Anda di halaman 1dari 13

Fenomena Soal HOTS

Selama beberapa bulan terakhir, sepertinya soal HOTS menjadi topik primadona di dunia
pendidikan. Soal HOTS pertama kali mulai dibicarakan ketika Kemendikbud mengeluarkan
kebijakan untuk memasukkan soal HOTS di Ujian Nasional 2018. Kebijakan ini pun menuai banyak
kritik karena diumumkan secara tiba-tiba dan para peserta ujian nasional merasa kesulitan
mengerjakan UN 2018 silam. Adu pernyataan antara siswa dan Kemendikbud kala itu bahkan sempat
menjadi isu nasional.
Setelah sempat reda, soal HOTS kembali ramai dibicarakan. Kali ini, kebijakan datang dari
Kemenristekdikti yang menyatakan bahwa soal HOTS akan masuk di SBMPTN 2019. Kemendikbud
pun tetap melanjutkan program mereka untuk memasukkan soal HOTS di UN 2019.
Praktis, battlefield para siswa kelas 12 SMA/sederajat dan Alumni di tahun 2019 menjadi kian panas
dengan kehadiran soal HOTS ini.
Tapi sebenarnya soal HOTS ini apa sih? Apa yang membuat banyak pihak gaduh dan bahkan cemas
menghadapi HOTS? Emang sesusah itu ya? Apakah pendidikan Indonesia emang perlu soal tipe
HOTS ini? Siapkah pelajar Indonesia menghadapi soal HOTS?
Nah, pada artikel kali ini, gue akan mengupas tuntas soal HOTS. Berikut beberapa poin yang akan
gue ceritakan:

 Definisi soal HOTS


 Contoh soal HOTS
 Perbandingan soal HOTS dan soal non-HOTS
 Keunggulan soal HOTS dan kaitannya dengan cerita pengalaman gue mengajar di atas
 Implementasi soal HOTS di UN dan SBMPTN
 Strategi belajar menghadapi soal HOTS
 Sumber materi belajar dan latihan soal HOTS

Apa itu Soal HOTS?


HOTS merupakan sebuah konsep pendidikan yang didasarkan pada Taksonomi Bloom. Taksonomi
Bloom adalah kerangka yang membagi tujuan pendidikan menjadi beberapa kelompok. Berdasarkan
Taksonomi Bloom, dalam mempelajari suatu topik, ada beberapa tingkatan kemampuan berpikir,
mulai dari tingkat rendah (Lower-order thinking skills, disingkat LOTS) sampai tingkat tinggi
(Higher-order thinking skills, disingkat HOTS). Dari namanya aja, pembelajaran HOTS tentunya
memerlukan kemampuan berpikir lebih daripada soal LOTS. Eh biar praktis, mulai dari sini dan
seterusnya, kita sebut saja soal bukan HOTS (non-HOTS) sebagai soal LOTS ya.
Emang kemampuan berpikir lower-order dan higher-order itu apa aja sih? Supaya lebih
jelas, gue ilustrasikan lewat contoh ya. Misalnya, tutor Matematika Zenius, Ivan, sedang
mengajarkan Sistem Persamaan Linear. Ia bisa membuat soal seperti ini:
Soal di atas merupakan tipe soal LOTS (Lower-order Thinking Skill). Kenapa? Karena soal di atas
hanya menguji 3 kemampuan berikut:

Soal di atas hanya menguji apakah lo MENGINGAT dan MEMAHAMI gimana menyelesaikan
sistem persamaan linear dengan dua variabel. Kemudian apakah lo bisa MENERAPKAN
penyelesaian tersebut untuk menemukan jawabannya. Ketiga kemampuan ini (MENGINGAT,
MEMAHAMI, MENERAPKAN) adalah kemampuan tingkat rendah dalam sebuah pembelajaran
(lower-order thinking skills).
Gimana kalo soal LOTS di atas diganti jadi soal HOTS? Ivan bisa modif soalnya menjadi seperti ini:

Soal tentang Deposito ini merupakan soal HOTS. Kenapa? Karena soal di atas menguji beberapa
kemampuan berikut:
Tingkatan berpikir menurut Taksonomi Bloom
Untuk bisa menjawab soal Deposito ini, lo perlu melakukan beberapa langkah berikut:

1. Lo MENGANALISIS informasi apa aja yang ada di soal.


2. Berdasarkan analisis informasi tadi, lo MENGEVALUASI maksud soal itu apa.
3. Lo MENCIPTAKAN model matematika dari cerita deposito. Ternyata model matematikanya
adalah sistem persamaan linear dengan dua variabel yang mirip banget dengan soal LOTS
sebelumnya, cuma beda angka doang:

4. Setelah menciptakan model matematikanya, lo perlu MENGINGAT cara penyelesaiannya.


5. Lo juga harus MEMAHAMI cara penyelesaiannya.
6. Lo MENERAPKAN cara penyelesaian tersebut untuk menemukan jawaban dari model
matematika tadi.
Kelihatan bedanya kan?! Soal HOTS memerlukan tingkatan kemampuan berpikir yang lebih
daripada soal LOTS. Eh, kalo lo bisa jawab, tolong share jawaban lo di bagian comment di bawah
ya…
Selanjutnya, coba cek soal berikut ini. Menurut lo, apakah soal ini termasuk soal HOTS?
Wah kelihatannya ngejelimet ya. Eits tapi jangan salaah, soal logaritma ini masih tergolong soal
LOTS, belum termasuk soal HOTS ya! Lho kenapa? Karena soal tersebut hanya menguji
apakah lo MENGINGAT dan MEMAHAMI definisi dasar dari logaritma saja, lalu MENERAPKAN
rumus logaritma untuk mencari jawabannya. Ya emang penjabarannya rada panjang sih. Tapi tidak
ada kemampuan analisis, evaluasi, atau bahkan mencipta yang dibutuhkan untuk menjawab soal

ini.
Dari 2 contoh yang kontras ini, gue bisa menegaskan bahwa:

Soal HOTS tidak berhenti di menguji kemampuan MENGINGAT, MEMAHAMI,


dan MENERAPKAN, tetapi juga menuntut siswa untuk MENGANALISIS,
MENGEVALUASI, dan MENCIPTA model/kesimpulan dari informasi yang
disediakan.
Supaya lebih jelas lagi, kita masuk aja ke beberapa ciri-ciri soal HOTS.

Ciri-ciri Soal HOTS


1. Soal LOTS Fokus pada “Mengingat”, Soal HOTS Fokus pada
“Menalar”
Soal LOTS (Lower Order Thinking Skills) hanya menguji apakah lo ingat, paham, dan bisa
menerapkan apa yang lo pahami tentang suatu materi. Nah, soal yang dibutuhkan untuk menguji 3
kemampuan dasar ini biasanya fokus bertanya “apa”, “siapa”, dan “kapan”. Mapel Biologi dan
Sejarah sering banget nih kayak gini. Untuk pelajaran yang ada bacaannya, seperti Bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris, soal LOTS akan nanya informasi yang tertera di teks. Untuk pelajaran hitung-
hitungan (seperti Matematika, Fisika, Kimia, dan Ekonomi), soal LOTS biasanya dapat langsung
diselesaikan dengan masukin rumus. Oleh karena itu, soal tipe LOTS bisa disiasati dengan
menghafal (recall) saja. Padahal, belum tentu lo ngertiapa yang lo hafalkan.
Contohnya nih. Tutor Sosiologi Zenius, Adam, membuat soal LOTS yang bisa gampangnya lo jawab
dengan ngafalin Sifat-sifat Sosiologi aja.
Contoh soal LOTS Sosiologi – Sifat
Sosiologi
Di sisi lain, soal HOTS tidak berhenti di kemampuan mengingat kembali informasi (recall), tetapi
lebih mengukur kemampuan menalar. Maksudnya apa nih? Soal HOTS menguji apakah lo
mampu menelaah ide dan informasi secara kritis, transfer satu konsep ke konsep lainnya, dan
menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah. Untuk menjawab soal HOTS, tidak cukup
menghafal definisi dan rumus, tapi juga perlu pemahaman konsep yang mendalam.
Contohnya, Adam bisa modif soal LOTS tentang Sifat Sosiologi di atas menjadi soal HOTS seperti
berikut.

Contoh soal HOTS Sosiologi – Seleb medsos


Untuk menjawab soal seleb socmed ini, tidak cukup mengingat Sifat Sosiologi itu apa aja. Ada
proses penalaran dulu yang harus dilalui. Lo perlu paham betul materi Saluran Mobilitas dan
mengaitkannya ke fenomena seleb socmed. Selanjutnya, lo perlu mencipta kesimpulan
(menyelesaikan masalah) berdasarkan pemahaman lo tentang Sifat Sosiologi. Ada yang bisa
jawab? Share jawaban lo di bagian comment ya…

2. Soal HOTS Tidak Selalu Susah


Banyak yang menghebohkan bahwa soal HOTS itu susah. Sebenarnya perlu diperjelas dulu sih
maksud “susah” di sini tuh gimana. Pada dasarnya, soal HOTS itu ga selalu susah kok. Begitu juga
sebaliknya, soal LOTS belum tentu mudah. Mau bentuknya soal HOTS atau LOTS, bukan
perkara susah atau mudah. Tapi lebih ke apa yang ditanyakan.
Soal LOTS umumnya mengandalkan kemampuan hafalan. Sedangkan soal HOTS lebih banyak
mengandalkan kemampuan berpikir kritis. Nah masalahnya, pelajar Indonesia terbiasa belajar dan
menghadapi soal LOTS. Tinggal hafal saja rumus, masukkan angkanya, dapat jawabannya. Tinggal
hafal mati saja semua istilah, jawaban ujian tertulis eksplisit di buku. Sedangkan soal HOTS ga lurus
kayak gitu. Soal HOTS menuntut lo menganalisis dulu maksud soal dan mencipta model atau
kesimpulan, baru bisa menerapkan rumus untuk cari jawabannya. Karena gaya belajar seperti ini
masih jarang dilakukan di pendidikan Indonesia, maklumlah banyak yang kaget sehingga merasa soal
HOTS itu susah.
Padahal ya, soal HOTS itu bisa aja simpel dan gampang loh. Contohnya soal matematika tentang
Deposito di atas. Kalo lo paham betul dengan konsep sistem persamaan linear dua variabel, lo bakal
mudahnya membuat model matematika dari soal cerita tersebut. Model matematikanya pun tergolong
mudah untuk diselesaikan.
Butuh contoh lagi? Ini contoh soal HOTS yang gampang:

Contoh soal HOTS Biologi – Jaring


makanan
Mungkin lo rada kaget melihat soal sederhana di atas. Yes, topik jaring makanan yang udah lo
pelajari sejak SD bisa dibikin jadi soal HOTS. Kenapa? Karena untuk menjawab soal ini, tidak cukup
dengan menghafal peran tiap organisme di jaring makanan. Tapi lo juga butuh MENGANALISIS
bagan visual yang kompleks dan MENCIPTA kesimpulan, maka orde tingkat berpikirnya lebih
tinggi. Tapi gampang kan?!
Nah, tentunya ada soal HOTS yang susah dong. Salah satu tutor Biologi Zenius, Arsa, bikin contoh
soal HOTS Biologi yang susah seperti berikut:
Contoh soal HOTS Biologi – Jaringan dan Organ Tumbuhan
Untuk bisa menjawab soal di atas, lo ga bisa cuma komat-kamit hafal mati jenis jaringan dan organ
tumbuhan. Tapi lo mesti paham juga perannya masing-masing, apa efek modifikasi pada mereka, dan
adaptasi seperti apa yang dibutuhkan tumbuhan pada iklim kering. Karena lo perlu menganalisis tiap
opsi jawaban, soal ini menjadi susah. Bagi yang tertarik untuk jawab soal HOTS Biologi ini, tulis
jawabannya di komen bawah ya.
Oke, soal HOTS bisa mudah atau susah. Gimana dengan soal LOTS? Sama aja, soal LOTS bisa
susah atau mudah. Ini beberapa contoh soal LOTS yang susah:

Contoh soal LOTS

Biologi – Sistem gerak manusia Contoh soal


LOTS Biologi – Peran bakteri
Sebagian besar dari lo mungkin kesulitan menjawab soal sistem gerak dan peran bakteri di atas.
Meski terkesan sulit, kedua soal ini bukan termasuk tipe soal HOTS. Soal menjadi sulit karena lo
butuh menghafal mati pengetahuan yang amat sangat spesifik. Tapi pada akhirnya, yang lo butuhkan
hanya kemampuan recall informasi saja.

3. Soal HOTS Banyak Menanyakan Fenomena Sehari-hari


Sampai di sini, mungkin lo bisa menemukan sebuah pola dari beberapa contoh soal HOTS yang gue
tampilkan sebelumnya. Mulai dari soal tentang deposito, seleb socmed, jaring makanan, dan adaptasi
tumbuhan; ada sebuah pola. Yak, soal HOTS sering mengaitkan suatu materi belajar dengan situasi
nyata dalam kehidupan sehari-hari (walaupun tidak selalu sih). Berikut contoh soal HOTS yang
dibuat oleh Lina, tutor Geografi Zenius:

Contoh soal HOTS Goegrafi – Revolusi bumi


Untuk menjawab soal ini, lo perlu analisis dulu posisi geografis Australia itu di mana. Trus lo perlu
analisis efek revolusi bumi terhadap posisi matahari dan pergantian musim. Baru deh lo evaluasi dan
mengambil kesimpulan di Indonesia lagi musim apa. Hayoo, apa jawabannya? Tulis jawaban lo di
bagian comment di bawah artikel ini ya...
Ketimbang cuma nanyain efek revolusi bumi itu apa, soal cerita kayak begini lebih menantang dan
seru kan?! Pengaitan ke kehidupan sehari-hari ini membuat lo jadi melihat relevansi apa yang lo
pelajari di sekolah dengan kehidupan nyata. Dari sini, rasa penasaran muncul. Pas kita udah
penasaran, kita jadi tertantang menjawabnya. Proses penelusuran jawabannya (belajar) pun jadi yang
seru dan satisfying.
Hal ini berbeda dengan soal LOTS. Karena umumnya soal LOTS langsung menyajikan angka yang
bisa langsung dimasukkan ke rumus atau menanyakan definisi secara lurus, lo jadi kurang atau
bahkan ga bisa melihat apa relevansinya materi tersebut ke dunia nyata.

Angkanya udah disediain. Tinggal masukin aja ke rumus. Dapat deh jawabannya. Tapi lo
ga kebayang maksud elektron itu apa, katoda itu apa, anoda itu apa, penerapannya gimana di dunia
nyata.

4. Keunggulan Soal HOTS


Dari definisi dan ciri-cirinya, ada beberapa kesimpulan yang bisa ditarik dari soal HOTS.

Lower-order Thinking Skills (LOTS) tentunya diperlukan sebagai tahapan awal pembelajaran.
Sebelum bisa menganalisis dan berkreasi, tentunya kita butuh ingat dan paham. Namun, yang
menjadi masalah adalah ketika sebuah proses belajar terlalu didominasi oleh LOTS saja.
Pengajaran berbasis LOTS membuat sekolah hanya sibuk memberikan (mengisi ember) pengetahuan
sebanyak-banyaknya dan menuntut siswa sekadar menyimpan memori. Sekarang kita ingat,
besoknya lupa. Padahal mah fungsi ini sudah bisa dilakukan smartphone, Google, dan Wikipedia.
Dan siapa tahu 5 atau 10 tahun lagi, pengetahuan itu sudah obsolete(usang).
Menurut World Economic Forum, 65 persen anak yang sekarang duduk di bangku sekolah dasar,
nantinya akan bekerja di tipe profesi baru yang belum ada pada masa kini. Maka dari itu,
memberikan begitu banyak informasi yang amat spesifik dan menuntut siswa untuk menghafalnya
kurang berfaedah dalam mempersiapkan masa depan kalian.
Ditambah lagi, soal LOTS membuat siswa “buta” akan relevansi pelajaran tersebut ke dunia nyata.
Kebutaan ini menumpulkan nalar dan rasa ingin tahu. Tidak mengherankan kalo pembelajaran
berorientasi LOTS cenderung membuat belajar jadi proses yang membosankan.
Pernah ga sih lo mempertanyakan esensi belajar ketika dihadapkan pada sebuah materi yang cukup
rumit, misalnya Integral.
“Buat apa sih gue belajar beginian? Belajar Integral sampe ngejelimet. Emang bakal
kepake ya pas kerja nanti?”
Kalo ditelusuri, Integral pasti ada gunanya kok di dunia nyata. Orang-orang dengan profesi
tertentu make integral untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tapi apa semua orang make Integral di
dunia kerja nanti? Enggak kan. Terus kenapa kita harus belajar integral? Untuk apa belajar begitu
banyak materi ini-itu di sekolah?
Nah, gue akan mengutip apa yang diutarakan Sabda PS (founder Zenius Education) di salah satu
video Zenius Learning:
“Bukan isi pelajarannya yang utama. Tapi efek dari belajar tersebut yang paling
penting.”
Idealnya, dengan mempelajari beragam topik, otak kita terlatih untuk menganalisis informasi,
berlogika, dan menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, topik-topik tersebut sebenarnya
“hanya” tool untuk menempa/melatih otak kita berpikir dengan baik. Dan menurut gue pribadi,
pembelajaran berorientasi HOTS lah yang bisa memfasilitasi tujuan ideal itu. Soal HOTS adalah
model evaluasi pendidikan yang menguji kemampuan berpikir tingkat tinggi. Ketimbang ditanya
fakta atau definisi, siswa ditanya bagaimana sebuah sistem bekerja. Soal HOTS akan mengasah
logika, pola pikir kritis, dan kreativitas siswa. Soal HOTS mampu mengajak siswa connecting the
dots, mengaitkan satu materi ke materi lain untuk membangun sebuah cerita besar yang seru.
Jadi, ga berlebihan gue katakan bahwa pembelajaran berbasis HOTS mampu igniting fire,
memicu rasa penasaran dan semangat belajar di dalam diri lo.

Penerapan Soal HOTS pada Ujian Nasional dan SBMPTN


Seperti yang udah gue sebutkan di awal, soal HOTS mulai dibicarakan saat Kemendikbud
menetapkan kebijakan untuk memasukkan soal HOTS pada Ujian Nasional 2018. Di UN tahun-tahun
sebelumnya, bisa dibilang juaarang atau bahkan gapernah soal tipe HOTS muncul. Ujian Nasional
sebelum tahun 2018 sangat amat didominasi oleh soal LOTS. Beberapa bulan sebelum UN,
pemerintah akan mengeluarkan kisi-kisi. Sekolah beberapa kali melakukan simulasi
atau tryoutberdasarkan kisi-kisi. Dan soal UN tidak akan jauh berbeda dari kisi-kisi. Bahkan kadang
cuma angkanya saja yang diganti. Rumus dan arah soalnya mirip banget dengan soal simulasi.
Lanjut pada Oktober 2018, Kemenristekdikti mengumumkan bahwa soal HOTS bakal mulai
dimasukkan di SBMPTN 2019. Tapi sebenernya sih ya, menurut tim Zenius, soal HOTS sudah
lama eksis di SBMPTN, khususnya 5 tahun terakhir. Ujian seleksi masuk universitas seperti
SBMPTN memang terkenal jauh lebih mengandalkan pemahaman konsep yang mendalam daripada
UN. Namun, penerapan soal HOTS di SBMPTN tahun-tahun sebelumnya sepertinya belum seragam.
Soal HOTS paling banyak muncul di SBMPTN Matematika, disusul oleh SBMPTN Saintek.
SBMPTN Soshum masih agak jarang menggunakan soal HOTS. Tapi makin ke sini, soal HOTS
makin banyak bermunculan di SBMPTN.
Berikut beberapa soal HOTS yang pernah keluar di SBMPTN.
Soal HOTS Matematika di
SNMPTN 2012. Lihat pembahasannya di sini.

Soal
HOTS Bahasa Inggris di SBMPTN 2018. Lihat pembahasannya di sini.
Soal HOTS Kimia di SBMPTN 2014. Lihat
pembahasannya di sini. Soal HOTS
Ekonomi di SBMPTN 2018. Lihat pembahasannya di sini.

Soal HOTS Sosiologi di SBMPTN 2015.


Lihat pembahasannya di sini.
Kalo memang soal HOTS sudah eksis di SBMPTN dari bertahun-tahun lalu, kenapa baru tahun ini
Kemenristekdiksti mengumumkannya? Tebakan gue sih, hal ini dilakukan untuk menyelaraskan
program antar kementerian dan menyeragamkan porsi penggunaan soal HOTS di setiap mapel yang
diujikan di SBMPTN.
Ketika mendengar bahwa pemerintah mulai memasukkan soal HOTS ke Ujian Nasional dan
SBMPTN, gue pribadi sih cukup bersemangat. Sudah saatnya pendidikan Indonesia beralih dari
pembelajaran yang terlalu mengandalkan hafalan mati ke pembelajaran yang mengasah pola pikir
kritis dan kreativitas. Sudah saatnya, rasa ingin tahu dan semangat belajar pelajar Indonesia

dikobarkan. Sudah saatnya kalian merasakan seru dan nikmatnya belajar.

Implementasi yang mendadak dan belum rapi memang menjadi realita pendidikan Indonesia yang
mau tidak mau kita jalani bersama. Wajar jika banyak pihak yang masih kagok. Tidak hanya lo
sebagai siswa kok, guru pun demikian. Proses peralihan memang berat. Tapi semoga semua ini
menempatkan Indonesia pada arah pendidikan yang sudah tepat dan kita butuhkan.
Strategi Belajar Menjawab Soal HOTS di Ujian Nasional
dan SBMPTN
Oke, sampai di sini gue harap lo sudah paham apa itu soal HOTS dan faedahnya jika diterapkan di
sebuah sistem pendidikan. Nah, sekarang saatnya gue bagikan tips dan strategi menghadapi soal
HOTS, baik itu di Ujian Nasional maupun SBMPTN.

Seperti yang udah disebutkan beberapa kali di atas, untuk menjawab soal HOTS yang menuntut
penalaran, lo perlu paham betul sebuah konsep materi. Lo ga bisa lagi mengandalkan metode instan,
seperti menghafal buta atau rumus cepat. Ketika lo ketemu rumus, lo harus ngerti dari mana
datangnya rumus itu. Ketika lo nemu definisi, lo harus paham makna dari definisi itu. Ketika lo
belajar suatu bab, lo mesti bisa mengaitkannya dengan bab-bab lain yang lo pelajari sebelumnya.
Dan inilah yang sudah Zenius lakukan selama 10 tahun berdiri. Cara pengajaran Zenius selalu
menekankan pembelajaran berbasis konsep. Cara pengajaran ini menjadi sangat relevan seiring
dengan implementasi soal HOTS. Oleh karena itu, tips belajar dari Zenius ga jauh beda dengan apa
yang sudah kami share dari tahun ke tahun.
Nih gue share link artikel Zenius Blog tentang tips belajar untuk tiap mata pelajaran yang diujikan di
Ujian Nasional dan SBMPTN. Untuk latihan soal HOTS, karena soal UN tahun-tahun sebelumnya
belum ada soal HOTS-nya, lo bisa mulai belajar dari soal-soal SBMPTN. Kalo lo udah terbiasa
mengerjakan soal SBMPTN, lo bisa naik level dengan mengerjakan soal SIMAK UI.
Ibaratnya battlefield di sebuah game, soal SIMAK UI itu adalah bos dari segala bos. Bisa dibilang,
SIMAK UI itu banyak memuat soal HOTS tingkat sulit. Kalo lo bisa membiasakan diri dengan soal
SIMAK UI, lo bakal punya bekal yang mantap.

https://www.zenius.net/blog/20598/soal-hots

Anda mungkin juga menyukai