penutup tiang (pile cap) dengan tanah.
8. Arah dari beban yang bekerja.

Persamaan untuk menghitung efisiensi kelompok tiang adalah sebagai berikut


:
a. Conversi – Labarre

Dengan :
Eg = Efisiensi kelompok tiang
θ = arc tg d/s, dalam derajat
m = Jumlah baris tiang
n = Jumlah tiang dalam satu baris
d = Diameter tiang
s = Jarak pusat ke pusat tiang 36

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


46
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Gambar 17 Baris Kelompok Tiang

b. Los Angeles Group – Action Formula


𝐷
𝐸𝐿𝐴 = 1 − [𝑚. (𝑛 − 1) + (𝑚 − 1) + √2(𝑚 − 1)(𝑛 − 1)]
𝜋. 𝑆. 𝑚
Dengan :
m = Jumlah baris tiang
n = Jumlah tiang dalam satu baris
d = Diameter tiang
s = Jarak pusat ke pusat tiang
Untuk kapasitas dukung kelompok tiang dibagi atas tanah pasir dan
tanah lempung sebagai berikut :
a. Kapasitas Dukung Kelompok Tiang Pada Tanah Pasir
Pada pondasi tiang pancang, tahanan gesek maupun tahanan ujung
dengan s ≥ 3d, maka kapasitas dukung kelompok tiang diambil sama
besarnya dengan jumlah kapasitas dukung tiang tunggal (Eg = 1).
Dengan memakai rumus berikut :
Sedangkan pada fondasi tiang pancang, tahanan gesek dengan s <

3d maka faktor efisiensi ikut menentukan.

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


47
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Dengan :
Qg = Beban maksimum kelompok tiang
n = Jumlah tiang dalam kelompok
Qa = Kapasitas dukung ijin tiang
Eg = Efisiensi kelompok tiang

b. Kapasitas Dukung Kelompok Tiang Pada Tanah Lempung


Kapasitas dukung kelompok tiang pada tanah lempung dihitung
dengan menggunakan rumus berikut :
1) Jumlah total kapasitas kelompok tiang
∑Qu = m . n . (Qp + Qs)
= m . n . (9 . Ap . Cu + ∑p . ∆L . α . Cu)
2) Kapasitas berdasarkan blok (Lg, Bg, LD)
∑Qu = Lg . Bg . Nc’ . Cu + ∑2 . (Lg + Bg) . Cu . ∆L
Dengan :
Lg = Panjang blok (Gambar 3.12)
Bg = Lebar blok (Gambar 3.12)
LD = Tinggi blok (Gambar 3.12)
∆L = Panjang segment tiang 38
Dari kedua rumus tersebut, niali terkecil yang dipakai. Kelompok
tiang dalam tanah lempung yang bekerja sebagai blok dapat dilihat
pada gambar berikut :

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


48
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Gambar 18 Kelompok Tiang Pada Tanah Lempung

2.3.5 Gesek Dinding Negatif


Rumus Tahanan gesek dinding ultimit (Qs) sebagai berikut :

As = luas selimut sisi tiang (m²)

Jika kapasitas dukung tiang ultimit diperhitungkan pada kondisi


keruntuhan waktu jangka pendek atau kondisi tak terdrainase, maka parameter-
parameter tanah yang harus digunakan adalah : Ф , c , cd dan ϒ pada kondisi tak
terdrainase, sehingga pb dan po harus dihitung pada kondisi tegangan total.

2.3.6 Pembebanan Tiang


Pembebanan tiang terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Beban Vertikal Sentris
Beban ini merupakan beban (V) per satuan panjang yang bekerja
melalui pusat berat kelompok tiang (O), sehingga beban (V) akan
diteruskan ke tanah dasar fondasi melalui pile cap dan tiang – tiang
tersebut secara terbagi rata. Bila jumlah tiang yang mendukung fondasi
tersebut (n) maka setiap tiang akan menerima beban sebesar :

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


49
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Dapat dilihat pada Gambar berikut :

Gambar 19 Beban Vertikal Sentris

b. Beban Vertikal dan Momen

Gambar 20 Beban Vertikal dan Momen

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


50
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Gaya luar yang bekerja pada kepala tiang (kolom) didistribusikan


pada pile cap dan kelompok tiang fondasi berdasarkan rumus elastisitas
dengan menganggap bahwa pile cap kaku sempurna (pelat fondasi cukup
tebal), sehingga pengaruh gaya yang bekerja tidak menyebabkan pile cap
melengkung atau deformasi. Maka rumus yang dipakai adalah sebagai berikut
:

Dengan :
Mx, My = Momen masing – masing di sumbu X dan Y
x, y = Jarak dari sumbu x dan y ke tiang
∑x2, ∑y2 = Momen inercia dari kelompok tiang
V = Jumlah beban vertikal
N = Jumlah tiang kelompok
P = Reaksi tiang atau beban axial tiang

2.3.7 Penurunan Pondasi Tiang


Penurunan pondasi tiang dibagi menjadi 2 jenis tanah yaitu :
1) Tanah Pasir
Beberapa metode dari penelitian dapat digunakan untuk menghitung
penurunan fondasi kelompok tiang antara lain, yaitu :
a. Metode Vesic ( 1977)

Dengan :

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


51
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

S = Penurunan fondasi tiang tunggal


Sg = Penurunan fondasi kelompok tiang
Bg = Lebar kelompok tiang
d = Diameter tiang tungal
b. Metode Meyerhoff (1976)
 Berdasarkan N – SPT

Dengan :

q = Tekanan pada dasar fondasi


Bg = Lebar kelompok tiang
N = Harga rata – rata N – SPT pada kedalaman ± Bg dibawah
ujung fondasi tiang
 Berdasarkan CPT

Dengan :

q = Tekanan pada dasar fondasi


Bg = Lebar kelompok tiang 44

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


52
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

qc = Nilai konus pada rata – rata kedalaman Bg

2) Tanah Lempung
Penurunan fondasi yang terletak pada tanah lempung dapat dibagi
menjadi tiga komponen, yaitu : penurunan segera (immediate settlement),
penurunan konsolidasi primer dan penurunan konsolidasi sekunder.
Penurunan total adalah jumlah dari ketiga komponen tersebut dan
dinyatakan dalam rumus berikut :
S = Si + Sc + Ss
Dengan :
S = Penurunan total
Si = Penurunan segera
Sc = Penurunan konsolidasi primer
Ss = Penurunan konsolidasi sekunder

a. Penurunan Segera
Penurunan segera adalah penurunan yang dihasilkan oleh distorsi
massa tanah yang tertekan dan terjadi pada volume konstan.
Menurut Janbu, Bjerrum dan Kjaemsli (1956) dirumuskan sebagai
berikut :

Dengan :
Si = Penurunan segera
q = Tekanan netto fondasi (P/A)
B = Lebar tiang pancang kelompok
E = Modulus elastis

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


53
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

µi = Faktor koreksi untuk lapisan tanah dengan tebal terbatas H


µo = Faktor koreksi untuk kedalaman fondasi Df

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


54
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Gambar 21 Grafik faktor koreksi


(Janbu, Bjerrum dan Kjaemsli (1956)
b. Penurunan Konsolidasi Primer
Penurunan konsolidasi primer adalah penurunan yang terjadi sebagai
hasil dari pengurangan volume tanah akibat aliran air meninggalkan
zona tertekan yang diikuti oleh pengurangan kelebihan tekanan air pori.
Rumus yang dipakai untuk menghitung penurunan konsolidasi primer
yaitu sebagai berikut :

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


55
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Dengan :
∆e = Perubahan angka pori
eo = Angka pori awal
e1 = Angka pori saat berakhirnya konsolidasi
H = Tebal lapisan tanah yang ditinjau.
c. Penurunan Konsolidasi Sekunder
Penurunan konsolidasi sekunder adalah penurunan yang tergantung
dari waktu, namun berlangsung pada waktu setelah konsolidasi primer
selesai yang tegangan efektif akibat bebannya telah konstan. Besar
penurunannya merupakan fungsi waktu (t) dan kemiringan kurva indeks
pemampatan sekunder (Cα). Rumus kemiringan Cα adalah sebagai
berikut :

Maka penurunan konsolidasi sekunder dihitung dengan menggunakan


rumus berikut :

Dengan :
Ss = Penurunan konsolidasi sekunder
H = Tebal benda uji awal atau tebal lapisan lempung
ep = Angka pori saat akhir konsolidasi primer
t2 = t1 + ∆t
t1 = Saat waktu setelah konsolidasi primer
berhenti

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


56
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

2.3.8 Perancangan Pondasi Tiang


Langkah-langkah perancangan pondasi tiang sebagai berikut :
1) Menentukan Profil Tanah
Penggambaran profil kadar air dan batas-batas Atterberg, menentukan
kuat geser undrained dan uji triaxial UU atau uji geser baling (vaneshear)
dan menggambarkan hasil uji lapangan (in-situ test) bila mungkin. Muka
air tanah juga perlu ditetapkan.
Pada lapis tanah yang kompresibel perlu dilakukan uji konsolidasi dan
pada tanah ekspansif perlu digambarkan profil potensi pengembangan.
Untuk evaluasi perilaku tiang terhadap beban lateral, modulus
subgrade ditentukan. Bila terdapat beberapa pemboran dan uji sondir,
gambarkan penampang potongan melalui titik-titik uji tersebut.
Penggambaran penampang melintang melalui beberapa titik bor akan lebih
memudahkan untuk mengevaluasi kondisi tanah dalam arah potongan
tersebut.

2) Penentuan Kedalaman Pondasi


Tentukan lapisan pendukung yang cukup baik dan dapat memikul
beban berdasarkan profil tanah di lapangan. Bila terdapat lapisan
kompresibel di bawahnya, pondasi dapat diperdalam atau perkiraan
penurunan perlu diantisipasi. Bila lapisan tanah keras tidak didapatkan
hingga kedalaman tertentu, tiang dapat dirancang sebagai tiang tahanan
gesek (friction piles).
3) Penentuan Jenis Pondasi Tiang
Tentukan jenis pondasi tiang baik tiang pancang atau tiang bor atau
pondasi khusus berdasarkan pertimbangan beberapa faktor:
 Daya dukung aksial dan lateral;
 Ketersediaan peralatan;

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


57
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

 Pengalaman konstruksi di lokasi proyek;


 Pertimbangan lingkungan (suara, getaran, jalan akses, dan lain-lain);
 Ekonomi (biaya).
4) Perancangan Pondasi Tiang
Prosedur perancangan pondasi tiang mengikuti cara yang umum yaitu
penentuan daya dukung ujung tiang, daya dukung gesekan selimut dan
daya dukung lateral. Peralihan lateral pada berbagai kombinasi beban
biasanya ditentukan untuk mengetahui kemampuan pondasi menahan
beban lateral.
Masalah yang cukup kritis dengan perancangan adalah menentukan
parameter tanah yang tepat. Dalam banyak hal, meskipun metode analisis
untuk daya dukung tiang cukup banyak dan dapat memberikan jawaban
yang bervariasi, tetapi kesalahan yang terjadi akibat kekeliruan parameter
tanah adalah lebih fatal (Peck, 1988).

5) Penentuan Komposisi Tiang


Berdasarkan beban-beban struktur atas, komposisi atau
pengelompokan tiang ditentukan. Pada beban-beban yang kecil
kemungkinan beban dipikul oleh tiang tunggal sedangkan pada beban
aksial dan momen yang besar, kelompok tiang dirancang dalam
sebuah pile-cap. Penurunan pondasi tiang baik secara individual maupun
dalam kelompok diperkirakan.
6) Pengaruh Konstruksi pada Bangunan disekitar Proyek
Evaluasi perubahan daya dukung pondasi dari bangunan disekitar
proyek dan perubahan muka air tanah akibat konstruksi pondasi. Pengaruh
penggalian pada kestabilan tanah disekitar proyek dan pengaruh vibrasi
akibat pemancangan dievaluasi.

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


58
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

BAB III
METODE PERENCANAAN

3.1. Data-Data Perencanaan


3.1.1. Data Karakteristik Tanah Dasar
Untuk data karakteristik tanah dasar diperoleh dari hasil uji sondir pada
praktikum mekanika tanah sebagai berikut :

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


59
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Dengan kedalaman pondasi (Df) yang direncanakan terletak pada


kedalaman 1,5m dari permukaan tanah, maka dilakukan interpolasi untuk
mengambil data qc dan qs dengan hasil sebagai berikut :
qc = 35.00 kg/cm²
qs = 44.50 kg/cm²

3.1.2. Data Struktur dan Pembebanan

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


60
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Berikut merupakan data rencana pembebanan yang ditentukan untuk


perencanaan pondasi dangkal :

Df = 1.50 m
B = cari yang paling optimal
dw = 0.30 m
P = 10.00 t
M = 1.00 tm

3.1.3. Data Struktur Pondasi


Berikut merupakan data rencana struktur yang ditentukan untuk
perencanaan pondasi dangkal :
Kolom = w = 30,00 x 30,00 cm
Decking = 75,00 mm = 7,50 cm
Mutu Beton K-300 :
fck = 300 / 10 . 0,98 = 29,40 MPa
fc' = ((0,76 + 0,20 x log(fck/15)) x fck = 24,06 MPa Modulus
elastisitas beton :

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


61
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Ec = 4700 x (fc')⁰′⁵ = 23055,15 MPa


Mutu Baja Tulangan :
BJTD-40 ; fy = 400 MPa = 4000 kg/cm² ; D10-D40

3.2. Tahapan Dan Langkah-Langkah Perencanaan


3.2.1. Pondasi Dangkal
a. Menentukan pembebanan rencana yang akan terjadi pada pondasi tersebut.
b. Menentukan penggunaan tipe pondasi dangkal.
c. Menghitung kapasitas daya dukung tanah.

3.2.2. Pondasi Dalam/Tiang

BAB IV
ANALISIS DAN DESAIN

4.1. Pondasi Dangkal


4.1.1. Analisis data-data perencanaan
4.1.1.1. Analisis data karakteristik tanah

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


62
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Data Tanah :
qc = 35,00 kg/cm²
qs = 44,50 kg/cm²
Perhitungan rasio gesekan
fR = qs x 100% = 1,27%
Karena nilai fR > dari 1%, maka tanah tersebut termasuk kedalam
tanah kohesif.

4.1.1.2. Analisis data dan perhitungan pembebanan


Data pembebanan rencana dari perhitungan pondasi dangkal :
P = 10,00 t
M = 0,50 tm

4.1.2. Analisis daya dukung


4.1.2.1. Perhitungan daya dukung tanah
Perhitungan kapasitas daya dukung berdasarkan Cone Penetration Test
(CPT) / sondir karena nilai fR > 1%, maka tanah tersebut merupakan
tanah kohesif dengan rumus penentuan qult untuk pondasi telapak bujur
sangkar adalah sebagai berikut :
qult = 5 + 0,34qc
= 5 + 0,34 . 35
= 16,900 kg/cm²
pada pondasi telapak, FK yang dianjurkan antara 2 s/d 3, maka
ditentukan FK maks = 3
𝑞𝑢𝑙𝑡 16,900
𝑞𝑎 = = = 5,6333 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝐹𝐾 3

4.1.2.2. Analisa Stabilitas

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


63
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Menghitung eksentrisitas dari beban eksentrisitas pada pondasi


dangkal :
𝑀𝑏,𝑙 1
𝑒𝑏,𝑙 = = = 0,1𝑚 = 10 𝑐𝑚
𝑃 10

4.1.3. Desain dan perencanaan


a. Menghitung lebar pondasi telapak dengan beban eksentris
𝑞𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑃 6. 𝑀𝐵 6. 𝑀𝐿 𝑃 6. 𝑒𝐵 6. 𝑒𝐿
𝑞𝑚𝑖𝑛 ≫= ± 2
± 2
= . (1 ± ± )
𝐿. 𝐵 𝐿. 𝐵 𝐵. 𝐿 𝐿. 𝐵 𝐵 𝐿
metode coba-coba (Syarat rasio ≥ 0,5 dan qmaks ≤ qa)
B L
B.L qmaks qmin qrt Rasio Cek
(cm) (cm)
120 120 14400 0,76 -0,07 0,35 0,45 NO
130 130 16900 0,62 -0,03 0,30 0,47 NO
140 140 19600 0,52 -0,01 0,26 0,49 NO
150 150 22500 0,44 0,01 0,22 0,51 YES
160 160 25600 0,37 0,02 0,20 0,53 YES

Maka dipilih dimensi pondasi yang memenuhi persyaratan diatas dengan


nilai dimensi = 120 x 120 cm = 1,5 x 1,5 m

b. Menghitung tebal pondasi efektif


Tinjauan Perencanaan ɸ
Momen tanpa beban aksial 0,9
Kerja dua arah, ikatan dan angker 0,85
Konstruksi tertekan, spiral 0,75
Konstruksi tertekan, diikatkan 0,70
Pondasi telapak yang tak diperkuat 0,65

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


64
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

Perletakan (bearing) di atas beton 0,70

Dari tabel faktor kualitas kerja untuk pondasi diatas, ditentukan nilai ɸ =
0,85

dari tabel
tegangan geser ijin diatas, diperoleh nilai tegangan ijin geser Vc = 15,61
kg/cm²
𝑞 𝑞 𝑞
dari persamaan : 𝑑2 (𝑉𝑐 + 4) + 𝑑 (𝑉𝑐 + 2) 𝑤 = (𝐵 2 − 𝑤 2 ) 4

diperoleh perhitungan d efektif :


d² . 21,280 + d . 808,500 = 76545,000
d1 = 43,92 cm
d2 = -81.91 cm
maka ditentukan defektif = 45 cm
𝐵2 𝑞
dari persamaan : 4𝑑2 + 4𝑑𝑤 = 𝑉𝑐

diperoleh perhitungan d sesungguhnya :


d² . 4,000 + d . 120,000 = 20921,973

d1 = 58,86 cm
d2 = -88.86 cm
maka ditentukan dsesungguhnya = 60 cm
karena defektif > 305 mm, maka digunakan d = 45 cm

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


65
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

tentukan diameter tulangan D13


D = def + decking + ½.D13
= 45 + 7,5 + ½.1,3
= 53,15 cm ≈ 55 cm

c. Menghitung tulangan baja


𝐵 − 𝑤 120 − 30
𝑖= = = 45 𝑐𝑚
2 2
𝑞𝑢𝑙𝑡 .𝐼 2 22,68 . 452
𝑀𝑢𝑙𝑡 = = = 22963,5 𝑘𝑔𝑐𝑚
2 2

𝑀𝑢𝑙𝑡
0,85. 𝑓𝑐′(1 − √1 − )
0,34. 𝑏. 𝑡 2 . 𝑓𝑐 ′
𝜌= = 0,0003
𝑓𝑦
nilai β1 = 0,85 ; karena fc' ≤ 30 Mpa
𝑓𝑐′ 600
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 [0,85. 𝛽1 . . ] = 0,0196
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
mengambil nilai ρmin dari ketentuan SNI 03-2847-2002 hal. 48 dan 72 yaitu :
300 ≤ fy ≤ 400 ; maka ρmin = 0,0018
karena ρ min > ρ ; maka yang digunakan ρ min = 0,0018
luasan pondasi :
Ac = B.D
= 1200 . 550
= 660000 mm²
luasan penampang baja yang dibutuhkan :
As = ρ.Ac
= 0,0018 . 660000
= 1188 mm²
luasan penampang besi tulangan baja yang digunakan :
Ad = ¼.π.D²
= 132,79 mm²
perhitungan jumlah tulangan :

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


66
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

𝐴𝑠 1188
𝑛 = 𝐴𝑑 = 132,79 = 8,95 ≈ 9 𝑏ℎ

perhitungan jarak antar tulangan


𝐵−2.𝑑𝑒𝑐𝑘𝑖𝑛𝑔 120−2.7,5
𝑥= = = 140,625 𝑚𝑚 ≈ 150 𝑚𝑚
𝑛−1 9−1

maka dari perhitungan diatas diperoleh pembesian D13 – 150 untuk


tulangan tarik pondasi.

untuk tulangan tekan, digunakan 50% dari As pembesian tulangan tarik,


yaitu :
As = 50% . 1188
= 594 mm²
perhitungan jumlah tulangan
𝐴𝑠 594
𝑛 = 𝐴𝑑 = 132,79 = 4,47 ≈ 5 𝑏ℎ

perhitungan jarak antar tulangan


𝐵−2.𝑑𝑒𝑐𝑘𝑖𝑛𝑔 120−2.7,5
𝑥= = = 298,12 𝑚𝑚 ≈ 300 𝑚𝑚
𝑛−1 5−1

maka dari perhitungan diatas diperoleh pembesian D13 – 300 untuk


tulangan tekan pondasi

d. Memeriksa dukungan kolom


luas kolom (A1) = 900 cm²
luas pondasi (A2) = 44100 cm²
sehingga :
𝐴2 44100
𝜓 = √𝐴1 = √ = 7,00 𝑐𝑚
900

karena nilai ψ > 2 cm, maka ditentukan nilai ψ = 2 cm


fc = 0,85.ɸ.fc'.ψ
= 0,85 . 0,85 . 24,06 . 2
= 433.50 kg/cm²

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


67
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

𝑃𝑢𝑙𝑡 10000 𝑘𝑔
𝑓𝑎 = = 2
= 11,11 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝐴1 900 𝑐𝑚
dari perhitungan diatas fa < fc, maka digunakan jumlah angkur minimum
yaitu :
luas angkur (Aa) = 0,005.A1
= 0,005 . 900
= 4,50 cm²
tentukan diameter tulangan D13
luasan penampang besi tulangan baja yang digunakan :
Ad = ¼.π.D² = 1,33 cm²
𝐴𝑠
jumlah angkur yang dibutuhkan (n) 𝑛 = 𝐴𝑑 =
4,5
= 3,39 ≈ 4 𝑏ℎ
1,33

jadi Aa yang digunakan


Aa = Ad.n = 1,33 . 4 = 5,31 cm²

BAB V

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


68
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS TENIK
TEKNIK SIPIL
ALAMAT : JALAN AMAL LAMA NOMOR 1 TARAKAN
Telp. 0551-5509459 fax. 0551-2028655, 5511158 Po Box 170
e-mail : civillaboratory_ub@yahoo.co.id

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.1. Kesimpulan

Dalam mata kuliah Desain Pondasi II ini tentang Perencaanaan pada


pondasi dangkal dan pondasi dalam yang bertujuan untuk memahami
pengertian pondasi, Memahami pertimbangan dalam mendesain suatu pondasi
dan mampu untuk mendesain pondasi dangkal maupun dalam/tiang yang
diperlukan mahasiswa dan mahasiswi untuk proses pembelajaran kedepannya
agar mempermudah dalam perencanan di bidang konstruksi khusus nya pada
pondasi ini.

5.1.2. Saran

Pada setiap perencanaan memerlukan perhitungan yang tepat agar


dapat merencanaan dan membangun suatu bangunan konstruksi yang kokoh,
dan indah dari segi strukturnya. Dan dari sinilah diperlukan sebuah pelajaran
dan pememahaman dalam perencaaan dibidang konstrtuksi agar tidak terjadi
error human dalam perencanaan tersebut yang dapat mengakibatkan kerugian
bagi dirinya dan orang lain.

TUGAS WAJIB TEKNIK PONDASI II


69

Anda mungkin juga menyukai