Evaluasi pasien dengan trauma pada jari dimulai dengan menelaah riwayat
mekanisme trauma dan faktor-faktor penting yang berkaitan dengan pasien,
seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan riwayat masalah pada tangan
sebelumnya serta penyakit sistemik yang diderita pasien.1 Pemeriksaan tangan
yang menyeluruh meliputi penilaian kulit, vaskularisasi, fungsi neurologis serta
fungsi tendon fleksor dan ekstensor. Daerah trauma diinspeksi dengan perhatian
yang khusus mengenai karakteristik lukanya.
Finger flap merupakan tindakan medis yang digunakan untuk menutupi
atau mengatasi cidera pada ujung jari dengan kehilangan volar pulp tissue. Pada
umumnya, flap pada sisi lateral dari digit (jari) yang berdekatan, tetapi dapat juga
dilakukan secara proksimal. Finger flap dilakukan pada pasien An. D dengan
combustio 1% grade IIA-IIB manus sinistra digiti IV-V ec electrical injury. Salah
satu komplikasi atau efek finger flap adalah syndrome kompartemen.
Sindrom kompartemen merupakan masalah medis akut setelah cedera
pembedahan,di mana peningkatan tekanan (biasanya disebabkan oleh
peradangan) di dalam ruang tertutup (kompartemen fasia) di dalam tubuh
mengganggu suplai darah atau lebih dikenal dengan sebutan kenaikan tekanan
intra-abdomen. Tanpa pembedahan yang cepat dan tepat, hal ini dapat
menyebabkan kerusakan saraf dan otot kematian (Arief Muttaqin. 2011).
Terdapat 5 gejala klinis yng terjadi pada syndrome komparteme, yaitu (1)
Pain (nyeri). Nyeri yang hebat saat peregangan pasif pada otot-otot yang terkena,
ketika ada trauma langsung; (2) Pallor (pucat), diakibatkan oleh menurunnya
perfusi ke daereah tersebut; (3) Pulselesness (berkurang atau hilangnya denyut
nadi); (4) Parestesia (rasa kesemutan); dan (5) Paralysis merupakan tanda lambat
akibat menurunnya sensasi saraf yang berlanjut dengan hilangnya fungsi bagian
yang terkena kompartemen sindrom.
Di RSUP Sanglah untuk mencegah terjadinya compartemen sindrom
adalah dnegan kompres hangat menggunakan cairan NaCl 15-20 menit sekali dan
sinari dengan lampu pijar. Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat untuk
memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri,
mengurangi atau mencegah spasme otot dan memberikan rasa hangat pada daerah
tertentu (Potter & Perry, 2010). Normal salin 0,9% sebagai bahan kompres luka
merupakan salah satu bahan yang bersifat osmolaritas tinggi (Ayodeji et al, 2006).
normal salin 0,9% memiliki respon anti inflamasi sehingga dapat menurunkan
gejala nyeri dan eritema yang timbul pada luka, serta meningkatkan aliran darah
menuju area luka, sehingga mempercepat proses penyembuhan luka.