EKONOMI MAKRO
1
KATA PENGANTAR
Widiyanti Oktavira
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Kestabilan harga merupakan hal yang sangat penting baik bagi
kalangan rumah tangga terutama masyarakat yang berpendapatan tinggi,
maupun bagi sektor usaha. Tingkat inflasi yang tinggi akan menyebabkan
turunnya kemampuan daya beli masyarakat. Demikian pula bagi sektor
usaha, inflasi yang tinggi menyulitkan melakukan perencanaan yang baik
yang pada gilirannya akan mempengaruhi pengelolaan perusahaan dan
secara jangka panjang akan memperburuk perekonomian.
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari makalah ini
sebagai berikut:
1. Mengerti yang dimaksud dengan sistem kebijakan moneter dan
fungsinya
2. Memahami bentuk pengendalian moneter dan tujuan kebijakan
moneter
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
3. Menjaga tingkat harga pada kondisi yang stabil melalui penciptaan
uang dalam uang dalam jumlah yang sesuai dengan keadaan rill
perekonomian. Hal ini bertujuan agar dapat menekan tingkat inflansi
maupun tingkat pengangguran pada level yang dapat mendorong
terjadinya pertumbuhan ekonomi.
1. Kesempatan Kerja
2. Kestabilan harga
3. Neraca Pembayaran Internasional
7
2.3. Kerangka Kebijakan Moneter Indonesia
Dalam melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia
menganut sebuah kerangka kerja yang dinamakan Inflation Targeting
Framework (ITF). Kerangka kerja ini diterapkan secara formal sejak Juli
2005, setelah sebelumnya menggunakan kebijakan moneter yang
menerapkan uang primer (base money) sebagai sasaran kebijakan moneter.
Dengan kerangka ini, Bank Indonesia secara eksplisit mengumumkan
sasaran inflasi kepada publik dan kebijakan moneter diarahkan untuk
mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah tersebut. Untuk
mencapai sasaran inflasi, kebijakan moneter dilakukan secara forward
looking, artinya perubahan stance kebijakan moneter dilakukan melalui
evaluasi apakah perkembangan inflasi ke depan masih sesuai dengan
sasaran inflasi yang telah dicanangkan. Dalam kerangka kerja ini,
kebijakan moneter juga ditandai oleh transparansi dan akuntabilitas
kebijakan kepada publik. Secara operasional, stance kebijakan moneter
dicerminkan oleh penetapan suku bunga kebijakan (BI Rate) yang
diharapkan akan memengaruhi suku bunga pasar uang dan suku bunga
deposito dan suku bunga kredit perbankan. Perubahan suku bunga ini
pada akhirnya akan memengaruhi output dan inflasi. Adapun para ekonom
sepakat ciri-ciri suatu Negara yang rentan terhadap krisis moneter adalah
apabila Negara tersebut:
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem moneter adalah bank-bank atau lembaga-lembaga yang ikut
menciptakan uang giral.Di Indonesia yang dapat digolongkan ke dalam
sistem moneter adalah otoritas moneter yaitu Bank Indonesia dan bank-
bank pencipta uang giral.Oleh karena itu sistem perbankan merupakan
bagian integral dari suatu sistem moneter.