Anda di halaman 1dari 11

Ringkasan usulan maksimal 500 kata yang memuat permasalahan, solusi dan target luaran

yang akan dicapai sesuai dengan masing-masing skema pengabdian kepada masyarakat.
Ringkasan juga memuat uraian secara cermat dan singkat rencana kegiatan yang
diusulkan.
RINGKASAN
Pada siswi di SMAN 3 yang telah dilakukan pemeriksaan laboratorium pada Hasil
pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb) didapatkan 10 dari 20 orang siswi di kelas XII kadar
Hemoglobinnya dibawah normal yang menunjukkan mereka mengalami anemia, sedangkan
tingkat pengetahuan tentang anemia dan pencegahannya masih kurang. Oleh karena itu,
dibutuhkan pendidikan kesehatan tentang gizi remaja. Solusi yang ditawarkan dalam masalah
ini adalah dengan melakukan pendidikan kesehatan dan pemberian suplementasi tablet
tambah darah pada siswi di SMAN 3 Sampang. Tujuan dari kegiatan ini adalah :
Memberikan pendidikan kesehatan tentang anemia dan cara pencegahannya pada siswi di
SMAN 3 Sampang. Manfaat dari kegiatan ini adalah untuk menjelaskan masalah anemia
yang terjadi pada remaja dan pencegahannya, menjelaskan dampak anemia pada remaja,
mencegah terjadinya anemia pada remaja dengan pemberian suplementasi tablet tambah
darah. Target luaran diketahui status kesehatan remaja pada siswi SMAN 3 Sampang dan
publish jurnal Pengabdian kepada masyarakat.

Kata kunci maksimal 5 kata


Pendidikan kesehatan, suplementasi FE dan Siswi
Bagianpendahuluanmaksimum 2000 kata yang berisi uraian analisis situasi dan
permasalahan mitra. Deskripsi lengkap bagian pendahuluan memuat hal-hal berikut.
1. ANALISIS SITUASI
Pada bagian ini diuraikan analisis situasi fokus kepada kondisi terkini mitra yang
mencakup hal-hal berikut.
a. Untuk Mitra yang bergerak di bidang ekonomi produktif
• Tampilkan profil mitra yang dilengkapi dengan data dan gambar/foto situasi mitra.
• Uraikan segi produksi dan manajemen usaha mitra.
• Ungkapkan selengkap mungkin persoalan yang dihadapi mitra.
b. Untuk Mitra yang mengarah ke ekonomi produktif
• Tampilkan profil mitra yang dilengkapi dengan data dan gambar/foto situasi mitra.
• Jelaskan potensi dan peluang usaha mitra.
• Uraiankan dan kelompokkan dari segi produksi dan manajemen usaha.
• Ungkapkan seluruh persoalan kondisi sumber daya yang dihadapi mitra
c. Untuk Mitra yang tidak produktif secara ekonomi / sosial
• Uraiakan lokasi mitra dan kasus yang terjadi/pernah terjadi dan didukung dengan
data dan gambar/foto.
• Ungkapkan seluruh persoalan yang dihadapi saat ini misalnya terkait dengan
layanan
kesehatan, pendidikan, keamanan, konflik sosial, kepemilikan lahan, kebutuhan air
bersih, premanisme, buta aksara dan lain-lain.
2.PERMASALAHAN MITRA
Mengacu kepada butir Analisis Situasi, uraikan permasalahan prioritas mitra yang
mencakup hal-hal berikut ini.
a. Untuk Mitra yang bergerak di bidang ekonomi produktif: penentuan permasalahan
prioritas mitra baik produksi maupun manajemen yang telah disepakati bersama mitra.
b. Untuk Mitra yang mengarah ke ekonomi produktif: penentuan permasalahan prioritas
mitra baik produksi maupun manajemen untuk berwirausaha yang disepakati bersama.
c. Untuk Mitra yang tidak produktif secara ekonomi / sosial: nyatakan persoalan prioritas
mitra dalam layanan kesehatan, pendidikan, keamanan, konflik sosial, kepemilikan
lahan, kebutuhan air bersih, premanisme, buta aksara dan lain-lain.
d. Tuliskan secara jelas justifikasi pengusul bersama mitra dalam menentukan persoalan
prioritas yang disepakati untuk diselesaikan selama pelaksanaan program PKM.
PENDAHULUAN

Masa remaja amat penting diperhatikan karena merupakan masa transisi antara anak-
anak dan dewasa. Gizi Seimbang pada masa ini akan sangat menentukan kematangan mereka
dimasa depan. Perhatian khusus perlu diberikan kepada remaja perempuan agar status gizi
dan kesehatan yang optimal dapat dicapai. Alasannya remaja perempuan akan menjadi
seorang ibu yang akan melahirkan generasi penerus yang lebih baik. (Dedeh dkk, 2010 : 12).

Anemia gizi besi (AGB) bisa diderita siapa saja, namun ada masa rentan AGB.
Diantaranya pada masa kehamilan, balita, remaja, masa dewasa muda dan lansia. Pada ibu
hamil, prevalensi anemia defisiensi berkisar 45-55%, artinya satu dari dua ibu hamil
menderita AGB.

Ibu hamil rentan terhadap AGB disebabkan kandungan zat besi yang tersimpan tidak
sebanding dengan peningkatan volume darah yang terjadi saat hamil, ditambah dengan
penambahan volume darah yang berasal dari janin. Wanita secara kodrat harus kehilangan
darah setiap bulan akibat menstruasi, karenanya wanita lebih tinggi risikonya terkena AGB
dibandingkan pria. Anak-anak dan remaja juga usia rawan AGB karena kebutuhan zat besi
cukup tinggi diperlukan semasa pertumbuhan. Jika asupan zat besinya kurang maka risiko
AGB menjadi sangat besar.

Penyakit kronis seperti radang saluran cerna, kanker, ginjal dan jantung dapat
menggangu penyerapan dan distribusi zat besi di dalam tubuh yang dapat menyebabkan
AGB.

Kebutuhan energi dan zat gizi diusia remaja ditunjukkan untuk deposisi jaringan
tubuhnya. Total kebutuhan energi dan zat gizi remaja juga lebih tinggi dibandingkan dengan
rentan usia sebelum dan sesudahnya. Apalagi masa remaja merupakan masa transisi penting
pertumbuhan dari anak-anak menuju dewasa. Gizi seimbang pada masa tersebut akan sangat
menentukan kematangan mereka dimasa depan. (Dedeh dkk, 2010 :16 ). Intinya masa remaja
adalah saat terjadinya perubahan-perubahan cepat, sehingga asupan zat gizi remaja harus
diperhatikan benar agar mereka dapat tumbuh optimal. Apalagi dimasa ini aktifitas fisik
remaja pada umumnya lebih banyak. Selain disibukkan dengan berbagai aktifitas disekolah,
umumnya mereka mulai pula menekuni berbagai kegiatan seperti olah raga, hobi, kursus.
Semua itu tentu akan menguras energi, yang berujung pada keharusan menyesuaikan dengan
asupan zat gizi seimbang.
Konsumsi pangan masyarakat masih belum sesuai dengan pesan gizi seimbang. Hasil
penelitian Riskesdas 2010 menyatakan gambaran sebagai berikut. Pertama, konsumsi sayuran
dan buah-buahan pada kelompok usia di atas 10 tahun masih rendah, yaitu masing-masing
sebesar 36,7% dan 37,9%. Kedua, kualitas protein yang dikonsumsi rata-rata perorang
perhari masih rendah karena sebagian besar berasal dari protein nabati seperti serealia dan
kacangkacangan.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2013 menunjukkan


pravelensi anemia pada usia 5-14 tahun sebesar 26,4% . Data Kemenkes presentasi remaja
putri yang mendapat tablet tambah darah di Provinsi Jawa Timur tahun 2016 sebanyak
13,7%. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 3 Kabupaten Sampang Jawa
Timur pada tanggal 15 Januari 2018 di dapatkan data pada kelas XII, pada setiap bulannya
selalu ada siswi yang tidak masuk sekolah dikarenakan sakit, bahkan ada siswi yang tidak
masuk sampai 3 hari dikarenakan sakit. Hasil pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb)
didapatkan 10 dari 20 orang siswi di kelas XII kadar Hemoglobinnya dibawah normal yang
menunjukkan mereka mengalami anemia, bahkan ada yang kadar hemoglobinnya mencapai 9
gr/dl. Hasil wawancara dengan siswi kelas XII mereka mengatakan bahwa pandangan mereka
sering berkunang kunang, terkadang mual saat bangun tidur, dan siswi tidak pernah
mengkonsumsi suplemen penambah darah hanya banyak mengkonsumsi buah dan sayuran
hijau.

Riskesdas 2007, 2010, 2013 menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki masalah
kekurangan gizi. Kecenderungan prevalensi kurus (wasting) anak balita dari 13,6% menjadi
13,3% dan menurun 12,1%. Sedangkan kecenderungan prevalensi anak balita pendek
(stunting) sebesar 36,8%, 35,6%, 37,2%. Prevalensi gizi kurang (underweight) berturut-turut
18,4%, 17,9% dan 19,6%. Prevalensi kurus anak sekolah sampai remaja. Riskesdas 2010
sebesar 28,5% [Kemenkes, 2007, 2010, 2013].

Diperkirakan kurang lebih 2,15 milyar orang di dunia menderita anemia dengan
prevalensi kejadian anemia dengan prosentase bayi dan anak < 2 tahun (48%), anak sekolah
(40%), dan anak-anak pra sekolah (25%) (Ramakrishnan, 2001). Berdasarkan hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2001 menunjukkan 26,5% remaja putri; 40%
WUS dan 47% anak usia 0-5 tahun menderita anemia (Gunatmaningsih 2007) sedangkan dari
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, menyatakan bahwa prevalensi anemia
defisiensi besi pada balita 40,5%, remaja putri 10-18 tahun 57,1%, dan usia 19-45 tahun
39,5%. Dari semua kelompok umur tersebut, wanita memiliki resiko paling tinggi untuk
menderita anemia terutama remaja putri (Isniati 2007) Sekitar 90% penyebab anemia adalah
akibat kekurangan besi, yang disebut sebagai anemia gizi besi (Solon, 2003 ).

Perubahan biologis, psikologis, dan kognitif berhubungan dengan remaja dan memiliki
efek langsung pada status gizi. Pertumbuhan fisik dan perkembangan yang pesat saat remaja,
menambah kebutuhan mereka untuk energi, protein, vitamin, dan mineral. Kemungkinan
perilaku saat remaja dapat menjadi kebiasaan yang membentuk masa dewasa. Perilaku hidup
sehat saat masa remaja akan membawa dampak yang baik dan kesehatan yang baik pada saat
dewasa. (Brown, E. Judith, 2010). Remaja putri berisiko terkena anemia karena sedang dalam
masa pertumbuhan dan mengalami haid setiap bulan. Suplementasi tablet tambah darah
merupakan salah satu upaya jangka pendek pencegahan anemia gizi.

Solusipermasalahanmaksimumterdiriatas 1500 kata yang berisi uraian semua solusi yang


ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Deskripsi lengkap bagian
solusi permasalahan memuat hal-hal berikut.
a. Tuliskan semua solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi mitra secara sistematis sesuai dengan prioritas permasalahan. Solusi harus
terkait betul dengan permasalahan prioritas mitra.
b. Tuliskan jenis luaran yang akan dihasilkan dari masing-masing solusi tersebut baik
dalam segi produksi maupun manajemen usaha (untuk mitra ekonomi
produktif/mengarah ke ekonomi produktif) atau sesuai dengan solusi spesifik atas
permasalahan yang dihadapi mitra dari kelompok masyarakat yang tidak produktif
secara ekonomi / sosial.
c. Setiap solusi mempunyai luaran tersendiri dan sedapat mungkin terukur atau dapat
dikuantitatifkan.
d. Uraikan hasil riset tim pengusul yang berkaitan dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan
SOLUSI PERMASALAHAN
Kegiatan penunjang dilaksanakan dengan cara melakukan pemeriksaan umum, yaitu
pengukuran berat badan, tinggi badan, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan fisik
anemia, dan pengukuran kadar hemoglobin pada siswi kelas SMAN 3 Sampang. Setelah
ditemukan permasalahan pada siswi yang mengarah pada anemia selanjutnya
memberikan pendidikan kesehatan tentang anemia pada remaja sampai dengan tahap C2
atau pemahaman. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian suplementasi FE selama 10
hari bagi siswi yang mengalami Anemia. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
SMAN 3 Sampang tentang efektifitas pemberian tablet tambah darah FE pada siswi
SMAN 3 Sampang didapatkan data bahwa terdapat pengaruh tablet FE terhadap
peningkatan HB pada siswi yang mengalami anemia SMA 3 Sampang.

Metode pelaksanaan maksimal terdiri atas 2000 kata yang menjelaskan tahapan atau
langkah-langkah dalam melaksanakan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi
permasalahan mitra. Deskripsi lengkap bagian metode pelaksanaan untuk mengatasi
permasalahan sesuai tahapan berikut.
1. Untuk Mitra yang bergerak di bidang ekonomi produktif dan mengarah ke ekonomi
produktif, maka metode pelaksanaan kegiatan terkait dengan tahapan pada minimal 2
(dua) bidang permasalahan yang berbeda yang ditangani pada mitra, seperti:
a. Permasalahan dalam bidang produksi.
b. Permasalahan dalam bidang manajemen.
c. Permasalahan dalam bidang pemasaran, dan lain-lain.
2. Untuk Mitra yang tidak produktif secara ekonomi / sosial, nyatakan tahapan atau
langkah-langkah yang ditempuh guna melaksanakan solusi atas permasalahan spesifik
yang dihadapi oleh mitra. Pelaksanaan solusi tersebut dibuat secara sistematis yang
meliputi layanan kesehatan, pendidikan, keamanan, konflik sosial, kepemilikan lahan,
kebutuhan air bersih, premanisme, buta aksara dan lain-lain.
3. Uraikan bagaimana partisipasi mitra dalam pelaksanaan program.
4. Uraikan bagaimana evaluasi pelaksanaan program dan keberlanjutan program di
lapangan setelah kegiatan PKM selesai dilaksanakan.
METODE PELAKSANAAN
Metode Pada kegiatan pendidikan kesehatan ini, metode yang kami lakukan adalah
dengan melakukan penyuluhan tentang anemia pada remaja dan cara pencegahannya pada
sisiwi Kelas X SMAN 3 Sampang. Alat dan bahan yang digunakan adalah: Alcohol swab,
Handrub, Handscon, Tensi, Timbangan Berat Badan, Alat ukur Tinggi Badan, Lembar
biodata, Kuisioner pre dan post intervensi, Tablet Tambah darah, LCD. Prosedur pelaksanaan
kegiatan ini meliputi:

1. Persiapan alat dan bahan


2. Doa dan tilawah
3. Verifikasi data sampel
4. Mengisi kuisioner Pre test intervensi anemia dan pencegahannya
5. Perkenalan anggota kelompok
6. Penjelasan kegiatan
7. Pengkajian tinggi badan, berat badan
8. Pengkajian
9. Edukasi
10. Demonstrasi
11. Pemberian tablet tambah darah.
12. Mengisi kuisioner Post test intervensi
13. Dokumentasi
14. Penutup

Jadwal pelaksanaan PKM disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan
memperbolehkan penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.

JADWAL

Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pengajuan Proposal X X
2. Penyuluhan Kesehan X
3 Penyusunan laporan kegiatan X

Daftarpustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan
pengutipan. Hanya pustaka yang disitasi pada usulan yang dicantumkan dalam Daftar
Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA

1. Adriani, M, danWirjatmadi, B, (2012), Peran Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta:


Kencana.
2. DepartemenKesehatan R.I, (2017), Program Penanggulangan Anemia Gizi pada Remaja
Putri; Direktorat Gizi Masyarakat, Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat.
3. Kemenkes RI, (2013), Hasil Riskesdas Tahun 2013
4. Muhlisin, (2018), Efek Buruk Akibat Kekurangan Zat Besi, Di akses
http://mediskus.com/nutrisi/akibat-kekurangan-zat-besi, pada tanggal 2 Januari 2018
5. Soetjiningsih, (2007), Buku Ajar Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahnnya,
Jakarta: Sagung Seto
6. Erik Acver, Qincai, 2009, Kebutuhan Gizi pada remaja, Yogyakarta: CV. Andi Offset
7. Irianto, Kus, 2004, Gizi & Pola Hidup Sehat, Bandung: Yrama Widya
8. Notoadmojo, soekidjo, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: RINEKA
CIPTA
9. Setiawati, Dermawan, 2008, Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan, Jakarta:
TRANS INFO MEDIA
10. Yuniastuti, Ari, 2007, Gizi dan Kesehatan, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Gambaran iptek berisi uraian maksimal 500 kata menjelaskan gambaran iptek yang akan
diimplentasikan di mitra sasaran.
GAMBARAN IPTEK

Contoh leaflet anemia pada remaja

F. Pencegahan Anemia....

1. Mengkonsumsi makanan
bergizi seimbang
ANEMIA pada REMAJA

2. Mengkonsumsi daging
merah seperti daging sapi

3. Mengkonsumsi sayur-
sayuran

PROGRAM STUDI MAGISTER TERAPAN KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS
NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

A. Pengertian C. Derajat E.Tanda dan Gejala...


kondisi dimana berkurangnya sel a. Ringan sekali : Hb 11 g/dl- al 1. Cepat Lelah
darah merah (eritrosit) dalam b. Ringan : Hb 8 g/dl-9,9 g/dl
sirkulasi darah atau massa c. Sedang : Hb 6 gr/dl-7,9 g/dl
hemoglobin sehingga tidak d. Berat : Hb < 6 g/dl.
mampu memenuhi fungsinya
sebagai pembawa oksigen D.Penyebab
keseluruh jaringan.
1. Kekurangan unsur penyusun
sel darah merah
2. Nyeri Kepala dan Pusing
2. Gangguan fungsi sumsum
B. Kriteria tulang
Kriteria anemia menurut WHO 3. Kandungan zat besi dari
(1998) adalah:
makanan yang dikonsumsi
1. Laki-laki dewasa : tidak mencukupi kebutuhan.
Hemoglobin <13 g/dl 4. Meningkatnya pengeluaran zat
besi dari tubuh, misalnya 3. Kesulitan Bernafas
2. Wanita dewasa tidak hamil : pendarahan yang hebat.
Hemoglobin <12g/dl

3. Wanita hamil : Hemoglobin


<11g/dl

4. Anak umur 6-14 tahun :


Hemoglobin <12g/dl

5. Anak umur 6 bulan-6 tahun :


Hemoglobin <11g/dl
Lampiran 2. Gambaran IPTEK yang akan ditransfer kepada kedua Mitra

1. Penyuluhan tentang
anemia dengan Leaflet Guru penanggung
dan teknologi LCD jawab UKS SMA 3
pyektor serta speaker Sampang
Tim PKM

Penyuluhan yang aktif,


kreatif, dan
Siswi SMAN 3 Sampang
menyenangkan dengan
LCD proyektor

Tim PKM melaksanakan penyuluhan pembelajaran tentang anemia dengan menggunakan


leaflet dan teknologi berupa LCD pyektor serta speaker., selanjutnya tim PKM merancang
Penyuluhan yang aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan teknologi LCD pyektor dengan
didampingi oleh Tim Sekolah untuk selanjutnya diimplementasikan pada siswi SMAN 3
Sampang tersebut. Setelah melaksanakan penyuluhan , Tim mendampingi, memonitoring, dan
mengevaluasi hasil dari kegiatan penyuluhan secara mandiri dan implementasi di sekolah.
Peta lokasi mitra sasaran berisikan gambar peta lokasi mitra yang dilengkapi dengan
penjelasan jarak mitra sasaran dengan PT pengusul.

PETA LOKASI MITRA SASARAN

Lokasi SMAN 3 Sampang berjarak sekitar 59 KM dari Universitas Nahdlatul Ulama


Surabaya Kampus B.

Anda mungkin juga menyukai