Chapter II PDF
Chapter II PDF
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
rahim. Antenatal care juga merupakan cara penting untuk memonitoring dan
mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal,
ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin
(Depkes, 2009).
atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
11
Universitas Sumatera Utara
12
1. Kebijakan Program
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada dasarnya
meliputi : Keluarga Berencana, Antenatal Care, Persalinan Bersih dan Aman, dan
Pendekatan pelayanan opstetrik dan neonatal kepada setiap ibu hamil ini
adekuat.
komplikasi keguguran.
1. Minimal satu kali pada trisemester pertama (K1) hingga usia kehamilan 14
minggu, tujuannya :
b. Perencanaan Persalinan
perkemihan
3. Minimal dua kali pada trisemester ketiga (K3 dan K4) 28-36 Minggu dan
tertentu.
2. Kebijakan Teknis
Pelayanan /asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan
profesional dan tidak dapat diberikan oleh dukun bayi karena setiap kehamilan
diperlukan kebijakan teknis untuk ibu hamil secara keseluruhan yang bertujuan
untuk mengurangi risiko dan komplikasi sedini mungkin. Kebijakan teknis itu
kematian maternal dan perinatal. Menurut Depkes (2007) tujuan antenatal care
adalah :
pengukuran tinggi badan, tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan
atas), tinggi fundus uteri, menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
Toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama
kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana kasus, serta temu
profesional pada ibu hamil sesuai dengan standar antenatal care yang telah
pertumbuhan janin.
mempunyai arti klinis penting, karena ada hubungan yang erat antara
pertambahan berat badan selama kehamilan dengan berat badan lahir anak.
lahir anak yang lebih rendah dan resiko yang lebih tinggi untuk terjadinya
untuk menapis adanya faktor risiko pada bu hamil. Tinggi badan ibu hamil
umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan,
7. Temu wicara/konseling
persalinan.
Menurut Dewi dan Sunarsih (2011) terdapat enam standar dalam pelayanan
pelayanan kebidanan:
memeriksa posisi, bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin ke dalam
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami, dan
komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil
3. Dan 2 kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan
Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas kesehatan
ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan, tetapi dapat sebaliknya, yaitu ibu
RI, 2007). Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai
K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan
K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas
Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan
jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal pertama kali oleh
tenaga kesehatan (untuk perhitungan indikator K1) atau jumlah ibu hamil yang
indikator K4) dengan jumlah sasaran ibu hamil yang ada di wilayah kerja
Ibu dan Anak (PWS-KIA) adalah alat manajemen program KIA untuk
menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tetap terhadap
keluarga)
kesehatan.
peraturan perundangan.
yang ditentukan apakah pelaku menerima unpan balik yang positif atau
2.2.1.1 Umur
Umur adalah waktu hidup individu mulai lahir dalam satuan tahun.
daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaanya, jika kematangan usia
seseorang cukup tinggi maka pola berfikir seseorang akan lebih dewasa. Ibu yang
mempunyai usia produktif akan lebih berpikir secara rasional dan matang tentang
pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 2008). Hal ini juga
bahwa dengan bertambah usia maka akan mengurangi kemampuan untuk melihat,
dikatakan beresiko tinggi apabila hamil di bawah 20 tahun dan dia atas 35 tahun.
Menurut Winkjosastro (2005), kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman
untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada
wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih
tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian
2.2.1.2 Pendidikan
(Notoatmojo,2010).
keadaan keluarga karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan
hasil jangka menengah dari pendidikan yang diperoleh. Perilaku kesehatan akan
hubungan pendidikan dengan pemeriksaan kehamilan, hal ini disebabkan ibu akan
bahwa ibu dengan pendidikan tinggi (SMA, perguruan tinggi) lebih cenderung
2.2.1.3 Paritas
ibu dengan berat 500 gram atau lebih, yang dilahirkan hidup atau mati. Paritas 1
dan paritas lebih dari 3 mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Resiko
pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetri lebih baik, sedangkan
paritas lebih dari 3 dapat dikurangi atau dicegah keluarga berencana. Paritas
Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru
Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang mempunyai
1. Primipara adalah wanita yang telah melahirkan 1 kali, seorang anak cukup
2. Multipara adalah wanita yang telah melahirkan 2 kali – 4 kali, lebih dari
3. Grande multipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 kali atau lebih,
lebih dari 5 orang anak yang cukup besar untuk hidup di dunia luar.
tinggi lebih percaya diri tentang kehamilannya dan merasa kurang perlu untuk
2.2.1.4 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh malalui mata dan
telinga. Pengetahuan atau kognitif marupakan domain yang sangat penting untuk
1. Tahu (Know)
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,
2. Memahami (Comprehension)
benar.
3. Aplikasi (Application)
telah dipelajari pada situasi atau kondisi (sebenarnya). Dalam situasi yang
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (Synthesis)
Dengan kata lain sistesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
6. Evaluasi (Evaluationi)
2005). Pengetahuan yang dimiliki ibu tentang pelayanan Antenatal Care (K1 dan
K4) dan pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil akan
kehamilan.
2.2.1.5 Sikap
suatu tingkat efek (perasaan) baik yang positif (menguntungkan) maupun negatif
seorang ibu hamil yang bersikap positif terhadap perawatan kehamilan (ANC)
cenderung akan mempunyai motivasi tinggi untuk melakukan ANC. Hal ini
yaitu :
(total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,
1. Menerima (receiving)
2. Menanggapi (responding)
dihadapi.
3. Menghargai (valuing)
mengambil resiko bila ada orang lain mencemoohkan atau adanya resiko
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak langsung dilihat tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata
2.2.1.6 Pendapatan
baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri. Jadi yang dimaksud pendapatan
adalah suatu tingkat penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan pokok dan
pekerjaan sampingan dari orang tua dan anggota keluarga lainnya. Pendapatan
ibu-ibu yang mempunyai biaya akan lebih leluasa untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan, sebaliknya ibu-ibu yang kurang mempunyai biaya akan kurang leluasa
termasukbiaya, waktu / lama pengobatan, dan juga hambatan budaya seperti malu
akan memberi kemudahan bagi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya dan
bisa melaksanakan antenatal care sehingga jika terdapat kedaan gawat darurat
kehamilan.
Lokasi adalah ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat
kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau baik dari segi
pembiayaan manapun dari segi lokasi akan lebih banyak dikunjungi oleh
pelayanan.
kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut
dalam melaksanakan kegiatan. Wanita hamil tidak hidup sendiri tetapi dalam
kenyataanya peranan suami sangat besar bagi ibu hamil dalam mendukung
kehamilan. Memeriksa kehamilan sejak dini dalam hal ini suami dapat
menyediakan transportasi atau dana untuk biaya konsultasi, sehingga suami dapat
dukungan suami yang baik menyebabkan kunjungan antenatal care pada ibu
menemani isteri pada saat pemeriksaan kehamilan, suami akan lebih banyak
istrinya. Selain itu istri juga lebih merasa aman dan nyaman diperiksa bila
ditemani suaminya, karena orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil
adalah suaminya.
mengatakan bahwa Suami adalah orang pertama dan utama dalam memberi
dorongan kepada istri sebelum pihak lain turut memberi dorongan, dukungan dan
perhatian seorang suami terhadap istri yang sedang hamil yang akan membawa
dampak bagi sikap bayi. Suami dapat member dukungan dengan mengerti dan
memahami setiap perubahan yang terjadi pada istrinya (Depkes RI, 2010).
kehamilan istri yang dapat menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan
Menurut Marmi dan Margiyati (2013) ada empat jenis dukungan yang
ibu hamil.
diberikan dari suami kepada ibu hamil, yang mampu menumbuhkan terjalinnya
hubungan yang baik antara keluarga dan ibu hamil dan mencegah kecemasan yang
(0,011).
sebagai berikut :
Faktor Predisposisi
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pengetahuan
4. Paritas
5. Sikap
6. Pendapatan
erse
Faktor Pemungkin
(Enabling Factors)
Kunjungan
1. Jarak rumah ke Fasilitas Antenatal Care
Kesehatan
Faktor Pendorong
(Reinforcing Factors)
1. Dukungan Suami
2. Dukungan Petugas
Kesehatan