STROKE HEMORAGIK
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak
pecah sehingga timbul iskemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke
hemoragi antara lain : hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri
venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun
bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun (Artiani,
2009).
1.2 Etiologi
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi :
1.2.1 Aneurisma Berry, biasanya defek kongenital.
1.2.2 Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis. Atherosklerosis adalah
mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau
elastisitas dinding pembuluh darah. Dinding arteri menjadi lemah dan
terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi perdarahan
1.2.3 Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
1.2.4 Malformasi arteriovenous, adalah pembuluh darah yang mempunyai
bentuk abnormal, terjadi hubungan persambungan pembuluh darah
arteri, sehingga darah arteri langsung masuk vena, menyebabkan mudah
pecah dan menimbulkan perdarahan otak.
1.2.5 Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan
dan degenerasi pembuluh darah.
1.4 Patofisiologi
1.4.1 Perdarahan intra serebral
Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi
mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa
atau hematom yang menekan jaringan otak dan menimbulkan oedema di
sekitar otak. Peningkatan TIK yang terjadi dengan cepat dapat
mengakibatkan kematian yang mendadak karena herniasi otak.
Perdarahan intra serebral sering dijumpai di daerah putamen, talamus,
sub kortikal, nukleus kaudatus, pon, dan cerebellum. Hipertensi kronis
mengakibatkan perubahan struktur dinding permbuluh darah berupa
lipohyalinosis atau nekrosis fibrinoid.
1.4.2 Perdarahan sub arachnoid
Pecahnya pembuluh darah karena aneurisma atau AVM. Aneurisma
paling sering didapat pada percabangan pembuluh darah besar di
sirkulasi willisi. AVM dapat dijumpai pada jaringan otak dipermukaan
pia meter dan ventrikel otak, ataupun didalam ventrikel otak dan ruang
subarakhnoid. Pecahnya arteri dan keluarnya darah keruang
subarakhnoid mengakibatkan tarjadinya peningkatan TIK yang
mendadak, meregangnya struktur peka nyeri, sehinga timbul nyeri
kepala hebat. Sering pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda
rangsangan selaput otak lainnya. Peningkatam TIK yang mendadak juga
mengakibatkan perdarahan subhialoid pada retina dan penurunan
kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat mengakibatkan vasospasme
pembuluh darah serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi 3-5 hari
setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan
dapat menghilang setelah minggu ke 2-5. Timbulnya vasospasme diduga
karena interaksi antara bahan-bahan yang berasal dari darah dan
dilepaskan kedalam cairan serebrospinalis dengan pembuluh arteri di
ruang subarakhnoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi
otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal
(hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia dan lain-lain). Otak dapat
berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat terpenuhi. Energi
yang dihasilkan didalam sel saraf hampir seluruhnya melalui proses
oksidasi. Otak tidak punya cadangan O2 jadi kerusakan, kekurangan
aliran darah otak walau sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi.
Demikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar
metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20 mg% karena akan
menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh
kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun
sampai 70 % akan terjadi gejala disfungsi serebral. Pada saat otak
hipoksia, tubuh berusaha memenuhi O2 melalui proses metabolik
anaerob,yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah otak.
1.6 Komplikasi
Stroke hemoragik dapat menyebabkan
1.6.1 Infark serebri
1.6.2 Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus
normotensive
1.7 Penatalaksaan
Penatalaksanaan untuk stroke hemoragik, antara lain:
1.7.1 Menurunkan kerusakan iskemik cerebral
Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti central jaringan
otak, sekitar daerah itu mungkin ada jaringan yang masih bisa
diselamatkan, tindakan awal difokuskan untuk menyelematkan sebanyak
mungkin area iskemik dengan memberikan O2, glukosa dan aliran darah
yang adekuat dengan mengontrol/memperbaiki disritmia (irama dan
frekuensi) serta tekanan darah.
1.7.2 Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 150-300 menghindari fleksi dan rotasi
kepala yang berlebihan, pemberian dexamethason.
1.7.3 Pengobatan
1.7.3.1 Anti koagulan: heparin untuk menurunkan kecederungan
perdarahan pada fase akut.
1.7.3.2 Obat anti trombotik: pemberian ini diharapkan mencegah
peristiwa trombolitik/emobolik.
1.7.3.3 Diuretika : untuk menurunkan edema serebral
Penatalaksanaan Pembedahan
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran darah otak.
Penderita yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa
penyulit seperti hipertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskular yang luas.
Tindakan ini dilakukan dengan anestesi umum sehingga saluran pernafasan
dan kontrol ventilasi yang baik dapat dipertahankan.
1.8 Pathway
Perdarahan Serebral
2.3 Perencanaan
No. Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi (NIC) Rasional
Hasil (NOC)
1. Gangguan Setelah dilakukan 1. Berikan 1. Keluarga lebih
perfusi asuhan keperawatan penjelasan kepada berpartisipasi dalam
jaringan selama … x 24 jam keluarga klien proses penyembuhan
serebral diharapkan pasien tentang sebab- 2. Untuk mencegah
berhubungan tidak mengalami sebab peningkatan perdarahan ulang
dengan gangguan perfusi TIK dan akibatnya 3. Mengetahui setiap
gangguan jaringan serebral 2. Anjurkan kepada perubahan yang terjadi
aliran darah dengan kriteria hasil klien untuk bed pada klien secara dini
sekunder : rest total dan untuk penetapan
akibat 1. Mempunyai 3. Observasi dan tindakan yang tepat
peningkatan sistem saraf pusat catat tanda-tanda 4. Mengurangi tekanan
tekanan dan perifer yang vital dan kelainan arteri dengan
intraknranial utuh tekanan meningkatkan drainage
2. Menunjukkan intrakranial tiap 2 vena dan memperbaiki
fungsi jam sirkulasi serebral
sensorimotor 4. Berikan posisi 5. Batuk dan mengejan
kranial yang utuh kepala lebih tinggi dapat meningkatkan
3. Menunjukkan 15-30 dengan tekanan intra kranial
fungsi otonom letak jantung ( beri dan potensial terjadi
yang utuh bantal tipis) perdarahan ulang
4. Mempunyai pupil 5. Anjurkan klien 6. Rangsangan aktivitas
yang sama besar untuk menghindari yang meningkat dapat
dan reaktif batuk dan meningkatkan
5. Terbebas dari mengejan kenaikan TIK.
aktivitas kejang berlebihan Istirahat total dan
6. Tidak mengalami 6. Ciptakan ketenangan mungkin
sakit kepala lingkungan yang diperlukan untuk
tenang dan batasi pencegahan terhadap
pengunjunng perdarahan dalam
7. Kolaborasi dengan kasus stroke
tim dokter dalam hemoragik/perdarahan
pemberian obat lainnya
7. Memperbaiki sel yang
masih viable
2. Gangguan Setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan 1. Mengidentifikasi
mobilitas asuhan keperawatan secara kekuatan/kelemahan
fisik selama … x 24 jam fungsional/luasnya dan dapat memberikan
berhubungan diharapkan pasien kerusakan awal informasi mengenai
dengan tidak mengalami dan dengan cara pemulihan. Bantu
kerusakan ganguan mobilitas yang teratur. dalam pemilihan
neuromuskula fisik dengan kriteria 2. Ubah posisi terhadap intervensi
r hasil : minimal setiap 2 sebab teknik yang
1. Mempertahankan jam berbeda digunakan
posisi optimal, (telentang,miring) untuk paralisis spastik
2. Mempertahankan dan sebagainya dengan flaksid.
/meningkatkan dan jika 2. Menurunkan risiko
kekuatan dan memungkinkan terjadinya
fungsi bagian bisa lebih sering trauma/iskemia
tubuh yang jika diletakkan jaringan. Daerah yang
terserang dalam posisi terkena mengalami
hemiparesis dan bagian yang perburukan/sirkulasi
hemiplagia. terganggu. yang lebih jelek dan
3. Mempertahankan 3. Letakkan pada menurunkan sensasii
perilaku yang posisi telungkup dan lebih besar
memungkinkan satu kali atau dua menimbulkan
adanya aktivitas. kali sekali jika kerusakan pada kulit/
pasien dapat dekubitus.
mentoleransinya.
4. Mulailah
3. Membantu
melakukan latihan mempertahankan
rentang gerak aktif ekstensi pinggul
dan pasif pada fungsional ; tetapi
semua ekstremitas kemungkinan akan
saat masuk. meningkatkan ansietas
Anjurkan terutama mengenai
melakukan latihan kemampuan pasien
sepeti latihan untuk bernapas.
quadrisep/gluteal, 4. Meminimalkan atrofi
meremas bola otot, meningkatkan
karet, melebarkan sirkulasi, membantu
jari-jari mencegah kontraktur.
kaki/telapak. Menurunkan risiko
5. Sokong terjadinya
ekstremitas dalam hiperkalsiuria dan
posisi osteoporosis jika
fungsionalnya, masalah utamanya
gunakan papan adalah
kaki (foot board) perdarahan. Catatan:
seelama periode Stimulasi yang
paralisis flaksid. berlebihan dapat
Pertahankan posisi menjadi pencetus
kepala netral. adanya perdarahan
6. Tempatkan bantal berulang.
di bawah aksila 5. Mencegah
untuk melakukan kontraktur/footdrop
abduksi pada dan memfasilitasi
tangan. kegunaannya jika
7. Tempatkan berfungsi kembali.
”handroll’ keras Paralisis flaksid dapat
pada teelapak mengganggu
tangan dengan kemampuannya untuk
jari-jari dan ibu menyangga kepala,
jari saling dilain pihak paralisis
berhadapan. spastik dapat mengarah
8. Posisikan lutut pada deviasi kepala ke
dan panggul salah satu sisi.
dalam posisi 6. Mencegah adduksi
ekstensi. bahu dan fleksi siku.
9. Bantu untuk
mengembangkan
7. Alas/dasar yang keras
keseimbangan menurunkan stimulasi
duduk (seperti fleksi jari-jari,
meninggikan mempertahankan jari-
bagian kepala jari dan ibu jari pada
tempat tidur, bantu posisi normal (posisi
untuk duduk di anatomis).
sisi tempat tidur, 8. Mempertahankan
biarkan pasien posisi fungsional.
menggunakan 9. Membantu dalam
kekuatan tangan melatih kembali jaras
untuk menyokong saraf, meningkatkan
berta badan dan respon proprioseptik
kaki yang kuat dan motorik.
untuk 10. Mungkin diperlukan
memindahkan untuk menghilangkan
kaki yang sakit; spastisitas pada
meningkatkan ekstremitas yang
waktu duduk) dan terganggu.
keseimbangan
dalam berdiri
(seperti letakkan
sepatu yang datar ;
sokong bagian
belakang bawah
pasien dengan
tangan sambil
meletakkan lutut
penolong diluar
lutut pasien;bantu
menggunakan alat
pegangan paralel
dan walker).
10. Anjurkan pasien
untuk membantu
pergerakan dan
latihan dengan
menggunakan
ekstremitas yang
tidak sakit untuk
menyokong/
menggerakkan
daerah tubuh
yang mengalami
kelemahan.
11. Konsultasikan
dengan ahli
fisioterapi secara
aktif, latihan
resistif, dan
ambulasi pasien.
3. Daftar Pustaka
Ahern, N. R & Wilkinson, J. M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi
9. Jakarta: EGC.
Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.
Doenges, Marilynn E., Moorhouse, Mary Frances dan Geissler, Alice C. (2000).
Edisi 3. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta.EGC.
http://penyakitstroke.net/penyakit-stroke-hemoragik/
Muttaqin, Arif. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Nurarif, A. H & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2. Yogyakarta:
Penerbit Mediaction.
Banjarbaru, Mei 2019
Ners Muda,
( Rahimatun Nisa,S.Kep )
DISUSUN OLEH :
NAMA : RAHIMATUN NISA
NPM : 1814901110085
PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
BANJARMASIN, 2019