Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stres adalah perasaan tidak enak, tidak nyaman, atau tertekan, baik

fisik maupun psikis sebagai respon atau reaksi individu sebagai stressor

(stimulus yang berupa peristiwa, obyek, atau orang) yang mengancam,

menggangu, membebani, atau membahayakan keselamatan, kepentingan,

keinginan, atau kesejahteraan hidupnya (Yusuf, 2018). Menurut Yosep

(2011). Faktor penyebab stres diantaranya perkawinan, problem orang tua,

hubungan interpersonal, pekerjaan, lingkungan hidup, keuangan, hukum,

perkembangan, penyakit fisik/ cidera, dan keluarga.

Keluarga merupakan sebuah kesatuan dan unit yang paling dekat

dengan klien dan merupakan perawat utama bagi klien gangguan jiwa,

Friedman (2010) menjelaskan bahwa keluarga dalam memenuhi

kebutuhan kehidupannya memiliki fungsi-fungsi dasar keluarga salah

satunya adalah fungsi perawatan kesehatan. Jika di dalam keluarga

terdapat anggota keluarga yang sakit maka akan mempengaruhi anggota

keluarga yang lain, seperti halnya orang dengan gangguan jiwa dalam

sebuah keluarga, maka akan menjadi beban bagi keluarga yang

merawatnya.

Beban dan stres yang dialami oleh keluarga sebagai primary

caregiver dapat berupa beban fisik dan mental (Fausiah, 2005 dalam Wanti

1
& Widianti, 2016). Beban tersebut di akibatkan karena kurangnya

pemahaman keluarga akan kebutuhan klien seperti klien harus patuh

minum obat, dan kontrol berobat serta tingkah laku klien sehingga

mempersulit hubungan antara keluarga dan klien dan dapat menimbulkan

stres bagi keluarga. Oleh sebab itu perlu adanya upaya untuk mengatasi

stres yang di alami anggota keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa.

Salah satunya dengan relaksasi. Ada beberapa macam bentuk relaksasi

salah satunya adalah teknik relaksasi benson.

Relaksasi Benson merupakan pengembangan metode respon

relaksasi pernafasan dengan melibatkan faktor keyakinan yang dapat

menciptakan suatu lingkungan internal sehingga dapat mencapai kondisi

kesehatan dan kesejahtraan yang lebih tinggi (Benson & Proctor, 2000

dalam Solehati & Kosasih, 2015).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti membuat sebuah

modul penelitian untuk melihat apakah dengan relaksasi benson dapat

menurunkan tingkat stres keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa di

Wilayah Kerja Puskesmas Periuk Jaya Kota Tangerang.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh relaksasi

benson terhadap penurunan tingkat stres keluarga dalam merawat klien

dengan gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Periuk Jaya Kota

Tangerang.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Relaksasi

Relaksasi adalah suatu teknik nonfarmakologis di dalam terapi

perilaku dengan tujuan untuk menenangkan pikiran dan fisik seseorang

sehingga terhindar dari tekanan mental, fisik, ataupun emosi yang sedang

dialami oleh seseorang (Solehati & Kosasih, 2015).

B. Tujuan Relaksasi

Pelatihan relaksasi bertujuan untuk melatih individu agar dapat

mengkondisikan dirinya untuk mencapai suatu keadaan rileks. Relaksasi

dapat menekan rasa tegang dan rasa cemas dan stres pada keluarga dalam

merawat klien gangguan jiwa (Solehati & Kosasih, 2015).

C. Manfaat Relaksasi

Manfaat terapi relaksasi salah satunya untuk menurunkan kecemasan.

Selaras dengan Brooker (2005) yang menyatakan, bahwa pengendalian

gejala cemas bahkan stres bisa dilakukan dengan teknik relaksasi (Solehati

& Kosasih, 2015).

3
D. Relaksasi Benson

1. Pengertian Relaksasi Benson

Relaksasi ini merupakan relaksasi menggunakan teknik

pernafasan yang biasa namun menggabungkan dengan system

keyakinan individu/ faith factor (difokuskan pada ungkapan tertentu

berupa nama-nama Tuhan, atau kata yang memiliki makna

menenangkan bagi klien itu sendiri) yang diucapkan berulang-ulang

dengan ritme teratur disertai sikap pasrah (Benson & Proctor, 2000

dalam Solehati & Kosasih, 2015).

2. Empat Elemen Dasar dalam Relaksasi Benson

Adapun empat elemen dasar agar teknik relaksai benson

berhasil anatara lain: lingkungan yang tenang, klien secara sadar dapat

mengendurkan otot-otot tubuhnya, klien dapat memusatkan diri

selama 10 – 15 menit pada ungkapan yang telah dipilih, dan bersikap

pasif pada pikiran – pikiran yang menggangu (Benson & Proctor

2000, dalam Solehati & Kosasih, 2015).

3. Prosedur Teknik Relaksasi Benson

a. Persiapan

1) Siapkan responden yaitu keluarga klien gangguan jiwa untuk

diberikan terapi relaksasi benson.

2) Berikan informasi tentang tehnik relaksasi benson

4
3) Mintalah persetujuan klien untuk melakukan relaksasi

tersebut (Informed Consent)

b. Pelaksanaan

1) Latihan relaksasi benson diberikan pada pertemuan pertama

dirumah klien setelah diberikan kuesioner tingkat stres dan

dinilai skornya. Peneliti sendiri yang akan mengajarkan

tehnik relaksasi benson untuk menjaga konsistensi informasi.

Peneliti duduk di hadapan responden kemudian menjelaskan

tentang tehnik relaksasi benson yang ada pada modul dengan

demonstrasi selama 10 menit. Demonstrasi dilakukan oleh

peneliti kemudian responden diminta untuk redemonstrasi

kembali.

2) Setelah peneliti menjelaskan bahwa relakasi benson

dilakukan dirumah 2 kali sehari selama 10 menit selama 7

hari setelah diberikan pre test sampai saat diberikan post tes,

relaksasi benson di lakukan sesuai dengan langkah-langkah

yang sudah diajarkan.

3) Adapun prosedur pemberian intervensi relaksasi benson,

(Benson & Proctor 2000, dalam Solehati & Kosasih, 2015)

antara lain:

5
a) Langkah pertama

(1) Pilihlah salah satu kata atau ungkapan singkat yang

mencerminkan keyakinan klien.

(2) Anjurkan klien untuk memilih kata atau ungkapan

yang memiliki arti khusus bagi klien tersebut.

Fungsi ungkapan ini dapat mengaktifkan keyakinan

klien dan meningkatkan keinginan klien untuk

menggunakan teknik tersebut.

b) Langkah kedua

(1) Atur posisi klien senyaman mungkin. Mintalah klien

untuk menunjukan posisi mana yang ia inginkan

untuk melakukan terapi relaksasi benson.

Pengaturan posisi dapat dilakukan dengan cara

duduk, berlutut, ataupun berbaring, selama tidak

mengganggu pikiran klien.

(2) Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman agar

klien tetap fokus.

c) Langkah ketiga

(1) Anjurkan dan bimbing klien untuk memejamkan

kedua mata sewajarnya, jangan terlalu kuat.

(2) Tindakan menutup mata ini dilakukan dengan wajar

dan tidak mengeluarkan banyak tenaga.

d) Langkah keempat

6
(1) Anjurkan dan bimbing klien untuk melemaskan otot-

ototnya mulai dari kaki, betis, paha, sampai dengan

perut klien.

(2) Anjurkan klien untuk mengendurkan semua kelompok

otot pada tubuh klien.

(3) Anjurkan klien untuk melemaskan kepala, leher, dan

pundak dengan memutar kepala dan mengangkat

pundak perlahan-lahan.

(4) Anjurkan pasien untuk mengulurkan kedua

tangannya, dan mengendurkan otot-otot tangannya,

dan biarkan terkulai wajar dipangkuan.

(5) Anjurkan klien untuk tidak memegang lutut, kaki,

atau mengaitkan kedua tangannya dengan erat.

e) Langkah kelima

Perhatikan nafas dan mulailah menggunakan kata-

kata atau ungkapan focus sesuai dengan keyakinan klien:

(1) Anjurkan klien untuk menarik nafas melalui hidung

secara perlahan, pusatkan kesadaran klien pada

pengembangan perut, tahanlah nafas sampai

hitungkan ketiga.

(2) Setelah hitungan ketiga, keluarkan nafas melalui

mulut secara perlahan – lahan (posisi mulut seperti

sedang bersiul) sambil mengungkapkan ungkapan

7
yang telah dipilih klien dan diulang-ulang dalam hati

selama mengeluarkan nafas tersebut.

f) Langkah keenam

(1) Anjurkan klien untuk mempertahankan sikap pasif.

Sikap pasif merupakan aspek penting dalam

membangkitkan respon relaksasi. Anjurkan klien

untuk tetap berpikiran tenang.

(2) Anjurkan klien untuk tetap berkonsentarasi dan

bersikap pasif pada hal-hal yang mengganggu.

g) Langkah ketujuh

Lakukan teknik relaksasi inni selama 5-10 menit.

Klien diperbolehkan membuka mata untuk melihat. Bila

sudah selesai tetap berbaring dengan tenang, mula-mula

mata terpejam dan sesudah itu mata dibuka.

h) Langkah kedelapan

Lakukan teknik ini dengan frekuensi dua kali

sehari sampai klien merasa tidak cemas dan stress

berkurang. Lebih efektif dilakukan selama 1 minggu.

8
Menurut Nurohmah, (2015) terdapat contoh kata atau

frase yang menjadi fokus sesuai dengan keyakinan, antara

lain:

a) Islam : Allah, atau nama-namaNya dalam Asmaul Husna,

kalimat-kalimat untuk berdzikir, seperti Alhamdulillah;

SubhanaAllah; Allahu Akbar dan lain-lainnya

b) Katolik : Tuhan Yesus Kristus, kasihinilah aku; Bapa

kami yang di surga; Salam Maria, yang penuh rahmat;

Aku percaya akan Roh Kudus, dan lain-lainnya.

c) Prostestan : Tuhan Datanglah ya, Roh Kudus; Tuhan

adalah gembalaku; Damai sejahtera Allah, yang

melampaui aku dan lain-lainnya

d) Hindu : Kebahagian ada dalam di dalam hati; Engkau

ada di mana-mana; Engkau adalah tanpa bentuk, dan

lain-lainnya

e) Budha : Aku pasrahkan diri sepenuhnya; hidup adalah

sebuah perjalanan, dan lain-lainnya.

4) Seluruh prosedur telah dilakukan, kemudian peneliti

menanyakan perasaan responden setelah diajarkan intervensi.

Responden juga diberikan jadwal kegiatan harian untuk

memonitoring bahwa relaksasi benson dilakukan disetiap

harinya sesuai prosedur yang telah dijelaskan.

9
c. Evaluasi

1) Responden mengisi jadwal kegiatan harian sesuai dengan

yang dilakukan responden selama 7 hari terhitung sejak

pemberian modul.

2) Melakukan monitoring pelaksanaan intervensi relaksasi

benson yang telah dilakukan responden di rumah melalui

kader dan telpon, dan peneliti akan datang setiap dua hari

sekali.

3) Responden akan diberikan kembali kuesioner tingkat stres

untuk mengukur kembali perubahan yang terjadi setalah

diberikan intervensi.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Relaksasi Benson merupakan pengembangan metode respon

relaksasi pernafasan dengan melibatkan faktor keyakinan yang dapat

menciptakan suatu lingkungan internal sehingga dapat mencapai kondisi

kesehatan dan kesejahtraan yang lebih tinggi (Benson & Proctor, 2000

dalam Solehati & Kosasih, 2015).

Relaksasi ini dilakukan untuk mengetahui adakah penurunan tingkat

stres pada anggota keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa setalah

intervensi diberikan. Relaksasi ini dilakukan dirumah 2 kali sehari selama

10 menit selama 7 hari setelah diberikan pre test sampai saat diberikan

post tes, relaksasi benson di lakukan sesuai dengan langkah-langkah yang

sudah diajarkan.

B. Saran

Diharapkan responden melakukan relaksasi ini sesuai dengan

langkah-langkah yang sudah diajarkan, dan dilakukan sesuai waktu yang

telah ditentukan yaitu 2 kali sehari selama 10 menit selama 7 hari.

11

Anda mungkin juga menyukai