Anda di halaman 1dari 7

103

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Manajemen Asuhan Kebidanan pada Kehamilan

Dalam manajemen asuhan kebidanan pada ibu bersalin akan

dijelaskan hasil pengamatan penulis yang berdasarkan studi dokumentasi

dan pengamatan langsung pada kasus Ny. R G1P0A0 persalinan dengan

Episiotomi Mediolateralis dengan menajemen asuhan kebidanan 7 langkah

Varney’s.

4.1.1. Pengumpulan Data Dasar

Pengumpulan data dasar di gunakan untuk mendapatkan data

subyektif dan data obyektif pada Ny.R sehingga dapat mendiagnosa dan

merencanakan asuhan dari data-data yang terkumpul secara keseluruhan

yang di dapatkan dari informasi yang berkaitan dengan kondisi ibu. Untuk

memperoleh data yang lengkap, penulis melakukan pemeriksaan fisik pada

Ny.R dengan hasil pemeriksaan dalam batas normal, pada kunjungan

pertama hingga keempat terdapat data subjektif dengan keluhan ibu nyeri

pada daerah pinggang dan sering kencing. Pada pukul 22.00 WIB ibu

datang ke puskesmas Ibrahim Adjie. Dengan keluhan pada kala 1 ibu

datang dan mengaku hamil 9 bulan mengeluh mules-mules dari pukul

21.00 WIB tanggal 09-11-2011, keluar lendir bercampur darah disangkal

ibu, keluar air-air dari jalan lahir disangkal ibu, gerakan janin masih dapat

dirasakan oleh ibu, keadaan umum composmetis, Tekanan Darah 110/70


104

mmHg, Nadi 82x/ menit, Suhu 36,50C, Respirasi 24x/ menit. Kala 11 Ibu

mengatakan mules yang semakin sering dan lebih kuat serta ada dorongan

ingin mengedan, keadaan umum baik, kesadaran compos metis, Tekanan

Darah 110/70 mmHg, Nadi 88x /menit, Suhu 36,5 0C, Respirasi 24

x/menit, his 5x10 menit/ 50 detik, DJJ 143x /menit reguller, Portio tidak

terab, Pembukaan serviks 10 cm, keadaan ketuban positif, pecah spontan

jam 01.45 WIB, warna jernih, presentasi belakang kepala, Stasion +5. Kala

111 Ibu mengatakan lelah dan masih merasakan mules pada perutnya,

keadaan umum baik, kesadaran composmetis, abdoment Tidak ada janin

kedua, kontraksi uterus keras, tinggi fundus uteri sepusat.Dan pada kala

1V Ibu mengatakan masih merasa lelah, Keadaan umum Lemas, kesadaran

compos mentis, Konjungtiva Merah muda, Sclera Putih, Tekanan darah

110/70 mmHg, Nadi 80 x/menit, Respirasi 22 x/menit,Suhu 36,0 ºC.

Tinggi Fundus Uteri 1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik (keras),

kandung kemih kosong. Perdarahan ± 150 cc, ada luka Episiotomi

Mediolateralis pada perineum.

4.1.2. Interpretasi Data Dasar

Dari data dasar yang telah di peroleh maka penulis melakukan

identifikasi terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien

berdasarkan interpretasi data, maka dapat di tegakan diagnosa pada kala I

yaitu Ny.R usia 25 tahun G1P0A0 parturien 40 minggu kala I fase aktif,

janin tunggal hidup intra uterine letak belakang kepala dengan keadaan

ibu dan janin baik. Kala I dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
105

pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).

Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam, sedangkan

multigravida sekitar 8 jam. Pembukaan pada primigravida 1 cm/jam

sedangkan pada multigravida 2 cm/jam. Kala II dimulai dari pembukaan

lengkap sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 1 jam pada

multi dan 2 jam pada primi. Diagnosa pada kala II yaitu Ny.R usia 25

tahun G1P0A0 parturien 40 minggu kala II, janin tunggal hidup intra uterin

letak belakang kepala dengan keadaan ibu dan janin baik, pada Kala II

disebut juga sebagai kala pengeluaran bayi. Diagnosa pada kala III yaitu

PI A0 kala III dengan keadaan baik, pada Kala III yaitu dimulai segera

setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput

ketuban. Diagnosa pada kala IV yaitu P1A0 Kala IV dengan luka

episiotomy mediolateralis, pada Kala IV Dimulai setelah lahirnya plasenta

dan berakhir 2 jam setelah itu. Pada langkah interpretasi data dasar tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

4.1.3. Identifikasi Diagnosa Atau Masalah Potensial

Dalam kasus ini tidak ditemukan masalah potensial yang mungkin

terjadi pada kasusnya Ny. R karena ibu dan janin dalam keadaan normal.

Pada teori episiotomy sebelum melakukan episiotomy mediolateralis harus

diberikan anastesi local 1 % tetapi dalam prakteknya tidak diberikan

anastesi local. Maka ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.


106

4.1.4. Mengidentifikasi Dan Menentukan Masalah Yang Memerlukan

Tindakan Segera

Setelah dilakukan identifikasi,tindakan yang akan diberikan pada

Ny. R P1A0 dilakukan penjahitan pada luka episiotomy mediolateralis.

Dalam langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

4.1.5. Menyusun Rencana Asuhan

Berdasarkan diagnosa dan masalah yang diidentifikasi, rencana

asuhan pada Ny. R yaitu melaksanakan asuhan sayang ibu,memberikan

asuhan kebidanan dengan langkah-langkah dalam manajemen kebidanan

secara tepat dan benar. Pada asuhan kebidanan kala 1 dilakukan tindakan

seperti mengajarkan ibu teknik relaksasi, memberikan support dan

dukungan emosional pada ibu, memberikan Asuhan sayang ibu,

mengajurkan ibu untuk miring kiri dan kanan, memberikan nutrisi dan

hidrasi yang baik dan cukup bagi ibu, mengosongkan kandung kemih ibu

apabila kandung kemih ibu penuh. Tindakan tersebut sudah sesuai dengan

teori, maka tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek.

Pelaksanaan asuhan persalinan pada Ny. R pada kala II telah

dilakukan tindakan yang dilakukan asuhan persalinan 58 langkah APN.

Menurut teori dalam menolong persalinan memakai APD (alat pelindung

diri) yaitu memakai celemek, sepatu boot, kaca mata google, memakai

sarung tangan dan masker (APN, 2009). Dalam praktek penolong


107

memakai celemek, sepatu boot, sarung tangan dan masker. Maka tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

Pelaksanaan asuhan pada Ny.R pada kala III dilakukan tindakan

dan manajemen aktif kala III yaitu memberikan suntikan oksitosin,

melakukan PTT, massase fundus uteri, melahirkan plasenta. Pelaksanaan

asuhan pada Ny.R pada kala IV yaitu dilakukan penjahitan robekan

perineum. yaitu memberitahu ibu bahwa akan dilakukan penjahitan

karena pada perineum ibu terdapat robekan, mempersiapkan alat hecting

dan mendekatkannya ke sebelah bokong ibu agar tidak terlalu jauh

menjangkaunya, memberikan anastesi lokal lidokoin 1%, dalam

prakteknya tidak memberikan anastesi local melakukan penjahitan luka

episiotomi mediolateralis dengan tekhnik jelujur, mencelupkan tangan

menggunakan sarung tangan kelarutan clorin 0,5 % dan Air DTT dalam

baskom, mengecek tonus otot, mengajarkan ibu dan keluarga cara masase

uterus, mengecek estimasi perdarahaan, merapihkan ibu dengan

menggantikan baju ibu, memekai pembalut, celana dalam dan kain

panjang, memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan, mencuci alat bekas pakai

yang sudah direndam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit,

kemudian mensterilkannya, serta merapihkan ruangan kembali, melakukan

pemantauan persalinan kala IV yaitu mengobservasi TTV, TFU, kontraksi

uterus, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada satu jam

pertama dan setiap 30 menit pada satu jam kedua ,melakukan Bounding

Attachment dan mengajarkan ibu untuk menyusui bayinya, menganjurkan


108

ibu untuk mobilisasi dini, anjurkan ibu setelah 2 jam post partum untuk ke

kamar mandi sendiri atau turun dari tempat tidur, mendokumentasikan

hasil asuhan dan melengkapi partograf (APN, 2009). Tindakan tersebut

tidak sesuai dengan teori maka terdapat kesenjangan.

4.1.6. Melaksanakan Perencanaan Asuhan

Pelaksanaan asuhan pada Ny. R pada kala I telah dilakukan

tindakan seperti mengajarkan ibu teknik relaksasi, memberikan support

dan dukungan emosional pada ibu, memberikan asuhan sayang ibu,

mengajurkan ibu untuk miring kiri dan kanan, memberikan nutrisi dan

hidrasi yang baik dan cukup bagi ibu. Pelaksanaan asuhan persalinan pada

Ny. R pada kala II telah dilakukan tindakan yang dilakukan asuhan

persalinan 58 langkah APN dan melakukan episiotomy mediolateral

kecuali memakai kaca mata google. Pelaksanaan asuhan pada Ny.R pada

kala III dilakukan tindakan manajemen aktif kala III yaitu memberikan

suntikan oksitosin, melakukan PTT ( Peregangan Tali Pusat Terkendali ),

massase fundus uteri, melahirkan plasenta. Pelaksanaan asuhan pada Ny.R

pada kala IV yaitu dilakukan penjahitan luka episiotomy mediolateral,

yaitu memberitahu ibu bahwa akan dilakukan penjahitan karena pada

perineum ibu terdapat luka episiotomy mediolateral derajat II yaitu dengan

teknik jelujur tetapi tidak dilakukan anastesi lokal. Maka ditemukan

kesenjangan antara teori dan praktek

4.1.7. Evaluasi
109

Pada langkah ini dilakukan evaluasi terhadap keefektifan asuhan

yang diberikan. maka asuhan tersebut sudah efektif dan dilakukan sesuai

dengan kebutuhan klien. Bayi lahir pukul 02.15 WIB langsung menangis,

berat badan 3200 gram, tinggi badan 52 cm, APGAR score 7/9, dan

plasenta lahir lengkap pukul 02.25 WIB setelah mendapatkan asuhan ibu

bersalin dengan luka episiotomy mediolateralis dan telah dilakukan

tindakan hecting atau penjahitan perineum, perdarahan dalam batas

normal, kontraksi uterus teraba keras, TFU 1 jari dibawah pusat, kandung

kemih kosong, pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal. Ibu

mengerti akan penjelasan-penjelasan yang telah diberikan. Tindakan

tersebut sudah sesuai dengan teori maka tidak terdapat kesenjangan .

Anda mungkin juga menyukai