TEKNOLOGI
BAHAN
BANGUNAN
SEJARAH PERKEMBANGAN
BAHAN KONSTRUKSI
01
Fakultas Teknik Program Studi MK Acep Hidayat,ST,MT
Perencanaan dan Teknik Sipil
Desain
Abstract Kompetensi
Materi Teknologi Bahan Bangunan Mahasiswa dapat menjelaskan
berisikan mengenai bahan konstruksi karakteristik / sifat-sifat sifat fisik dan
bangunan, Perencanaan, Pelaksanaan sifat mekanik bahan konstruksi dalam
serta penerapannya di bidang Teknik perencanaan, pelaksanaan dan
Sipil. pengawasan dalam penerapan dalam
persoalan - persoalan di bidang teknik
sipil.
Ilmu material atau bahan sebenarnya sangat berperan penting dalam perkembangan
peradaban kita selama ini. Transportasi, perumahan, pakaian, komunikasi, rekreasi, dan
produksi makanan, bahkan setiap sudut dalam kehidupan sehari-hari kita, tidak pernah lepas
dari pemanfaatan material beserta teknologinya.
Tembaga telah dikenal pada masa sekitar 4700 SM dan digunakan secara luas sebagai bahan
persenjataan dan berbagai peralatan sehari – hari oleh bangsa Mesopotamia, Mesir, Yunani,
Bolivia, dan Romawi, serta penduduk China dan India. Perak telah dikenal semenjak sekitar
4000 SM dan digunakan secara luas, bersama – sama dengan emas sebagai alat tukar
perdagangan (uang koin) dunia. Timah hitam mulai digunakan sekitar tahun 3500 SM. Karena
kemudahannya dibentuk, kekaisaran Romawi menggunakan material logam ini sebagai
pelaratan makan, minum, pipa, dan akuaduk. Timah putih ditemukan sekitar tahun 1750 SM
oleh bangsa Mesir dan seringkali dipadukan dengan tembaga untuk tujuan dekoratif dan untuk
meingkatkan kekerasan dan kekuatan tembaga.
Bangsa Skandinavia menemukan cara yang sederhana untuk mengekstraksi besi dari bijih
besi. Mereka mengetahui bahwa pada pembakaran bijih besi terbentuk endapan lelehan besi
yang ditemukan pada dasar lubang pembakaran. Penemuan material besi inilah yang
kemudian mengawali dimulainya era pengunaan material berbasis besi secara besar – besaran
pada awal tahun Masehi. Dalam waktu singkat kemudian manusia memanfaatkan mineral yang
kaya kandungan besi sebagai bahan pembuatan peralatan – peralatan berbasis besi. Manusia
juga mengetahui cara meningkatkan kuatitas besi yang dihasilkan dengan meningkatkan
temperatur pemanasan bijih besi melalui pemanfaatan angin buatan. Dari sini muncullah ilmu
metallurgi ekstraksi konvensional, yang mendasari pemikiran lebih lanjut mengenai proses
pemisahan unsur logam dari mineralnya. Proses pereduksian bijih besi ini diyakini ditemukan
oleh peradaban Cina sekitar tahun 2000 SM.
Jenis logam yang unik dimana juga termasuk ke dalam kelompok logam – logam yang
dikembangkan pada awal sejarah peradaban manusia adalah Air raksa (mercury) yang
ditemukan sekitar tahun 1600 SM dimana kemudian disebut oleh manusia pada masa itu
Dalam perkembangannya, semakin lama, keberadaan logam – logam dalam kuantitas yang
besar semakin langka. Tembaga menjadi sulit ditemukan dalam kondisi bebas di alam. Bijih
besi yang berkadar besi tinggi semakin jarang ditemukan. Hal ini mengakibatkan biaya
pengadaan material semakin tinggi. Karena semakin terbatasnya ketersediaan material yang
ada di alam, kemudian muncul pemikiran untuk memanfaatkan material secara lebih efektif dan
efisien. Penggunaan bahan secara efektif dan efisien ini menuntut adanya penguasaan
pengetahuan terhadap sifat – sifat material, kemungkinan penggunaan material – material
alternatif, dan variasi proses perlakuan terhadap material yang dapat digunakan untuk
mencapai karakteristik material yang dibutuhkan. Tuntutan yang tinggi terhadap kreatifitas
manusia kemudian meningkatkan kemampuan manusia dalam pemilihan dan penggunaan
bahan guna memproduksi produk – produk berbasis material dengan sifat – sifat yang sesuai
kebutuhan serta dengan biaya yang lebih minimal baik dari sisi proses maupun pengadaan
materialnya. Lebih jauh lagi, manusia kemudian mengetahui bahwa kemampuan material dapat
ditingkatkan sesuai dengan yang diinginkan melalui serangakaian proses perlakuan panas,
atau pemaduan dengan material lainnya.
Lahirnya revolusi industri berdampak pada peningkatan kebutuhan dan konsumsi material
dimana juga meningkatkan pengembangan teknologi pengolahan material. Perkembangan
pengetahuan dan teknologi material ini semakin meningkat secara drastis semenjak para
ilmuwan mengetahui tentang adanya hubungan antara struktur, komposisi dan sifat fisis
material. Pengetahuan tersebut baru diperoleh semenjak sekitar seratus tahun lalu, dimana
kemudian memberikan kemampuan kepada manusia terhadap cara baru, dan tingkatan yang
lebih tinggi dalam memanipulasi sifat material. Dari sini kemudian tercipta berbagai jenis
teknologi manipulasi material, yang memberikan kesempatan pada perkembangan yang lebih
jauh lagi dalam penggunaan material – material alternatif pada aplikasi teknik, yang termasuk
didalamnya logam keramik, plastik, dan serat.
Perkembangan sejumlah teknologi yang membuat hidup kita semakin praktis dan nyaman
akan selalu berhubungan dengan kemampuan mengakses pemanfaatan material tepat guna.
Sebuah kemajuan dalam pemahaman terhadap tipe – tipe material seringkali merupakan suatu
awalan atau pioner dalam terciptanya teknologi – teknologi baru. Sebagai contoh, dunia
otomotif tidak akan mengalami perkembangan seperti sekarang ini tanpa adanya ketersediaan
baja yang murah atau beberapa bahan pengganti alternatif lainnya. Industri penerbangan akan
1.2. Bahan
Bahan atau material adalah sesuatu yang darinya dapat dibuat menjadi suatu benda
yang lebih berdaya guna. Proses meningkatkan nilai guna bahan berjalan seiring
kemajuan pengetahuan manusia, dimulai dengan cara-cara sederhana berdasarkan intuisi
atau naluri, kemudian berkembang melalui proses yang lebih logis dan akhirnya melalui
penelitian- penelitian ilmiah serta teknologi pengolahan yang semakin tinggi dan selalu
berkembang maju. Pada dasarnya semua benda di alam dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia, tinggal lagi kecermatan untuk dapat mengamati dan
memahami perilaku pada setiap benda yang akan menentukan tingkat kemanfaatannya.
Sebagian benda ada yang dapat digunakan secara langsung dan sebagian lain terlebih
dahulu melalui pengolahan untuk meningkatkan kinerjanya. Demikian pula halnya
bahan-bahan yang digunakan di bidang teknik sipil, bidang rekayasa yang produknya
akan banyak terkait dengan aspek perilaku material/bahan yang akan digunakan sebagai
bagian (elemen) dari sebuah bangunan.
7
berkaitan dengan kesesuaian antara kebutuhan dan jenis serta kualitas besi dan baja yang
ada. Di sisi lain, pengetahuan tentang karakteristik produk ini dalam berbagai ragam
kualitasnya diperlukan agar perlakuan terhadap bahan ini menjamin kualitas material
tersebut tetap terjaga.
Sebagaimana disebutkan terdahulu, kayu juga merupakan bahan yang umum dan
sering digunakan untuk konstruksi. Pada kenyataannya kayu memang merupakan
material kedua setelah batu, yang dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia untuk membuat
bangunan. Sebagai bahan yang terbentuk dengan cara bertumbuh secara alamiah,
dengan kata lain sebagai benda organik (benda hidup), menjadikannya tidak pernah
mempunyai sifat yang sama persis, bahkan nyaris pada setiap bagian-bagiannya
meskipun berasal dari sebuah batang pohon kayu yang sama. Jenis pohon, tempat dan
pola pertumbuhan, kondisi lingkungan bahkan usia dan siklus musim selama bertumbuh
serta gangguan hewan akan mempengaruhi kayu yang dihasilkan dari sebuah
pohon. Berbagai faktor tinjauan secara teknis diterapkan dalam memanfaatan kayu
dimaksudkan untuk memberikan keamanan yang memadai untuk mengantisipasi
banyaknya variabel pengaruh terhadap karakteristik kayu, mulai dari tinjauan jenis kayu,
arah serat bahkan kondisi kekeringan kayu dan jenis pembebanan serta
penempatannya kelak dalam bangunan.
Pada zaman dahulu manusia purba (primitive) mula-mula tinggal dan berteduh dalam gua-
gua atau hutan sebagai tempat perlindungan. Dan bahan yang digunakan sudah siap
disekitarnya yaitu apa adanya. Tetapi mengapa selalu berpindah-pindah dikarenakan bahan
yang digunakan hanya bertahan untuk 3 bulan.
Pemikiran saat itu manusia mendirikan bangunan untuk tempat berteduh atau tempat tinggal
semata-mata hanya untuk melindungi diri bersama keluarga dari gangguan hewan, cuaca
atau dapat dikatakan dari luar baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.
Kemudian setelah masanya berlalu atau pada tahun- tahun berikutnya, manusia purba mulai
meninggalkan gua-gua/ hutan dan mulai membangun tempat yang baru serta mulai berubah
dari masa yang terdahulu. Ini tidak lain karena manusia berkembang dalam kehidupan
sehari-hari dan mulai memikirkan alat-alat guna mengelola bahan yang ada disekitarnya,
sesuai dengan keinginan yang dikehendaki.
Dan biasanya perkembangannya sesuai taraf kehidupan atau faktor kesulitan apa yang
didapat dari kehidupan tersebut.
9
Dan sebagai akibat dari perkembangan tersebut , pikiran manusia mulai mencoba
menguasai sifat-sifat bahan yang ada disekitarnya, antara lain:
1) Menciptakan alat-alat yang dapat mengerjakan atau mengolah bahan yang ada
disekitarnya.
Sebagai contoh bahan konstruksi yang dibuat dari batu, mempunyai sifat-sifat :
- Kuat/solid
- Tahan terhadap tekanan
- Ukuran besar dan tidak dapat terlalu panjang
- Tidak tahan terhadap lentur
Pengertian Konstruksi adalah proses pembentukkan hubungan antara dua jenis bahan atau
lebih menjadi satukesatuan yang utuh dan kokoh.
Agar benda yang dibuat berdasarkan teknologi konstruksi maka harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1) Konstruksi harus sederhana dan kuat
2) Harus memperhatikan sifat dan karakteristik bahan yang digunakan.
3) Harus tahan terhadap gaya – gaya yang bekerja.
3. Beton Bertulang
Beton bertulang adalah campuran semen atau Portland Cement , pasir dan kerikil
ditambahkan air secukupnya sehingga menjadi satu kesatuan yang kuat terutama
terhadap tekan
1. Callister Jr., William D. 2007. Material Science and Engineering : An Introduction 7th edition).
New York : John Willey & Son, Inc
2. Neely, John E., et all. 2003. Practical Metallurgy and Materials of Industry. New Jersey : Prentice
Hall
3. Ashby, Michael et all. 2007. Materials Engineering, Science, Processing and Design. Oxford :
Butterworth – Heinemann