SHARE
SHARE
KONSEP DASAR
A. Pengertian
kronis ditandai oleh obstruksi saluran pernafasan yang menetap atau sedikit
(Davey, 2003)
kondisi yang tidak dapat pulih yang berkaitan dengan dispnea pada aktivitas
penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi
kronis, emfisema paru, dan asma bronkial membentuk satu kesatuan yang
Price, 2005)
mempengaruhi pergerakan udara dari dan ke luar paru. Gangguan yang penting
7
B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan
Gambar :
http://www.google.co.id/imgres?q=.http://medianers.blogspot.com/2011/08/anfis
pernafasan
a. Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama,
mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum
8
b. Faring
belakang rongga hidung, dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.
istmus fausium, ke bawah terdapat 2 lubang (ke depan lubang laring dan ke
c. Laring
rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring.
d. Trakea
yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf C) sebelah dalam diliputi oleh
selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, hanya bergerak
9
e. Bronkus
Gambar :
http://www.google.co.id/imgres?q=ppok.http://medianers.blogspot.com/2011/08/ppok-
penyakit-paru-obstruktif-kronik
struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis set yang sama. Bronkus itu
lebih pendek dan lebih besar dari pada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin,
mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang
10
bercabang-cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus
mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi epitelium bersilia. Makin kecil
fibrosa berotot dan lapisan silia. Bronkus terminalis masuk kedalam saluran
yang agak lain yang disebut vestibula, dan disini membran pelapisnya mulai
itu terdiri atas satu lapis tunggal sel epitelium pipih, dan disinilah darah
sampai menjadi arteriol halus; arteriol itu membelah belah dan membentuk
11
jaringan kapiler dan kapiler itu menyentuh dinding alveoli atau gelembung
udara.
Kapiler halus itu hanya dapat memuat sedikit , maka praktis dapat
lambat dan dipisahkan dari udara dalam alveoli hanya oleh dua membran
yang sangat tipis, maka pertukaran gas berlangsung dengan difusi, yang
sampai menjadi pembuluh darah lebih besar dan akhirnya dua vena
tampak jelas dan terpisah dari yang terbentuk oleh cabang akhir arteri
pulmonaris, tetapi beberapa dari kapiler ini akhirnya bersatu dalam vena
pulmonaris. Sisa darah itu dihantarkan dari setiap paru-paru oleh vena
bronkialis dan ada yang dapat mencapai vena cava superior. Maka dengan
12
oksigen dari paru-paru ke jantung.Bronkus yang bercabang dan beranting
paru-paru.
pleura. Pleura viseralis erat melapisi paru-paru, masuk kedalam fisura, dan
dengan demikian memisahkan lobus satu dari yang lain. Membran ini
pleura parietalis dan melapisi bagian dalam dinding dada. Pleura yang
adalah pleura diafragmatika, dan bagian yang terletak dileher ialah pleura
servikalis. Pleura ini diperkuat oleh membran yang kuat bernama membran
subklavia.
dinding dada yang sewaktu bernafas bergerak. Dalam keadaan sehat kedua
lapisan itu satu dengan yang lain erat bersentuhan . ruang atau rongga pleura
13
itu hanyalah ruang yang tidak nyata, tetapi dalam keadaan tidak normal atau
cairan memisahkan kedua pleura itu dan ruang diantaranya menjadi jelas.
f. Paru-paru
rongga dada. Terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah dipisahkan oleh
jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak
dengan apeks (puncak) diatas dan sedikit muncul lebih tinggi daripada
paru, sisi belakang yang menyentuh tulang belakang,dan sisi depan yang
belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan
paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula. Jaringan paru-
2. Fisiologi pernafasan
dipungut melalui hidung dan mulut pada waktu bernafas; oksigen masuk
melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat behubungan erat
14
Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah
merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa didalam arteri kesemua
setelah melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan keluar melalui hidung
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah
4. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler, CO2
paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan, lebih
banyak darah datang di paru-paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau
sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya
dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernafasan dalam otak
15
Pernafasan jaringan atau pernafasan interna,darah yang telah menjenuhkan
akhirnya mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan
dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu yang sama dengan
badan (20 persen panas badan hilang untuk pemanasan udara yang
dikeluarkan).
Daya muat udara oleh paru-paru,besar daya muat udara oleh paru-paru
ialah 4.500 ml sampai 5000 ml atau 4½ sampai 5 liter udara. Hanya sebagian
kecil dari udara ini, kira-kira 1/10-nya atau 500 ml adalah udara pasang surut
(tidal air ), yaitu yang dihirup masuk dan diembuskan keluar pada pernafasan
dan keluar paru-paru pada penarikan napas paling kuat disebut kapasitas paru-
paru. Diukurnya dengan alat spirometer. Pada seorang laki-laki, normal 4-5
liter dan pada seorang perempuan ,3-4 liter. Kapasitas itu berkurang pada
16
C. Etiologi
(PPOK) adalah :
1. Kebiasaan merokok
2. Polusi udara
D. Patofisiologi
terjadi karena metaplasia sel goblet. Saluran nafas besar juga menyempit
(Mansjoer, 2001)
kehilangan rekoil elastik jalan nafas, dan kolaps bronkiolus serta redistribusi
area permukaan alveolar yang kontak langsung dengan kapiler paru secara
17
kontinu berkurang mengakibatkan kerusakan difusi oksigen. Kerusakan difusi
masuk dan aliran keluar dari paru. Untuk mengalirkan udara ke dalam dan ke
luar paru-paru, dibutuhkan tekanan negatif selama inspirasi dan tekanan positif
dalam tingkat yang adekuat harus dicapai dan dipertahankan selama ekspirasi.
E. Manifestasi Klinis
1. Batuk
2. Sputum putih atau mukoid, jika ada infeksi menjadi purulen atau
mukopurulen
(mansjoer, 2001)
F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
kasus.
18
c. Pemberian terapi oksigen jangka panjang selama >16 jam
dengan PaO2 sebesar 7,3 kPa dan FEV 1 sebesar 1,5 L).
2. Penatalaksanaan keperawatan
G. Komplikasi
1. Bronkhitis akut
2. Pneumonia
3. Emboli pulmo
19
H. Pengkajian Fokus
1. Identitas
Beberapa komponen yang ada pada identitas meliputi nama, jenis kelamin,
tinggi badan, berat badan, tanggal dan jam masuk Rumah Sakit.
2. Keluhan utama
Perlu ditanyakan pada keluarga apakah salah satu anggota keluraga ada
yang pernah mengalami sakit yang sama dengan pasien atau penyakit yang
20
b. Pola aktivitas dan latihan
adalah gangguan pola tidur, pasien diharuskan tidur dalam posisi semi
yang berlebih.
d. Pola nutrisi-metabolik
Adanya penurunan nafsu makan yang disertai adanya mual muntah pada
e. Pola eliminasi
21
g. Pola persepsi dan konsep diri
Akan terjadi perubahan jika pasien tidak memahami cara yang efektif
(Body Image, identitas diri, Peran diri, ideal diri, dan harga diri).
Pada pola reproduksi dan seksual pada pasien yang sudah menikah akan
mengalami perubahan.
yang intensif.
baru yang ditimbulkan akibat dari ketakutan akan kematian dan akan
k. Pemeriksaan Fisik
ronchi, atau bunyi tambahan lain. tetapi pada kasus berat bisa
22
3) neuromuskular : perlu diwaspadai kesadaran dari composmentis ke
apatis,somnolen hingga koma pada pemeriksaan GCS, adanya
5) pencernaan
kembung.
pada abdomen.
23
I. Patways Keperawatan
peradangan bronkus
terjadi akumulasi
secret berlebihan
tidak adekuat
24
I. Fokus Intervensi dan Rasional
Intervensi:
a. Mandiri
krekles, ronki.
dibanding inspirasi.
25
Rasional: Disfungsi pernafasan adalah variabel yang tergantung pada
distress berat dan mencari posisi yang paling mudah untuk bernafas.
episode akut.
Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya bila pasien lansia,
sakit akut, atau kelemahan. Batuk paling efektif pada posisi duduk
26
8) Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi
pengganti makanan.
b. Kolaborasi
(Bronkodyl, Theo-Dur).
27
antar β-agonis. Penelitian saat ini menunjukkan teofilin
rumah sakit.
e) Antimikrobial
mempermudahpengeluarandandapatmembantu
28
menurunkan/mencegah pembentukan mukosa tebal pada
bronkus.
(obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasme bronkus, jebakan udara) dan
dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distres pernafasan.
tingkat kemampuan/situasi.
Intervensi:
a. Mandiri
29
2) Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi
yang mudah untuk bernafas. Dorong nafas dalam perlahan atau nafas
tinggi dan latihan nafas untuk menurunkan kolaps jalan nafas, dispnea,
3) Kaji atau awasi secara rutin kulit dan warna membran mukosa
bunyi tambahan
6) Palpasi fremitus
30
7) Awasi tingkat kesadaran/status mental. Selidiki adanya perubahan
b. Kolaborasi
31
2) Berikan oksigen tambahan yang sesuai dengan indikasi hasil GDA
dengan hati-hati
Intervensi:
a. Mandiri
1) Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kesulitan
32
Rasional: Pasien distres pernafasan akut sering anoreksia karena
dispnea, produksi sputum, dan obat. Selain itu, banyak pasien PPOM
perototan kurang.
utama terhadap nafsu makan dan dapat membuat mual dan muntah
total.
33
Rasional: Dapat menghasilkan distensi abdomen yang mengganggu
dispnea.
batuk.
b. Kolaborasi
34
Rasional: Menurunkan dispnea dan meningkatkan energi untuk makan
meningkatkan masukan.
Kriteria hasil : Pasien dapat menunjukkan tidak adanya dispnea dan tanda
Intervensi :
Kriteria hasil :Pola napas efektif, bunyi napas normal kembali dan batuk
berkurang
35
Intervensi
36