yang akan dicapai sesuai dengan masing-masing skema pengabdian kepada masyarakat.
Ringkasan juga memuat uraian secara cermat dan singkat rencana kegiatan yang
diusulkan.
RINGKASAN
Pada siswi di SMAN 3 yang telah dilakukan pemeriksaan laboratorium pada Hasil
pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb) didapatkan 10 dari 20 orang siswi di kelas XII kadar
Hemoglobinnya dibawah normal yang menunjukkan mereka mengalami anemia, sedangkan
tingkat pengetahuan tentang anemia dan pencegahannya masih kurang. Oleh karena itu,
dibutuhkan pendidikan kesehatan tentang gizi remaja. Solusi yang ditawarkan dalam masalah
ini adalah dengan melakukan pendidikan kesehatan dan pemberian suplementasi tablet
tambah darah pada siswi di SMAN 3 Sampang. Tujuan dari kegiatan ini adalah :
Memberikan pendidikan kesehatan tentang anemia dan cara pencegahannya pada siswi di
SMAN 3 Sampang. Manfaat dari kegiatan ini adalah untuk menjelaskan masalah anemia
yang terjadi pada remaja dan pencegahannya, menjelaskan dampak anemia pada remaja,
mencegah terjadinya anemia pada remaja dengan pemberian suplementasi tablet tambah
darah. Target luaran diketahui status kesehatan remaja pada siswi SMAN 3 Sampang dan
publish jurnal Pengabdian kepada masyarakat.
Masa remaja amat penting diperhatikan karena merupakan masa transisi antara anak-
anak dan dewasa. Gizi Seimbang pada masa ini akan sangat menentukan kematangan mereka
dimasa depan. Perhatian khusus perlu diberikan kepada remaja perempuan agar status gizi
dan kesehatan yang optimal dapat dicapai. Alasannya remaja perempuan akan menjadi
seorang ibu yang akan melahirkan generasi penerus yang lebih baik. (Dedeh dkk, 2010 : 12).
Anemia gizi besi (AGB) bisa diderita siapa saja, namun ada masa rentan AGB.
Diantaranya pada masa kehamilan, balita, remaja, masa dewasa muda dan lansia. Pada ibu
hamil, prevalensi anemia defisiensi berkisar 45-55%, artinya satu dari dua ibu hamil
menderita AGB.
Ibu hamil rentan terhadap AGB disebabkan kandungan zat besi yang tersimpan tidak
sebanding dengan peningkatan volume darah yang terjadi saat hamil, ditambah dengan
penambahan volume darah yang berasal dari janin. Wanita secara kodrat harus kehilangan
darah setiap bulan akibat menstruasi, karenanya wanita lebih tinggi risikonya terkena AGB
dibandingkan pria. Anak-anak dan remaja juga usia rawan AGB karena kebutuhan zat besi
cukup tinggi diperlukan semasa pertumbuhan. Jika asupan zat besinya kurang maka risiko
AGB menjadi sangat besar.
Penyakit kronis seperti radang saluran cerna, kanker, ginjal dan jantung dapat
menggangu penyerapan dan distribusi zat besi di dalam tubuh yang dapat menyebabkan
AGB.
Kebutuhan energi dan zat gizi diusia remaja ditunjukkan untuk deposisi jaringan
tubuhnya. Total kebutuhan energi dan zat gizi remaja juga lebih tinggi dibandingkan dengan
rentan usia sebelum dan sesudahnya. Apalagi masa remaja merupakan masa transisi penting
pertumbuhan dari anak-anak menuju dewasa. Gizi seimbang pada masa tersebut akan sangat
menentukan kematangan mereka dimasa depan. (Dedeh dkk, 2010 :16 ). Intinya masa remaja
adalah saat terjadinya perubahan-perubahan cepat, sehingga asupan zat gizi remaja harus
diperhatikan benar agar mereka dapat tumbuh optimal. Apalagi dimasa ini aktifitas fisik
remaja pada umumnya lebih banyak. Selain disibukkan dengan berbagai aktifitas disekolah,
umumnya mereka mulai pula menekuni berbagai kegiatan seperti olah raga, hobi, kursus.
Semua itu tentu akan menguras energi, yang berujung pada keharusan menyesuaikan dengan
asupan zat gizi seimbang.
Konsumsi pangan masyarakat masih belum sesuai dengan pesan gizi seimbang. Hasil
penelitian Riskesdas 2010 menyatakan gambaran sebagai berikut. Pertama, konsumsi sayuran
dan buah-buahan pada kelompok usia di atas 10 tahun masih rendah, yaitu masing-masing
sebesar 36,7% dan 37,9%. Kedua, kualitas protein yang dikonsumsi rata-rata perorang
perhari masih rendah karena sebagian besar berasal dari protein nabati seperti serealia dan
kacangkacangan.
Riskesdas 2007, 2010, 2013 menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki masalah
kekurangan gizi. Kecenderungan prevalensi kurus (wasting) anak balita dari 13,6% menjadi
13,3% dan menurun 12,1%. Sedangkan kecenderungan prevalensi anak balita pendek
(stunting) sebesar 36,8%, 35,6%, 37,2%. Prevalensi gizi kurang (underweight) berturut-turut
18,4%, 17,9% dan 19,6%. Prevalensi kurus anak sekolah sampai remaja. Riskesdas 2010
sebesar 28,5% [Kemenkes, 2007, 2010, 2013].
Diperkirakan kurang lebih 2,15 milyar orang di dunia menderita anemia dengan
prevalensi kejadian anemia dengan prosentase bayi dan anak < 2 tahun (48%), anak sekolah
(40%), dan anak-anak pra sekolah (25%) (Ramakrishnan, 2001). Berdasarkan hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2001 menunjukkan 26,5% remaja putri; 40%
WUS dan 47% anak usia 0-5 tahun menderita anemia (Gunatmaningsih 2007) sedangkan dari
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, menyatakan bahwa prevalensi anemia
defisiensi besi pada balita 40,5%, remaja putri 10-18 tahun 57,1%, dan usia 19-45 tahun
39,5%. Dari semua kelompok umur tersebut, wanita memiliki resiko paling tinggi untuk
menderita anemia terutama remaja putri (Isniati 2007) Sekitar 90% penyebab anemia adalah
akibat kekurangan besi, yang disebut sebagai anemia gizi besi (Solon, 2003 ).
Perubahan biologis, psikologis, dan kognitif berhubungan dengan remaja dan memiliki
efek langsung pada status gizi. Pertumbuhan fisik dan perkembangan yang pesat saat remaja,
menambah kebutuhan mereka untuk energi, protein, vitamin, dan mineral. Kemungkinan
perilaku saat remaja dapat menjadi kebiasaan yang membentuk masa dewasa. Perilaku hidup
sehat saat masa remaja akan membawa dampak yang baik dan kesehatan yang baik pada saat
dewasa. (Brown, E. Judith, 2010). Remaja putri berisiko terkena anemia karena sedang dalam
masa pertumbuhan dan mengalami haid setiap bulan. Suplementasi tablet tambah darah
merupakan salah satu upaya jangka pendek pencegahan anemia gizi.
Metode pelaksanaan maksimal terdiri atas 2000 kata yang menjelaskan tahapan atau
langkah-langkah dalam melaksanakan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi
permasalahan mitra. Deskripsi lengkap bagian metode pelaksanaan untuk mengatasi
permasalahan sesuai tahapan berikut.
1. Untuk Mitra yang bergerak di bidang ekonomi produktif dan mengarah ke ekonomi
produktif, maka metode pelaksanaan kegiatan terkait dengan tahapan pada minimal 2
(dua) bidang permasalahan yang berbeda yang ditangani pada mitra, seperti:
a. Permasalahan dalam bidang produksi.
b. Permasalahan dalam bidang manajemen.
c. Permasalahan dalam bidang pemasaran, dan lain-lain.
2. Untuk Mitra yang tidak produktif secara ekonomi / sosial, nyatakan tahapan atau
langkah-langkah yang ditempuh guna melaksanakan solusi atas permasalahan spesifik
yang dihadapi oleh mitra. Pelaksanaan solusi tersebut dibuat secara sistematis yang
meliputi layanan kesehatan, pendidikan, keamanan, konflik sosial, kepemilikan lahan,
kebutuhan air bersih, premanisme, buta aksara dan lain-lain.
3. Uraikan bagaimana partisipasi mitra dalam pelaksanaan program.
4. Uraikan bagaimana evaluasi pelaksanaan program dan keberlanjutan program di
lapangan setelah kegiatan PKM selesai dilaksanakan.
METODE PELAKSANAAN
Metode Pada kegiatan pendidikan kesehatan ini, metode yang kami lakukan adalah
dengan melakukan penyuluhan tentang anemia pada remaja dan cara pencegahannya pada
sisiwi Kelas X SMAN 3 Sampang. Alat dan bahan yang digunakan adalah: Alcohol swab,
Handrub, Handscon, Tensi, Timbangan Berat Badan, Alat ukur Tinggi Badan, Lembar
biodata, Kuisioner pre dan post intervensi, Tablet Tambah darah, LCD. Prosedur pelaksanaan
kegiatan ini meliputi:
Jadwal pelaksanaan PKM disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan
memperbolehkan penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
JADWAL
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pengajuan Proposal X X
2. Penyuluhan Kesehan X
3 Penyusunan laporan kegiatan X
Daftarpustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan
pengutipan. Hanya pustaka yang disitasi pada usulan yang dicantumkan dalam Daftar
Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
F. Pencegahan Anemia....
1. Mengkonsumsi makanan
bergizi seimbang
ANEMIA pada REMAJA
2. Mengkonsumsi daging
merah seperti daging sapi
3. Mengkonsumsi sayur-
sayuran
1. Penyuluhan tentang
anemia dengan Leaflet Guru penanggung
dan teknologi LCD jawab UKS SMA 3
pyektor serta speaker Sampang
Tim PKM