Anda di halaman 1dari 9

Buku Ajar Infeksi & Penyakit Tropis : Taeniasis saginata dan solium  171

37
Taeniasis Saginata dan Solium

Taeniasis Solium

Disebabkan oleh Taenia solium, dan penyakit ini lebih sering pada orang
dewasa. Siklus hidup cacing ini dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Siklus hidup Taenia solium


Sumber: Strickland GT. Hunter’s Tropical Medicine and Emerging Diseases.
WB. Saunders Company. 2000: 858.
172 Buku Ajar Infeksi & Penyakit  Tropis : Taeniasis saginata dan solium

Infeksi dengan cacing dewasa diperoleh dengan memakan daging


babi mentah atau setengah matang yang berisi kista yang mengandung larva
T. solium. Di lambung, larva akan keluar, kepala cacing pita ini akan masuk
ke dalam usus halus bagian atas, melekat pada mukosa usus halus, dan
tumbuh menjadi dewasa dalam waktu 5-12 minggu. Cacing dewasa dapat
mencapai panjang 2-7 meter dan dapat bertahan hidup selama 25 tahun atau
lebih. Organ pelekat atau skoleks, mempunyai 4 batil hisap serta rostelum
yang bundar dengan 2 baris kait. (Gambar 2).

Gambar 2. Skoleks T. solium


Sumber: Faust EC, Russel PF. Clinical Parasitology 7th ed. Lea & Febiger, Philadelphia. 1964: 663.

Jumlah keseluruhan proglotid <1000, proglotid imatur bentuknya


lebih melebar, yang matur berbentuk mirip segi empat, sedang segmen
gravid bentuknya lebih memanjang. (Gambar 3).

Gambar 3. Proglotid gravid T. solium (dengan percabangan uterus 7-13)


Sumber: Purnomo dkk. Atlas Helmintologi Kedokteran. Gramedia, Jakarta. 1987: 97.

Telurnya berbentuk bulat atau oval dengan diameter 31-43 µm,


dindingnya tebal, bergaris-garis, dan berisi embrio berkait enam atau
onkosfer (Gambar 4). Telur ini tidak dapat membedakan apakah ini T. solium
atau T. saginata. Telur-telur ini dapat bertahan hidup di dalam tanah selama
berminggu-minggu. Telur T. solium bersifat polyxen yang artinya selain babi,
manusia juga bisa sebagai hospes, sedangkan telur T. saginata bersifat
monoxen, dimana hanya sapi sebagai hospes.
Buku Ajar Infeksi & Penyakit Tropis : Taeniasis saginata dan solium  173

Gambar 4. Telur Taenia spp.


Sumber: Faust EC, Russel PF. Clinical Parasitology 7th ed. Lea & Febiger, Philadelphia. 1964: 664.

Epidemiologi

Distribusi penyakit ini di seluruh dunia. Risiko penyakit ini sangat tinggi di
Amerika Tengah, Afrika, India, Indonesia dan Cina.
Penularan terjadi dengan termakan daging babi yang mengandung
cysticercus cellulose yang kurang dimasak ataupun yang mentah.

Gejala Klinis

Oleh larva (cysticercus cellulose)


Pada manusia dapat menimbulkan sistiserkosis, hal ini terjadi bila tertelan
telur Taenia solium, yang nantinya akan pecah di dalam lumen usus dan larva
ini akan bermigrasi ke organ-organ lain (visceral larva migrans).
Manifestasi klinis tergantung pada organ yang dikenai, bila
mengenai organ yang vital bias menimbulkan kematian ataupun sekuele
karena sistiserkosis ini dapat sampai ke otak, mata, hati, otot dan organ
lainnya. (Gambar 5).

Gambar 5. Cysticercus cellulosae (T. solium)


Sumber: Faust EC, Russel PF. Clinical Parasitology 7th ed. Lea & Febiger, Philadelphia. 1964: 664.
174 Buku Ajar Infeksi & Penyakit  Tropis : Taeniasis saginata dan solium

Oleh cacing dewasa


Biasanya tidak menimbulkan gejala yang serius. Umumnya berupa rasa
tidak enak di perut, rasa panas pada daerah perut, diare yang menetap
ataupun diare yang berselang-seling dengan konstipasi. Anoreksia, nafsu
makan menurun dan anak bias menjadi gugup.

Diagnosis

Untuk cacing dewasa dilakukan dengan pemeriksaan tinja. Bila dijumpai


telur cacing Taenia, haruslah diingat bahwa telur ini sukar dibedakan dari
telur Taenia saginata. Dijumpai proglotid yang gravid memudahkan untuk
mendiagnosis spesies cacing pita ini.
Untuk sistiserkosis, hanya dapat dilakukan dengan eksisi pada
tempat yang diduga dan langsung diperiksa di bawah mikroskop untuk
menegakkan diagnosis.

Pengobatan

1. Bitionol, obat ini diserap dari usus, cara kerjanya kurang jelas, tetapi
diduga dengan menghalangi fosforilasi oksidatif mitokondria sel
jaringan cacing pita. Dosis 40-60 mg/kgBB, dosis tunggal atau terbagi.
2. Niklosamid, tidak diserap dari usus. Bekerja dengan cara menghalangi
fosforilasi oksidatif mitokondria sel jaringan cacing pita. Cara pemberian
didahului dengan puasa dan pada pagi berikutnya diberikan sebelum
sarapan, dikunyah dan ditelan 2 gram niklosamid (dosis tunggal) dan
disusul 2 jam kemudian dengan pemberian obat pencahar berupa garam
Inggris. Pada anak, dosis yang digunakan dikonversikan dari dosis
dewasa (dosis tersebut di atas).
3. Quinakrin, obat ini dapat diserap dari usus. Bekerjanya sebagai
neurotoksik. Cara pemberiannya didahului dengan puasa dan pagi
berikutnya sebelum sarapan ditelan 800-1000 mg dengan cara bertahap
disertai natrium bikarbonat disusul dengan pencahar 2 jam sesudahnya.
Cara yang digunakan pada penderita yang dirawat di rumah sakit,
quinakrin ini dilarutkan dulu dengan air dan diberikan melalui
nasogastric tube, hasilnya jauh lebih baik.
4. Praziquantel, ini adalah antihelmintik baru yang mempunyai aktivitas
tinggi terhadap infestasi berbagai Cestoda dan Trematoda. Cara
Buku Ajar Infeksi & Penyakit Tropis : Taeniasis saginata dan solium  175

pemberian, didahului dengan puasa dan pada pagi berikutnya sebelum


sarapan ditelan 15-25 mg/kgBB praziquantel, dosis tunggal, disusul 2
jam kemudian dengan pencahar, ataupun dapat diberikan tanpa
memandang berat badan ataupun umur dengan cara pemberian 150 mg
praziquantel, dosis tunggal, tanpa perlu puasa sebelumnya dan tanpa
pemberian pencahar sesudah memakan obat. Biasanya cacing akan
dikeluarkan pagi hari berikutnya.
5. Albendazol, pada saat ini telah beredar antihelmintik baru yang
berspektrum luas. Obat ini telah beredar di Indonesia, sedang 4 obat
terdahulu sangat sukar didapat di pasaran. Obat ini adalah derivate
Benimidazol, cara kerjanya dengan membendung pengambilan glukosa
sehingga kehabisan cadangan glikogen pada jaringan cacing dan
menyebabkan kekurangan ATP yang akhirnya mengakibatkan kematian
cacing. Dengan dosis 400 mg, dosis tunggal dan diberikan selama 3 hari
berturut-turut akan memberikan efek yang sangat memuaskan.

Pencegahan

1. Perbaikan kebersihan pribadi


2. Penyuluhan cara penularan. Masyarakat harus memahami bahwa
penularan dapat terjadi oleh karena kebiasaan memakan daging babi
yang kurang dimasak ataupun mentah.

Kepustakaan

1. Lubis CP. Bahan Kuliah Infeksi/Penyakit Tropis Anak. Fakultas Kedokteran


USU. In press 1988.
2. Balton R. Cestodiases. In: Berhman RE, Kliegman RM, Arvin AM, editors.
Nelson’s Tetxbook of Pediatrics. 15th ed. Philadelphia: W.B.Saunders Company;
1996. p.993-5.
3. Garcia LS, Bruckner DA. Diagnostic Medical Parasitology. Elsevier Science
Publishing Co, Inc; 1988. p.211-7.
4. Goldsmith R, Markell EK. Cestode Infections. In: Strickland GT, editor. Hunter’s
Tropical Medicine. 6th ed. Philadelphia: W.B.Saunders Company; 1984. p.758-67.
5. Faust EC, Russel PF. Clinical Parasitology. 7 th ed. Philadelphia: Lea & Febiger;
1964. p.662-9.
176 Buku Ajar Infeksi & Penyakit  Tropis : Taeniasis saginata dan solium

6. Schantz PM, Tanowitz HB, Wittner M. Taeniasis. In: Strickland GT, editor.
Hunter’s Tropical Medicine and Emerging Infectious Diseases. 8 th ed.
Philadelphia: W.B.Saunders Company; 2000. p.856-9.
7. Purnomo, Gunawan W, Magdalena LJ, Aydar, Harijadi AM. Atlas Helmintologi
Kedokteran. Jakarta: Gramedia; 1987. p.97.

Taeniasis Saginata

Siklus hidup T.saginata mirip dengan T.solium seperti tertera pada Gambar 1.

Gambar 1. Siklus hidup Taenia saginata


Sumber: Strickland GT.Hunter’s Tropical Medicine
and Emerging Diseases. WB. Saunders Company. 2000: 858.

Secara umum, pengaruh pada kesehatan manusia lebih ringan


dibandingkan dengan T.solium, karena sistiserkosis dengan T.saginata jarang
sekali terjadi. Infeksi dengan cacing dewasa terjadi karena menelan daging
sapi yang mentah atau tidak dimasak dengan baik dan mengandung kista
berisi larva T.saginata. Kemudian larva akan keluar di lambung, dan menjadi
Buku Ajar Infeksi & Penyakit Tropis : Taeniasis saginata dan solium  177

matur di usus halus dalam waktu 5-12 minggu. Cacing dewasa dapat
mencapai 25 meter panjangnya. Skoleks mempunyai 4 batil hisap dan tidak
mempunyai kait-kait (rostellum) (Gambar 2). Jumlah proglotid biasanya 1000-
2000, dengan proglotid imatur lebih melebar dan proglotid gravid lebih
memanjang.

Gambar 2. Skoleks Taenia saginata


Sumber: Faust EC, Russel PF. Clinical Parasitology 7th ed.
Lea & Febiger. Philadelphia. 1964: 671.

Gambar 3. Proglotid gravid T.saginata (dengan percabangan uterus 15-20)


Sumber: Purnomo dkk. Atlas Helmintologi Kedokteran. Gramedia, Jakarta. 1987: 91.

Epidemiologi

Karena infeksi pada manusia didapat dengan menelan daging sapi mentah
atau tidak dimasak dengan baik, semua daging sapi yang disiapkan untuk
manusia harus diperiksa terhadap adanya sistiserki. Perlindungan secara
178 Buku Ajar Infeksi & Penyakit  Tropis : Taeniasis saginata dan solium

total dapat dilakukan dengan memasak daging sapi. Belakangan ini terbukti
bahwa babi juga bisa merupakan pejamu perantara Taeniasis saginata. Di
Pulau Samosir, Danau Toba, Sumatera Utara telah dibuktikan bahwa babi
lokal bisa bertindak sebagai hospes perantara. Di Pulau tersebut, penularan
terjadi dengan memakan hati babi yang kurang dimasak yang mengandung
kista. Ini terutama terjadi di pesta adat, hati babi yang kurang dimasak
dibagikan kepada para tamu. Cacing pita yang dewasa ini secara morfologis
disebut Taenia saginata. Hanya bedanya dengan T. saginata, sistiserkus pada
babi mempunyai rostelum.

Gejala Klinis

Berbeda dengan Taenia solium, pada Taenia saginata hanya cacing dewasa
yang dapat menimbulkan gangguan pada manusia. Gangguan fungsi
saluran cerna umumnya disebabkan oleh panjang cacing yang berada di
dalam usus (dapat mencapai 25 meter). Pada akhir masa inkubasi, diare dan
rasa lapar sering dijumpai. Penurunan berat badan, nausea, muntah sesudah
makan, kolik usus dan gejala seperti tukak lambung ataupun gejala penyakit
saluran empedu tidak jarang dijumpai.

Diagnosis

Dengan menemukan telur, tapi ini tidak mungkin dibedakan dari telur
Taenia solium. Pengeluaran proglotid dari hari ke hari dan identifikasi dari
proglotid dapat membantu dalam menegakkan diagnosis.

Pengobatan

Obat-obatan yang dapat digunakan sama seperti pada pengobatan Taenia


solium.

Pencegahan

1. Perbaikan kebersihan pribadi


2. Penyuluhan cara penularan. Masyarakat harus memahami bahwa
penularan dapat terjadi dengan memakan daging sapi yang
mengandung cysticercus bovis yang tidak ataupun kurang dimasak.
Buku Ajar Infeksi & Penyakit Tropis : Taeniasis saginata dan solium  179

Kepustakaan

1. Lubis CP. Bahan Kuliah Infeksi/Penyakit Tropis Anak. Fakultas Kedokteran


USU. In press 1988.
2. Balton R. Cestodiases. In: Berhman RE, Kliegman RM, Arvin AM, editors.
Nelson’s Tetxbook of Pediatrics. 15th ed. Philadelphia: W.B.Saunders Company;
1996. p.993-5.
3. Garcia LS, Bruckner DA. Diagnostic Medical Parasitology. Elsevier Science
Publishing Co, Inc; 1988. p.217-20.
4. Goldsmith R, Markell EK. Cestode Infections. In: Strickland GT, editor. Hunter’s
Tropical Medicine. 6th ed. Philadelphia: W.B.Saunders Company; 1984. p.758-67.
5. Faust EC, Russel PF. Clinical Parasitology. 7 th ed. Philadelphia: Lea & Febiger;
1964. p.662-9.
6. Schantz PM, Tanowitz HB, Wittner M. Taeniasis. In: Strickland GT, editor.
Hunter’s Tropical Medicine and Emerging Infectious Diseases. 8 th ed.
Philadelphia: W.B.Saunders Company; 2000. p.856-9.
7. Purnomo, Gunawan W, Magdalena LJ, Aydar, Harijadi AM. Atlas Helmintologi
Kedokteran. Jakarta: Gramedia; 1987. p.91.

Anda mungkin juga menyukai