Anda di halaman 1dari 4

SRI WAHYUNI

163010039

RESIKO BUNUH DIRI

Diagnosa : Resiko Bunuh diri

TUK 1 Klien dapat Membina Hubugan saling percaya


TUK 2 Klien dapat melindungi diri dari bunuh diri

Intervensi :

1. Membina Hubungan saling percaya kepada klien

2.Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan klien

3. Mengamankan benda-benda

4. Melakukan kontrak treatment

Strategi Pelaksanaan 1 Pasien Resiko Bunuh Diri

1. Tahap Pra Interaksi


Pelaksanaan tindakan keperawatan pada Ny.E dengan resiko bunuh diri.
Dengan kondisi Klien mengatakan hidupnya sudah tidak lama lagi dan
berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya . Klien merasa sangat bersalah
karena tidak biasa menjadi isteri yang baik bagi suaminya dan klien
merasa putus asa .

2. Tahap Orientsi

perawat : Assalamualaikum Ibu. Perkenalkan nama saya Perawat Ayu . Saya


perawat yang dinas pagi ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 nanti dan saya yang
akan merawat Ibu. Apa boleh saya duduk disamping ibu ?
Pasien : Mengangguk

Perawat : Nama Ibu siapa? senang di panggil apa ?

Pasien : Ibu Eva

Perawat: Nama ibu , Ibu Eva yaa.. “Baiklah bu, Bagaimana keadaan Ibu hari ini”
? Ibu kenapa? Ibu kok kelihatannya sedih, Apa ibu ada masalah ?

Pasien : Menganggukkan kepala

Perawat : Ibu apa boleh saya jadi teman Ibu ?

Pasien ; mmmmmmmm Iya

Perawat : Ibu kalau ada masalah boleh cerita ke saya. anggap saja saya ini teman
dekat Ibu “Kalau boleh, kita berbincang-bincang saja sebentar tentang masalah
ibu ? Tujuannya supaya masalah cepat terselesaikan . Ibu mau berbincang-bincang
sama saya ?

Pasien : Iya

Perawat : kira-kira Ibu maunya berapa lama kita berbincang-bincang? Bagaimana


kalau 30 menit saja ?

Pasien : (mengangguk )

Perawat: “Ibu mau kita berbincang-bincang dimana? Disini saja yaa?

Pasien : Iyaa

Perawat : Baiklah Kalau begitu

3. Tahap Kerja

Perawat : “.Nah sekarang Ibu boleh ceritakan masalah Ibu ke saya, Ibu anggap
saja saya ini teman baik Ibu. Kok Ibu kelihatannya putus asa, sedih , Ibu punya
masalah apa ? Ibu bisa cerita sama saya

Pasien: Saya itu seperti tidak di hargai sama suami saya, saya seperti istri yg
sudah tdk berguna lagi
Perawat : “Saya mengerti ibu sangat sulit menerima kenyataan ini. Tapi ibu tidak
boleh merasa seperti itu, Ibu kan cantik. Ibu itu Masih di sayangi sama keluarga
ibu. Ibu itu masih berguna kok untuk orang lain. Ibu tidak boleh berpikiran seperti
itu, Ibu kan cantik, Ibu yang semangat yaah . ibu harus tetap smngat

Perawat:Ibu kalau boleh saya lihat kamar ibu yah ?

Pasien : mau ngapain ?

Perawat : Ya lihat-lihat saja apakah kamar ibu kelihatannya rapi terus bersih,
boleh yah Bu ?

Pasien : Iya

Perawat : Wah kamar ibu ternyata rapih terus bersih. Nah ibu jangan bersedih lagi
yah kan ada saya teman ibu. Ibu kalau ada masalah apapun, ibu bisa cerita ke
saya, cerita ke orang tua ibu, cerita keteman-teman ibu. Ibu pokoknya harus
semangat menjalani kehidupan ibu yaa

Pasien: Mengangguk

4. Tahap terminasi

Perawat: Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang ?

Pasien : maksudnya bagaimana?

Perawat : Yaa perasaan ibu jadi lebih baik atau lebih buruk atau bagaimana gitu
Bu?

Pasien : Lumayan

Perawat : Alhamdulillah kalau begitu, jadi pokoknya ibu jangan bersedih lagi .
ibu itu harus semangat, tidak boleh merasa kalau ibu itu tidak berguna lagi . tetap
semangat yaa besok kita bertemu lagi

Pasien : Iya

Perawat : Nah besok saya akan kembali lagi kesini. Bagaimana kalau jam 09:00..
tempatnya disini
Pasien : Iya

Perawat :Ya udah kalo gitu ibu sekarang istirahat lagi. Saya kembali keruang
perawat, kalo ibu ada perlu atau ada masalah yang ibu ingin ceritakan, Ibu bias
langsung ke saya atau besok bisa cerita ke saya ya Bu.

Pasien : Iya ( mengangguk )

Perawat : Kalau begitu, sekarang ibu istirahat saya permisi dulu ya Bu.

Assalamuaalaikum …..

Anda mungkin juga menyukai