Anda di halaman 1dari 8

1

Kegiatan ke 1
Dikotiledonae

A. Tujuan Kegiatan
1. Mahasiswa dapat mengenal ciri-ciri umum ordo Rosales
2. Mahasiswa dapat mengenal ciri-ciri umum ordo Myrtales
3. Mahasiswa dapat melihat sifat Parietales
4. Mahasiswa dapat melihat beberapa sifat khusus pada Brassicales
5. Mahasiswa dapat melihat beberapa ciri khusus pada Malvalles

B. Kajian Pustaka
Tumbuhan merupakan pemandangan alam yang dapat kita jumpai hampir
di seluruh penjuru bumi, di hutan, pegunungan, dataran rendah, laut dan
sungai. Tumbuhan adalah organisme yang memiliki akar, batang, dan daun
merupakan organ hasil diferensiasi jaringan. Spermatopyta adalah tumbuhan
yang tubuhnya dapat di bedakan dalam akar, batang,dan daun. Daun
tergolong dalam tipe makrofil dengan bentuk dan susunan tulang-tulang yang
beraneka ragam. Akar tumbuh dari kutub akar. Sporofil terangkai sebagai
strobilus atau bunga (Purnama, 2015: 1).
1. Pengertian Dikotiledonae
Keragaman makhluk hidup dibumi sangat menarik untuk dipelajari.
Begitu juga dengan keragaman kelompok tumbuhan. Pengelompokkan
tumbuhan menjadi kelompok sub–sub yang lebih kecil tentu didasarkan
atas ciri yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut. Kelompok angiospermae
merupakan divisi tumbuhan dengan jumlah spesies yang besar dibanding
dengan gymnospermae. Kemudian, kelompok angiospermae (tumbuhan
biji tertutup) dibagi menjadi dua kelas yang didasarkan pada jumlah
keeping biji, monokotil dan dikotil. Baik monokotil dan dikotil
merupakan kelompok tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae) yaitu
tumbuhan yang mengalami pembuahan ganda serta memiliki daging buah.
2

Angiospermae dikelompokkan menjadi dua kelas yang didasarkan pada


jumlah keping biji atau daun lembaga pada bakal embrionya. Tumbuhan
berkeping biji tunggal atau monokotil adalah salah satu dari dua
kelompok besar tumbuhan berbunga yang bijinya tidak membelah karena
hanya memiliki satu daun lembaga, contohnya seperti tanaman padi,
bunga anggrek, dan kelapa. Sedangkan tumbuhan berkeping biji dua atau
dikotil adalah segolongan tumbuhan berbunga yang memiliki ciri khas
yang sama dengan memiliki sepasang daun lembaga, contohnya seperti
tanaman kentang, kembang sepatu, dan nangka (Safitri, 2018: 33).
2. Ciri-ciri Dikotiledonae
Menurut Tjitrosoepomo (2010, 99) tumbuhan-tumbuhan yang
tergolong dalam kelas ini meliputi terna, semak-semak, perdu maupun
pohon-pohon yang seperti telah disebutkan terdahuu dapat dikenal karena
mempunyai ciri-ciri berikut:
a. Ciri-ciri morfologi:
1) Seperti namanya telah menyebutkan tumbuh-tumbuhan ini
mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga (berbiji belah) dan
akar serta pucuk lembaga yang tidak mempunyai pelindung yang
khusus
2) Akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok (akar tunggang)
yang bercabang-cabang dan membentuk sistem akar tunggang
3) Batang berbentuk kerucut panjang, biasanya bercabang-cabang
dengan ruas-ruas dan buku-buku yang tidak jelas
4) Duduk daun biasanya tersebar atau berkarang, kadang-kadang saja
berseling
5) Daun tunggal atau majemuk, seringkali disertai oleh daun-daun
penumpu, jarang mempunyai pepelah, helaian daun bertulang
menyirip atau menjari
6) Pada cabang-cabang kesamping seringkali terdapat 2 dau pertama
yang letaknya tegak lurus pada bidang median di kanan kiri
cabang tersebut
3

7) Bunga bersifat di, tetra atau pentamer


b. Ciri-ciri anatomi:
1) Baik akar maupun batang mempunyai cambium, hingga akar
maupun batangnya memperlihatkan pertumbuhan menebal
sekunder
2) Pada akar sifat radial berkas pengangkutnya hanya nyata pada akar
yang belum mengadakan pertumbuhan menebal
3) Pada batang berkas pengangkutan tersusun dalam lingkaran
dengan xylem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar,
diantaranya terdpaat cambium, jadi berkas pengangkutannya
bersifat kolateral terbuka, kadang-kadang bikolateral
3. Diagram Bunga
Menurut Tjitrosoepomo (2009, 210) dengan demikian kita dapat
membedakan dua macam diagram bunga :
a. Diagram bunga empiric, yaitu diagram bunga yang hanya memuat
bagian-bagian bunga yang benar-benar ada, jadi menggambarkan ini
juga dinamakan diagram sungguh (yang sebenarnya)
b. Diagram teritorik, yaitu diagram bunga yang selain mengambarkan
bagian-bagian bunga yang sesungguhnya, juga memuat bagian-bagian
yang sudah tidak ada lagi, tetapi menurut teori seharusnya ada
4. Rumus Bunga
Kecuali dengan diagram, susunan bunga dapat pula dinyatakan
dengan sebuah rumus, yang terdiri atas lambang-lambang, huruf-huruf
dan angka-angka, yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai
berbagai sifat bunga beserta bagian-bagiannya. Lambang-lambang yang
dipakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat bunga yang bertalian
dengan simetrinya atau jenis kelaminnya, huruf-huruf merupakan
singkatan nama bagian-bagian bunga, sedangkan angka-angka
menunjukkan jumah masing-masing bunga, Disamping itu masih terdapat
lambang-lambang lain lagi yang memperlihatkan hubungan bagian-bagian
bunga satu sama lain (Tjitrosopomo, 2009: 211).
4

Menurut Tjitrosoepomo (2009, 211) suatu rumus bunga hanya dapat


ditunjukkan hal-hal mengenai 4 bagian pokok bunga sebagai berikut:
a. Kelopak, yang dinyatakan dengan huruf K singkatan kata kalix (calyx)
yang merupakan istilah ilmiah untuk kelopak
b. Tajuk atau mahkota, yang dinyatakan dengan huruf C singkatan kata
corolla (istilah ilmiah untuk mahkota bunga)
c. Benang-benang sari, yang dinyatakan dengan huruf A, singkatan kata
androecium (istila ilmiah untuk alat-alat jantan pada bunga)
d. Putik, yang dinyatakan dengan huruf G, singkatan kata gynaecium
(istilah ilmiah untuk alat betina pada bunga).
5. Ordo Rosales
Warga bangsa ini terdiri atas terna, semak atau pohon dengan daun-
daun tunggal atau majemuk yang duduknya tersebar atau berhadapan
dengan atau tanpa daun penumpu. Bunga banci karena reduksi dapat
menjadi berkelamin tunggal, jelas mempunyai hiasan bunga yang dapat
dibedakan antara kelopak dan mahkotanya, mahkota berdaun mahkota
bebas, kebanyakan berbilangan 5. Jumlah benang sari sama dengan
jumlah daun mahkota, ada yang 2 kali lipat atau banyak, jarang lebih
sedikit daripada jumlah daun mahkota atau kurang, bebas, dapat berupa
bakal buah beruang banyak dengan tembuni sentral. Dasar bunga
berbentuk cakram, melebar atau cekung dengan bagian-bagian bunga
(mulai kelopak sampai benang-benang sari) pada tepinya. Bakal buah
sering kali terdapat dalam cekungan dasar bunga dan diselubungi dasar
bunga itu, hingga letak bakal buah menjadi tenggelam (Purnama, 2015: 7).
6. Ordo Myrtales
Meliputi tumbuhan dengan berbagai macam perawakan tetapi
kebanyakan berupa tumbuhan berkayu. Umumnya mempunyai daun
tunggal yang duduknya bersilang berhadapan, pada cabang-cabang yang
mendatar mengalami modifikasi seakan-akan tersusun dalam 2 baris yang
berhadapan, tanpa daun penumpu, helaian daun sering mempunyai
kelenjar-kelenjar minyak. Bunga banci atau karena adanya reduksi salah
5

satu alat kelaminnya menjadi berkelamin tunggal dengan hiasan bunga


yang jelas dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkota bunga, kadang-
kadang tanpa mahkota, aktinomorf atau zigomorf, kebanyakan
berbilangan 4, benang sari sama banyaknya dengan jumlah daun mahkota
atau dua kali lipat, kadang-kadang hanya beruang 1 dengan 1 tangkai
putik dan banyak bakal biji pada tembuni yang letaknya sentral disudut-
sudut. Dasar bunga cekung sampai berbentuk mangkuk atau tabung,
biasanya menyelubungi bakal buah, menjadi tenggelam. Buah sering
mempunyai sisa-sisa benang sari pada bagian ujung diantara daun-daun
kelopak yang tidak runtuh dan menjadi bagian buah (Purnama, 2015: 21).
7. Ordo Brassicales
Ordo ini meliputi tumbuh-tumbuhan yang sebagian besar terna dengan
daun-daun yang duduknya tersebar tanpa daun penumpu. Bunga
umumnya banci, aktinomorf, hiasan bunga berupa kelopak dan mahkota
yang berdaun lepas, benang sari sama banyaknya dengan jumlah daun
mahkota atau lebih banyak. Bakal buah biasanya menumpang dengan 2
tembuni atau lebih yang terdapat pada dinding buah, kadang-kadang
menjadi beruang banyak karena adanya pembentukan sekat-sekat. Dari
segi-segi anatomi ada sifat-sifat yang karakteristik yaitu adanya buluh-
buluh getah dan sel-sel yang mengandung mirosin (Purnama, 2015: 38).
8. Ordo Malvales
Ordo Malvales disebut juga Columniferae, mempunyai sebagai ciri
khasnya terdapatnya columna yaitu bagian bunganya terdiri atas
perlekatan bagian bawah tangkai sarinyamembentukk badan yang
menyelubungi putik dan bagian pangkalnya berlekatan dengan pangkal
daun-daun mahkota, sehingga bila mahkota bunga ditarik keseluruhannya
akan terlepas dari bunga bersama-sama dengan benang-benang sari
dengan meninggalkan kelopak dan bakal buah saja. Tumbuhan yang
tergolong dalam ordo ini kebanyakan berupa semak atau pohon, ada pula
yang merupakan ternayang anual. Daun tunggal, tersebar, mempunyai
daun penumpu. Bunga umumnya banci, aktinomorf, berbilangan 5 dengan
6

daun-daun mahkota seperti sirap atau genting. Benang sari banyak,


tersusun dalam lingkaran yang dilingkaran luar seringkali tereduksi
sedangkan lingkaran dalam membentuk columna (Purnama, 2015: 38).
7

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Silet atau pisau 1 buah
b. Alat tulis 1 unit
c. Penggaris 1 buah
d. Kaca pembesar 1 unit
e. Pinset 1 buah
2. Bahan
a. Rosa sp/ Mimosa sp
b. Psidium guajava
c. Turnera ulmi
d. Passiflora foetida
e. Malvastrum sp

D. Cara Kerja
1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan terlebih dahulu
2. Bentuk morfologi dari organ-organ tubuh tumbuhan yang digunakan
digambar
3. Buatlah gambar skematis dari prgan reproduktif (bunga)
4. Bagian-bagian lain yang dianggap penting berhubungan dengan sifat
khasnya digambar
5. Deskripsi dari bahan yang digunakan dibuat berupa diagram dan rumus
bunga pada hasil pengamatan.
8

Daftar Rujukan

Purnama, Sucianti. 2015. Pengenalan Ciri Umum Ordo Rosales, Magnoliales,


Nymphaeales dan Fabales Pada Kelompok Policarpiceae. Jurnal
Praktikum Panerogamae. Hal. 7.
https://s3.amazonaws.com. Diakses pada 07 Maret 2019

Purnama, Sucianti. 2015. Pengenalan Ciri Umum Ordo Myrtales pada Kelompok
Angiospermae. Jurnal Praktikum Panerogamae. Hal, 21.
https://s3.amazonaws.com. Diakses pada 07 Maret 2019

Purnama, Sucianti. 2015 Pengenalan Ciri Umum Ordo Malphigiales, Ordo


Capparales dan Ordo Malvales dari Kelompok Angiospermae Jurnal
Praktikum Panerogamae. Hal, 38.
https://s3.amazonaws.com. Diakses pada 07 Maret 2019

Safitri, juliana, dkk,. 2018. Implementasi Augmented Reality sebagai


Pembelajaran Pertumbuhan Tanaman Dikotil dan Monokotil Untuk
Sekolah Dasar. Jurnal Sistem informasi,Teknologi informatika dan
Komunikasi . 9 (1): 1
https://jurnal.umj.ac.id. Diakses Pada 07 maret 2019

Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta).


Yogyakarta: Gadjah mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai