Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN TUGAS

REDESAIN MONUMEN DAN MUSEUM


PANGLIMA BESAR JENDRAL SOEDIRMAN PURWOKERTO
DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER

Diajukan untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Perencanaan Lingkungan Kota

Oleh :
1. Khabib Muntoha 16 4102
2. Rheksa Reksiyana 17 4102
3. Jihan Mufidah Umaroh 17 4102 0257

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO
JULI 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul
Redesain Monumen dan Museum Panglima Besar Jendral

Soedirman Purwokerto dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer.

B. Pengertian Judul

Redesain berasal dari kata re- dan desain. Dalam Kamus Besar

BahasaIndonesia, desain adalah rancangan dan re- adalah kembali atau

sekali lagi.Maka redesain adalah suatu kegiatan merancang kembali

sebuah objek dengantujuan tertentu.

Museum merupakan institusi permanen, nirlaba, melayani

kebutuhan publik,dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha

pengoleksian,mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan

memamerkan benda nyatakepada masyarakat untuk kebutuhan

studi, pendidikan, dan kesenangan.

Monumen dan sekaligus Museum Panglima Besar Jenderal

Soedirman merupakan salah satu obyek wisata sejarah di Purwokerto.

Lokasinya tepat di sebelah timur jembatan Sungai Logawa yang menjadi

pintu masuk Kota Purwokerto dari arah barat. Monumen ini memiliki dua

lantai yang pada lantai bawah menceritakan sejarah perjuangan Panglima

Besar Jenderal Sudirman saat merebut Yogyakarta kembali sebagai

Ibukota Indonesia (pada saat itu) dari Kolonial Belanda.


C. Latar Belakang

Museum bagi suatu bangsa adalah penting. Peradaban suatu bangsa

dapat dilihat dari atau lewat Museum-museum yang dimilikinya. Warga

asing yang datang di suatu daerah tidak perlu menjelajah seluruh daerah

itu untuk mengenal dan melihat kebudayaan atau sejarahnya. Dengan

adanya museummuseum lapangan yang baik, memudahkan turis untuk

mengenali budaya dan sejarah bangsa terebut. Manfaat museum bagi

penduduk pribumi merupakan cermin dari nenek moyangnya. Selain itu

juga menambahkan informasi dan menjadi sarana hiburan yang edukatif.

Museum didirikan dengan tujuan utama melestarikan warisan

budaya, bukan hanya melestarikan fisik benda-benda warisan budaya,

tetapi juga melestarikan makna yang terkandung di dalam benda-benda

tersebut dalam sistem nilai dan norma (DirektoratMuseum RI, 2008).

Menurut data Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan

PermuseumanKemendikbud RI, Jumlah museum se-Indonesia hingga

tahun 2011 tercatat sebanyak 227 museum dalam berbagai bentuk.

Di Indonesia terdapat banyak museum tempat penyimpanan benda-

benda bersejarah, Museum dan Monumen Panglima Besar Jendral

Soedirman di Purwokerto adalah salah satunya. Museum Panglima Besar

TNI Jendral Soedirman Purwokerto atau juga di kenal Museum Sudirman

ini merupakan tempat wisata sejarah tentang perjuangan Jendral

Soedirman semasa hidupnya. Di musium ini pengunjung bisa belajar

sejarah dengan melihat diorama perjalanan dan perjuangan Beliau.


Benda koleksi yang dimiliki Museum Jendral Soedirman ini

merupakan „harta karun‟ sejarah yang harus dijaga. Seiring dengan

berkembangnya jaman, masyarakat mulai lupa dan tak acuh terhadap

bangunan yang menyimpan aset negara ini. Maka diperlukan “gebrakan”

atau sebuah usaha merencanakan danmerancang kembali Museum Jendral

Soedirman. Adanya gebrakan perubahan juga upaya untuk mencapai target

peningkatan wisatawan.

Dengan memberikan sentuhan konsep arsitektur kontemporer pada

museum ini, diharapkan Redesain Museum dan Monumen Panglima Besar

Jendral Soedirman Purwoketo yang dapat memberikan keharmonisan

dalam masa yang berbeda tanpa mengurangi nilai-nilai historikal yang

telah ada dalam kawasan tersebut. Berdasarkan uraian tersebut diharapkan

terciptanya sarana yang dapat menjadi sebuah sarana yang menghibur,

mendidik, informatif, sertadapat mendorong animo masyarakat

mengunjungi museum.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dihasilkan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana menampilkan wujud fisik bangunan dan museum

yang mencerminkan arsitektur kontemporer?

2. Bagaimana meredesain bangunan meseum tanpa mengurangi

nilai-nilai historkal?
E. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi batasan

masalah dirumuskan sebagai berikut:

1. Pemecahan masalah arsitektural bangunan didasari pada

pendekatan arsitektur kontemporer.

2. Pemecahan masalah fasade bangunan tanpa merubah nilai

historical.

F. Tujuan

Redesain Museum dan Monumen Panglima Besar Jendral

Soedirman di Purwokerto melalui pendekatan arsitektur kontemporer

dengan memberikan keharmonisan dari masa yang berbeda tanpa

mengurangi nilai-nilai historikalnya.

G. Sasaran

Meredesain kawasan Museum dan Monumen Jendral Soedirman

yang meliputi:

1. Merubah massa bangunan museum tanpa mengurangi nilai

historikal.

2. Menata kembali lay out kawasan museum.

3. Meredesain fasilitas penunjang yang berada di kawasan

museum.

H. Manfaat

Laporan tugas ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi

penulis maupun pembaca. Penulis mengharapkan laporan tugas ini dapat


memberikan informasi dan manfaat untuk menambah ilmu pengetahuan

tentang bangunan museum dan monumen.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kota Purwokerto
Kota Purwokerto adalah ibu kota Kabupaten Banyumas, Jawa

Tengah, Indonesia. Jumlah penduduknya 292.782 jiwa pada tahun

2014 Berbagai julukan disandang kota di jalur selatan Jawa Tengah ini

dari kota wisata, kota kripik, kota transit, kota pendidikan sampai kota

pensiunan karena begitu banyaknya pejabat-pejabat negara yang pensiun

dan akhirnya menetap di kota ini. Di kota ini pula terdapat museum Bank

Rakyat Indonesia, karena bank pertama kali berdiri ada disini dan pendiri

bank ini adalah Raden Bei Aria Wirjaatmadja putra daerah Purwokerto.

Purwokerto adalah sebuah kota yang tak otonom karena masih

menjadi bagian Kabupaten Banyumas sebagai pusat pemerintahan. Luas

wilayah kota Purwokerto adalah 38,58 km².

Monumen yang terletak di pinggir Sungai Logawa Kecamatan

Karanglewas, kurang lebih 4 km dari kota Purwokerto ini dibangun untuk

mengenang perjuangan Jenderal Soedirman di Kabupaten Banyumas,

khususnya Purwokerto.

1. Sejarah Purwokerto

Awal-awal abad XX. Pada suatu kota. Saat itu, babak baru dalam

tata ruang tengah memasuki kota tersebut. Setiap jalan terlihat lebar.

Pepohonan hijau nan rindang meneduhi para pejalan kaki ketika


melintas di area pedestrian. Jalan-jalan terlihat asri. Sulit untuk

membedakan antara jalan utama dengan jalan penghubung. Di depan

gedung karesidenan, terdapat sebuah taman kota. Taman Merdeka,

nama taman itu. Sebuah taman untuk tempat warga kota melepas penat

setelah kesibukan. Kota terasa nyaman bagi warganya. Inilah suasana

Kota Purwokerto dengan perencanaan tata ruang yang baru. Suatu

masa ketika Pulau Jawa mulai berkembang. Saat itu, kota-kota

di Pulau Jawa tengah mengalami lonjakan penduduk. Kota-kota

meledak. Hampir di setiap kota, pertambahan penduduk sekitar 10 kali

sampai 20 kali lipat. Kota-kota, mengalami masalah akut tentang tata

ruang. Pemerintah kolonial Belanda kelimpungan menghadapi

persoalan itu. Sibuk mencari model pembangunan bagi kota-kota di

Jawa.

Saat kesibukan meliputi Pemerintah Kolonial Belanda, Herman

Thomas Kartsen menjejakkan kaki di Semarang pada 1914. Kota yang

juga tengah mengalami persoalan pertambahan penduduk. Dalam

catatan W.F. Wertheim melalui buku Masyarakat Indonesia dalam

Transisi, pertambahan penduduk di kota itu hampir mencapai seratus

persen. Di kota tersebut, Kartsen menemui Henri Maclaine Pont. Pont

adalah teman Kartsen semasa kuliah di Insitut Teknologi

Delf, Amsterdam, Belanda. Di Semarang, Pont mendirikan biro

arsistek. Melalui Pont, Kartsen mendapat banyak informasi tentang

keadaan Semarang dan kota lainnya. Kedatangan Kartsen di Semarang


adalah guna merancang Kota Semarang dan kota-kota di Pulau

Jawa.terdapat pabrik gula kalibagor.

B. Museum
1. Pengertian Museum

Museum adalah gedung yang digunakan sebagai tempat untuk

pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum,

seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu; tempat menyimpan barang

kuno. Menurut Association of Museum, Museum merupakan sebuah

badan yang mengumpulkan, mendokumentasikan, melindungi,

memamerkan dan menunjukkan materi bukti dan memberikan

informasi demi kepentingan umum.

2. Fungsi Museum

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 : dalam

Pedoman Museum Indoneisa,2008. museum memiliki tugas

menyimpan, merawat, mengamankan dan memanfaatkan koleksi

museum berupa benda cagar budaya. Dengan demikian museum

memiliki dua fungsi besar yaitu :

a) Sebagai tempat pelestarian, museum harus melaksanakan

kegiatan sebagai berikut :

b) Penyimpanan, yang meliputi pengumpulan benda untuk

menjadi koleksi, pencatatan koleksi, sistem penomoran dan

penataan koleksi.
c) Perawatan, yang meliputi kegiatan mencegah dan

menanggulangi kerusakan koleksi.

d) Pengamanan, yang meliputi kegiatan perlindungan untuk

menjaga koleksi dari gangguan atau kerusakan oleh faktor alam

dan ulah manusia.

e) Sebagai sumber informasi, museum melaksanakan kegiatan

pemanfaatan melalui penelitian dan penyajian.

f) Penelitian dilakukan untuk mengembangkan kebudayaan

nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi.

g) Penyajian harus tetap memperhatikan aspek pelestarian dan

pengamanannya.

C. Pengertian Monumen

Monumen adalah jenis bangunan yang dibuat untuk memperingati

seseorang atau peristiwa yang dianggap penting oleh suatu kelompok

sosial sebagai bagian dari peringatan kejadian pada masa lalu. Seringkali

monumen berfungsi sebagai suatu upaya untuk memperindah penampilan

suatu kota atau lokasi tertentu. Beberapa ibu kota pusat pemerintahan

seperti Washington D.C., New Delhi, dan Brasília memang telah

dirancang sedemikian rupa sehingga dibangun meliputi banyak monumen

kenegaraan. Lokasi Monumen Washington dirancang untuk membentuk

ruang publik yang rapi dan teratur. Bangunan fungsional yang menjadi

semakin penting karena usianya, ukurannya, atau makna sejarahnya, dapat

juga dianggap sebagai monumen. Dalam hal ini dapat karena ukurannya
yang besar atau usianya yang tua seperti contohnya Tembok Besar.

Beberapa negara menggunakan istilah "monumen purbakala" untuk

merujuk pada situs arkeologi penting, seperti Borobudur. Atau bahkan

situs purbakala yang dulunya merupakan kompleks permukiman, seperti

situs Pompeii.

Monumen seringkali dirancang untuk memuat informasi politik

bersejarah, sebagai bangunan untuk memperkuat citra keunggulan

kekuatan politik, seperti Pilar Trajan, atau berbagai patung Lenin di Uni

Soviet. Monumen dapat berusia ribuan tahun, sebagai simbol yang

bertahan lama suatu peradaban purba. Piramida Mesir Kuno,

Parthenon Yunani Kuno, dan Moai di Pulau Paskah telah menjadi simbol

dari peradaban purba tersebut. Di zaman yang lebih modern, Patung

Liberty dan Menara Eiffel telah menjadi lambang negara dan kota modern.

Istilah monumentalitas berkaitan dengan status simbolik dan fisik

keberadaan suatu monumen.

D. Museum dan Monumen Panglima Besar Jendral Soedirman

Purwokerto

Monumen dan sekaligus Museum Panglima Besar Jenderal

Soedirman merupakan salah satu obyek wisata sejarah di Purwokerto.

Lokasinya tepat di sebelah timur jembatan Sungai Logawa yang menjadi

pintu masuk Kota Purwokerto dari arah barat. Monumen ini memiliki dua

lantai yang pada lantai bawah menceritakan sejarah perjuangan Panglima

Besar Jenderal Sudirman saat merebut Yogyakarta kembali sebagai


Ibukota Indonesia (pada saat itu) dari Kolonial Belanda. Dan pada lantai

dua terdapat patung Jenderal Soedirman duduk diatas kuda, patung ini

terbuat dari bahan perunggu seberat 5,5 ton dan tinggi 4,5 meter.

Museum ini memiliki 2 lantai:

1. Lantai bawah menceritakan sejarah perjuangan Panglima Besar

Jenderal Sudirman saat merebut Yogyakarta kembali sebagai

Ibukota Indonesia (pada saat itu) dari Kolonial Belanda.

Pada lantai ini kita bisa belajar sejarah perjuangan dan riwayat

hidup Panglima Besar Jenderal Soedirman sejak beliau lahir

hingga wafatnya.

2. Lantai dua terdapat patung Jenderal Soedirman duduk diatas

kuda, patung ini terbuat dari bahan perunggu seberat 5,5 ton

dan tinggi 4,5 meter.

Di bawah patung Jenderal Soedirman yang menunggang kuda,

terdapat relief-relief sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada

tahun 1945. Dan di belakang patung terdapat lambang Negara

Indonesia yakni Garuda Pancasila.

Obyek wisata sejarah ini buka setiap hari seperti jam kerja pegawai

negeri, yaitu mulai dari pukul 08.00 pagi hingga 15.30 sore. Tidak ada

libur mekipun pada hari minggu. Di bagian dalam area museum banyak

area parkir baik untuk mobil ataupun sepeda motor. Fasilitas penunjang:

1. Mainan anak-anak

2. Tempat duduk di bawah pepohonan hijau yang rimbun


3. Tempat lomba kicau burung

4. Mushola dan toilet yang berdampingan dengan kantor

5. Kios kecil yang menyediakan makanan dan minuman

E. Arsitektur Kontemporer

Arsitektur kontemporer adalah arsitektur abad ke-21, tidak ada satu

pun gaya dominan. arsitektur kontemporer dikerjakan pada selusin gaya

yang berbeda, dari pasca modernisme dan teknologi tinggi arsitektur

sangat konseptual dan gaya ekspresif, menyerupai menatah pada skala

besar. berbagai gaya dan pendekatan yang umum menggunakan teknologi

sangat canggih dan bahan bangunan modern. seperti desain tubular (Tube

structure) yang memungkinkan konstruksi bangunan lebih tinggi, ringan

dan lebih kuat daripada bangunan di abad ke-20, dan penggunaan teknik

baru desain bantuan komputer, yang memungkinkan bangunan dirancang

dan dibentuk di komputer dalam tiga dimensi, dan dibangun dengan lebih

presisi dan cepat.

Istilah arsitektur kontemporer mengacu pada gaya bangunan

saat ini. Dalam bidang arsitektur, kontemporer dan modern tidak

memiliki makna yang sama. Modern mengacu pada arsitektur

modernis yang ada pada awal hingga pertengahan abad 20.

Kontemporer pada dasarnya adalah gaya desain yang sedang up to

date atau sedang diproduksi pada masa sekarang. Kontemporer

bersifat dinamis dan tidak terikat oleh suatu era. Sebaliknya, modern

pada dasarnya menandakan sebuah era setelah era tradisional atau pra-
industri. Desain yang kontemporer menampilkan gaya yang lebih

baru. Berikut cirri-ciri arsitektur kontemporer:

1. Atap

Ciri khas arstektur kontemporer yang biasa terlihat adalah

bentuk atap yang tidak biasa. Jika bangunan pada umumnya

memiliki atap berbentuk perisai, tidak sedikit bangunan

bergaya kontemporer yang memiliki bentuk atap datar, atau

bahkan melengkung dengan desain yang dinamis.

2. Pencahayaan Alami

Gaya arsitektur kontemporer banyak memanfaatkan sumber

daya alami dalam desain-desainnya, salah satunya yakni

pemanfaatan pencahayaan alami dalam ruangan. Bangunan

dengan gaya arsitektur kontemporer biasanya memiliki bukaan

besar, seperti jendela, skylight, dan void.

3. Ruang Lebih Terbuka

Jika gaya desain konvensional memiliki banyak sekat untuk

ruang-ruang interiornya, pada gaya arsitektur kontemporer

justru tidak menggunakan banyak sekat. Ruang interior terbuka

dan menyatu menjadi salah satu ciri dan karakteristik dari gaya

arsitektur kontemporer.

4. Material Eksterior

Ciri lain dari gaya arsitektur kontemporer adalah pemilihan

material untuk area eksterior. Pemilihan material untuk


eksterior bangunan bergaya kontemporer biasanya tidak

dibatasi pada material tertentu saja. Eksplorasi material dapat

dilakukan desainer atau arsitek saat mendesain bangunan

bergaya kontemprer untuk menciptakan bentuk dan visual yang

dinamis.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Monumen dan sekaligus Museum Panglima Besar Jenderal

Soedirman merupakan salah satu obyek wisata sejarah di Purwokerto.

Lokasinya tepat di sebelah timur jembatan Sungai Logawa yang menjadi

pintu masuk Kota Purwokerto dari arah barat.

Upaya memberikan sentuhan konsep arsitektur kontemporer pada

museum ini, diharapkan Redesain Museum dan Monumen Panglima Besar

Jendral Soedirman Purwoketo yang dapat memberikan keharmonisan

dalam masa yang berbeda tanpa mengurangi nilai-nilai historikal yang

telah ada dalam kawasan tersebut. Berdasarkan uraian tersebut diharapkan

terciptanya sarana yang dapat menjadi sebuah sarana yang menghibur,

mendidik, informatif, sertadapat mendorong animo masyarakat

mengunjungi museum.

B. Saran

Benda koleksi yang dimiliki Museum Jendral Soedirman ini

merupakan „harta karun‟ sejarah yang harus dijaga. Kita sebagai generasi

muda sebaiknya menjaga dengan tidak merusak barang-barang yang

terdapat di museum tersebut, karena benda koleksi tersebut merupakan

aset negara dan warisan budaya. Kita juga sebaiknya tidak hanya

melestarikan fisik benda-benda warisan budaya, tetapi juga melestarikan


makna yang terkandung di dalam benda-benda tersebut dalam sistem nilai

dan norma.
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Purwokerto_(kota)
https://id.wikipedia.org/wiki/Monumen

https://id.wikipedia.org/wiki/Museum

https://www.jual-apartemen.com/blog/4120/kenali-ciri-karakter-gaya-arsitektur-
kontemporer/

http://www.purwokertoguidance.com/wisata/monumen-museum-panglima-besar-
jenderal-soedirman/

Anda mungkin juga menyukai