Anda di halaman 1dari 42

Judul :

PENINGKATAN SARANA & PRASARANA KOTA BUKITTINGGI


SEBAGAI KAWASAN PERDAGANGAN & PARIWISATA

Sub Judul :
PERENCANAAN GEDUNG PARKIR
DIKAWASAN PASAR ATAS & PASAR BAWAH BUKITTINGGI

Tema :
KOMERSIAL

Laporan Survey Tugas Akhir Arsitektur

Dosen Pembimbing :
Ir. Syamsul Asri, Phd Pembimbing 1
Ir. Nasril Sikumbang Pembimbing 2

Oleh :
MAMAN ROMANSA
00 15 111 031

TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
PADANG
2004
DATA SURVEY PERENCANAAN GEDUNG PARKIR
DIKAWASAN PASAR ATAS DAN PASAR BAWAH BUKITTINGGI

I. GAMBARAN UMUM KOTA BUKITTINGGI.


I.1 Letak Geografis dan luas wilayah

Kota Bukittinggi secara geografis terletak antara 100°21 - 100° 25 BT dan 00°16 -
00°19 LS dengan ketinggian 909 – 941m dpl (dari permukaan laut).
Kota Bukittinggi terletak ditengah-tengah Kabupaten Agam yang didalmnya terdapat 24
kelurahan dengan batas-batas sebagai berikut:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tilatang Kamang.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Banuhampu Sungai Puar.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Koto dan Kecamatan Matur.
 Sebelah Timur Berbatasan dengan Kecamatan IV. Angkat

Sumber : Dinas PU dan TATA KOTA Bukittinggi

Khusus disebelah Barat secara alamiah Kota Bukittinggi dibatasi oleh ngarai sianok
yang rata-rata kedalamannya ±150m yang didasarnya mengalir sungai yang bernama
Batang Sianok yang membentang dari Selatan ke Utara.
Luas kota Bukittinggi secara keseluruhan adalah 25.239Km², sedang untuk wilayah
administrasinya 581,1 Ha berdasarkan pembagian perkelurahan.

No. Kelurahan Luas (Ha)


1. Kelurahan Bukit Cangang Kayu Ramang 47
2. Kelurahan Tarok Dipo 148
3. Kelurahan Aur Tajungkang Tangah Sawah 69
4. Kelurahan Benteng Pasar Atas 56
5. Kelurahan Kayu Kubu 91
Kecamatan Guguak Panjang
6. Kelurahan Belakang Balok 50,4
7. Kelurahan Sapiran 25,7
8. Kelurahan Birugo 94
Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh
JUMLAH 581,1
Sumber : BPS Bukittinggi
Batasan wilayah administrasi kota Bukittinggi adalah sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Puhun Tembok dan Pulai Anak Air
Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kelurahan Aur Kuning Tengah Sawah
dan Kelurahan Pakan Kurai Kecamatan Guguak Panjang.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Birugo, Kelurahan Aur kuning,
Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan IV. Koto, Kabupaten Agam.
 Sebelah Timur Berbatasan dengan Kelurahan Parit Antang, Kecamatan Aur
Birugo Tigo Baleh.

Sumber : Dinas PU dan TATA KOTA Bukittinggi


I.2 Topografi dan bentuk lahan
Secara keseluruhan kawasan pusat kota Bukittinggi dapat dikatakan relatif datar denag
sudut antara 0 – 2 % dengan ketinggian antara 820 – 940m dpl.

Sumber : Dinas PU dan TATA KOTA Bukittinggi

Interval Kemiringan Kelerengan


No. Kelurahan Ketinggian
Kontur (%) Rasio Nisbah (%)
1. Bukit Cangang K . R 850 – 925 75 2–8 1,5
2. Tarok Dipo 920 – 930 10 0–2 0,2
3. Aur Tajungkang T. S 910 – 915 5 0–2 0,1
4. Benteng Pasar Atas 920 – 940 20 2–8 0,4
5. Kayu Kubu 820 – 910 90 0–2 1,8
6. Belakang Balok 820 – 935 115 > 40 2,3
7. Sapiran 930 – 940 10 0–2 0,2
8. Birugo 920 – 940 20 0-2 0,4
Sumber : Studio Perencana Kota UBH
I.3 Peruntukan Lahan Kota Bukittinggi.

Sumber : Dinas PU dan TATA KOTA Bukittinggi


II. BATASAN SURVEY.

Ditujukan untuk mempersempit daerah survey sehingga kebutuhan data area survey
dapat lebih mendetail, dimana batasan daerah survey adalah kawasan jantung kota
Bukittinggi yang dikategorikan menjadi :
a. Kawasan Perdagangan.
b. Kawasan Wisata dan Konservasi..
c. Kawasan Open Space.
Yang dikhususkan pada daerah Kawasan Pasar Atas, Pasar Bawah & Pasar Banto.

A. Bukittinggi sebagai Kawasan Perdagangan.


Bukittinggi selain dikenal sebagai kota wisata pemasukan terbesar lainnya kota ini
adalah dari hasil perdagangan, kadang ada yang menyebut Bukitttinggi sebagai tanah
abangnya Sumatera Barat karena kota ini memiliki potensi sebagai daerah industri kecil
yang mampu memenuhi kebutuhan pangsa pasar akan hobi belanja mereka.

Sumber : Suasana Pasar Bukittinggi


Hasil industri kecil itu meliputi kerajinan tangan & konveksi, tak jarang hasil industri
ini menjadi buruan para wisatawan domestik maupun mancanegara.
Apa yang kita ingat ketika berada diBukittinggi? Pasti industri kecil ini tak lepas dari
ingatan kita, industri sanjai adalah budaya turun temurun masyarakat Bukittinggi yang
selalu jadi incaran para pendatang dari luar daerah sebagai oleh-oleh khas kota Bukittinggi,
kemudian Indusrti kerajinan tangan berupa souvenir khas daerah berupa gantungan kunci,
tas, baju, figura, lukisan dan lain sebagainya, terlihat dari kondisi pasar yang ada semuanya
didominasi oleh pedagang industri ini. Adapun langkah peningkatan mutu yang dilakukan
oleh pemerintah kota dalam mengemasnya menjadi satu kawasan yang tertata agar menjadi
satu titik konsentrasi adalah dengan pengadaan fasilitas pasar yang disebut sebagai pasar
wisata, namun langkah ini tak sepenuhnya bisa dijadikan langkah perbaikan kondisi akibat
konsentrasi massa yang berorientasi kearah jam gadang, yang menyebabkan para pedagang
berbondong-bondong berjualan disekitar area jam gadang yang seharusnya menjadi open
space yang lapang.

Pasar wisata yang sering disebut pasar putih


PASAR ATAS

PASAR LERENG PASAR BANTO

PASAR BAWAH

LINKAGE PASAR KAWASAN PUSAT KOTA BUKITTINGGI

A.1. Pasar Atas.


Kawasan Pasar Atas yang merupakan pasar pusat bagi kota Bukittinggi merupakan
daerah buruan para pebeli barang-barang konveksi kedua setelah Pasar Aur Kuning,
terlihat dari antusiasnya para pengunjung baik dari lokal maupun domestik yang berbelanja
diPasar Atas, Pasr Atas Bukittinggi juga sering disebut sebagai Parisnya Sumatera Barat,
kalau ditingkat internasional pusat mode dunia terletak diParis Perancis, diSumatera Barat
terletak diBukittinggi. Terlihat disejumlah daerah lain diSumatera Barat seperti Padang,
Padang Panjang, Batusangkar, Solok, Lubuk Basung dan daerah Sumatera Barat lainnya
sering berbelanja busana keBukittinggi dikarenakan pusat mode dari luar terlebih dahulu
masuk keBukittinggi yang kemudian memecah kedaerah lainnya.

Suasana Pasar Atas Bukittinggi


Suasana Pasar Atas Bukittinggi

A.2. Pasar Bawah.


Kawasan Pasar Bawah merupakan daerah perdagangan akan makanan siap saji, bahan
makanan mentah dan lain sebagainya. Dikawasan inilah para ibu-ibu rumah tangga
membeli bahan-bahan mentah untuk makananpokok keluarga, mulai dari beras, sayur,
daging dan bahan pokok lainnya, dengan kata lain kawasan Pasar Bawah adalah pusat
perbelanjaan tradisionalyang memenuhi kebutuhan pangan diBukittinggi.
Bukan hanya untuk kebutuhan pangan , tapi Pasar Bawah juga punya kelengkapan
lainnya seperti penjualan alat-alat elektronik, listrik, obat-obatan, kosmetik dan pakaian.
Daerah ini juga difungsikan sebagai daerah terminal bendi sebagai alat angkut tradisional
yang sampai saat ini masih dipertahankan.

Suasana Pasar Bawah


A.3. Pasar Banto.
Pasar Banto merupakan daerah perdagangan yang dilengkapi dengan terminal
bayangan yang berfungsi sebagai terminal angkutan pedesaan.
Sejak Nopember 2004 Pasar Banto telah dibenahi dengan dibangunnya sebuah Mal yang
rencananya berkapasitas 7 lantai dengan fungsi ; lantai I sebagai toko-toko seperti kondisi
awal, lantai II & III sebagai area parkir dan lantai IV – VII difungsikan sebagi pusat
perbelanjaan, namun sampai detik ini pembangunan masih terbengkalai akibat kekurangan
biaya, dan efek buruknya bagi kawasan adalah kemacetan yang berkesinambungan.

Suasana Pasar Banto

A.4. Pasar Aur Tajungkang & Tangah Sawah.


Daerah ini adalah bagian dari Pasar Bawah namun memiliki fungsi yang sedikit
berbeda, dimana Pasar Bawah dikenal sebagai sental bahan makanan, sedang Tangah
Sawah merupakan daerah yang difungsikan tidak jauh berbeda dengan Pasar Banto yaitu
sebagai terminal bayangan untuk angkutan kota.
Aur Tajungkang adalah bagian dari kawasanTangah Sawah juga bagian dari Pasar
Bawah yang berfungsi sebagai daerah perdagangan, namun sekarang akibat pembangunan
Mal Pasar Banto menyebabkan pedagang Pasar Banto dipindahkan sementara
kesinidengan mengambil setengah badan jalan, suasana yang sangat buruk dengan
keberadaan bangunan non permanen sebagai adah penampungan yang menjadikannya
seperti kawasan kumuh, selain itu kemacetan yang berlebihan hampir tiap jam.
Suasana Pasar aur Tajungkang & Tangah Sawah

A.5. Pasar Lereng.


Kawasan ini adalah bagian dari Pasar atas dan pasar Bawah sebagai penghubung kedua
kawasan tersebut, yang merupakan kawasan pedagang kaki lima dan los-los yang menjual
makanan siap saji, pakaian, peralatan rumah tangga dan lain sebagainya.
Pada daerah ini terdapat area yang dikenal dengan los lambuang yang menjual makanan
jadi asli daerah, baik dari Bukittinggi maupun sekitar Bukittinggi yang dapat langsung
disantap disana ataupun dibawa pulang. Sebenarnya daerah ini dulunya adalah kawasan los
daging, namun sekarang los daging dipindahkan ke Pasar Bawah.

Suasana Pasar Lereng


Pasar Bawah : Pasar Atas
 Aur Tajungkang
 Tangah Sawah Pasar
Lereng

Pasar
Banto

Pencapaian Area Pasar

B. Bukittinggi sebagai Kawasan Pariwisata.


Bukittinggi adalah salah satu sektor pariwisata terbesar diSumatera Barat karena
memiliki daya tarik alam yang sangat mempesona, selain itu Bukittinggi banyak
menyimpan catatan sejarah yang sangat historik. Kondisi alamiah inilah yang membuat
Kota Bukittinggi disahkan oleh pemerintah sebagai kota wisata. Tak heran bila kota
Bukittinggi dipenuhi oleh para pendatang dari luar yang tertarik dengan suasana yang
ditawarkan oleh hasanah alam raya Bukittinggi.
Apa yang terpikir ketika kita melihat kota Bukittinggi? Sebuah monumen besar saksi
sejarah yang sangat megah dari peninggalan Belanda, menjadi wujud cerminan kota yang
sampai saat ini dijadikan sebagai landmark kota. Jam gadang merupakan salah satu benda
wisata yang selalu didatangi oleh para wisatawan baik itu lokal, domestik maupun asing.
Selain itu terdapat juga Jenjang 40 yang merupakan akses langsung dari Pasar Banto
menuju Pasar Atas. dikawasan Benteng terdapat sebuah Benteng peninggalan kolonial
Belanda yang bernama For De Kock, ditunjang dengan keberadaan sebuah penangkaran
hewan yaitu kebun binatang yang hanya berjarak ±200m bagian utara Jam Gadang dengan
keberadaan jembatan Limpapeh sebagai akses menuju Benteng For De Kock.
Jam Gadang dikawasan Pasar Atas Kebun Binatang

Jembatan Limpapeh Penghubung Kebun Binatang dan Benteng For De Kock

Suasana Jenjang 40
Tidak hanya sampai disitu, kota Bukittinggi juga menyajikan pesona yang lain dari
alamnya yaitu dengan keberadaan taman Panorama yang didalamnya terdapat suasana
taman yang teduh dan bukti sejarah peninggalan Jepang yaitu Lobang Jepang dan
keanggunan Ngarai Sianok nan elok berupa lembah yang dialiri sungai yang disebut
Batang Sianok, keberadaan keindahan alam ini sudah ditunjang dengan saran dan
prasarana yang lengkap seperti hotel dan lain sebagainya., sehingga semua kelengkapan
yang dapat menampung aktivitas telah terpenuhi. Keindahan ciptaan Allah SWT ini yang
membuat para wisatawan tak henti-hentinya membanjiri sempitnya kota Bukittinggi.

Taman Panorama di jl. Panorama Bukittinggi


View Taman Panorama

View Ngarai Sianok dari Panorama


Selain itu Bukittinggi juga mempunyai kawasan bangunan kuno bekas peninggalan
Belanda didaerah Pasar Atas yang saat ini telah dilakukan upaya konservasi dari
pemerintah kota, sayangnya penggunan lahan konservasi ini difungsikan sebagai kawasan
perdagangan sehingga menjadi kurang tertata.
.

View Bangunan Tua Pasar Atas


Dari segi kebudayaan kota Bukittinggi masih menyimpan kebudayaan alat angkut
tradisionalnya yaitu bendi yang biasa beroperasional diPasar Bawah, kemudian dikawasan
Pasar Bawah ini juga terdapat salah satu peninggalan sejarah yaitu sebuah jenjang layang
yang biasa disebut janjang gantuang. Tidak salah memang jika Bukittinggi dijuluki sebagai
kota wisata karena eksistingnya menujang untuk itu.

Janjang Gantuang Pasar Bawah Bendi Pasar Bawah

View dari atas Janjang Gantuang


C. Kawasan Open Space.
Pada kawasan pusat Kota Bukittinggi terdapat 2 buah open space yang selalu
dikunjungi oleh konsentrasi massa baik dihari-hari biasa maupun ada event khusus yaitu
ditaman Jam Gadang sebagai tempat istirahat sejenak selepas berputar-putar mengitari kota
Bukittinggi dan Lapangan Kantin yang merupakan lapangan olah raga.
Biasanya bila ada event-event khusus kedua open space ini selalu penuh sesak, seperti
event Road Race yang sering diadakan diLapangan Kantin, Event lainnya seperti live
music disekitaran taman jam gadang.

Suasana Taman Jam Gadang


III. FAKTA
III.1. Pola Aktifitas Massa (Arah Pergerakan Aktifitas User).

Lap. Kantin

Aur
Tajungkan
g Pasar Pasar Panorama Ngarai
Lereng Atas Sianok

Pasar
Bawah Kebun Benteng
Binatang For De
Kock
Pasar
Banto

III.2. Jumlah Lahan Parkir Kawasan Pasar Atas, Pasar Bawah, Pasar Wisata &
Lain-lain.
No. Lokasi Fungsi M² Daya Sudut Ket
Tampung
1. Kawasan Pasar Atas
a. Depan Bioskop Gloria Roda 4 960 64 90 TP
b. Depan Pertokoan Pasar Atas Roda 4 624 40 90 TP
c. Depan Blok – A Roda 2 520 260 90 TP
d. Jl. Cindur Mato Roda 4 120 12 90 PBJ
e. Jl. Imam Bonjol Roda 4 384 38 60 PBJ
Jl. Lereng
Jl. Tugu Pahlawan Tak Dikenal
f. Jl. H. Agus Salim Roda 4 100 10 60 PBJ*
g. Jl. A. Yani – Simp. Jl. Pesangrahan Roda 4 450 45 60 PBJ
h. Jl. A. Yani – Simp. Tembok Roda 4 810 81 60 PBJ
i. Jl. A. Karim Roda 4 240 24 Sejajar PBJ
j. Jl. Batang Agam Roda 4 120 12 Sejajar PBJ
2. Kawasan Pasar Bawah
a. Jl. Perintis Kemerdekaan Roda 4 300 30 90 PBJ
b. Depan Los Daging Roda 4 100 10 60 PBJ*
c. Depan Pertokoan Pasar Roda 4 170 17 90 PBJ
Banto (Wowo)
d. Depan Pertokoan Pasar Roda 4 260 15 90 PBJ
Banto (Jl. Soekarno - Hatta)
e. Jl. Soekarno - Hatta Roda 4 315 26 Sejajar PBJ
3. Kawasan Pasar Wisata
a. Jl. Dr. A. Rivai Roda 4 360 36 90 PBJ
b. Jl. Panorama Roda 4 560 56 60 PBJ
c. Taman Benteng Roda 4 100 10 90 TP
d. Jl. Samping Taman Bundo Kanduang Roda 4 300 30 Sejajar PBJ

Sumber : Keputusan Walikota Bukittinggi


Ket : TP Taman Parkir
PBJ Parkir Pada Jalan
PBJ* Parkir Pada Jalan yang bersifat sementara

Lahan Parkir Bukittinggi


Dari tabel diatas terlihat pada kondisi fisik yang terjadi tidak sesuai dengan konsep
keputusan akibat aktivis kawasan telah semakin banyak, seperti keberadaan parkir-parkir
liar didepan Tri arga, jl. A. Yani yang parkiran on streetnya sekarang menjadi 2 lapis (lapis
I dengan sudut 60º, lapis II sejajar jalan). Hal ini membuktikan bahwa areal parkir pusat
kota Bukittinggi sudah tidak lagi memadai.
Kekurangan lahan parkir menyebabkan munculnya parkiran liar

III.3. Standar Keberadaan Ruang Parkir Dibadan Jalan.


No. Fungsi Jalan Jumlah (SRP) Sudut Parkir
0º 30 º 45 º 60 º 90 º
1. Arteri Primer - - - - - -
2. Arteri Skunder 323 37 46 204 - 36
3. Kolektor Primer 144 66 - 78 - -
4. Kolektor Skunder 44 - - 24 - 20
5. Lokal Primer - - - - - -
6. Lokal Skunder - - - - - -
Jumlah 511
Sumber : DLLAJ Kota Bukittinggi
Ket : SRP Satuan Ruas Parkir
III.4. Kebutuhan Ruang Parkir.
a. Pasar.
Luas Area (M²) Kebutuhan (SRP)
4000 160
5000 185
7500 240
10000 300
20000 520
30000 750
40000 970
50000 1200
100000 2300
Sumber : Surat Kep. Direktorat Perhubumgan Darat No.272/HK.105/DJRD/96
Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir Untuk Pasar

Ketersediaan saat ini :


Pasar Atas = 738 SRP Luas Area = 27.705M² ~ 750 SRP
Pasar Bawah = 98 SRP Luas Area = 23.189M² ~ 680 SRP
Dari hal diatas dapat dilihat untuk Pasar Atas sacara garis besar sudah terpenuhi, namun
untuk Pasar Bawah masih dibutuhkan ruang parkir sebanyak 582 SRP.
b. Tempat Rekreasi.
Luas Area (M²) Kebutuhan (SRP)
5000 103
10000 109
15000 115
20000 122
40000 146
80000 196
160000 295
320000 494
640000 892
Sumber : Surat Kep. Direktorat Perhubumgan Darat No.272/HK.105/DJRD/96
Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir Untuk Pasar
III.5. Fenomena Masalah Sirkulasi dan Parkir Dalam Kota Bukittinggi.
Kota Bukittinggi yang kecil tidak memadai lagi untuk menampung kepadatan aktivitas
yang terjadi apabila fasilitas yang dibutuhkan tidak segera dibenahi. Pada jalur-jalur utama
kota yang selalu dipadati sering terjadi kemacetan pada jam-jam sibuk.

Penumpukan Sirkulasi pada satu titik yang sama dengan lalu lintas pedestrian

Kekurangan lahan parkir yang berakibat lapisan parkir dibadan jalan menjadi dua lapis, menurunkan
penumpang diarea terlarang akibat rawan akan kemacetan, akibat adanya pembangunan yang belum selesai
akibatnya pedagang dalam kawasan tersebut dipindahkan kepenampungan sementara yang tidak layak sebab
didalam badan jalan sehingga menyebabkan kemacetan.
III.6. Jumlah rata-rata pengunjung dan pemarkir Bukittinggi.
Berdasarkan hasil survey pada titik-titik parkir dipusat kota terlihat kecenderungan
kekurangan lahan berdasarkan kemunculan parkir-parkir liar dan penyalah gunaan lahan
/pemanfaatan lahan yang bukan tempat parkir menjadi area parkir.

Jumlah
No. Jenis kendaraan
2000 2001 2002 2003
A. Mobil Penumpang
a. Sedan & sejenisnya 49 62 75 85
b. Jeep & sejenisnya 43 42 54 64
B. Mobil Barang
a. Pick Up 162 176 181 150
b. Truk 62 90 88 53
C. Sepeda Motor
a. Roda 2 1700 1803 1850 1904
b. Roda 3
Jumlah 2015 2173 2248 2256
Sumber : UPDT Pelayan Pendapatan Kota Bukittinggi

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa dari tahun 2000 – 2003 jumlah kendaraan
terus meningkat sebesar 240 unit kendaraan.
 Diasumsikan untuk 2007 adalah ± 2496 unit sedang area parkir yang tersedia dipusat
kota Bukittinggi adalah sebanyak 816 SRP jadi asumsi kekurangan untuk 2007
adalah sebanyak 1440 SRP.

Tahun 1995 1996 1997 1998 1999


Jumlah Orang 83258 96763 91149 12673 13472
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi Kota Bukittinggi
Tabel Kunjungan Wisatawan

Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah Orang 14267 15109 16000 16944 17944 19003 20124 21311 22568 23900
Sumber : Hasil Analisa SudioStudio Perencanaan Kota UBH
 Diasumsikan 60% wisatawan yang berkendaraan, 60% dari 21311 adalah 12768
orang.
III.7. Proyeksi Pengembangan Kota Dari Pemerintah.
Menurut Dinas Pekerjaan Umum & Tata Kota Bukittinggi arahan pembangunan kota
Bukittinggi kedepan adalah pengembangan daerah Terminal, administrasi dan peningkatan
sarana dan prasarana pariwisata dan perdagangan. Dimana arahan pembangunan yang akan
dilakukan terhadap pengembangan dan pemberdayaan daerah terminal Aur Kuning yang
sekarang sedang berjalan, kemudian pengembangan wilayah administrasi kebagian Barat
Daya pusat kota yaitu daerah Gadut yang merupakan daerah perbatasan Bukittinggi -
Agam seperti yang telah dilakukan dengan memindahkan kantor Walikota kedaerah Gulai
Bancah. Sedangkan untuk peningkatan sarana dan prasarana perdagangan dan pariwisata
dilakukan dengan peningkatan kwalitas kota dengan penambahan sarana parkir dikawasan
pusat kota yang selama ini mengalami masalah serius kekurangan kantong-kantong parkir.
Berdasarkan informasi terakhir yang didapat dari keputusan Walikota tentang peruntukan
lokasi tambahan parkir disebutkan bahwa daerah penambahan area parkir untuk kawasan
pusat kota adalah Gedung Penjara lama dijalan Perintis Kemerdekaan, dengan
pertimbangan berdasarkan pencapaian terdekat baik ke Pasar Atas maupun ke Pasar Bawah
sehingga dapat merangkul kawasan Pasar Atas juga Pasar Bawah (Sumber : Bpk. Ir. Yosef
Anwar,Staff Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Kota ).

Arah Paengembangan Kota Menurut Dinas Tata Kota Bukittinggi


Ke Medan

IV. GAMBARAN UMUM SITE.


IV. 1 Karakteristik Site.
U

Ke Payakumbuh, Riau

Benteng For De Kock

Kebun Binatang Pasar Bawah

Pasar Atas

Panorama Site

Ngarai Sianok

Ke Padang Panjang, Batu Sangkar , Solok


IV. 2 Eksisting Site.

Site terletak dijalan Perintis Kemerdekaan


dengan luas ± 816 m² adalah bekas
bangunan penjara Bukittinggi yang lama,
U
bangunan ini sudah lama tidak digunakan
lagi karena dipindahkan. Menurut
informasi terakhir yang diterima oleh Dinas Batas arah utara site adalah
Tata Kota Bukittinggi, berdasarkan permukiman penduduk
kebijakan pemerintah yang dikeluarkan
oleh Walikota Bukittinggi selaku kepala
daerah, site ini direncanakan untuk lahan
parkir yang akan membantu memulihkan
keadaan kota yang sangat kekurangan
kantong-kantong parkir pada kawasan
pusat kota dengan pertimbangan alternatif
akses terdekat baik dari Pasar Atas maupun
Pasar Bawah (Sumber : Bpk. Ir. Yosef
Anwar,Staff Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum
dan Tata Kota).
Batas arah timur site adalah
permukiman penduduk

Peta Kawasan

Batas arah barat site adalah jalan perintis Batas arah selatan site adalah
kemerdekaan Kawasan Jasa
IV. 3 Bangunan Penting. U

Jenjang Gudang sebagai jalur sirkulasi


Jam Gadang sebagai Landmark Kota pedestrian dari site ke Pasar Atas

Peta Kawasan

Bank BNI Syariah sebagai bangunan tertinggi dikawasan ini Hotel Jogja sebagai bangunan tua
Kondisi Eksisting Bangunan Site

Bekas Gedung Penjara Lama

Kondisi site saat ini bukanlah lahan kosong, disini berdiri sebuah bangunan gedung yang dulunya berfungsi sebagai bangunan penjara
Bukittinggi, namun sekarang sudah tidak berfungsi lagi karena telah dipindahkan kelokasi baru. Rencananya bangunan ini memang akan
dihancurkan mengingat tidak berfungsi lagi dan dikarenakan usia bangunan yang sudah tidak layak lagi (Sumber : Keputusan Walikota Bukittimggi).
IV. 3 Batasan Site.
c. Batas sebelah utara
Pada sebelah utara, site dibatasi oleh keberadaan permukiman penduduk, dimana bangunan permukiman ini lebih mengarah kepada bangunan
yang bergaya kolonial. Dibagian ini terdapat juga fasuilitas umum seperti mushola, warung-warung kebutuhan keluarga dan warung-warung
kopi, pada bagian ini lahan menyatu lansung dengan tanah rumah bergaya kolonial itu7, sehingga pada saat perancangan nantinya juga harus
diperhitungkan aspek-aspek perencanaan yang baik sehingga tidak mengganggu ketentraman penghuni rumah..

Rumah bergaya kolonial


b. Batas sebelah selatan.

Pada sebelah selatan site dibatasi oleh kawasan permukiman penduduk dan kawasan jasa,
dimana disini terdapat beberapa kursus bahasa inggris, kantor-kantor pelayanan jasa seperti
travel dan lain sebagainya. Pada bagian ini sangat lahan site menyatu dengan tanah lahan
sebelahnya sehingga dalam perancangan natinyapun harus memperhitungkan kondisi yang
ada ini..
c. Batas sebelah timur.
Pada bagian sebelah timur site dibatasi oleh permukiman penduduk dengan kondisi kediaman yang masih temporer, dengan material kayu/papn
sebagai pelapis dindingnya. Kondisi batasan ini sangat vital akan problem rancangan dikarenakan batasan site hanya dipisahkan oleh gang atau
boleh disebut teras rumah penduduk. Sehingga bagian inilah yang harus mendapatkan perhatian yang serius dalam perancangan.

Batas Site Sebelah Timur


d. Batas sebelah barat.
Pada bagian barat site dibatasi oleh keberadaan jalan Perintis Kemerdekaan, pada gambar terlihat adanya bangunan liar yang merupakan area
penampungan sementara dari pedagang Pasar banto dan Pasar Bawah akibat efek pembangunan mal Pasar Banto yang tak kunjung selesai.
Bangunan itu hanya bersifat sementara, namun walau demikian sebelum proyek Pasar Banto selesai para pegdagang ini akan tetap berada disini,
sehingga akan menghambat proses pembangunan gedung parkir ini kelak.

Batas Site Sebelah Barat


V. STUDI LITERATUR.
V. 1 Tipologi Gedung Parkir.
Beberapa tipologi dari gedung parkir antara lain :
a. Golongan C- 1.
Yaitu golongan gedung parkir dengan kapasitas lebih besar dari kapasitas 500 petak
parkir.
b. Golongan C- 2.
Yaitu golongan gedung parkir dengan kapasitas lebih besar dari kapasitas 250 petak
parkir dan lebih kecil atau sama dengan 500 petak parkir.
c. Golongan C- 3.
Yaitu golongan gedung parkir dengan kapasitas lebih besar dari kapasitas 150 petak
parkir dan lebih kecil atau sama dengan 250 petak parkir.
d. Golongan C- 4.
Yaitu golongan gedung parkir dengan kapasitas lebih kecil atau sama dengan 150 petak
parkir.

V. 2 Kriteria Gedung Parkir.


Gedung parkir memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Gedung parkir murni.
Yaitu gedung parkir untuk umum yang berdiri sendiri dan khusus didirikan untuk usaha
jasa perparkiran yang dikelola dengan memungut bayaran. Gedung pparkir murnidapat
dilengkapi dengan sarana ibadah, restoran, toko suku cadang kendaraan, jasa usaha
perawatan kendaraan dan fungsi lainnya yang mendukung fungsi gedung parkir
senanyak-banyaknya 10% dari total lantai gedung parkir (Sumber : Peraturan Daerah DKI
Jakarta nomor 48 tahun 2000 tentang perparkiran, Bab Ketentuan Umum Pasal I).

b. Gedung parkir pendukung.


Yaitu gedung berupa fasilitas senagai penunjang dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kegiatan pokok sebuah gedung utama seprti gedung hotel, perkantoran,
mall, pertokoan dan lain-lain.
Kapasitas gedung parkir pendukung diatur berasarkan fungsi gedung utamanya, sesuai
dengan ketetapan pemerintah (Sumber : Peraturan Daerah DKI Jakarta nomor 48 tahun 2000
tentang perparkiran, Bab Ketentuan Umum Pasal I).
V. 3 Sistem Perparkiran.
Marka dan pelataran parkir pada gedung parkir dibuat serong atau tegak lurus tata letak
lantai parkir yang dapat dibedakan menjadi :
d. Tata letak parkir berjenjang (Split Level).
Pemanfaatan lahan parkir secara menyeluruh disusun sedemikian rupa sehingga lantai
parkir atas terpisah setengah tinggi tingkat dibawahnya, penghubung yang digunakan
berupa ramp pendek.
e. Tata letak lantai parkir plat bertekuk (Three or Four bay side-by-side helix).
Sistem plat lantai parkir yang menggunakan ramp naik dan turun ditengah-tengah
bangunan dan pada satu sisi.
f. Tata letak parkir miring (Single Threaded helix two way).
Lantai parkir berbentuk miring dan sekaligus sebagai jalur sirkulasi yang
menghuubungkan antar lantai. Sistem ini dapat dipakai sirkulasi dua arah (two way
circulations), pengembangan dari sistem ini dapat berupa double threaded helik one
way/two way.
g. Tata letak parkir mendatar.
Lantai parkir yang digunakan mendatar dan jalur sirkulasi penghubung antar lantai
digunakan tambahan ramp.
Sumber : Times Saver Standard For Building

V. 4 Standar Kebutuhan Parkir.


Standar untuk bangunan gedung parkir adalah sebagai berikut :
1. Bangunan Karya.
a. Bangunan Industri dan Perdagangan.
 Dengan luas sampai dengan 2000 m², setiap 200 m² lantai, bruto 1 parkir truk.
 Luas 2000 – 5000 m², setiap 300m² lantai, bruto 1 parkir truk dengan minimal
penyediaan 10 parkir truk.
 Ruang kantor setiap 100 m² lantai, bruto 1 mobil.
b. Bangunan Kantor/perkantoran.
 Setiap 100 m² lantai, bruto 1 parkir mobil.
c. Bangunan Bank.
 Kantor pusat 20 m²/mobil.
 Kantor cabang 30 m²/mobil.
 Kantor Pembantu 40 m²/mobil.
d. Toko/perdagangan.
 Setiap 60 m² lantai, bruto 1 parkir mobil.
e. Bangunan Apotik.
 Setiap 20 m² lantai, bruto 1 parkir mobil.
f. Bangunan Praktek Dokter
 Setiap 20 – 60 m² lantai, bruto 1 parkir mobil.
g. Bangunan Hotel.
 Klas I (hotel berbintang 4 da 5),setiap 5 kamar/1 parkir mobil..
 Klas II (hotel berbintang 2 dan 3), setiap 7 kamar/1 parkir mobil.
 Klas III (hotel berbintang 1 kebawah), setiap 10 kamar/1 parkir mobil.
h. Bangunan Bioskop.
 Klas AI 7 kursi/1 parkir mobil..
 Klas AII 10 kursi/1 parkir mobil.
 Klas B 15 kursi/1 parkir mobil.
 Klas C 5 kursi/1 sepeda motor.
i. Bangunan Restorant/Amusement.
 Klas I 10 m² lantai, bruto 1 parkir mobil.
 Klas II 20 m² lantai, bruto 1 parkir mobil.
j. Bangunan Pasar.
 Pasar tingkat kota 100 m² lantai, bruto 1 parkir mobil.
 Pasar tingkat wilayah 200 m² lantai, bruto 1 parkir mobil.
 Pasar tingkat wilayah 400 m² lantai, bruto 1 parkir mobil, dengan penyediaan
parkir minimal untuk 3 unit mobil pick up.
2. Bangunan Suka.
a. Bangunan Rumah Sakit.
 VIP 1 tempat tidur/1 parkir mobil.
 Klas I 5 tempat tidur/1 parkir mobil.
 Klas II 10 tempat tidur/ 1 parkir mobil.
b. Bangunan Pertemuan.
 Padat 4 m2 Bruto 1 parkir mobil.
 Non padat 10 m2 Bruto 1 parkir mobil.
c. Bangunan Olah Raga.
 15 orang penonton/1 parkir mobil.
d. Bangunan Perguruan Tinggi.
 200 m² lantai, bruto 1 parkir mobil.
e. Bangunan Sekolah.
 Kecuali Sekolah Inpres 100 m² lantai, bruto 1 parkir mobil.
3. Bangunan Wisma.
a. Bangunan Rumah Tinggal.
 Harus menyediakan tempat parkir diluar, 1 bangunan/1 parkir mobil
b. Bangunan Flat dan apartemen.
 Luas lantai 90 m2 keatas Bruto 1 parkir mobil.
 Luas lantai 70 – 90 m2 Bruto 2 parkir mobil.
 Luas lantai 70 m2 kebawah Bruto 5 parkir mobil.
c. Bangunan Ruko.
 Luas lantai 50 m2 Bruto 1 parkir mobil.
Sumber : Times Saver Standard For Building

Tanjakan Ramp.
V. 5 Keputusan Pemerintah Tentang Perparkiran.
Kebijakan pemarkiran yang berlaku di Kotamadya Bukittinggi berpedoman kepada undang-
undang dan keputusan yang dikeluarkan, dengan melihat permasalahan pemarkiran yang
tengah dihadapi kota Bukittinggi, maka pemerintah kota mengeluarkan kebijakan dalam
bentuk diantaranya :
a. Keputusan Wako Bukittinggi No.188 45-82-2004 tentang penunjukan lokasi parkir
dalam kota Bukittinggi untuk kawasan Pasar Atas dan Pasar Bawah.
b. Peraturan Daerah Tingkat II Tahun 1999 tentang retribusi parkir, peratyuran ini
berisikan :
Pemerintah menetapkan bahwa yang termasuk kepada tempat khusus parkir adalah
tempat yang secara khusus disediakan atau dikelola oleh pemerintah daerah yang
meliputi pelataran parkir/lingkungan parkir dan taman parkir. Pada tempat parkir khusus
ini dipergunakan metode karcir, dimana para pengemudi yang akan memarkir
kendaraan akan mendapat karcis dari juru parkir, pada karcis dituliskan jam masuk
keruang parkir dan nomor kendaraan serta tarif parkir yang hanrus dibayar.

VI. STUDI BANDING.


Sebuah gedung parkir dikota Florida, Amerika adalah salah satu cerminan gedung parkir
yang baik. Bangunan yang berfungsi sebagai parkir centre ini baerkapasitas 8 lantai denaga
luas tapak ± 800 m² mampu menampung ± 500 buah mobil. Penaatan akan wadah
penampungan kendaraan sementara yang disajikan memperlihatkan keserasian akan kondisi
eksisting sekitar site yang menonjolkan susunan bangunan vertikal keatas.

Sumber : www.architecture.com
Facade bangunan yang ditata dengan gaya modern ini mengekspos grid-grid vertikal dan
horizontal dari kesatuan struktur bangunannya. Pada dasarnya bangunan menggunakan bahan
masif dari beton bertulang yang dijadikan sebagai meterial utama struktur dan konstruksinya.
Sumber : www.architecture.com
View dari penthouse gedung saat malam hari

Pada kondisi malam hari terlihat pesona lampu-lampu hias yang dipasang untuk
menonjolkan keindahan dan keberadaan bangunan pada malam hari. Seperti terlihat pada
gambar , penonjolan kesan keberadaan bangunan terlihat baik dari dalam bangunan maupun
kedalam bangunan.

Sumber : www.architecture.com
View dari penthouse saat siang hari

Pada siang hari kesan hidup masih terlihat jelas ketika berada didalm bangunan karena
penempatan bangunan tinggi yang berdampingan dengan koefisien jarak tertentu satu sama
lainnya.
Sumber : www.architecture.com
View interior gedung
Penataan pola-pola parkir dengan sudut 90° yang dilengkapi rambu-rambu yang dapat
memandu para paengguna bangunan serta sirkulasi yang baik menambah kenyaman dalam
beraktifitas didalam gedung. Ketinggian standar ruangan ±3,5 m berdasarkan ketinggian
standar manusia yang digunakan yang sangat terlihat dan dilengkapi dengan pencahayaan
yang sangat mendramatisir kondisi yang ada, bangunan sengaja mengekpos keberadaan
konsruksinya yang kokoh dengan memperlihatkan kolom dan balok sebagai struktur utama
bangunan.

Sumber : www.architecture.com
View ramp gedung

Ramp yang dilindungi oleh pasangan rail baja dengan sudut 10 - 15º yang efisiensi
tanjakan kendaraan bermotor digunakan pada sirkulasi penghubung lantai bawah dengan
lantai atas. Lantai bangunan mengguankan coran beton kasar dengan tujuan mengantisipasi
ban kendaraan yang basah agar tidak slip pada saat cuaca hujan.
Daftar Pustaka.
 www. Architechture.com/ Polar Inertia /Parking Garage/november december
2004.
 Times Saver Standart For Building.
 Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, Direktorat Bina
Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
 Studi Rencana Detail Tata Ruang Pusat Kota Bukittinggi Tahun 2000 – 2010,
Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultasa Teknik Sipil dan Perencanan
Universitas Bung Hatta Padang.
 Surat Keputusan Walikota Bukittinggi.
 Dinas Perhubungan Kota Bukittinggi.
 Dinas Tata Kota Bukittinggi.
 Dinas Pengelolaan Pasar Bukittinggi.
 BPS Kota Bukittinggi.
 Bappeda Kota Buikittinggi.

Anda mungkin juga menyukai