Anda di halaman 1dari 38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian


Profil sekolah diuraikan sebagai berikut. SMP
Negeri 2 berdiri tanggal 1 Juli 1986, untuk memenuhi
kebutuhan sekolah negeri tingkat menengah pertama di
daerah Boja. SMP Negeri 2 Boja mulai menempati
gedung baru di jalan Raya Tampingan Boja pada
tanggal 3 Agustus 1988, yang diresmikan oleh Bupati
waktu itu, Bapak Soedono Yusuf. Berdiri di atas lahan
seluas 11.450 m2, SMP 2 Boja mempunyai lahan yang
cukup luas dan strategis untuk mengembangkan diri,
terbukti pemerintah telah menetapkan SMP 2 boja
sebagai salah satu Sekolah Standar Nasional
berdasarkan surat Dirjen Menejemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Depdiknas No. 968/03/KU/2009.
Terletak di daerah perbatasan antara kota Boja
dan Semarang, menjadikan SMP Negeri2 Boja satu-
satunya sekolah negeri yang berbatasan langsung
dengan daerah Kodia Semarang. Hal ini tentu saja
berpengaruh besar pada kondisi sosial ekonomi
masyarakat setempat. Peserta didik yang masuk pun
datang dari daerah Boja dan Semarang, dengan
perbandingan 80 – 20 %. Hal ini menyebabkan SMP
Negeri 2 Boja mempunyai komunitas yang heterogen,
baik dari tingkat sosial, ekonomi budaya, maupun

53
tingkat kesadaran dan kecerdasan intelektual. (Data
siswa SMP Negeri 2 Boja. 2014)
Di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah saat
ini, Bapak Asikin, M. Pd., sebagai Kepala Sekolah yang
ke-9, program-program unggulan di galakkan untuk
menunjang terciptanya sekolah yang kondusif bagi
pelaksanaan proses belajar mengajar. Berbagai prestasi
sudah diraih SMP Negeri 2 Boja di tingkat Kecamatan
Boja, Kabupaten Kendal dan Propinsi Jawa Tengah,
baik di bidang akademik maupun non akademik.
Sejak tahun 2009 pemerintah menunjuk SMP
Negeri 2 Boja sebagai satu-satunya pilot project sekolah
yang mengembangkan Pendidikan Nasionalisme di
Kabupaten Kendal untuk tingkat SMP. Hal ini tentu
saja menjadi satu prestasi yang patut dibanggakan.
SMP Negeri 2 Boja memiliki visi dan misi sebagai
jati diri dan haluan sekolah yang tertuang pada
dokumen sekolah yang selanjutnya dijadikan dasar
pada setiap pengembangan kurikulum dan program-
program sekolah.
Visi: “Luhur Budi Pekerti Unggul Dalam
Prestasi” mempunyai makna bahwa SMP Negeri 2 Boja
mempunyai gagasan dan harapan untuk mencetak
siswa-siswa yang berbudi pekerti luhur dan memiliki
keunggulan prestasi di berbagai bidang.
Untuk mewujudkan Visi tersebut sekolah
mencanangkan indikator visi sebagai berikut:
54
a) Terwujudnya prestasi akademik dan non akademik.
b) Terwujudnya sarana prasarana yang memadai yang
mendukung pencapaian prestasi.
c) Terwujudnya tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan yang kompeten dan profesional.
d) Terwujudnya sisten penilaian yang akurat.
e) Terwujudnya standar pengelolaan manajemen yang
handal.
f) Terwujudnya standar pembiayaan yang memadai.
g) Terwujudnya lingkungan sekolah yang kondusif,
bersih, nyaman, indah, rindang dan asri.
h) Terwujudnya budaya belajar untuk membentuk
kepribadian.
(Dokumen Kurikulum Sekolah, 2014)
Sedangkan misi yang dikembangkan sekolah
dalam mengemban tugas mencerdaskan kehidupan
bangsa adalah sebagai berikut:
a) Mewujudkan pengembangan prestasi akademik dan
non-akademik.
b) Mewujudkan pengembangan inovasi model
pembelajaran.
c) Melaksanakan pengembangan proses pembelajaran.
d) Mewujudkan pengembangan sarana prasarana
pendidikan yang berbasis IT.
e) Melaksanakan pengembangan tenaga pendidik dan
kependidikan yang kompeten dan profesional.

55
f) Mewujudkan kelembagaan dan manajemen sekolah
yang handal.
g) Mewujudkan program penggalian pembiayaan
sekolah yang memadai.
h) Mewujudkan system penilaianyang akurat dan adil
i) Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif,
bersih, indah, nyaman, rindang dan asri.
(Dokumen Kurikulum Sekolah, 2014)
Smentar itu visi dalam menuju sekolah adiwiyata
adalah “Cinta dan Peduli Lingkungan” untuk
mewujudkan visi maka misi Program Sekolah Adiwiyata
SMPN 2 Boja adalah sebagi berikut.
a. Mendidik karakter siswa yang disiplin, cinta dan
peduli terhadap kelestarian lingkungan alam di
sekolah dan sekitarnya;
b. Membudayakan hidup sehat, bersih, tertib dan aman
di lingkungan sekolah dan sekitarnya;
c. Menciptakan lingkungan sekolah yang asri, bersih,
rindang, aman dan nyaman;
d. Memanfaatkan lingkungan sekolah untuk media
pembelajaran yang menyenangkan;
e. Perwujudan pengelolaan sampah dengan 3R.
Sedangkan tujuan Program Sekolah Adiwiyata SMP
Negeri 2 Boja:
a. Mengembangkan pembelajaran dengan
memanfaatkan lingkungan alam sekitar sebagai
media pembelajaran;

56
b. Mengembangkan pembiasaan hidup bersih, sehat,
tertib dan aman di lingkungan sekolah;
c. Mengembangkan karakter cinta alam dan peduli
lingkungan;
d. Mengembangkan wirausaha dengan pemanfaatan
limbah/sampah di lingkungan sekolah.
SMP Negeri 2 Boja memiliki 24 ruang kelas untuk
8 rombel di tiap tingkat kelas. SMP Negeri 2 Boja
dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk mendukung
pembelajaran, seperti Perpustakaan, Mushola,
Panggung Seni, Laboratorium IPA dan Bahasa, Ruang
Komputer, Ruang Memasak, Ruang Busana, Kantin,
Koperasi Sekolah dan Klinik (UKS). SMP Negeri 2 Boja
juga memiliki berbagai fasilitas olah raga seperti
lapangan basket, vollyball, tenis meja dan lainnya. SMP
Negeri 2 Boja memiliki lapangan yang luas untuk
kegiatan upacara bendera dan lainnya. SMP Negeri 2
Boja juga dilengkapi dengan jaringan internet.
(Dokumen Sarpras SMP Negeri 2 Boja, 2014)
SMP Negeri 2 memiliki 748 siswa, terdiri dari 403
orang siswa putri dan 345 orang siswa putra. Siswa
SMP Negeri 2 Boja berasal dari tingkatan sosial ekonomi
menengah ke bawah. Sebagian besar orang tua siswa
berprofesi sebagai petani atau buruh, pedagang atau
wirausaha dan karyawan swasta. Menurut data siswa
yang didokumentasikan oleh tim guru BK SMP Negeri 2
Boja (2014), 37 orang tua siswa atau 4,93% berprofesi

57
sebagai PNS/TNI, 7 orang (0,93 %) adalah Pensiunan,
273 orang (36%) sebagai karyawan swasta, 299 orang
(39,86%) sebagai Buruh/Tani, serta 134 orang (17,87%)
berprofesi sebagai pedagang/wiraswasta. Berdasarkan
penghasilan orang tua, siswa berasal dari keluarga
berpenghasilan dibawah Rp 1.000.000 sebanyak 454
orang (60,69%), keluarga berpenghasilan Rp 1.000.000
keatas sebanyak 294 orang (39,31%).
SMP Negeri 2 Boja memiliki 47 orang tenaga
pendidik dan 11 orang tenaga kependidikan yang
secara profesional melayani pendidikan di sekolah.
Tenaga pendidik terdiri dari 39 guru PNS, 1 guru
Kontrak dan 7 GTT, dengan 9 orang berpendidikan
S2(19,15%), 37 orang berpendidikan S1(78,72%), 8
orang diantaranya sedang menyelesaikan proses
pendidikan S2 dan 1 orang D3(2,13%). Sedangkan
tenaga kependidikan terdiri dari 1 Pegawai Tetap dan
12 Pegawai Tidak Tetap dengan spesifikasi pendidikan:
S1=1 orang,D3=2 orang,SLTA=5 orang, SLTP =3 orang.
(Data kepegawaian SMP Negeri 2 Boja, 2014)
Untuk menjaga mutu perlayanan pendidikan
pada masyarakat, SMP Negeri 2 Boja membentuk
Badan Komite Sekolah yang beranggotakan tokoh-tokoh
masyarakat setempat serta wakil orang tua siswa yang
mempunyai keperdulian tinggi pada kemajuan dan
keberhasilan pendidikan di SMP Negeri 2 Boja. Badan
Komite SMP Negeri 2 Boja diketuai oleh Bapak H. Anis

58
Yunus, S. Pd. sebagai Ketua I dan Bapak H. Harjono, S.
Pd. sebagai ketua II. Beranggotakan Bapak Suwoso
Djati, Bapak Mulyono, Bapak Supriyadi, Ibu Dra. Sri
Sulastri, Bapak Santoso, Ibu Heni Susatyo, Bapak
Haryanto, S. Pd., M. Par., Bapak Suwoto, Bapak
Sukamto dan Pipit Dwi Ratnawati, yang merupakan
tokoh-tokoh masyarakat yang berkompeten di
bidangnya ini, sangat dibutuhkan keberadaan dan
sumbangsih tenaga serta pikiran demi kemajuan
pendidikan di SMP Negeri 2 Boja.
SMP Negeri 2 Boja menyelenggarakan
pembelajaran baik akademik maupun non akademik,
intra dan ekstra kurikuler. Kegiatan pembelajaran
dilaksanakan di kelas maupun luar kelas sesuai dengan
kurikulum yang berlaku. Menurut Kurikulum 2006, 10
Mapel dan 2 Mulok diajarkan sebagai pembelajaran
intra kurikuler di SMP Negeri 2 Boja, dengan alokasi
waktu 34 jam pelajaran. Sedangkan pembelajaran ektra
kurikuler yang diselenggarakan sebagai kegiatan
pengembangan diri terdiri dari Bimbingan dan
Konseling, MTQ/BTA, Paduan Suara/Band, Pramuka,
Paskibra, PMR, Bola Voli, Seni Tari, Basket, Sepak
Takraw, KIR, Conversation, PKS dan KANCIL
(Komunitas Anak-Anak Cinta Lingkungan).
(Dokumen Kurikulum SMP Negeri 2 Boja, 2014)

59
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Dalam bagian ini akan disajikan hasil penelitian
tentang perencanaan strategis menuju sekolah
Adiwiyata di SMP Negeri 2 Boja. Data penelitian akan
diolah dengan menggunakan model penelitian R&D
yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009) dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
4.2.1.Potensi dan Masalah
Pada bagian potensi dan masalah ini, akan
dibahas mengenai potensi-potensi atau kekuatan yang
dimiliki, serta permasalahan yang dihadapi skolah yang
jika diberdayakan dan dikelola dengan baik, akan
menghasilkan nilai tambah pada tujaun yang akan
dicapai yaitu sekolah Adiwiyata. Potensi-potensi yang
dimiliki sekolah, berdasarkan hasil observasi awal yang
dilakukan peneliti diantaranya adalah, sekolah memiliki
lahan luas yang belum dimanfaatkan secara optimal,
sekolah juga memiliki Sumber Daya Alam dan Sumber
Daya Energi yang memadai, lokasi sekolah yang
strategis yaitu sekolah terletak di pinggir jalan utama
dan berada diperbatasan dengan Kodya Semarang,
tenaga pendidik dan kependidikan yang professional
dan memadai. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
dengan kepala sekolah dan juga diperkuat dengan hasil
dari FGD.
KS: “tempatnya strategis, guru mencukupi, gedung dan
sarpras mencukupi, pendaftar atau siswa baru
melebihi yang diinginkan (kuota)”
Wawancara dengan kepala sekolah menyebutkan
bahwa potensi yang dimiliki sekolah dalam
mewujudkan sekolah Adiwiyata mempunyai peluang

60
yang sangat besar, karena sekolah mempunyai sumber
daya yang memadahi. Lingkungan fisik juga
mendukung, tenaga pendidik yang mencukupi dengan
kapasitas siswa, juga memiliki peserta didik yang
heterogen. Hal ini juga didukung dengan data hasil
FGD, sebagai berikut.
“Faktor faktor keunggulan yang dimiliki SMP Negeri 2
Boja seperti lingkungan yang luas dan strategis,jumlah
siswa yang banyak,animo masyarakat terhadap sekolah
yang besar,tenaga pendidik yang profesional dan
berpendidikan minimal S1,dapat lebih ditingkatkan
.Sehingga sangat dimungkinkan adanya upaya
peningkatan mutu sekolahnya.”

Dari data hasil FGD ini memperkuat bahwa


sekolah memiliki potensi yang cukup untuk
mengembangkan dan mewujudkan sekolah Adiwiyata.
Dengan keunggulan yang dimiliki sekolah dapat
menekan kelemahan yang dihadapi.
Sedangkan kelemahan yang dimiliki sekolah
berdasarkan hasil observasi yang dilakukan yaitu,
Pembelajaran di SMP Negeri 2 Boja belum
menggunakan kurikulum berbasis Pendidikan
Lingkungan Hidup, permasalahan sampah yang belum
teratasi secara optimal, rendahnya pemahaman akan
hidup sehat dan hidup bersih, pemanfaatan Sumber
Daya Alam dan Energi belum efisien, kurang
diperhatikannya sarana dan prasarana untuk
menunjang pendidikan lingkungan hidup, dan
kurangnya alokasi anggaran untuk kegiatan lingkungan
hidup. Hasil observasi tersebut didukung dengan hasil
wawancara dan juga FGD, di antaranya adalah
wawancara dengan kepala sekolah SMP Negeri 2 Boja

61
yang membenarkan bahwa masalah sampah belum
dapat dikelola dengan baik.
…“untuk permasalahan sampah memang belum dapat
teratasi secara optimal, dikarenakan siswa yang
jumlahnya hamper mencapai 1000, tukang kebun juga
masih kurang, tempat pembuangan sampah akhir juga
belum dimiliki sekolah, serta belum tersedia tempat
samapah yang memenuhi standar, sehingga dalam
urusan sampah setiap harinya belum dapat teratasi
dengan baik”.
Selain permasalahan sampah sekolah juga
mempunyai permasalahan tentang pemanfaatan air,
berdasarkan hasil observasi, wawancara dan diperkuat
dengan data hasil FGD, menyebutkan bahwa belum ada
pengaturan dari sekolah mengenai pemanfaatan air,
tentang penghematan dan pengelolaan air bersih juga
baru sebatas himbauan. Berikut data hasil FGD
tentang pemanfaatan dan pengelolaan air di sekolah,
adalah sebagai berikut.
“Belum ada upaya yang secara khusus dilakukan
untuk pengelolaan air, penghematan air, ataupun
system control air, baru sebatas himbauan, belum ada
tinfakan konkrit untuk mengatasi permasalahan air di
sekolah, tapi dengan adanya pohon-pohon perindang
di lingkungan sekolah, sumber air dapat terjaga.”

Permasalahan lain yang dihadapi sekolah adalah


tentang kurikulum berbasis lingkungan hidup yang
belum terintegrasi di dalam pembelajaran. Hasil
penelitian menyebutkan bahwa pembelajaran di SMP
Negeri 2 Boja belum menggunakan kurikulum berbasis
Pendidikan Lingkungan Hidup, hal ini dikonfirmasi
dalam hasil pelaksanaan FGD, yaitu

62
…“di dalam kurikulum belum ada upaya
khusus, hanya tersirat di tema-tema beberapa
mata pelajaran tertentu, seperti dalam bahasa
inggris terdapat teks bacaan yang membahas
pentingnya lingkungan hijau”

Hal ini terjadi karena sekolah memang belum


memprogramkan secara spesifik mengenai pemanfaatan
lahan kosong sebagai pengembangan keanekaragaman
hayati sekolah. Upaya untuk mewujudkan sekolah
hijau memang sudah di rencanakan, namun program-
program untuk mewujudkan tujuan tersebut belum
disusun secara sistematis, hal ini sesuai dengan data
hasil FGD yang dilakukan.
“Sekolah belum merencanakan upaya khusus terkait
penghijauan sekolah dalam memanfaatkan lahan yang
masih kosong, sehingga belum terprogram secara
mandiri, baru sebatas kegiatan penanaman pohon yang
dilakukan oleh siswa pada kegiatan tertentu.
Permasalahan anggaran juga menjadi salah satu alasan
belum dimanfaatkannya lingkungan yang masih
kosong.”

Isu pengelolaan lingkungan sekolah terkait


dengan makanan dan lingkungan sekolah juga menjadi
permasalahan yang dihadapi sekolah. Belum ada
kriteria tentang makanan dan minuman sehat yang
dijual di kantin sekolah. Belum ada kebijakan sekolah
yang mengatur tentang itu, menyebabkan sampah-
sampah dari bungkus makanan dan limbah dari kantin
menjadi permasalahan yang cukup serius bagi sekolah.
Sekolah belum memberikan program-program khusus

63
bagi siswa untuk belajar mengolah makanan dan
minuman yang sehat di sekolah. Hal ini sesuai dengan
hasil wawancara dan juga didukung dengan data hasil
FGD, yang diuraikan sebagai berikut.
“Program khusus bagi siswa untuk belajar mengolah
makanan dan minuman sehat belum ada ,itu perlu
himbauan pada para siswa untuk membawa bekal
makanan dari rumah, selain makanan dari rumah
diharapkan lebih sehat bahan dan cara pengolahannya,
hal ini juga dapat mengurangi dampak limbah kantin
sekolah.”

Potensi dan permasalahan ini diharapkan dapat


teratasi dengan cara melalukan penelitian dan
pengembangan yang akan menghasilkan produk berupa
rencana strategis menuju sekolah Adiwiyata di SMPN 2
Boja. Dengan adanya produk berupa renstra maka
semua potensi yang dimiliki dapat dikelola dan
dimanfaatkan untuk mengurangi permasalahan-
permasalahan yang di hadapi sekolah.
4.2.2. Pengumpulan Data (mengumpulkan informasi
dan studi literature)
Setelah potensi dan masalah yang dimiliki
sekolah, selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai
informasi dan studi literature yang dapat digunakan
sebagai bahan untuk perencanaan produk dalam
bentuk rencana strategis (renstra) yang diharapkan
dapat mengatasi permasalahan tersebut.
Untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang dihadapi SMPN 2 Boja, serta untuk

64
dapat memanfaatkan potensi sekolah, maka perlu
dibuat rencana strategi sekolah. Sedangkan Menurut
Djunaedi (2002), bahwa rencana strategis adalah
Perencanaan strategis tidak mengenal standar baku,
dan prosesnya mempunyai variasi yang tidak terbatas.
Tiap penerapan perlu merancang variasinya sendiri
sesuai kebutuhan, situasi dan kondisi setempat.
Meskipun demikian, secara umum proses perencanaan
strategis memuat unsur-unsur: (1) perumusan visi dan
misi, (2) pengkajian lingkungan eksternal, (3)
pengkajian lingkungan internal, (4) perumusan isu-isu
strategis, dan (5) penyusunan strategi pengembangan
(yang dapat ditambah dengan tujuan dan sasaran).
Proses perencanaan strategis tidak bersifat sekuensial
penuh, tapi dapat dimulai dari salah satu dari langkah
ke (1), (2), atau (3). Ketiga langkah tersebut saling
mengisi. Setelah ketiga langkah pertama ini selesai,
barulah dilakukan langkah ke (4), yang disusul dengan
langkah ke (5). Setelah rencana strategis (renstra)
selesai disusun, maka diimplementasikan dengan
terlebih dahulu menyusun rencana-rencana kerja
(aksi/tindakan).
Disini disebutkan bahwa renstra tidak mengenal
standar yang baku, bahkan secara proses
pelaksanaannya memiliki banyak variasi sesuai dengan
kondisi masing-masing. Penyusunan renstra juga
memuat secara umum proses perencanaan strategis
memuat unsur-unsur: (1) perumusan visi dan misi, (2)
pengkajian lingkungan eksternal, (3) pengkajian
lingkungan internal, (4) perumusan isu-isu strategis,
dan (5) penyusunan strategi pengembangan
Untuk menyusun rencana strategi maka terlebih
dahulu penulis mengumpulkan sejumlah data mengenai
lingkungan internal dan lingkungan eksternal sekolah.
Berdasarkan hasil observasi dan FGD data pendukung

65
untuk menganalisis dan menentukan strategi adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.1
Lingkungan Internal Seklah
Faktor-Faktor Internal Sekolah
Kekuatan (strength) Kelemahan (weakness)
Letak sekolah dan luas tanah/ Pengelolaan sampah yang belum
bangunan ideal sesuai standar
Kartakter siswa yang instan,
Jumlah peserta didik yang besar indispliner dan tidak peduli
lingkungan
Jumlah pendidik dan tenaga RKAS belum mengalokasikan
kependidikan yang memadai 20% anggaran untuk PLH
Manjemen sekolah yang handal Belum ada manajemen
(akreditasi A) pendidikan lingkngan hidup
Belum dilaksanakannya
Sarana dan prasarana sekolah
pembelajaran kurikulum
yang lengkap
berbasis PLH secara menyeluruh

Adapun data hasil penelitian terkait lingkungan


eksternal sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2
Lingkungan Eksternal Sekolah
Faktor-Faktor Eksternal Sekolah
Peluang (opportunity) Ancaman (threat)
Tidak adanya dukungan
Dukungan komite sekolah
partisipasi masyarakat
Tidak adanya dukungan dana
Dukungan pemerintah
yang memadai
Dukungan sponsorship Tidak adanya kemitraan
Lingkungan sekolah yang asri Tidak adanya media pulikasi
Tuntutan masyarakat terhadap
Lingkungan sosial masyarakat
lulusan yang berkualitas

Setelah data mengenai aspek internal dan aspek


eksternal sekolah sudah terkumpul, maka selanjutnya
penulis melakukan analisis terhadap kedua aspek
tersebut, yaitu dengan menggunakan teknik analisis
AWOT. Adapun analisis SWOT yang dilaksanakan akan
diuraikan sebagai berikut.

66
1. STRENGTH (Kekuatan)
a) Letak SMP Negeri 2 Boja yang strategis serta Luas
Tanah dan Bangunan SMP Negeri 2 Boja yang ideal
SMP Negeri 2 Boja terletak di Jalan Raya
Tampingan Boja, kurang lebih 3 km dari kota Boja
dan merupakan satu-satunya sekolah setingkat SMP
yang berbatasan dengan daerah Kodia Semarang.
SMP Negeri 2 Boja terletak di jalan utama yang
menghubungkan kota Boja dan Semarang. Hal ini
membuat letak SMP 2 Boja sangat strategis untuk
mengembangkan diri, baik pengembangan bangunan
dan lingkungan maupun pengembangan potensi SDM
dan prestasi.
SMP Negeri 2 Boja memiliki lingkungan yang
hijau dan asri, serta udara yang bersih dan sejuk
karena secara geografis terletak di lereng gunung
Ungaran. SMP Negeri 2 Boja memiliki 24 ruang kelas
untuk 8 rombel di tiap tingkat kelas, dilengkapi
dengan berbagai fasilitas untuk mendukung
pembelajaran, seperti Perpustakaan, Mushola,
Panggung Seni, Laboratorium IPA dan Bahasa, Ruang
Komputer, Ruang Memasak, Ruang Busana, Kantin,
Koperasi Sekolah dan Klinik (UKS). SMP Negeri 2
Boja juga memiliki berbagai fasilitas olah raga seperti
lapangan basket, vollyball, tenis meja dan lainnya
Dengan luas banguan 4.430 M2 di atas total
tanah seluas 11.450 M2 , SMP Negeri 2 Boja
mempunyai hampir 2/3 lahan terbuka untuk

67
penghijauan dan tamanisasi. Taman dan kebun
sekolah, yang ditempatkan di beberapa lahan kosong,
menambah teduh dan rindang lingkungan sekolah.
b) Jumlah peserta didik yang besar
SMP Negeri 2 memiliki 748 siswa dengan rata-
rata siswa SMP Negeri 2 Boja berasal dari tingkatan
sosial ekonomi menengah ke bawah. Jumlah siswa
yang sedemikian besar, tentu bisa dijadikan
kekuatan yang sangat potensial untuk pelaksanaan
program-program sekolah.
c) Jumlah Guru dan Tenaga kependidikan yang
memadai
SMP Negeri 2 Boja memiliki tim pengajar yang
profesional terdiri 47 tenaga pendidik (9 pengajar
adalah lulusan S2 dan 8 pengajar sedang dalam
proses menyelesaikan jenjang S2, dan 6 tenaga
administrasi, 3 tenaga perpustakaan, 2 tenaga
kebersihan dan 1 tenaga keamanan.
d) Managemen Sekolah yang handal
Kepala Sekolah yang terakreditasi ”A” untuk ME
Kepala Sekolah 2013/2014.
e) Sarana dan Prasarana Sekolah yang lengkap
SMP Negeri 2 Boja memiliki sarana dan
prasarana yang sangat memadai untuk
melaksanakan proses pembelajaran yang baik. Ruang
kelas yang luas dan nyaman, halaman terbuka yang
luas dan hijau, perpustakaan, laboratorium IPA dan
68
Bahasa, ruang menjahit dan memasak, UKS, ruang
konseling, kantin dan toilet disediakan sekolah untuk
kelancaran dan kenyamanan proses pembelajaran di
lingkungan sekolah. Air, listrik dan internet juga
menjadi fasilitas yang disediakan sekolah.

2. WEAKNESS (Kelemahan)
a) Pengelolaan sampah organik dan non organik
Pengelolaan sampah organik dan non-organik di
SMP Negeri 2 Boja dilakukan dengan pembersihan
dan pembakaran. Hal ini tentu saja tidak sesuai
dengan standar pengelolaan sampah 3R (Reuse-
Reduce-Recycle)
b) Karakter siswa yang instan, indisipliner dan tidak
perduli lingkungan
Pola hidup dan pola pikir siswa yang serba
instan dan indisipliner merupakan kelemahan bagi
program pendidikan lingkungan hidup di sekolah.
Menurut data survey yang dilakukan Peneliti secara
acak atas 100 siswa kelas 7, 8 dan 9, ditemukan 97%
responden memilih makanan instan dan jajanan
kemasan plastik, serta 80% responden tidak disiplin
membuang sampah pada tempatnya (data rekap hasil
survey siswa, lampiran).
Karakter cinta alam dan lingkungan juga masih
sangat rendah. Siswa kurang perduli dengan isu

69
kelestarian lingkungan alam yang ada di lingkungan
sekolah maupun masyarakat sekitar.
c) RKAS belum mengalokasikan 20% anggaran untuk
PLH
Pembiayaan program adiwiyata secara ideal
adalah 20% dari RKAS. Namun angka ini belum
terpenuhi di SMP Negeri 2 Boja, dan tentu saja
merupakan kelemahan bagi pelaksanaan progam.
d) Belum ada manajemen Pendidikan Lingkungan
Hidup
Belum adanya manajemen Pendidikan
Lingkungan Hidup yang profesional di SMP Negeri 2
Boja. Prinsip dasar manajemen yaitu Planning,
Organizing, Actualizing dan Controlling belum
disusun dan dilaksanakan secara benar dan
profesional.
e) Belum dilaksanakannya pembelajaran kurikulum
berbasis PLH secara menyeluruh
Pembelajaran kurikulum berbasis PLH belum
dilaksanakan secara menyeluruh di SMP Negeri 2
Boja. Hal ini bisa dilihat dari Visi, Misi dan Tujuan
Sekolah yang belum secara eksplisit dan tegas
mencantumkan slogan pelestarian lingkungan hidup.
Begitu juga dengan silabus dan RPP tiap mata
pelajaran yang ada.

70
3. OPPORTUNITY (Peluang)
a) Dukungan Komite Sekolah
Dewan Komite Sekolah yang terdiri dari wakil
tokoh masyarakat, tokoh pendidikan dan orang tua
siswa sangat mendukung program sekolah Adiwiyata.
Ketika program ini disampaikan di rapat dewan
Komite, hampir semua anggota komite memberikan
tanggapan positif dan mendukung. Terbukti untuk
RKAS 2015/2016, disetujui untuk menambah
anggaran di bidang pelestarian lingkungan hidup,
berupa pengadaan sarana prasarana pendukung PLH
serta alokasi dana untuk kegiatan-kegiatan
pengembangan PLH di SMP Negeri 2 Boja.
b) Dukungan Pemerintah
Pemerintah melalui Balai Pendidikan Pelestarian
Lingkungan Hidup (BPPLH) kabupaten Kendal,
sangat mendukung pengembangan program Sekolah
Adiwiyata SMP Negeri 2 Boja. Pelatihan dan
pembinaan diberikan kepada SMP Negeri 2 Boja
sebagai bentuk dukungan.
c) Dukungan Sponsorship
Adanya dukungan dari beberapa sponsor baik
dari beberapa guru dan orang tua murid secara
perorangan maupun dari beberapa rekanan
kerja/supplier pengadaan barang dan jasa di SMP
Negeri 2 Boja, memberikan peluang yang bagus
untuk pengembangan kegiatan terkait program yang
71
dicanangkan. Dukungan ini terkait dengan
pengadaan sarana prasarana pendukung, seperti:
MMT slogan PLH, tempat sampah, dll.
d) Lingkungan sekolah yang asri
SMP Negeri 2 Boja memiliki beberapa tumbuhan
perindang dan penyejuk yang bisa dikembangkan
menjadi taman dan kebun perindang sekolah. Selain
itu lingkungan sekolah yang asri dapat dimanfaatkan
untuk media penunjang pembelajaran seperti green
house, taman tosaga (tanaman sayuran keluarga),
apotik hidup dan kebun buah sekolah.
e) Tuntutan masyarakat terhadap lulusan yang
berkualitas
Masyarakat mengharapkan putra-putri mereka
dapat lulus dari SMP Negeri 2 Boja dengan hasil
belajar yang baik dan memiliki karakter yang bagus
sehingga dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi dan berkualitas. Tuntutan ini merupakan satu
peluang sekolah untuk melaksanakan program
adiwiyata sebagai salah satu bentuk perlayanan
sekolah terhadap masyarakat untuk mencetak
lulusan yang berkualitas.

72
4. THREAT (Ancaman)
a) Tidak adanya dukungan partisipasi masyarakat
sekitar
Masyarakat di sekitar SMP Negeri 2 Boja yang
tidak mendukung program Sekolah Adiwiyata.
Tingkat sosial ekonomi masyarakat yang menengah
ke bawah membawa dampak negatif terhadap
kesadaran akan kelestarian lingkungan hidup alam
sekitar. Eksploitasi lingkungan alam pada areal
persawahan di sekitar sekolah melalui penggunaan
insektisida dan pupuk kimia, serta alih fungsi lahan
persawahan menjadi ternak ayam, pembuatan batu
bata, depo pasir dan bangunan pabrik menjadi
ancaman yang nyata bagi keberhasilan program
sekolah Adiwiyata.
b) Tidak adanya dukungan dana yang memadai
Anggaran Sekolah yang tertuang dalam RKAS
SMP Negeri 2 Boja belum mengalokasikan 20%
anggaran untuk upaya pelestarian lingkungan
hidup,yang kesemuanya berupa pengadaan dan
pemeliharaan sarana prasarana pendukung. Untuk
dana kegiatan pengembangan pendidikan lingkungan
hidup belum dialokasikan secara khusus. Dana yang
kurang memadai ini tentu saja menjadi satu
ancaman bagi keberhasilan pelaksanaan program.

73
c) Tidak adanya kemitraan
Kemitraan dengan pihak luar yang mempunyai
visi, misi dan tujuan yang sama akan menjadi
kekuatan dan peluang bagi suatu lembaga dalam
menjalankan sebuah program. SMP Negeri 2 Boja
belum menjalin kerja sama dan kemitraan dengan
lembaga-lembaga yang berkecimpung di dalam
pelestarian lingkungan hidup, seperti: Kelompok
Pecinta Alam, Lembaga Masyarakat Perduli
Lingkungan, dan lainnya.
d) Tidak adanya media publikasi
Publikasi yang terarah dan luas belum
dilaksanakan untuk mengekspos kegiatan-kegiatan
terkait dengan pelestarian lingkungan hidup di SMP
Negeri 2 Boja. Publikasi ini seharusnya bisa
dilakukan secara lokal pada masyarakat sekitar
sekolah, serta secara luas lewat media cetak maupun
internet. Publikasi yang positif akan dapat
memperkenalkan dan mempromosikan program
sekolah sekaligus menggalang dukungan dari banyak
pihak.
e) Lingkungan sosial masyarakat
Pemanfaatan kebun dan sawah untuk ternak
dan industri banyak terjadi di sekitar SMP Negeri 2
Boja. Penggunaan pupuk non organik dan insektisida
pada pertanian di masyarakat sekitar juga

74
mempengaruhi kualitas air dan tanah di sekitar
sekolah.
5. Strategi SO,ST,WO,WT
a) Analisa IFAS dan EFAS
Penentuan bobot dan rating pada masing-masing
aspek IFAS dan aspek EFAS diperoleh melalui FGD
(focus group discussion).
Table 4.3
Perhitungan IFAS
Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot X
Kekuatan (Strength) Rating
1.Letak sekolah dan luas tanah/ 0,25 3 0,75
bangunan sekolah
2.Jumlah peserta didik yang besar 0,25 4 1,00
3.Jumlah pendidik dan tenaga 0,20 3 0,60
kependidikan yang memadai
4.Manajemen sekolah yang handal 0,15 3 0,45
(akreditasi A)
5.Sarana dan Prasarana Sekolah 0,15 4 0,60
yang lengkap
Total Skor 1,00 3,40
Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot X
Kelemahan (Weakness) Rating

1.Pengelolaan sampah organik dan 0,30 1 0,30


non organik
2.Karakter siswa akan pelestarian 0,30 1 0,30
lingkungan
3.Pembiayaan program 0,10 3 0,30
4.Belum ada manajemen PLH 0,10 3 0,30
5.Pembelajaran kurikulum berbasisLH 0,20 2 0,40
Total Skor 1,0 1,60
Total Skor Akhir ( S- W ) = 3,40 – 1,60 1,80
sumber: hasil FGD

75
Table 4.4
Perhitungan EFAS
Faktor-Faktor strategi Eksternal Bobot Rating Bobot X
PELUANG (OPPORTUNITY) Rating
1. Adanya dukungan Komite Sekolah / 0,15 4 0,60
orang tua siswa
2. Adanya dukungan pemerintah 0.10 3 0,30
3. Adanya dukungansponsorship 0,05 1 0,05
4.Suasana lingkungan yang asri 0,10 3 0,30
5.Tuntutan masyarakat thd lulusan 0,15 4 0,60
yang berkualitas
Total Skor 1,0 1,85
Faktor-Faktor strategi Eksternal Bobot Rating BobotX
ANCAMAN (Threat ) Rating
1. Tidak ada dukungan masyarakat 0,15 3 0,45
2. Tidak adanya dana yang memadai 0,05 3 0,15
3. Tidak adanya kemitraan dengan 0,05 3 0,15
lembaga yang mempunyai tujuan
yang sama
4. Tidak ada media publikasi 0.05 3 0,15
5.Lingkungan sosial masyarakat 0,15 1 0,15
Skor Total 1,0 1,05
Total Skor Akhir ( O-T) = 1,85 – 1,05 0,80
Sumber: hasil FGD

76
b) Diagram Analisis SWOT

Peluang (O)

3
Kuadran 1
2

1
(1.80;0.80)
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
Kelemahan(W Kekuatan(S
) -1 )
-2
-3

Ancaman( T )

Gambar 4.1 Diagram SWOT

Berdasarkan hasil analisis SWOT SMPN 2 Boja,


dapat diketahui skor akhir IFAS adalah 1,80.
Sedangkan skor akhir EFAS adalah 0,80. Hasil analisis
ini menunjukkan bahwa strategi berada di kuadran SO
(strenght-opportunity) yang mendukung strategi agresif,
artinya sekolah dapat menggunakan kekuatan untuk
mendapatkan peluang yang ada pada lingkungan
eksternal sekolah untuk mewujudkan sekolah
Adiwiyata. Sehingga pihak sekolah dapat menggunakan
kekuatan dari lingkungan internal sekolah untuk
meraih peluang yang ada pada lingkuangan eksternal
sekolah dalam membuat program-program strategis
sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 2 Boja.

77
4.2.3. Desain Produk
Berdasarkan analisis faktor internal dan faktor
eksternal melalui analisis SWOT, menunjukkan bahwa
strategi berada pada kuadran (SO) yang mendukung
strategi agresif. Dari hasil tersebut maka dalam tahap
pengembangan desain penulis akan mengembangkan
desain dalam bentuk rencana strategis.
Tabel 4.5
Strategi Berdasarkan Hasil Analisis SWOT
Peluang (O)
1. Adanya dukungan komite
Faktor Eksternal sekolah dan orang tua
siswa
2. Adanya dukungan
pemerintah
3. Adanya dukungan
sponsorship
4. Suasana lingkungan
sekolah yang asri
5. Tuntutan masyarakat
terhadap lulusan yang
Faktor Internal berkualitas.
Kekuatan (S) Strategi S-O
1. Letak sekolah dan luas 1. Pengembangan
tanah serta bangunan
sekolah yang ideal pembelajaran Pendidikan
2. Jumlah peserta didik Lingkungan Hidup (PLH)
yang besar 2. Menjalin kemitraan dengan
3. Jumlah pendidik dan
tenaga kependidikan masyarakat, dinas
yang memadai pendidikan dalam
4. Manajemen sekolah melaksanakan program
yang handal
( akreditasi A) pendidikan lingkungan
5. Sarana dan prasarana hidup.
sekolah yang lengkap 3. Peningkatan kapasitas SDM,
kaitanya dengan wawasan
pendidikan lingkungan
hidup
4. Peningkatan kualitas
pelayanan kantin sehat dan
ramah lingkungan
5. Membuat perencanaan tata
kelola sekolah, baik masalah
penghijauan, pemanfaatan
SDA, maupun pengelolaan
sampah dan limbah.

78
Berdasarkan hasil analisis SWOT, maka strategi
yang perlu dikiembangkan sebagai upaya mewujudkan
sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 2 Boja, di antaranya
adalah sebagai berikut: 1) Pengembangan pembelajaran
pendidikan lingkungan hidup, 2) Menjalin kemitraan
dengan masyarakat, dinas pendidikan dalam
melaksanakan program pendidikan lingkungan hidup,
3) Peningkatan kapasitas SDM, kaitanya dengan
wawasan pendidikan lingkungan hidup, 4) Peningkatan
kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan,
5) Membuat perencanaan tata kelola sekolah, baik
masalah pengijauan, pemanfaatan SDA, maupun
pengelolaan sampah dan limbah.

Strategi dari hasil analisis SWOT dikembangkan


menjadi isu-isu strategis, kemudian dikembangkan
menjadi desain produk berupa draf perencanaan
strategis. Desain produk renstra dapat dilihat pada
lampiran 8.

4.2.4 Validasi Desain Produk


Produk yang dikembangkan berupa rencana
strategi menuju sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 2 Boja
dan divalidasi oleh 2 validator, yaitu: 1) Dr. Bambang S.
Sulasmono, M.Si (Dosen PPs-MMp, UKSW Salatiga), 2)
Joko Sarwono B.E (Kabid pengkajian dampak dan
pengendalian pencemaran, Badan Lingkungan Hidup,
Kabupaten Kendal).
79
Adapun renstra yang telah divalidasi oleh
validator 1, yaitu Dr. Bambang S. Sulasmono, M.Si.,
dapat dilihat pada table berikut ini.
Table 4.6
Hasil Validasi Renstra
Skala Penilaian
No Pernyataan
1 2 3 4 5
1 Kesesuaian judul bab dengan isi materi

dalam tiap bab
2 Kejelasan isi bab √
3 Kejelasan kerangka isi √
4 Kesesuaian latar belakang dengan

maksud dan tujuan program
5 Kejelasan maksud dan tujuan √
6 Kejelasan sasaran √
7 Kesesuaian dasar hukum √
8 Kesesuaian struktur program dengan

perencanaan kegiatan
9 Kesesuaian antara isi perencanaan

dengan jenis kegiatan
10 Kesesuaian antara kegiatan dengan waktu

pelaksanaan
11 Kejelasan isi perencanaan √
12 Kejelasan isi kegiatan √
13 Kesesuaian tujuan dengan sasaran

strategi
14 Kesesuaian sasaran strategi dengan

strategi yang dibuat
15 Kesesuaian program dengan strategi √
16 Strategi selalu diperkuat dengan

kebijakan pelaksanaan strategi
17 Program yang dibuat sudah
mengakomodir semua kekuatan internal √
sekolah
18 Strategi yang dibuat sudah
mempertimbangkan peluang yang √
dihadapi sekolah
19 Strategi mengarah pada terwujudnya visi

sekolah Adiwiyata
20 Tujuan, sasaran, strategi, dan kebijakan
yang dibuat dapat mengantisipasi

kelemahan serta ancaman yang dihadapi
sekolah

80
Table 4.6 menunjukkan bahwa penilaian hasil
validasi terhadap renstra berada pada sekala penilaian
4, artinya “pernyataan sesuai”. Hal ini menunjukkan
bahwa renstra yang dikembangkan sudah valid,
walaupun masih terdapat beberapa saran. Beberapa
saran dari validator 1 antara lain: 1) revisi kalimat pada
point 3, halaman 30, menjadi “matrik SWOT”, 2) jika
dipandang perlu alangkah baiknya ditambahkan renop
(rencana operasional).
Hasil validasi yang dilakukan oleh validator 2,
yaitu Bapak Joko Sarwono B.E (Kabid pengkajian
dampak dan pengendalian pencemaran, Badan
Lingkungan Hidup, Kabupaten Kendal) dapat dilihat
pada tabel berikut.

81
Tabel 4.7
Hasil Validasi Renstra
Skala Penilaian
No Penyataan
1 2 3 4 5
1 Kesesuaian judul bab dengan isi

materi dalam tiap bab
2 Kejelasan isi bab √
3 Kejelasan kerangka isi √
4 Kesesuaian latar belakang dengan

maksud dan tujuan program
5 Kejelasan maksud dan tujuan √
6 Kejelasan sasaran √
7 Kesesuaian dasar hukum √
8 Kesesuaian struktur program dengan

perencanaan kegiatan
9 Kesesuaian antara isi perencanaan

dengan jenis kegiatan
10 Kesesuaian antara kegiatan dengan

waktu pelaksanaan
11 Kejelasan isi perencanaan √
12 Kejelasan isi kegiatan √
13 Kesesuaian tujuan dengan sasaran

strategi
14 Kesesuaian sasaran strategi dengan

strategi yang dibuat
15 Kesesuaian program dengan strategi √
16 Strategi selalu diperkuat dengan

kebijakan pelaksanaan strategi
17 Program yang dibuat sudah
mengakomodir semua kekuatan √
internal sekolah
18 Strategi yang dibuat sudah
mempertimbangkan peluang yang √
dihadapi sekolah
19 Strategi mengarah pada terwujudnya

visi sekolah Adiwiyata
20 Tujuan, sasaran, strategi, dan
kebijakan yang dibuat dapat

mengantisipasi kelemahan serta
ancaman yang dihadapi sekolah

82
Table 4.7 juga menunjukkan bahwa penilaian
hasil validasi terhadap renstra berada pada sekala
penilaian 4, artinya “pernyataan sesuai”. Hal ini
menunjukkan bahwa renstra yang dikembangkan
sudah valid, walaupun masih dengan beberapa saran.
Saran yang diberikan oleh validator 2 yaitu dibuat
Rencana Operasional atau (renop), supaya dalam
implementasi strategi dapat dilaksanakan dengan
mudah oleh setiap implementator.
4.2.5 Revisi Desain
Berdasarkan hasil validasi dari para validator
tersebut dan juga beberapa saran yang diberikan,
selanjutnya peneliti melakukan koreksi terhadap poin-
point yang harus direvisi. Setelah itu renstra yang
sudah direvisi perlu dikoordinasikan kepada kepala
sekolah supaya dilakukan pembahasan mendalam
bersama seluruh warga sekolah. Jika warga sekolah
sepakat, maka renstra siap untuk diujicobakan dan
umpan balik dari pelaksanaan akan dilakukan
pengkajian lebih lanjut sesuai dengan tahap-tahap
pengembangan produk yang digunakan.
Hasil revisi rencana strategis menuju sekolah
Adiwiyata di SMP Negeri 2 Boja Kabupaten Kendal
dapat dilihat pada lampiran 11.

83
4.3 Pembahasan
Dalam bagian ini penulis akan membahas
langkah-langkah pengembangan desain diantaranya
tahap potensi dan masalah, pengumpulan data, desain
produk, validasi produk dan revisi desain.
4.3.1 Potensi dan Masalah
Potensi yang dimiliki SMP Negeri 2 Boja
diantaranya adalah sekolah memiliki luas area yang
ideal sehingga sangat sesuai apabila dikembangkan
menjadi sekolah Adiwiyata. Selain itu sekolah memiliki
tenaga pendidik dan kependidikan yang professional
dan memadai. Guru mayoritas sudah bersertifikat
pendidik, dan berpendidikan minimal S1, bahkan ada
beberapa yang sudah menempuh pendidikan jenjang S2
sehingga sangat proporsional untuk memberikan
pembelajaran pada jumlah siswa yang banyak. Selain
itu sekolah juga mempunyai jumlah siswa yang banyak,
yaitu sebanyak 748 siswa, yang terdiri dari 403 siswa
putri dan 345 siswa putra. Ini berarti sekolah
mempunyai dukungan dan kepercayaan masyarakat
yang tinggi. Sumber daya alam dan sumber daya energi
yang dimiliki sekolah juga sangat potensial untuk
mewujudkan sekolah Adiwiyata. Potensi yang dimiliki
sekolah jika dikelola dengan baik maka tujaun sekolah
Adiwiyata dapat terwujud, sebagaimana Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 tahun

84
2009 dinyatakan bahwa tujuan umum Adiwiyata adalah
membentuk sekolah peduli dan berbudaya lingkungan
yang mampu berpartisipasi dan melaksanakan upaya
pelestarian lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang
maupun yang akan datang.
Meskipun memiliki potensi yang baik, SMPN 2
Boja juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu terkait
masalah pembelajaran yang belum menggunakan
kurikulum berbasis pendidikan lingkungan hidup, hal
ini bertentangan dengan pendapat Basile (dalam
Bartosh,2003), menyebutkan bahwa pembelajaran
dengan pendekatan lingkungan mendorong siswa untuk
belajar “melakukan ilmu pengetahuan” bukan hanya
belajar “mengetahui ilmu pengetahuan”. Padahal
potensi lingkungan yang dimiliki jika dimanfaatkan
sebagai media dalam pembelajaran, maka siswa dapat
belajar secara langsung di alam lingkungan yang
dimiliki, tanpa perlu menggunakan media pembelajaran
buatan guru atau siswa.
Permasalahan di atas juga bertentangan dengan
hasil penelitian yang dilakukan Ahmad Saefi; 2010,
menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran
Lingkungan Hidup jika diterapkan, maka akan
memberikan pencapaian belajar siswa secara efektif.
Dalam penelitiannya juga disebutkan bahwa Siswa
merasa senang dan tertarik dalam proses pembelajaran
85
jika berkaitan dengan permasalahan lingkungan alam,
guru dapat menciptakan suasana belajar yang menarik
dan menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar
Selain itu sekolah juga memiliki permasalahan
pengelolaan sampah yang belum dapat teratasi dengan
baik, hal ini dikarenakan sarana dan prasarana
khususnya dalam pengelolaan sampah belum belum
dimiliki secara lengkap. Rendahnya siswa dalam
pemahaman akan hidup sehat dan bersih juga member
kontribusi pada keberadaan sampah yang belum
teratasi. Sumber daya alam dan energi yang dimiliki
belum dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan
optimal. Hal itu semua dikarenakan kurangnya alokasi
anggaran yang dimiliki sekolah, keterbatasan anggaran
tersebut menjadikan sekolah kerepotan dalam
mengelola kebersihan lingkungan, khususnya masalah
sampah.
Permasalahan tersebut seharusnya segera
diselesaikan, mengingat pentingkya lingkungan hidup
termasuk juga lingkungan sekolah yang sangat
menentukan hasil dari pendidikan yang berupa
karakter siswa, mutu sekolah, dan juga mendorong
peningkatan prestasi akademik siswa. Langkah
penyelesaiannya yang dilaksanakan peneliti yaitu
dengan membuat rencana strategis menuju sekolah
Adiwiyat. Dengan renstra tersebut dapat membantu

86
membuat program pengelolaan potensi-potensi
lingkungan sekolah yang dimiliki.
4.3.2 Pengumpulan Data
Dalam tahap ini penulis melakukan pengambilan
data yang berkaitan dengan penelitian. Proses
pengambilan dilakukan dengan teknik observasi,
wawancara, dan focus group discussion (FGD). Data
yang diambil adalah data yang berkaitan dengan faktor-
faktor internal dan eksternal sekolah. Faktor internal
sekolah meliputi aspek kekuatan sekolah dan aspek
kelemahan yang dimiliki sekolah, sedangkan faktor
eksternal meliputi aspek peluang dan ancaman yang
dihadapi sekolah.
Setelah data-data terkumpul selanjutnya penulis
melakukan analisis faktor internal dan faktor eksternal
dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil dari
analisis SWOT selanjutnya digunakan sebagai acuan
dalam merumuskan desain pengembangan. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Nursyahidah (2012),
yang menjelaskan bahwa dalam tahap pengumpulan
informasi dapat digunakan sebagai bahan untuk
merencanakan produk pengembangan, sehingga
diharapkan dapat mengatasi permasalahan.
4.3.3 Desain Produk
Desain produk dikembangkan dari hasil analisis
SWOT yang dilakukan dengan menganalisis faktor
internal dan faktor eksternal sekolah. Dari hasil analisis
87
tersebut kemudian digunakan sebagai acuan dalam
mengembangkan desain produk berupa rencana
strategi menuju sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 2
Boja, Kabupaten Kendal. Strategi yang dihasilkan dari
analisis SWOT berada pada kuadran strength-
opportinity (SO), yang mendukung strategi agresif.
Kekuatan yang dimiliki sekolah di antaranya
adalah 1) letak sekolah dan luas tanah serta bangunan
sekolah yang ideal, 2) jumlah peserta didik yang besar,
3) jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang
memadai, dan 4) sarana dan prasarana sekolah yang
lengkap. Sedangkan sekolah mempunyai peluang di
antaranya 1) adanya dukungan komite sekolah dan
orang tua siswa, 2) adanya dukungan pemerintah, 3)
adanya dukungan sponsorship, 4) suasana lingkungan
sekolah yang asri, dan 5) tuntutan masyarakat
terhadap lulusan yang berkualitas. Dengan strategi
yang berada di kuadran strength-opportunity yang
mendukung strategi agresif, maka strategi yang
diperoleh adalah sebagai berikut: 1) Mengaitkan setiap
pembelajaran dengan konsep lingkungan hidup yang
juga tertulis didalam silabus dan RPP, 2) Menjalin
kemitraan dengan masyarakat, dinas pendidikan dalam
melaksanakan program pendidikan lingkungan hidup, 3)
Peningkatan kapasitas SDM, kaitanya dengan wawasan
pendidikan lingkungan hidup, 4) Peningkatan kualitas
pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan, 5) Membuat

88
perencanaan tata kelola sekolah, baik masalah pengijauan,
pemanfaatan SDA, maupun pengelolaan sampah dan limbah.
4.3.4 Validasi Desain
Dalam tahap ini akan dilakukan validasi desain
produk berupa rencana strategi menuju sekolah
Adiwiyata di SMP Negeri 2 Boja. Validasi dilaksanakan
oleh pakar (ahli) yang berkompeten di bidangnya.
Validasi desain produk dilakukan oleh 2 validator.
Validator pertama adalah Dr. Bambang S. Sulasmono,
M.Si. dan validator kedua adalah Joko Sarwono B.E.
Hal-hal yang divalidasi berkaitan dengan
pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan isi dari
produk. Validasi diukur dengan 5 pilihan skala
penilaian. Skala penilaian 1, jika pernyataan sangat
kurang sesuai, skala penilaian 2, jika pernyataan
kurang sesuai, skala penilaian 3, jika pernyataan cukup
sesuai, skala penilaian 4, jika pernyataan sesuai, dan
skala penilaian 5, jika pernyataan sangat sesuai dengan
isi produk.
Hasil dari validator 1 menyebutkan bahwa
penilaian terhadap renstra berada pada skala penilaian
4, artinya “pernyataan sesuai”. Hal ini menujukkan
renstra yang dikembangkan sudah valid. Hasil dari
validator 2 menyebutkan bahwa penilaian terhadap
renstra berada pada skala penilaian 4, artinya
“pernyataan sesuai”. Hal tersebut juga menunjukkan
renstra yang dikembangkan sudah valid. Dari kedua

89
validator tersebut masing-masing memberikan saran, di
antaranya adalah renstra masih harus diperbaiki pada
penyusunan kalimat sehingga lebih operasional, selain
itu validator juga menjyarankan di dalam renstra masih
perlu ditambahkan rencana operasional (renop), supaya
mudah dimengerti oleh implementator.
4.3.5 Revisi Desain
Dalam tahap ini penulis melakukan review dari
hasil validasi produk oleh kedua validator tersebut.
Koreksi dan saran yang diberikan selanjutnya akan
digunakan sebagai bahan perbaikan produk. produk
yang sudah di revisi kemudian dikoordinasikan kepada
kepala sekolah untuk dilakukan pembahasan
mendalam bersama seluruh warga sekolah. Jika semua
spakat , maka renstra akan diujicobakan, sehingga
dapat diketahui tingkat keberhasilan dan keefektifan
dari strategi yang sudah dibuat. umpan balik dari
lapangan selanjutnya akan digunakan sebagai kajian
lebih lanjut, sehingga produk benar-benar dapat
dilaksanakan dan mampu memberikan solusi
permasalahan di lapangan.

90

Anda mungkin juga menyukai