Anda di halaman 1dari 4

RAHMAWATI PURNAMASARI, S.

Pd

SMA NEGERI 1 PULAU MAYA

Unsur intrinsik dalam cerpen Cerita Danau Sentarum Kami adalah:

1. Tema
Tema dalam Cerita Danau Sentarum Kami adalah persahabatan.
Dalam cerpen tersebut diceritakan tiga orang anak yang memiliki ras, agama,
maupun budaya yang berbeda, namun mereka tetap bisa menjalin persahabatan
dengan baik.
2. Tokoh dan penokohan
No Tokoh Penokohan
1 Aku (Irwan) Rajin beribadah (religius), patuh kepada Ibunya, setia
kawan, keras kepala, cerdas
2 Ibu Penyayang, perhatian
3 Ibu guru (Fitri) Perhatian, adil, profesional
4 Hasbullah Bijaksana, peramah
5 Ai Hasan Religius (rajin beribadah)
6 Imanuel Patuh, pemaaf, setia kawan, pemberani
7 Xiong Hoa Setia kawan, peduli

3. Latar atau setting


Latar
Tempat Waktu Suasana
Di rumah, Sekolah, Subuh, pukul 7, pagi hari, Menyenangkan, semangat,
Dermaga, Masjid, Ujung seminggu kemudian. menyejukkan
jalan, Danau Sentarum,
Sebuah Pondok, Bukit
Tekenang.

4. Alur
Alur yang digunakan dalam cerpen Cerita Danau Sentarum Kami adalah alur maju.
5. Amanat
Amanat yang ingin di sampaikan pada cerpen Cerita Danau Sentarum Kami adalah
perbedaan suku, agama, dan budaya bukanlah menjadi penghalang untuk menjalin
persahabatan.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang dalam cerpen Cerita Danau Sentarum Kami adalah sudut pandang
orang pertama pelaku utama.

Setelah membaca dan menentukan unsur intrinsik pada cerpen Cerita Danau Sentarum Kami
tersebut, dapat saya simpulkan bahwa cerpen ini sudah baik karena telah disusun dengan
struktur yang lengkap, sehingga pembaca dapat memahami alur cerita tersebut dan dapat
menemukan amanat yang ada dalam cerpen tersebut.

Unsur ekstrinsik cerpen Cerita Danau Sentarum Kami adalah:

1. Latar Belakang Pengarang (Kondisi Psikologis Penulis)


a. Pada hari ini kami sedang belajar Bahasa Indonesia. Kami sangat menyenangi
pelajaran tersebut. Hal itu dikarenakan ibu guru yang mengajar sangat
menyenangkan. Nama ibu yang mengajar adalah Ibu Fitri.
Dalam penggalan cerpen tersebut tampak kondisi psikologis penulis yang
sedang merasa senang.
b. Ini adalah perjalanan pertamaku menggunakan speedboat, sungguh
pengalaman yang berharga, syukurku dalam hati.
Dalam penggalan cerpen tersebut, tergambar psikologis penulis yaitu
merasa terharu.
c. Pohon-pohon besar dan kecil terlihat asri dan berbentuk sama di tengah-tengah
Danau Sentarum yang luas. Speedboat melewati celah antara pepohonan yang
tampak sama membuatku kagum atas keterampilan pemandunya.
Dalam penggalan cerpen tersebut, tergambar psikologis penulis yaitu
perasaan kagum.
d. Salah satu aktivitas tersebut adalah mengambil madu dan menangkap ikan.
Satu per satu aktivitas tersebut diamati oleh aku dan teman-temanku. Aku
sangat semangat dan antusias, begitu juga Imanuel dan Xiong Hoa.
Dalam penggalan cerpen tersebut, tergambar psikologis penulis yaitu
rasa semangat dan antusias.
2. Latar Belakang Masyarakat (Kondisi Sosial)
a. Ai adalah panggilan untuk orang tua yang lazim digunakan oleh masyarakat
Melayu di Putussibau, kota kelahiranku.
Dalam penggalan tersebut, penulis memasukkan unsur kondisi sosial
pada pada Melayu di Putussibau yaitu panggilan Ai yang lazim di daerah
sana.
b. Ibu masak makanan kesukaanmu, keropok basah” ajak Ibuku. Keropok basah
merupakan makanan khas dari Putussibau yang terbuat dari ikan.
Dalam penggalan tersebut, penulis menggambarkan atau menceritakan
kondisi social pada masyarakat Putussibau, yaitu makanan khas yang
terbuat dari ikan yang disebut “keropok basah”.
3. Nilai/Norma di Masyarakat
a. Nilai Agama
Suasana dingin menjelang subuh terasa menahanku untuk beranjak dari tempat
tidurku tapi kewajibanku sebagai muslim menguatkan gerakku untuk mandi
dan bersiap menunaikan salat subuh berjamaah.
Dalam penggalan tersebut tergambar nilai agama yaitu bersiap
menunaikan sholat subuh berjamaah.
"Kalian tunggu sini dulu ya, saya mau salat," ucapku kepada Imanuel dan
Xiong Hoa. "Baik, letakan saja perlengkapanmu! Biar saya dan Xiong Hoa
yang menjaganya," ucap Imanuel. "Benar sekali," tambah Xiong Hoa.
Dalam penggalan tersebut tergambar nilai agama yaitu sholat.
b. Nilai Sosial
Kami pun membersihkan sampah yang ada di tepian Bukit Tekenang. Kami
tidak merasa jijik walaupun sampah-sampah tersebut menimbul bau yang
tidak sedap. Atas perlakuan kami itu, membuat teman-teman sekelasku ikut
membersihkan sampahsampah tersebut.
Dalam penggalan tersebut, tampak nilai sosial yaitu bekerja sama dalam
membersihkan sampah.
c. Nilai Moral
“Saya berterima kasih karena Ibu dan anak-anak ini telah membersihkan
tepian Bukit Tekenang ini dari sampah.
Dalam penggalan cerpen tersebut, tergambar nilai noral yaitu
mengucapkan terima kasih, karena teri masih merupakan etika yang
baik.
d. Nilai Budaya
Walaupun aku, Imanuel, dan Xiong Hoa memiliki latar belakang agama dan
suku yang berbeda, kami tetap saling menghargai demi persahabatan kami.
Imanuel beragama Katolik, bersuku Dayak Iban, kulitnya putih dan dia lebih
tinggi dariku. Xiong Hoa beragama Konghucu, bersuku Tionghoa, matanya
sipit dan kulitnya putih, sangat berbeda denganku yang kulitnya berwarna
kuning lansat. Kami bersekolah di SDN 1 Putussibau. Putussibau merupakan
ibukota Kabupaten Kapuas Hulu yang terletak di ujung timur Provinsi
Kalimantan Barat. Wilayahnya memiliki batas darat dengan Lubuk Antu,
Sibu, Malaysia.
Dalam penggalan cerpen tersebut, tergambar nilai social, yaitu
menceritakan suku, ras, dan agama.

Anda mungkin juga menyukai