Anda di halaman 1dari 27

PERBANDINGAN KETATANEGARAAN INDONESIA DENGAN NEGARA JERMAN

Di susun oleh : Emiro Restu

Nim : 1611150100

Dosen : Fernande Maurlsya, MH

INSTITUT AGAMA ISALAM NEGERI (IAIN)) BENGKULU TAHUN AJARAN 2019


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik

dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun

isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,

petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam studi Perbandingan Sistem Administrasi Negara.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga

kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki

sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-

masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

bengkulu, juni 2019

Emiro Restu
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2

1.3 Tujuan dan Manfaat............................................................................................................ 2

Bab II Kerangka Teori

2.1 Pengertian konstitusi .......................................................................................................... 4

2.2 Pengertian pemilu ............................................................................................................. 5

2.3 Pengertian eksekutif legislatif dan yudikatif ........................................................................... 6

Bab III Pembahasan

3.1 perbandingan konstitusi indonesian dengan negara jerman ..................................................... 8

3.1.1 perbandinga pemilu indonesia dengan jerman..................................................................... 8

3.1.2 partai politik indonesia dengan jerman .............................................................................. 14

3.2 eksekutif legislatif dan yudikatif indonesia dengan jerman ...................................................... 17

3.2.1 Pemerintahan daerah indonesia dengan jerman ................................................................ 19

Bab IV Penutup

4.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 22

4.2 Saran .............................................................................................................................. 23


Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam mengatur pemerintahan sebuah negara harus memiliki cara yang sesuai demi

berjalannya negara tersebut. Cara itulah yang sering disebut sebagai sistem pemerintahan.

Sehingga sistem pemerintahan dapat diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang terdiri atas

berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantung dan memengaruhi dalam

mencapai tujuan dan fungsi pemerintahan.

Walaupun sistem pemerintahan diartikan hampir sama disetiap negara, namun

adakalanya sistem pemerintahan yang diterapkan setiap negara berbeda satu sama lain.

Dengan memahami sistem pemerintahan negara-negara lain, akan menambah wawasan kita

sekaligus bisa dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi negara kita. Oleh karena itu,

setelah mengetahui persamaan dan perbedaan antara sistem pemerintahan, maka kita dapat

mengembangkan suatu sistem pemerintahan yang dianggap lebih baik.

Perbedaan penerapan sistem pemeritahan antarnegara disebabkan oleh banyak hal,

seperti kondisi sosial budaya dan politik yang berkembang di negara yang bersangkutan.

Faktor lain yang sangat berpengaruh adalah komitmen elite politik terhadap sistem politik

yang hendak diwujudkan, sistem kepartaian yang berkembang di negara yang bersangkutan,

tradisi politik yang telah berkembang di negara yang bersangkutan, serta budaya politik

dominan di masyarakat yang bersangkutan.


Pertama adalah sistem pemerintahan politik. Hal ini perlu diidentifikasi dalam

penerapan perbandingan suatu negara sebab bentuk dan sistem pemerintah adalah faktor

utama atas berjalannya suatu negara.. Kedua adalah pertumbuhan ekonomi negara yang

berkembang di negara yang bersangkutan. Hal ini juga sangat berkaitan erat dengan sistem

pemerintahan negara yang bersangkutan.

Ketiga adalah kesejahteraan sosial dimana hal tersebut lebih berkaitan dengan

rakyat. Dari semua faktor di atas terlihat jelas jika masing-masing negara memiliki sistem

pemerintahan yang berbeda sekalipun sama tetap ada yang berbeda. Begitu pula, sistem

pemerintahan Indonesia terhadap sistem pemerintahan negara lain. Maka penulis

menganalisis perbandingan sistem pemerintahan Indonesia dengan salah satu negara yaitu

Selandia Baru dalam suatu makalah dengan judul, ”Perbandingan Sistem Pemerintahan

Negara Indonesia dengan negara Selandia Baru”, yang akan menjelaskan lebih jauh

mengenai perbandingan keduanya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditarik suatu rumusan masalah

diantaranya sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem pemerintahan negara Indonesia ?

2. Bagaimana sistem pemerintahan negara Selandia Baru ?

3. Bagaimana perbandingan sistem pemerintahan negara Indonesia dengan negara Selandia

Baru ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat makalah ini antara lain :

- Tujuan :

Tujuan dibuatnya makalah ini, untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen

perbandingan sistem administrasi negara. Selain itu digunakan untuk perbaikan


dalam suatu negara. Yang terdapat kekurangan akan diperbaiki dan ditambah lagi

agar menjadi suatu negara yang lebih baik dan sejahtera, yang memiliki kelebihan

hendaknya terus ditingkatkan lagi sebagai suatu pertahanan suatu negara itu sendiri.

Selain itu untuk Mengidentifikasi faktorfaktor kultural, politik, sosial yang

mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan administrasi suatu negara, serta Meneliti

dan memastikan perubahan yang harus dilakukan setelah mempelajari keberhasilan

negara lain dan untuk Menemukan serta merumuskan kembali konsep-konsep baru

mengenai administrasi negara yang lebih universal untuk diterapkan dalam

penyelenggaraan administrasi negara di negara asal yaitu negara Indonesia.

- Manfaat :

Setiap negara pasti memiliki unsur-unsur yang berbeda dan beraneka ragam satu

sama lain, baik dari segi politik, ekonomi, budaya, dll. kali ini kami mengambil contoh

dari negara Selandia Baru dan Indonesia. Kita dapat mengetahui berbagai unsur

yang ada didalamnya lalu kita bandingkan antara negara Selandia Baru dengan

Indonesia. Dengan adanya makalah ini, kita dapat lebih tahu mengenai berbagai

unsur yang ada di negara Selandia Baru dan Indonesia. dan kita akan lebih tahu

kekurangan dan kelebihan suatu negara itu sendiri melalu perbandingan disetip

unsurnya. Jika dikaitkan dengan mata kuliah perbandingan sistem administrasi

negara manfaatnya untuk mengetahui sistem administrasi negara di masing-masing

negara itu sendiri. Serta untuk menambah wawasan atau pengetahuan baru

mengenai sistem administrasi negara di negara lain, selain negara Indonesia.


BAB II

KERANGKA TEORI

Landasan teory

A. konstitusi

menurut Richard S. Kay Konstitusi ialah pelaksanaan dari aturan-aturan hukum

atau rule of law dalam hubungan antara masyarakat dengan pemerintahan. Konstitualisme

menciptakan situasi yang bisa memupuk rasa aman karena adanya batasan pada wewenang

pemerintah yang sudah ditetapkan lebih awal.Cart J. Friedrich mengatakan Konstitusi

merupakan sekumpulan kegiatan yang dibuat oleh dan tas nama rakyat, akan tetapi

dikenakan beberapa pembatasan dan berharap dapat menjamin bahwa kekuasaan yang

dibutuhkan untuk pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh orang-orang yang memperoleh

tugas untuk memerintah.

Cf. Strong Konstitusi ialah sekumpulan asas yang mengatur, menetapkan pemerintah

dan kekuasaannya, hak-hak yang diperintah, dan juga hubungan antara pemerintah dengan

yang diperintah. Chairul Anwar Konstitusi merupakan fundamental laws mengenai

pemerintahan dalam suatu negara dengan nilai-nilai fundamentalnya . Sri Soemantri

Konstitusi merupakan naskah yang berisikan suatu bangunan negara dan sendi-sendi dari

sistem pemerintahan.E. C. S. Wade Konstutusi yaitu sebuah naskah yang menjelaskan rangka

dan tugas pokok dari suatu badan pemerintahan di suatu negara juga menentukan cara kerja

dari badan pemerintahan tersebut.jadi dapat di simpulkan bahwa konstitusi adalah sebuah

norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci,

melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan

lainnya.

b. Definisi Pemilu

Menurut Ali Moertopo pengertian Pemilu sebagai berikut: “Pada hakekatnya, pemilu

adalah sarana yang tersedia bagi rakyat untuk menjalankn kedaulatannya sesuai dengan azas

yang bermaktub dalam Pembukaan UUD 1945. Pemilu itu sendiri pada dasarnya adalah suatu

Lembaga Demokrasi yang memilih anggota-anggota perwakilan rakyat dalam MPR, DPR,

DPRD, yang pada gilirannya bertugas untuk bersama-sama dengan pemerintah, menetapkan

politik dan jalannya pemerintahan negara”. Menurut Morissan, Pemilihan umum adalah cara

atau sarana untuk mengetahui keinginan rakyat mengenai arah dan kebijakan negara

kedepan. Paling tidak ada tiga macam tujuan pemilihan umum, yaitu memungkinkan

peralihan pemerintahan secara aman dan tertib untuk melaksanakan kedaualatan rakyat

dalam rangka melaksanakan hak asasi warga Negara.

Menurut Suryo Untoro, Pemilihan Umum (yang selanjutnya disingkat Pemilu) adalah

suatu pemilihan yang dilakukan oleh warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih,

untuk memilih wakil-wakilnya yang duduk dalam Badan Perwakilan Rakyat, yakni Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I dan Tingkat II (DPRD I

dan DPRD II)”. Jadi dapat di simpulkan bahwa pemilu adalah pemilihan yang dilakukan

serentak oleh seluruh rakyat suatu negara (untuk memilih wakil rayat dan sebagainya).

c. Partai politik

Menurut Carl J. Friedrich Partai Politik adalah sekelompok manusial yang terorganisir

dengan stabil yang bertujuan memenangkan dan mempertahankan kekuasaan pemerintah

bagi pemimpin partainya. Kemudian penguasaan ini akan memberikan manfaat riil maupun

materil kepada para anggota partainya. R. H. Soltou Partai Politik adalah sekelompok orang

dalam satuan politik dan terorganisir, dengan memanfaatkan kekuasaan pemilih, serta

bermaksut menguasai pemerintah dan melaksanakan kebijakan mereka.


Sigmun Neumann Definisi Partai Politik yaitu sekelompok orang dari aktivis-aktivis

politik yang berusaha untuk menguasai pemerintah serta merebut dukungan rakyat, yang

datang dari golongan lain yang berbeda pemahaman. Miriam Budiarjo Yang dimaksut Partai

Politik merupakan sekumpulan orang-orang yang memiliki orientasi dan terorganisir, punya

cita-cita dan nilai-nilai yang sama dalam tujuan menguasai suatu pemerintahan politik,

dengan cara konstitusional dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.

Sri Sumantri Partai politik didefinisikan sebagai penggolongan organisasi dalam

masyarakat yang didasarkan pada kesamaan kehendak dalam memperjuangkan visi-misi

politik, sesuai dengan keinginan masyararakat dalam rangka penyempurnaan tata hidup di

dalam masyarakat itu sendiri. Jadi dapat di simpulkan bahwa partai politik adalah Organisasi

yang bersifat nasional yang dibentuk oleh sekelompok Warga negara Indonesia secara

sukarela atas dasar persamaan hasrat, kehendak maupun keinginan dengan tujuan membela

kepentingan anggota, masyarat dan negara, serta melindungi NKRI sesuai UUD 1945.

d. Eksekutif

lembaga eksekutif adalah presiden dan wakil presiden dan beserta dengan menteri-

menterinya yang turut membantunya dalam menjalankan tugasnya di sebuah negara.

Presiden merupakan lembaga negara yang memiliki kekuasaan eksekutif yaitu kekuasaan

yang menjalankan roda pemerintahan. Di negara Indonesia, presiden memiliki kedudukan

sebagai kepala pemerintahan serta sebagai kepala negara. Presiden dan wakilnya menduduki

jabatan maksimal 5 tahun, namun masih dapat mencalonkan diri kembali untuk satu masa

lagi.

e. Legislatif

Lembaga legislatif merupakan lembaga atau dewan yang mempunyai tugas serta wewenang

membuat atau merumuskan UUD yang ada di sebuah negera. Selain itu, lembaga legislatif

juga diartikan sebagai lembaga legislator, yang mana jika di negara Indonesia lembaga ini

dijalankan oleh DPD (Dewan Perwakilan Daerah) DPR (Dewan Perwakilan Rakyat, dan MPR

(Majelis Permusyawaratan Rakyat.


f. Yudikatif

Lembaga yudikatif adalah lembaga negara yang tugas utamanya sebagai pengawal,

pengawas, dan pemantau proses berjalannya UUD, dan juga pengawasan hukum di sebuah

negara. Di Indonesia, fungsi lembaga legislatif ini dijalankan oleh MA (Mahkamah Agung), MK

(Mahkamah Konstitusi), yang mana keduanya memiliki peran sebagai pengawas dan

pemantau berjalannya UUD dan hukum yang ada di Indonesia.

g. Pemerintahan daerah

Menurut H. A. Brasz, Pemerintahan merupakan ilmu yang mempelajari teknis atau

pun cara lembaga umum disusun dan difungsikan dengan baik secara intern dan ekstern

terhadap warga negaranya. Menurut R. Mac Iver, pengertian pemerintahan adalah suatu ilmu

mengenai cara bagaimana orang-orang dapat diperintah atau pun dikendalikan. Menurut

Syafie Inu Kencana, pemerintahan merupakan sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana

cara melakukan pengurusan badan eksekutif. Pengaturan badan legislatif, kepemimpinan,

dan juga koordinasi pemerintahan baik pusat dengan daerah, mau pun rakyat dengan

pemerintahannya dalam setiap peristiwa dan gejala pemerintahan.

Menurut J. S. T. Simorangkir, pemerintahan merupakan sebuah alat negara yang

menjalankan tugas dan fungsi dari pemerintah. Menurut Haryanto, dll, pengertian

pemerintahan secara fungsional merupakan sistem struktur dan organsasional dari berbagai

macam fungsi yang dijalankan dengan menerapkan dasar tertentu dalam mencapai tujuan

sebuah negara. Jadi dapat disimpulkan bahwa Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan

urusan pemerintahan oleh pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara

Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.


E. Pembahasan

1. perbandinagn konstitusi indonesia dengan jerman

a. konstitusi indonesia

indonesia menggunakan Konstitusi Republik Indonesia Serikat yg disahkan sebagai

undang-undang dasar negara berkaitan dengan pembentukan Republik Indonesia Serikat

oleh hasil Konfrensi Meja Bundar, sejak 27 Desember 1949 berdasarkan poin pertama dan

kedua. Pemberlakuan Konstitusi Republik Indonesia Serikat tidak serta merta mencabut

Undang-Undang Dasar Tahun 1945 karena perbedaan ruang lingkup penerapan. Konstitusi

Republik Indonesia Serikat berlaku sampai dengan tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia

berlaku UUDS 1950 berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1950 pada Perubahan

Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar Sementara

Republik Indonesia, Sidang Pertama Babak ke-3 Rapat ke-71 DPR RIS tanggal 14 Agustus

1950 di Jakarta.

Konstitusi Republik Indonesia Serikat ini terdiri atas enam bagian. Empat bagian

pertama merupakan bagian mengenai Bentuk Negara dan Kedaulatan, Daerah Negara,

Lambang dan Bahasa Negara serta Kewarganegaraan dan Penduduk Negara. Empat bagian

pertama dalam bab 1 Konstitusi Republik Indonesia Serikat menyatakan bahwa:

1. Negara Indonesia Serikat merupakan negara hukum yang berlandaskan demokrasi dan

berbentuk federasi (pasal 1a), yang kedaulatannya dilaksanakan oleh Pemerintah bersama-

sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat (pasal 1b).

2. Negara Indonesia Serikat meliputi Negara Republik Indonesia berdasarkan Perjanjian

Renville, Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Distrik Federal Jakarta, Negara Jawa

Timur, Negara Madura dan Negara Sumatra Timur dan Daerah-Daerah Otonom (Jawa

Tengah, Bangka, Belitung, Riau, Kalimantan Barat (Daerah istimewa), Dajak Besar; Daerah

Bandjar, Kalimantan Tenggara, dan Kalimantan Timur) (pasal 2).

3. Bendera kebangsaan Republik Indonesia Serikat adalah bendera Sang Merah Putih (pasal 3

ayat 1), Lagu kebangsaan adalah lagu "Indonesia Raya" (pasal 3, ayat 2) dan Bahasa resmi

Negara Republik Indonesia Serikat adalah Bahasa Indonesia (pasal 4).


4. Pemerintah menetapkan meterai dan lambang negara (pasal 3 ayat 3).

5. Kewarganegaraan dan pewarganegaraan (naturalisasi) serta Penduduk diatur oleh undang-

undang federal (pasal 5, ayat 1 dan 2 dan pasal 6).

Sedangkan, bagian lima dari bab 1 Konstitusi Republik Indonesia Serikat mengatur mengenai Hak dan

Kebebasan Dasar Manusia (dengan kata lain Hak Asasi Manusia). Hal-hal yang diatur dalam bagian ini

antara lain:

1. pengakuan sebagai pribadi terhadap undang-undang (7(1)).

2. perlakuan dan perlindungan yang sama atas hukum (equality before the law) (7(2), 7(3) dan

13).

3. mendapat bantuan hukum (7(4))

4. hak membela diri (7(4))

5. perlindungan atas harta benda (8)

6. mobilitas (9)

7. larangan perbudakan dan aktivitas terkait (10)

8. memperoleh perlakuan yang layak (11)

9. penahanan dan hukuman, harus dilakukan sesuai aturan-aturan yang berlaku (12 dan 14(b))

10. praduga tak bersalah (14(a))

b. kostitusi jerman

jerman menggunakan Undang-Undang Dasar RFJ yang bersifat sementara (dalam

bahasa jerman: Ubergangszeit) yang di buat pada tanggal 23 Mei 1949 (saat itu diputuskan

oleh Dewan Menteri Wilayah Barat yang dikepalai oleh Konrad Adenauer), menjadi dasar dan

landasan terwujudnya satu peraturan kebebasan demokrasi untuk rakyatnya. Penduduk RFJ

dituntut aktif untuk mewujudkan, mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan RFJ.

Setelah Jerman bersatu kembali pada tahun 1990, tuntutan ini terpenuhi oleh karena itu

selain Preambul (pembukaan), pasal (artikel) dan serta penutup UUD diperbaharui.
Pada tahun 1999 orang Jerman telah mempunyai pengalaman setengah abad dengan

Undang-Undang Dasar mereka yaitu Grundgesetz.

Pada jubileum ke-40 dari Republik Federal Jerman pada tahun

1989, Grundgesetz telah dinyatakan sebagai undang-undang dasar yang terbaik dan paling

liberal yang pernah terdapat di bumi Jerman. Penerimaan rakyat terhadapnya melebihi sikap

terhadap konstitusi Jerman yang manapun sebelumnya. Dengan Grundgesetz telah diciptakan

sebuah negara, yang sejauh ini belum pernah dilanda krisis konstitusional yang serius.

Grundgesetz terbukti merupakan landasan yang kokoh bagi kehidupan suatu masyarakat

negara demokratis yang stabil. Kehendak penyatuan kembali yang terkandung di dalmnya

terlaksana pada tahun 1990. Berdasarkan Perjanjian Unifikasiyang mengatur bergabungnya

RDJ dengan Republik Federal Jerman, mukadimah dan pasal penutuf Grundgesetz mengalami

penyusunan baru, dan kini menyatakan bahwa dengan bergabungnya RDJ maka rakyat

Jerman sudah kembali memperoleh kesataunnya. Sejah tanggal 3 Oktober 1990 Grundgesetz

berlaku untuk seluruh Jerman.

Isi Grundgesetz sendiri banyak mencerminkan pengalaman para penyusunya pada

masa pemerintahan totaliter di bawah rezim diktatorial Nazi.

Undang-Undang Dasar juga mencantumkan hak dan kewajiban warga negara di Jerman.

Kewajiban terpenting adalah wajib sekolah: Di Jerman, anak-anak dan remaja harus

bersekolah. Selanjutnya adalah wajib pajak: Siapa pun yang memiliki penghasilan, harus

membayar pajak. Serta kewajiban untuk menaati undang-undang: Setiap warga negara harus

mematuhi undang-undang.

isi hak gerundgesatz.

 Harkat Martabat Manusia: Orang harus menghargai satu sama lain.

 Kesetaraan Hak: Setiap manusia memiliki hak yang sama. Misalnya wanita dan laki-laki

memiliki hak yang sama.

 Kesetaraan di Depan Hukum: Setiap orang adalah sama di depan hukum.

 Hak Kebebasan Berpendapat: Setiap orang boleh mengatakan hal yang dipikirkan.

 Kebebasan berserikat dan berkumpul: Setiap orang dapat berkelompok.


 Kebebasan menentukan tempat tinggal: Setiap orang boleh tinggal dan bertempat tinggal di

tempat yang diinginkan.

 Kebebasan Bekerja: Setiap orang bebas memilih pekerjaan.

 Hak-hak lain adalah perlindungan perkawinan dan berkeluarga, hak pilih, dan kebebasan

beragama.

 Hak pilih menyatakan: Setiap orang yang ada di Jerman dibolehkan memilih. Mereka juga

dapat dipilih. Pemilihan harus rahasia, umum, dan bebas.

2. perbandingan pemilu di indonesian dengan jerman

a. pemilu di indonesia

Pada Pemilu 2004, masyarakat secara langsung dapat memilih DPR, DPD, DPRD,

Presiden, dan Wakil Presiden. Pemilu 2004 dilaksanakan secara serentak pada 5 April 2004

untuk memilih 550 anggota DPR, 128 anggota DPD serta DPRD untuk periode 2004-2009.

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI dilaksanakan pada 5 Juli 2004 (Putaran I) dan 20

September 2004 (Putaran II). Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada Pemilihan Umum

2004 dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (Presiden) dan Jusuf Kalla (Wakil

Presiden).

Pemilu 2004 menunjukkan kemajuan demokrasi di Indonesia. Masyarakat dapat

memilih secara langsung dan bukan lagi melalui anggota MPR seperti Pemilu sebelumnya.

Selain itu, Pemilu 2004 juga diikuti oleh banyak partai politik peserta Pemilu. Partai peserta

Pemilu 2004 yakni Partai Buruh Sosial Demokrat; Partai Merdeka; Partai Perhimpunan

Indonesia Baru; Partai Nasional Banteng Kemerdekaan; Partai Persatuan Nahdlatul Ummah

Indonesia; Partai Patriot Pancasila; Partai Sarikat Indonesia; Partai Persatuan Daerah, Partai

Pelopo; Partai Nasional Indonesia Marhaenisme; Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia,

dan Partai Penegak Demokrasi Indonesia. Partai Karya Peduli Bangsa; Partai Pelopor; Partai

Persatuan Demokrasi Kebangsaan; Partai Damai Sejahtera; Partai Bulan Bintang; Partai

Persatuan Pembangunan; Partai Demokrat; Partai Amanat Nasional; Partai Kebangkitan


Bangsa; Partai Keadilan Sejahtera; Partai Bintang Reformasi; Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan; dan Partai Golongan Karya

b. pemilu di jerman

Perbedaan terpenting: Sistem politik dan kekuasaan di Jerman tidak dilaksanakan secara

langsung, melainkan melalui sebuah lembaga perwakilan. Anggota parlemen, sebagai wakil

rakyat, memainkan peran penting. Karena dia bisa dikatakan menjadi perwujudan kehendak

rakyat. Sistem pemilu di Swiss misalnya lain lagi, karena merupakan sistem "demokrasi

langsung". Di Swiss, banyak UU dan kebijakan politik yang ditetapkan melalui referendum. Di

Jerman, keputusan politik hanya diputuskan oleh para anggota parlemen. Dengan demikian,

setiap wakil rakyat mengemban tanggung jawab yang besar.

4. perbandingan partai politik indonesia dengan jerman

a. Partai politik indonesia

Peran partai politik telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi sistem

perpolitikan nasional, terutama dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang

dinamis dan sedang berubah. Jika kapasitas dan kinerja partai politik dapat

ditingkatkan, maka hal ini akan berpengaruh besar terhadap peningkatan kualitas

demokrasi dan kinerja sistem politik. Oleh karena itu, peran partai politik perlu

ditingkatkan kapasitas, kualitas, dan kinerjanya agar dapat mewujudkan aspirasi

dan kehendak rakyat dan meningkatkan kualitas demokrasi.

Partai NasDem.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)*

Partai Keadilan Sejahtera (PKS)*

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)*

Partai Golongan Karya (Golkar)*

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)*

Partai Demokrat*
b. partai politik jerman

Terlihat dalam banyak pokok pikiran UUD ini upaya untuk menghindari kesalahan masa

lalu yang ikut menyebabkan keruntuhan Republik Weimar yang demokratis. Para penyusun

Geundgesetz pada tahun 1948 mencakup para Perdana Menteri negara bagian di ketiga zone

Barat serta anggota Majelis Parlementer yang diutus oleh setiap parlemen negara bagian. Majelis

yang dipimpin oleh Konrad Adenauer ini memutuskan Grundgestz yang diikrarkan pada

tanggal 23 Mei 1949. Dalam Undang-Undang Dasar misalnya dinyatakan bahwa Jerman

merupakan negara demokrasi. Artinya: Setiap warga negara dapat berpartisipasi dalam

kehidupan politik, misalnya asosiasi, LSM, serikat pekerja, atau partai politik. Partai politik

memiliki program dan tujuan yang berbeda-beda. Partai terbesar adalah CDU (Serikat Demokrasi

Kristen), SPD (Partai Demokrasi Sosial Jerman), Bündnis 90/Die Grünen (Aliansi 90/Partai Hijau),

FDP (Partai Kebebasan Demokrasi), dan Die Linke (Partai Kiri). Piratenpartei (Partai Bajak Laut)

merupakan partai yang relatif baru. Masih ada banyak partai kecil lainnya.

5. perbandingan eksekutif, legislatif dan yudikatif indonesia dengan jerman.

b. Eksekutif legislatif dan yudikatif indonesia

Lembaga Eksekutif di Indonesia Yang mencakup lembaga eksekutif adalah

presiden, wakil presiden dan kabinetnya. Baik presiden maupun wakil presiden,

sama-sama dipilih oleh elektorat Indonesia dalam pemilihan presiden. Presiden dan

wakil presiden menjabat selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali

dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan. Selama masa kampanye

presiden dan wakil presiden adalah sebuah pasangan yang tak terpisahkan. Dengan

demikian komposisi kedua pemimpin ini adalah kepentingan strategi politik besar.

Hal-hal yang dapat mempengaruhi strategi politik adalah latar belakang etnis (dan

agama) dan posisi sosial (sebelumnya) dalam masyarakat.


Lembaga Legislatif di Indonesia

Yang mencakup lembaga legislatif adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). MPR

berwenang menyusun atau mengubah Undang-Undang Dasar dan melantik (atau memberhentikan)

presiden. MPR adalah sebuah lembaga legislatif bikameral yang terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat

(DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). DPR, yang terdiri dari 560 anggota, bertugas

membentuk dan menyetujui undang-undang, menghitung anggaran tahunan bersama presiden dan

mengawasi pelaksanaan undang-undang dan isu-isu politik. Anggota DPR dipilih untuk masa kerja

lima tahun dengan proporsi perwakilan yang adil berdasarkan hasil pemilu. Sayangnya, DPR

mengantongi reputasi buruk karena isu-isu skandal korupsi yang acap kali dilakukan oleh para

anggotanya.

DPD menangani keputusan, undang-undang dan isu-isu yang memang berhubungan dengan

daerah yang dimaksud, dengan demikian keberadaanya mampu meningkatkan perwakilan daerah di

tingkat nasional. Tiap provinsi di Indonesia memilih empat calon anggota DPD (yang akan bekerja di

pemerintahanan selama lima tahun) dari non-partai. Karena Indonesia memiliki 32 provinsi, maka

jumlah anggota DPD adalah 132 orang.

Lembaga Yudikatif di Indonesia

Yang dimaksud lembaga yudikatif adalah Mahkamah Agung. Mahkamah Agung (MA) adalah

mahkamah tertinggi dalam sistem peradilan Indonesia. MA adalah pengadilan paling tinggi dalam

proses naik banding dan MA juga menangani sengketa di pengadilan-pengadilan yang lebih rendah.

Tahun 2003 sebuah Mahkamah baru dibentuk, yaitu Mahkamah Konstitusi. MK memonitor keputusan-

keputusan yang dibuat oleh kabinet dan parlemen (MPR) dan posisinya sejajar dengan Konstitusi

Indonesia. Sebagian besar kasus-kasus legal dapat ditangani oleh pengadilan umum, pengadilan

administrasi, pengadilan agama dan pengadilan militer.Sebuah Komisi Yudisial mengawasi

pemeliharaan jabatan, martabat dan perilaku hakim-hakim Indonesia. Ada banyak laporan Bahwa

lembaga peradilan di Indonesia tidak bebas dari korupsi dan tidak sepenuhnya independen dari

cabang-cabang politik lain.


c. Eksekutif legislatif dan yudikatif jerman

Legislatif (legislature)

Merupakan badan utama dalam sistem pemerintahan parlementer Jerman. Republik federal

Jerman menganut sistem parlemen bikameral, jadi di dalam pemerintahan terdapat dua bilik

(chamber) yang terdiri dari Bundestag dan Bundesrat. Kedua kamar tersebut memiliki kewenangan

untuk melakukan inisiasi dalam proses pembuatan kebijakan.

Eksekutif

Presiden sebagai kepala negara. Kanselir yang memiliki kedudukan tertinggi memiliki hak

untuk menentukan susunan kabinet ministerial dalam periode kepemimpinannya. Bundestag tidak

memiliki wewenang untuk melakukan campur tangan terhadap pemilihan kabinet ministerial.

Berdasarkan hukum dasar, Kanselir juga memiliki hak untuk menentukan jumlah susunan kabinet

menteri dan menentukan tugas-tugas mereka secara spesifik.Tetapi masalah penunjukan formal dan

pemberhentian hanya dapat dilakukan oleh presiden.

Yudikatif

Judicial review merupakan impilikasi dari status konstitusi sebagai hukum tertinggi.

kewenangan judicial review termasuk pengujian kontitusionalnya kepada suatu pengadilan

konstitusional khusus atau tingkat pengadilan tertentu, bukan pada hakim yang ada di pengadilan

biasa. Sehingga tidak semua hakim di semua tingkat pengadilan dapat melakukan pengujian

konstitusionalitas atau yang biasa disebut sebagai centralized system seperti yang diterapkan di

negara Jerman.
Judicial review yang dilakukan meliputi pengujian hukum secara konkrit dan juga perundang-

undangan secara umum. Dan untuk pengujian terhadap norma hukum abstrak dilakukan minimal

selambat-lambatnya 30 hari setelah rancangan undang-undang diadopsi secara final oleh parlemen,

namun belum diundangkan. Sedangkan pengujian konkrit baru dapat dilakukan setelah melalui

mekanisme penyerahan ke badan peradilan umum sesuai perkara tersebut.

Di Jerman Mahkamah Konstitusi Federal menjatuhkan hukuman kepada partai yang bersikap tidak

loyal dan dianggap membahayakan sistem demokratis.

5. Perbadingan Pemerintahan daerah indonesia dan jerman

a. pemerintahan daeran indonesia

sitim pemerintahan daerah di inonesian Dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepala

Daerah dibantu oleh Perangkat Daerah yang terdiri dari :

 Unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam

Sekretariat;

 Unsur pengawas yang diwadahi dalam bentuk Inspektorat;

 Unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk Badan;

 Unsur pendukung tugas Kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah

yang bersifat spesifik, diwadahi dalam Lembaga Teknis Daerah; serta

 Unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam Dinas Daerah.

Urusan pemerintahan daerah sudah menjadi kewenangan pemerintah daerah. Dalam

pelaksanaannya, urusan pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria eksternalitas,

akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antara

susunan pemerintah. Dibagi lagi dengan memperhatikan kriteria tersebut menjadi

dua, yaitu urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan

pemerintahan daerah kabupaten atau daerah kota merupakan urusan yang berskala

kabupaten atau kota meliputi 16 buah urusan. Urusan pemerintahan kabupaten atau

kota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan
berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi,

kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.

b.Sistem pemerintahan daeran jerman

Jerman adalah negara demokrasi parlementer. Pemerintahan sehari-hari

dipegang oleh seorang kanselir, yang berperan seperti perdana menteri di negara

lain dengan bentuk pemerintahan serupa. Selain Jerman, Austria juga memiliki

kanselir. Posisi kanselir diraih secara otomatis oleh kandidat utama partai pemenang

pemilihan umum federal. Terdapat enam partai politik utama di Jerman, dengan tiga

yang terbesar (dua di antaranya membentuk koalisi permanen), yaitu SPD (demokrat

sosial, berhaluan kiri progresif) danCDU/CSU (kristen demokrat/sosialis yang

berhaluan kanan konservatif). Partai-partai lainnya adalah FDP (demokrat liberal),

Bündnis 90/Die Grüne (kiri hijau), dan Die Linke(berhaluan kiri, merupakan gabungan

dari partai komunis dan pecahan SPD). Jabatan presiden lebih banyak bersifat

seremonial, meskipun ia dapat menyetujui atau tidak menyetujui beberapa hal

penting.

Parlemen dikenal sebagai Bundestag, yang anggota-anggotanya dipilih.

Partai yang memerintah adalah partai dengan koalisi dominan di dalam parlemen ini.

Selain Bundestag terdapat pula Bundesrat, yang anggota-anggotanya adalah

perwakilan pemerintahan negara-negara bagian. Bundesrat sering disamakan dengan

senat, meskipun pada kenyataannya memiliki wewenang yang berbeda.

2.1 Pengertian Perbandingan

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia disebutkan bahwa perbandingan


berasal dari kata banding yang berarti persamaan, selanjutnya membandingkan

mempunyai arti mengadu dua hal untuk diketahui perbandingannya. Perbandingan diartikan

sebagai selisih persamaan (Bambang Marhiyanti ; 57).

Menurut Sjachran Basah (1994:7), perbandingan merupakan suatu metode

pengkajian atau penyelidikan dengan mengadakan perbandingan di antara dua objek kajian

atau lebih untuk menambah dan memperdalam pengetahuan tentang objek yang dikaji . Jadi

di dalam perbandingan ini terdapat objek yang hendak diperbandngkan yang sudah diketahui

sebelumnya, akan tetapi pengetahuan ini belum tegas dan jelas.

Dalam perspektif ilmu hukum , perbandingan menjadi sesuatu yang berbeda dengan

ilmu-ilmu lain. Menurut Suarjati Hartono, (1991:26), pengertian perbandingan tidak ada

definisi khusus baik dari segi undang-undang, literatur maupun pendapat para sarjana ,

namun perbandingan itu hanyalah merupakan suatu metode saja, sehingga dapat diambil

dari ilmu sosial-sosial lainnya. Namun terdapat dua paham tentang perbandingan hukum,

yaitu ada yang menganggap sebagai suatu bidang ilmu hukum yang mandiri.

Dalam analisa perbandingan biasanya melalui tiga tahap yaitu, tahap pertama

merupakan kegiatan dikriptif untuk mencari informasi, tahap kedua memilah-milah informasi

berdasarkan klasifikasi tertentu, dan tahap ketiga menganalisa hasil pengklasifikasian itu

untuk dilihat keteraturan dan hubungan antara berbagai variabel. studi perbandingan bisa

memberikan kepada kita perspektif tentang lembaga-lembaga, kebaikan dan keburukan dan

apa yang menyebabkan lembaga-lembaga itu terbentuk. (Mochtar Mas’oed:2008;26-29). Dari

pengertian tersebut dapat diartikan bahwa perbandingan adalah membandingkan dua hal

atau lembega untuk diketahui perbedaan dan persamaan kedua lembaga melalui tahap-tahap

tertentu .

2.2 Pengertian Sitem Administrasi Negara (SAN)


Administrasi Negara secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses kerjasama

yang dilakukan oleh semua Aparatur Negara untuk dapat menjalankan tugasnya sesuai

dengan kebijakan Negara yang telah ditentukan sebelumnya.

Prajudi Atmosudirdjo, dalam bukunya Hukum Administrasi Negara memberikan

definisi administrasi negara, bahwa Administrasi Negara mempunyai 3 (tiga) arti yaitu:

a. Sebagai aparatur negara, aparatur pemerintah atau sebagai institusi politik

(kenegaraan).

b. Administrasi negara sebagai fungsi atau sebagai aktivitas melayani pemerintah,

yakni sebagai kegiatan pemerintah operasional.

c. Administrasi negara sebagai proses teknis penyelenggaraan undang-undang

(Mustafa, 2001 :6).

John M. Pffifner dan Robert V. Presthus dalam Syafiie (2009: 31), memberikan

definisi administrasi negara sebagai berikut:

1. Administrasi negara meliputi implementasi kebijaksanaan pemerintah yang telah

ditetapkan oleh badan-badan perwakilan politik

2. Administrasi negara dapat didefinisikan sebagai koordinasi usaha-usaha

perorangan dan kelompok untuk melaksanakan kebijaksanaan pemerintah. Hal

ini meliputi pekerjaan sehari-hari pemerintah

3. Secara ringkas, administrasi negara adalah suatu proses yang bersangkutan

dengan pelaksanaan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah, pengarahan,

kecakapan dan teknik-teknik yang tidak terhingga jumlahnya, memberikan arah

dan maksud terhadap usaha sejumlah orang.


Menurut Edward H. Litchfield dalam Notes on A General Theory of Administration,

yang dikutif dan diterjemahkan oleh Inu Kencana dalam bukunya Sistem Administrasi Negara

Republik Indonesia menyatakan bahwa: “Administrasi negara adalah suatu studi mengenai

bagaimana bermacam-macam badan pemeintah diorganisasi, diperlengkapi dengan tenaga-

tenaganya, dibiayai, digerakkan, dan dipimpin.” (Kencana, 2003:33)

Adapun menurut Dimock dalam bukunya Public Administration, mengemukakan

bahwa: “ Public Administration is the activity of the State in the exercise of its political

power.” (Administrasi negara adalah kegiatan negara dalam melaksanakan kekuasaan atau

kewenangan politiknya. (Handayaningrat, 1996:3) Menurut George J. Gordon : Administrasi

negara dapat dirumuskan sebagai seluruh proses baik yang dilakukan organisasi maupun

perseorangan yang berkaitan dengan penerapan atau pelaksanaan hukum dan peraturan

yang dikeluarkan oleh badan legislatif, eksekutif, serta peradilan.

2.3 Pengertian Perbandingan Sistem Administrasi Negara (PSAN)

Dari uraian di atas pengertian administrasi negara mengandung pengertian kolektif

yang meliputi segenap proses penyelenggaraan negara sebagai suatu organisasi yang terdiri

dari lembaga-lembaga beserta fungsi masing-masing yang tumbuh dan hidup di dalam suatu

negara dan semuanya diarahkan untuk pencapaian tujuan negara. Setiap negara tidak

menggunakan cara yang sama. Demikian pula yang menjadi cita-cita atau tuntutan dari

warga negara, hal ini didasarkan kepada kebutuhan masing-masing negara sebagai

konsekuensi logis adanya perbedaan kebutuhan tersebut.

Dengan sendirinya terdapat perbedaan pula dalam pengaturan administrasi masing-

masing negara baik dalam mempersiapkan alat pelengkap sebagai sarana pencapaian tujuan

maupun cara pencapaian tujuannya sendiri maupun cara pencapaian tujuannya sendiri.

Adanya perbedaan atau ketidaksamaan itulah yang menjadikan ruang lingkup yang

menonjol dari disiplin cabang ilmu pengetahuan perbandingan administrasi negara karena

ruang lingkup pembahasannya tidak terlepas dari sistem administrasi negara dengan

berbagai hal berkenaan pemikiran, masalah serta segala institusi yang terdapat di dalamnya.
Adanya kecenderungan perbandingan itu ditafsirkan pertama dilihat dari segi

kronologisnya (chronological). Dalam perbandingan dilihat dari segi kronologisnya ini, adalah

dalam hal perbandingan yang diadakan terhadap dan tentang 2 sistem Administrasi Negara

(atau lebih) di dalam suatu negara atau lingkungan kebudayaan yang sama pada periode

atau dimensi waktu yang berbeda (berlainan), misalnya dapat dibandingkan Administrasi

Negara Indonesia pada zaman Hindia Belanda dengan zaman Republik Indonesia; zaman

Jepang dengan zaman Republik Indonesia.

Kedua, perbandingan Administrasi dapat pula ditafsirkan dalam arti perbandingan

institusional. Dalam hal ini yang diperbandingkan adalah sistem administrasi yang berproses

pada 2 atau lebih institusi yang berbeda, yang berada dalam satu lingkungan kebudayaan

yang sama. Misalnya, diperbandingkan antara sistem administrasi sipil dengan sistem

administrasi militer di negara Indonesia.

Ketiga, dapat ditafsirkan dalam arti perbandingan silang kebudayaan. Dalam hal ini

yang diperbandingkan adalah sistem administrasi negara yang berada pada dua negara atau

lebih lingkungan kebudayaan yang berbeda. Misalnya, membandingkan sistem administrasi

negara Thailand dengan administrasi negara Indonesia; Sistem administrasi negara Amerika

Serikat dengan sistem administrasi negara Thai, dan sebagainya. Dalam hal kecenderungan

penafsiran ini akan nampak hubungan perbandingan Administrasi Negara dengan

Administrasi Negara adalah Studi Administrasi Negara dengan basis komparatif

(perbandingan) , untuk lebih tepatnya adalah sistemnya .


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan sistem pemerintahan Indonesia dan Selandia Baru penulis dapat

menyimpulkan bahwa keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Dari Indonesia

menjalankan sistem pemerintahan presidensial, sedangkan di Selandia Barumenjalankan

sistem pemerintahan parlementer. Di Indonesia kepala negaranya adalahPresiden sedangkan

di Selandia Baru kepala negara seorang Ratu/Raja. Bentuk pemerintahan di Indonesia adalah

republik sedangkan di Selandia Baru adalah monarki konstitusonal. Tentu masing-masing

memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapan program serta kebijakan-kebijakan

yang ada. Dimana indonesia lebih cenderung untuk menciptakan inovasi kebijakan dalam

bidang kesejahteraan sosial namun terhambat dengan kondisi ekonomi sedangkan Selandia

Baru memiliki program yang cukup pasti dengan anggaran dana yang dirasa sangat cukup.

B. Saran

Penulis berharap kita dapat mempelajari sistem pemerintahan negara lain juga,

karena dengan mempelajari sistem pemerintahan negara lain kita dapat mengetahui

perbedaan sistem pemerintahan negara Indonesia dengan negara lain serta dapat

membandingkannya. Dengan begitu kita dapat memberikan kontribusi nyata dalam hal

pemikiran yang inovatif kedepannya.


Daftar Pustaka

Abdy Yuhana, Sistem Ketatanegaraan Indonesia pasca perubahan Indonesia, Fokus media,

bandung 2007 hal173

Al Rasyid, Harun, Pengisian Jabatan Presiden, Grafiti, Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1993

Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta: UI Press, 2002

Himpunan Peraturan Hukum Tata Negara, UI Press, Jakarta:UI Press, 1996.

Al-Qardhawy, Fiqih Daulah Dalam Perspektif Al Quran Dan Sunnah, Jakarta: Pustaka

AlQautsar,1997

Arinanto, Satya, Hukum Dan Demokrasi, Jakarta: Ind Hill-Co, 1991

Asshiddiqie, Jimly, Pergumulan Peran Pemerintah Dan Parlemen Dalam Sejarah,

Jakarta:UI Press, 1996

Gagasan Gagasan Kedaulatan Rakyat Dalam Konstitusi dan Pelaksanaannya di Indonesia,

Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994

Konsolidasi Naskah UUD 1945 Setelah Perubahan Keempat ,Jakarta: Pusat Studi

Hukum Tata Negara FHUI, 2002 ,

Budiarjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1998

Busroh, Abubakar, Abudaud, Hukum Tata Negara, Jakarta:Ghalia Indonesia, 1984

Diamond, Larry, Revolusi Demokrasi Perjuangan Untuk Kebebasan Dan Pluralisme Di

Negara Sedang Berkembang, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1994

Djokosutono . Ilmu Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985


Echols, John, Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1997

Eidelberg, Paul, The Philosopy Of The American Constitution, Toronto: Collier-Macmillan

Canada, 1968

Garner, Bryan, Black’s Law Dictionary , sevent edition, St Paul, Minn:West Group, 1999

Hasan, Ismail, Pemilihan Umum 1987, Jakarta:PT Pradnya Paramita, 1986

Hariadi, Didit, Estiko, Amandemen UUD 1945 Dan Implikasinya Terhadap Pembangunan

Sistem Hukum, Jakarta: Tim Hukum Pusat Pengkajian Dan Pelayanan Informasi Sekretaris Jendral,

2001

Hermawan, Eman, Politik Membela Yang Benar Teori Kritik Dan Nalar, Yogyakarta: KLIK

dan DKN GARDA BANGSA, 2003,

Huntington, Samuel, Benturan Antara Peradaban Dan Masa Depan Politik Dunia, Yogyakarta:

CV Qalam Yogyakarta, 2003

Ibrahim, Harmaily, Majelis Permjusyawaratan Rakyat Suatu Tinjauan Dari Sudut Hukum Tata Negara,

Jakarta: Sinar Bakti, 1979

Joeniarto, Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia, Jakarta: PT. Bina Aksara , 1984

Khaldun, Ibnu, Mukaddimah, Jakarta: Pustaka Firdaus,2000

Kusnardi, Mohammad, Ibrahim, Harmaily, Pengantar Hukum Tata Negara, Jakarta: Pusat

Studi Hukum Tata Negara FHUI, 1988

Kusumaatmaja, Mochtar, Pengantar Hukum Internasional, Bandung: Bina Cipta, 1990

Manan, Bagir, Konvensi Ketatanegaraan, Bandung:Armico, 1987

Teori Dan Politik Konstitusi, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan

Nasional, Jakarta, 2000, h. 15

Mulyono, Doto, Kekuasaan MPR Tidak Mutlak, Erlangga, Jakarta, 1985

Anda mungkin juga menyukai