LAPORAN KASUS
A. Indentitas klien
Nama : Ny .R
Umur : 87 th
Tanggal masuk IDG : 06 Maret 2019
Pukul : 10:00 Wib
NO RM : 00.58.62.59
D. Pengkajian primer
Kesadaran (AVPU) : Unresposive (Tidak Sadar)
Nadi Karotis : Teraba
Masalah keperawatan : gangguan perfusi jaringan cerebral
Tindakan : Kaji tingkat kesadaran dengan cara menggunakan Gcs.
Evaluasi : penurunan kesadaran GCS : E1 V1 M4 (stupor)
Airway : Terdengar suara snoring (suara seperti ngorok karena pangkal lidah
jatuh kebelakang) , gargling (berkumur: cairan), Pada saat inspeksi tampak
sumbatan berupa cairan dan lidah jatuh ke dalam pada jalan napas.
Masalah keperawatan : Bersihan jalan napas tidak efektif
Tindakan :Dilakukan pemasangan OPA, suction untuk
membersihkan sekret, dan pemasangan NGT (keluarga
menolak)
1
Circulation : Nadi teraba lambat, akral teraba dingin dan pucat ,TD
180/100, nadi 109x/menit, suhu 38.6oC,RR 38x/M.
Masalah keperawatan : gangguan perfusi jaringan cerebral
E. Pengkajian sekunder
2
Pengkajian Head to Toe
Kepala (mata, Bentik kepala mesochepal, tidak ada luka, rambut bersih dan tidak
telinga hidung) rontok
Mata : Isokor, diameter pupil 3mm/3mm,
reflek cahaya +/+, tidak ada cairan yang keluar
Telinga : Bentuk telinga simetris
Hidung : bersih tidak ada lesi dan tidak sinus
Leher Tidak terdapat pembesaran pada JVP. Tidak ada nyeri tekan, tidak
ada kaku kuduk
Thorak Simetris antara paru kanan dan paru kiri, terdapat otot bantu
pernapasan
Abdomen Terdapat distensi abdomen, saat diperkusi terdengar suara timpani,
bising usus terdengar 13x/menit
Ekstermitas Tidak ada jejas pada ekstermitas atas maupun bawah, tidak ada
odem, kekuatan otos atas dan bawah
5 1
5 1
Integumen Turgor kulit elastis, warna kulit pucat, tidak ada luka pada kulit
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Tanggal:05/03/2019 Jam: 23:20:6 Wib
Terapi Medis
- Captopril 1x/12,5 mg
- Ranitidine 50mg/12 jam
- Kalnex 500mg/8 jam
- Terpasang infus (ringer lactat 100cc 20 tetes/menit (mikro).
- Paracetamol invus
- Oksigen 7L
4
F. ANALISA DATA
Pengkajian sekunder
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
5
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret yang
berlebih
2. Pola nafas tidak efektif berhungan dengan penekanan saluran nafas
3. Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan peningkatan tekanan intra-
cerebral/ penurunan suplai darah dan o2 ke otak
H. RENCANA KEPERAWATAN
Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pola nafas,irama dan
efektif berhungan keperawatan di dapatkan prekuensi pernafasan
dengan penekanan kriteria hasil : R/ Mengetahui pola sistem
saluran nafas 1. Menunjukkan jalan nafas pernapasan
yang paten (irama dan 2. Pertahankan jalan nafas yang paten
frekuensi pernafasan .
dalam rentang normal ) R/ Mencegah terjadinya gangguan
2. Tidak ada sianosis dan pola nafas
dyspnue 3. Atur pemberian oksigen
3. Mampu bernafas dengan R/ Kebutuhan oksigen dalam batas
mudah normal sesuai kebutuhan
4. Tanda-tanda vital dalam 4. Pertahankan posisi normal
rentang normal R/ mempertahankan kenyamanan
dan proses pemulihan
5. Observasi tanda-tanda
hipoventilasi
R/ Mengetahui tanda-tanda
hivopentilasi sehingga segera
diberi tindakan cepat.
6. Monitoring pola pernafasan
R/ mengetahui rentang pernapasan
dalam batas normal.
6
7. Monitoring sianosis perifer
R/ Mencegah terjadi gangguan
perpusi jaringan perifer
Gangguan perfusi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitoring tingkat kesadaran
jaringan cerebral keperawatan di dapatkan (GCS) .
berhubungan kriteria hasil : R/ Mengetahui fluktatif keadaan
dengan 1. Tekanan darah ,nadi,RR klien .
peningkatan dan suhu dalam rentang 2. Berikan posisi kepala 30-450.
tekanan intra- normal R/ memudahkan klien untuk
cerebral/ 2. Tidak ada tanda-tanda bernapas, klien dalam keadaan
penurunan suplai peningkatan tekanan rileks, dan sesuai sop.
darah dan o2 ke intrakranial 3. Monitoring adanya tanda-tanda
otak 3. Menunjukkan fungsi peningkatan tekanan intrakranial
sensori motorik cranial dan respon neurologis .
yang utuh : tingkat 4. Monitoring TTV dan status cairan
kesadaran .
membaik,tidak ada R/ Status cairan dalam bats normal
gerakan-gerakan dan sesuai program terapi.
involunter 5. Kolaborasi dengan dokter tentang
pemberian obat :
a. Captopril 1x/12,5mg
b. Ranitidin 50mg/12j
c. Kalnex 500mg/8j
06/03/2019
1. Mengkaji pola S :-
7
Jam 16:00 nafas,irama dan
frekuensi pernafasan O:
2. Mempertahankan - Terpasang O2
Jam 16:05 jalan nafas yang 7 L/menit
paten - RR : 30x/menit
3. Mengatur - Frekuensi nafas belum normal
pelaksanaan oksigen - A : Masalah pola nafas belum
4. Mempertahankan teratasi
posisi-posisi
semifowler P : Lanjutkan intervensi dengan :
5. Mengobservasi tanda- - Memonitoring frekuensi dan
Jam 16.16 tanda hipoventilasi irama pernafasan
6. Memonitor pola - Lanjutkan pemberian O2
pernafasan abnormal - Kolaborasi dengan dokter
Jam 16.22 untuk pemasangan ventilator
7. Memonitor sianosis
perifer
Jam 16:29
06/03/2019
1. Memonitoring tingkat
Jam 16:30 kesadaran GCS : 6 S :-
E1 V1 M4 kes :stupor
2. Memberikan posisi O: - TD :180/100Mmhg
kepala 30-45o - N : 100x/menit
3. Memonitoring adanya - RR: 30/menit
peningktan tekanan - S : 37,9oC
intrakranial dan - GCS = 6 (E1V1M4)
respon neorologisnya kes : stupor
4. Memonitoring TTV
TD :180/100 mmHg A : masalah gangguan perfusi
Jam 09:25 N :109 x/menit, RR : jaringan cerebral belum teratasi
39 x/ menit,
T : 38,6 oC P : Lanjutkan intervensi
5. Melakukan Dengan :
Kolaborasi dengan - Melakukan kolaborasi
pemberian obat pemberian PCT invus
dengan dokter : - Melakukan pemasangan infus
a. captopril 1. Ringer lactat 500CC 20tpm
Jam 14:10 1x12,5mg (makro)
b. Ranitidin - Melakukan kolaborasi dengan
50mg/12j dokter spesialis bedah syaraf
c. Kalnex 500mg/8j - Memonitoring TTV
d. Melakukan
Jam 14:35 kolaborasi
pemberian PCT
invus
DAFTAR PUSTAKA
8
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: definisi dan
Nanda (2015). Diagnosis keperawatan Definisi & klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 editor T
http://whiteteaindonesia.blogspot.com/2012/02/gejala-dan-cara-mencegah-stroke.html
http://id.scribd.com/doc/66503799/Etiologi-Stroke
Askep Pada Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. 1996. Jakarta: Depkes