Anda di halaman 1dari 6

SKENARIO KASUS KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN ANAK USIA REMAJA

Di susun oleh:

Yeni Hasri Utami Jalil (14220160045)

Rismawati Saleh (142201300 )

Lusiana Ardillah (142201600 )

Wawan adi Saputra (142201600 10)

Andi Ferdi Febriansa (14220160051 )

Rahmat (14220160028)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2019
SKENARIO

Tn E (50 th) sumai dari Ny.N (40 th) mempumnyai dua orang anak, An.W (14 th)
laki-laki kelas 2 SMP. Dan anak ke dua, An.S ( 6th) perempuan kelas 1 SD.
Ibu mengatakan bahwa, An.W sering ketahuan merokok dirumah. An W juga
jarang dirumah dan sering bermain dengan teman-temannya di luar. Penuturan ibu
mengatakan Karena ibu seorang pengusaha dagang, dan suaminya pengusaha
aluminium, dan hanya dirumah waktu pagi sebelum bekerja dan sore hari ketika
pulang kerja, oleh karena itu An W jarang dapat perhatian dari oreng tua. Karena
kurangnya perhatian orang tua kepada anak, ibu mengatakan seringkali muncul
konflik antara orang tua dan An W karena anak menginginkan kebebasan untuk
melakukan aktivitasnya.
Masalah lain, Ny N mengatakan sangat mengatur (otoriter) dalam mendidik
anaknya, karena pendidikan sangat diprioritaskan oleh Ny N. meskipun Ny N waktu
untuk anak tidak penuh 24 jam untuk menemani anak memantau perkembanganya,
namun Ny N tetap memantau belajar An W, kadang ibu memarahi An W ketika An
W tidak mahu belajar atau nilai peringkatnya menurun. Ibu juga tidak segan-segan
marah ketika An W sering bermain keluar dengan teman-temanya kadang kalau An
W membangkang ibu bisa memukulnya. . Ny N mengatakan “sikap ibu seperti itu
karena ibu takut An W terjerumus ke dalam pergaulan bebas karena sepengetahuan
ibu, usia remaja adalah penentu masa depanya nanti”. Karena sikap Ny N yang
seperti itu, penerimaan An W, dia merasa terkekang. An W mengatakan” saya jarang
mendapatkan perhatian dari orangtua, giliran dirumah bisanya hanya marah-marah
terus, aku merasa terkekang tidak bisa mengembangkan diriku dengan bebas, aku
sudah remaja punya otonomi kalau itu semua terdukung aku akan bisa menjadi anak
yang sesuia dengan keinginan orang tuak”. Oleh karena itu, An W berperilaku
sebaliknya dari harapan oramgtua, dia menjadi nakal, jarang belajar dan sering keluar
rumah bersama teman-temanya.

PEMERAN:

Narator : Yeni Ustamin Jalil


Ayah : Andi Ferdi Febriansa

Ibu : Rismawati Saleh

Anak : Rahmat Sandi

Perawat L :Wawan adi saputra samsul

Perawat P : Lusiana Ardila

(Pada malam hari Dalam suatu rumah terlihat keluarga Tn..E berkumpul
bersama di ruang tamu sambil bercerita- cerita tidak lama kemudian datanglah
anaknya yaitu an.w ) :

Anak : wa’alaikumsalam

Ayah :wa’alaikumsalam

Ayah : Nak, kau sudah pulang sini duduk dulu ayah sama bunda mau bicara sama
kamu

Anak : iya ayah ada apa ( sambil duduk)

Ayah : kamu dari mana saja jam segini baru balik?

Anak : dari jalan- jalan sama teman- teman

Bunda : iya pantas nilaimu anjlok karna terus keluar malam, jangan sering keluar
malam lebih baik kamu pergi belajar . (dengan nada tegas)

Ayah : iya betul kata bundamu jangan selalu keluyuran, apalagi kamu katanya sering
merokok

Anak : tidak kok ayah ( dengan nada agak kecil)


Anak : lagian saya keluar jalan – jalan sama teman –temanku karna bosan dirumah
terus saya butuh refresin karna terlalu banyak tugas dari sekolah ayah, bunda

Ayah : tapi kamu terlalu sering keluar malam itu tidak baik lebih baik kamu belajar
yang baik biar jadi anak yang membanggakan orang tua

Anak : saya bosan kalau terus terus belajar di rumah saya butuh kebebasan

Bunda : ini anak kalau dibilangi sama orang tua jangan suka melawan

Anak : saya tidak bermaksud melawan ayah atau bunda saya hanya ingin kebebasan
keluar sama teman teman saya .

Anak : lagi pula ayah sama bunda kapan ada waktunya untuk saya , ayah sama bunda
selalu pulang malam dan kalau tiba di rumah hanya marah – marah

Ayah : ayah sama bunda selalu pulang malam karna kami kerja untuk kebutuhan
kamu juga

Bunda : iya betul kata ayah mu

Anak : tapi ayah bunda

Bunda : sudah sudah kamu masuk kamar belajar sana

(An.w lansung menuju kamarnya dengan suasana hati dan ekspresi wajah agak
kecewa dan marah )

Bunda : ayah sebenarnya bunda telah megajukan sendiri kalau keluarga kita jadi
keluarga binaan perawat yang sering datang di sekitar tempat tinggal kita ,
bagaimana kalau kita panggil perawat itu datang ke rumah kita.

Ayah : iya ayah saya sangat setuju bunda.


( keesokan harinya Tn. E dan Ny. N menemui perawat tersebut dan
membicarakan tentang masalah mereka )

Ayah : permisi pak , ibu suster

Perawat (P) : Iya pak ada yang bisa saya bantu

Ayah : begini suster , kedatangan saya dan suami disini untuk memberi tahu bahwa
saya sekeluarga butuh bimbingan tentang kesehatan.

Bunda: kalau bisa pak/bu suster , materi yang nanti di sampaikan, tentang bahaya
merokok dan pergaulan bebas, karena anak saya sekarang sudah mulai
merokok dan sering keluyuran malam.

Perawat L : Iya pak/bu, silahkan bapak dan ibu cari waktu yang tepat, setelah itu
kabari kami kembali, nnti saya dan teman saya akan datang untuk
memberikan penyuluhan.

Perawat P : Usahakan anaknya untuk dihadirkan juga bu yah?

bunda : iye bu suster.

Singkat cerita….

(TN. E dan Ny.N menghubungi kembali perawat tersebut untuk melakukan


penyuluhan dirumahnya)

Ayah :Assalamualaikum, maaf mengganggu pak, saya kemaren yang datang


dipuskesmas untuk dijadikan keluarga binaan.

Perawat L :Wa’alaikumsalam, iye pak.

Ayah : bisa datang dirumah kami hari ini pak ? kebetulan anak saya juga ada dirumah
sekarang.
Perawat L : iye pak, nnti saya dan teman saya kerumah sekarang.

Setelah beberapa menit kemudian, perawat tiba di rumah Tn.E dan Ny.N
untuk memberikan penyuluhan, dalam proses pembimbingan sang anak dan keluarga
bertanya dan perawat menjawab, dan setelah perawat menjawab sang anak
memahami apa yang di sampaikan oleh perawat, akhirnya anak Tn.E menyadari
kesalahannya dan tidak akan mengulang perbuatannya kembali, Tn.E dan Ny.N juga
merasa bersalah kepada anaknya karena kurang memperhatikan anaknya , Tn.E dan
Ny.N akan berusaha untuk meluangkan waktu mereka untuk anaknya (An.w)
meskipun mereka sibuk bekerja.

Anda mungkin juga menyukai