Anda di halaman 1dari 10

Bed Site Teaching

MODERATE NPDR OD + ADVANCED PDR OS


Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik
di Bagian Ilmu Kesehatan Mata RSMH Palembang

Oleh:
Fadhila Khairunnisa, S.Ked 04084821820040

Pembimbing:
Dr. dr. Ramzi Amin, SpM(K)

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA


RUMAH SAKIT DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Bed Site Teaching

Topik

Moderate NPDR OD + Advanced PDR OS

Disusun oleh:

Fadhila Khairunnisa, S.Ked


04084821820040

Laporan BST (Bed Site Teaching) ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Kesehatan Mata RSUP
Dr. Mohammad Hoesin Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
periode 24 Juni 2019 s.d 29 Juli 2019.

Palembang, Juli 2019


Pembimbing

Dr. dr. Ramzi Amin, SpM(K)


BAB I
STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien
Nama : Ny. Maisyaroh
Umur : 52 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : IRT
Alamat : 1 Ulu, Palembang

2. Anamnesis (Autoanamnesis)
a. Keluhan Utama
Pandangan kedua mata kabur sejak ±1 bulan yang lalu.

b. Riwayat Perjalanan Penyakit


Sejak ±1 bulan lalu, pandangan kedua mata kabur secara perlahan.
Keluhan seperti melihat benda terbang (-), seperti melihat dalam
terowongan (-), pandangan seperti tertutup benda berwarna merah (-),
seperti tertutup tirai (-), pandangan berasap (-), mata merah (-), nyeri (-),
berair (-).

c. Riwayat Penyakit Dahulu


- Riwayat operasi retina (laser) karena keluhan yang sama pada mata kiri
pada tahun 2018
- Riwayat DM (+) sejak 20 tahun yang lalu, tidak rutin konsumsi obat
- Riwayat hipertensi (-)

- Riwayat trauma pada mata (-)


- Riwayat alergi (-)

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga (-)
3. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
Keadaan umum : tampak baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 78 x/min regular, isi dan tegangan cukup
Frekuensi napas : 20 x/min
Suhu : 36,7 oC
b. Status Oftalmologis
Okuli Dekstra Okuli Sinistra
Visus 6/30 ph (-) 1/300
Tekanan
P = N+0 P = N+0
4. intraocular

KBM Ortoforia
0
GBM 0 0 0
00 00
00 00
Palpebra Tenang Tenang
Konjungtiva Jernih Jernih
Kornea Jernih Jernih
BMD Sedang Sedang
Iris Gambaran baik Gambaran baik
Bulat, Central, Refleks Bulat, Central, Refleks
Pupil
Cahaya (+), diameter 3 mm cahaya (+), diameter 3 mm
Lensa Keruh, shadow test (+) Keruh, shadow test (+)
Segmen Posterior
Refleks
RFOD (+) RFOS (+)
Fundus
Bulat, batas tegas, c/d 0,3, Bulat, batas tegas, c/d 0,3,
Papil
a/v 2/3 a/v 2/3
Makula Refleks fovea (+) Refleks fovea (-)
Eksudat (+), pendarahan Eksudat (+), pendarahan
Retina
(+) (+)
Pemeriksaan Penunjang
- Foto fundus

5. Diagnosis Banding
 Retinopati diabetes melitus
 Retinopati diabetes proliferatif
 Katarak

6. Diagnosis Kerja
Moderate NPDR OD + Advanced PDR OS

7. Terapi
- Pro Pars Plana Vitrectomy + Endolaser + Inj. SO OS
- Vitrolenta ED 1 gtt/6 jam OS
- Vitanorm tablet 1 tablet/24 jam

8. Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam

Lampiran

Lampiran 1. Okuli Dekstra Sinistra keadaan terbuka


Lampiran 2. Okuli Dekstra Sinistra keadaan tertutup

Lampiran 3. Okuli Dekstra

Lampiran 4. Okuli Sinistra


BAB II
ANALISIS MASALAH

Ny. Maisyaroh usia 52 tahun, datang dengan keluhan pandangan kedua mata
kabur secara perlahan sejak ±1 bulan lalu. Pasien kemudian berobat ke RSMH.
Terdapat riwayat operasi retina (laser) pada mata kiri 1 tahun yang lalu karena
keluhan yang sama, dan riwayat diabetes melitus sejak 20 tahun yang lalu, pasien
tidak rutin konsumsi obat.
Pada pemeriksaan status generalis didapatkan keadaan umum tampak baik,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 78x/menit,
Respiratory rate 20x/menit, suhu 36,7o. Pada pemeriksaan oftalmologi mata kanan
ditemukan visus 6/30 koreksi pin hole (-), konjungtiva jernih, lensa keruh dan
shadow test (+), reflex fovea (+), serta eksudat (+) dan pendarahan (+) pada
retina. Pada pemeriksaan oftalmologi mata kiri ditemukan visus 1/300, lensa
keruh dan shadow test (+), reflex fovea (-), serta eksudat (+) dan pendarahan (+)
pada retina. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendukung
diagnosis kasus ini adalah pemeriksaan foto fundus.
Dari anamnesis didapatkan keluhan berupa pandangan kedua kabur secara
perlahan. Terdapat riwayat DM yang tidak terkontrol sejak 20 tahun yang lalu.
Dari keluhan tersebut dapat diambil kemungkinan diagnosis banding pada mata
tenang visus turun perlahan. Diagnosis bandingnya yaitu retinopati diabetes
melitus, retinopati diabetes proliferative, dan katarak. Diagnosis banding satu
persatu disingkirkan dengan anamnesis dan pemeriksaan status oftalmologi.
Pasien memiliki riwayat DM (+) lebih dari 20 tahun berisiko untuk terkena
retinopati sekitar 60%. Retinopati yang terjadi dikarenakan perubahan
mikrovaskular retina. Hiperglikemia mengakibatkan kematian perisit intra mural
dan penebalan membrane basalis mengakibatkan dinding pembuluh darah lemah.
Penimbunan glukosa dan fruktosa merusak pembuluh darah halus pada retina.
Pada pemeriksaan segmen posterior didapatkan papil tampak normal pada
mata kanan maupun kiri. Pada makula kanan reflex fovea (+), sedangkan pada
mata kiri reflex fovea (-), tidak adanya pantulan cahaya pada fovea mata kiri
menandakan terdapatnya edema makula, yang bisa disebabkan karena adanya
eksudat, perdarahan, dan lainnya. Pada retina kedua mata didapatkan eksudat dan
perdarahan. Eksudat pada pemeriksaan oftalmoskopi terlihat bercak berwarna
kuning bersifat difus dan berwarna putih, biasanya terletak di bagian tepi daerah
nonirigasi dan dihubungkan dengan iskemia retina.
Perdarahan pada retina bisa disebabkan karena adanya neovaskularisasi yang
pecah. Neovaskularisasi terjadi akibat proliferasi sel endotel pembuluh darah
karena retina mengalami iskemia. Pada retina yang iskemia, Vascular Endotel
Growth Factor (VEGF) dan faktor kemotaktik lainnya akan menginduksi
neovaskularisasi. Pembuluh darah baru ini terbentuk karena kurangnya endotel
tight junction yang merupakan faktor predisposisi terjadinya perdarahan spontan.
Neovaskular tampak sebagai pembuluh yang berkelok-kelok, dalam kelompok-
kelompok, dan bentuknya irregular. Mula-mula terletak di dalam jaringan retina,
kemudian dapat berkembang ke daerah preretinal. Pecahnya neovaskularisasai ini
dapat menimbulkan perdarahan retina.
Tatalaksana pada pasien ini yaitu akan dilakukan pars plana vitrectomy,
endolaser, dan injeksi silicon oil. Vitrectomy bersamaan dengan dilakukan
endolaser pada retinopati diabetic bertujuan untuk mendapatkan ketajaman
penglihatan yang berguna. Tujuan penting lainnya untuk mencegah perkembangan
lebih lanjut proses neovascular diabetik. Setelahnya dilakukan tampon silicon oil,
Silicon oil merupakan cairan yang inert dan memiliki stabilitas yang lebih tinggi
tetapi densitas lebih rendah dari air. Didalam vitreus, silicon oil membentuk
gelembung yang membentuk tegangan interfasial.

Anda mungkin juga menyukai