Anda di halaman 1dari 9

Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Mahdi, et. al., Hubungan Pola Tidur.....

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI


PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI
KALIMANTAN SELATAN

Fadhil Al Mahdi

STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin


*korespondensi penulis. Telp. : 085323003847, E-mail : fadhil.almahdi@yahoo.com
ISSN: 2086-3454

ABSTRAK
Latar Belakang : Prevalensi orang yang mengalami kesulitan tidur
semakin meningkat seiring dengan perkembangan zaman. Kesulitan
tidur dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang
mengalami kesulitan untuk tidur atau tidak dapat tidur dengan nyenyak.
Rata-rata setiap orang pernah mengalami kesulitan tidur sekali dalam
hidupnya. Kesulitan tidur dapat menyerang semua golongan usia.
Angka kejadiannya akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan pola tidur terhadap tekanan
darah pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera
Martapura Provinsi Kalimantan Selatan.
Metode : mengunakan metode cross sectional. Pengambilan sampel
dengan teknik total sampling yang berjumlah 60 orang.
Hasil : Sebagian besar responden dari 60 orang mempunyai pola tidur
cukup sebanyak 29 orang (48%). Sebagian besar responden dari 60
orang mempunyai tekanan darah tinggi 33 orang (55%). Ada hubungan
antara pola tidur dengan tekanan darah pada lansia dengan nilai ρ value
(0,01 < 0,05) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil tabel
tersebut diperoleh nilai rs sebesar 0.441 dengan signifikansi 0,000 yang
berarti nilai korelasi terletak diantara 0.400 – 0.599 sehingga kekuatan
korelasi antara pola tidur terhadap tekanan darah adalah sedang. Nilai
koefisien korelasi bernilai positif sehingga semakin kurang pola tidur
lansia dapat meningkatkan tekanan darah.
Simpulan : Ada hubungan antara pola tidur dengan tekanan darah pada
lansia DI panti sosial tresna werdha budi sejahtera martapura provinsi
kalimantan selatan

Kata Kunci : Pola Tidur, Tekanan Darah

51
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Mahdi, et. al., Hubungan Pola Tidur.....

PENDAHULUAN manusia. Perubahan fisik lansia pada system

Tidur merupakan kebutuhan dasar kardiovaskuler akan berpengaruh terhadap

manusia yang bersifat fisiologis atau tekanan darahnya.

kebutuhan paling dasar atau paling bawah Adapun berdasarkan Profil Daerah

dari piramida kebutuhan dasar kesempatan Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera

untuk istirahat dan tidur sama pentingnya Provinsi Kalimantan Selatan Banjarbaru

dengan kebutuhan makan aktifitas maupun Provinsi Kalimantan Selatan pada Januari

kebutuhan dasar lainnya setiap individu 2016 berjumlah 110 orang. Sedangkan

membutuhkan istirahat dan tidur untuk pada Panti Sosial Tresna Werdha Budi

memulihkan kembali kesehatannya (Kozier, Sejahtera Martapura Provinsi Kalimantan

2004). Selatan sebanyak 60 orang.

Prevalensi orang yang mengalami Berdasarkan hasil studi pendahuluan

kesulitan tidur semakin meningkat seiring yang peneliti lakukan pada tanggal 20 Mei

dengan perkembangan zaman. Kesulitan 2016 di Panti Sosial Tresna Werdha Budi

tidur dapat diartikan sebagai suatu keadaan Sejahtera Martapura Provinsi Kalimantan

dimana seseorang mengalami kesulitan Selatan dengan teknik wawancara dan

untuk tidur atau tidak dapat tidur dengan observasi terhadap 10 orang (100%) 6

nyenyak. Rata-rata setiap orang pernah orang (60%) menderita hipertensi dan 4

mengalami kesulitan tidur sekali dalam orang (40%) menderita hipotensi. Dengan

hidupnya. Kesulitan tidur dapat menyerang pola tidur yang bervariasi 2 orang (20%)

semua golongan usia. Angka kejadiannya pola tidurnya baik, 5 orang (50%) pola

akan meningkat seiring dengan tidur cukup, dan 3 orang (30%) pola tidur

bertambahnya usia. kurang.

Masa lansia adalah masa Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di

perkembangan terakhir dalam hidup atas peneliti tertarik untuk melakukan

52
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Mahdi, et. al., Hubungan Pola Tidur.....

penelitian “hubungan pola tidur terhadap tidur secara keseluruhan ditunjukkan

tekanan darah pada lansia di Panti Sosial tabel 1.1

Tresna Werdha Budi Sejahtera Martapura Tabel 1.1Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pola Tidur Lansia di
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Martapura
Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Selatan”.
No. Pola Tidur Jumlah %

1. Baik 12 20%
BAHAN DAN METODE 2. Cukup 29 48%

3. Kurang 18 30%
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
Total 60 100%
kuantitatif menggunakan desain survey

analitik
Berdasarkan Tabel 1.1 diatas dapat
1. Populasi Penelitian
diketahui sebagian responden dengan pola
Populasi dalam penelitian ini adalah
tidur baik sebanyak 12 orang (20%),
seluruh lansia yang berada
responden dengan pola tidur cukup
di Panti Sosial Tresna Werdha Budi
sebanyak 29 orang (48%), responden
Sejahtera Martapura ProvinsiKalimantan Sel
dengan pola tidur kurang sebanyak 18
atan yang berjumlah 60 orang. Sampel
orang (30%). Maka dapat disimpulkan
berjumlah 60 orang.
bahwa dari 60 lansia rata-rata mempunyai
Metode pengumpulan menggunakan
pola tidur cukup yaitu sebanyak 29 orang
kuesioner tentang pola tidur dan tekanan
(48%).
darah.
b) Data Khusus Responden
HASIL
Berdasarkan Tekanan Darah Lansia
Analisa Univariat
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
a) Data Khusus Responden
data khusus responden berdasarkan tekanan
Berdasarkan Pola Tidur Lansia
darah secara keseluruhan ditunjukkan tabel
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
4.6.
data khusus responden berdasarkan pola

53
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Mahdi, et. al., Hubungan Pola Tidur.....

Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tekanan Darah Lansia Cuku 1 56. 2 6.7 11 36.7 30 10
di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera p 7 7 0.
Martapura Provinsi Kalimantan Selatan
Kura 0 0 1 5.6 17 94.4 18 10
No. Tekanan Darah Jumlah % ng 0.

1. Normal 23 38,3% Total 2 38. 4 6.7 33 55.0 60 10


2. Hipotensi 4 6,7% 3 3 0.

3. Hipertensi 33 55%
α ρ = 0,01 Cc = 0.441
=0,0
Total 60 100% 5

Berdasarkan Tabel 1.3 didapatkan data


Berdasarkan Tabel 1.2 diatas dapat
bahwa dari 12 orang pola tidur baik 6
diketahui sebagian responden tekanan
orang (50.0%) dengan tekanan darah normal,
darah normal sebanyak 23 orang (38,3%),
pola tidur baik 1 orang (8.3%) dengan
4 orang (6,7%) responden dengan tekanan
tekanan darah hipotensi, dan 5 orang
darah hipotensi, sedangkan responden
(41.7%) pola tidur baik dengan tekanan
tekanan darah hipertensi sebanyak 33
darah hipertensi. Dari 30 orang pola tidur
orang (55%). Maka dapat disimpulkan
cukup 17 orang (56.7%) dengan tekanan
bahwa dari 60 lansia memiliki tekanan
darah normal, pola tidur cukup 2 orang
darah hipertensi sebanyak 33 orang (55%).
(6.7%) dengan tekanan darah hipotensi, dan
1) Analisa Bivariat
11 orang (36.7%) pola tidur cukup dengan
Tabulasi Silang Antara Pola Tidur
tekanan darah hipertensi. Dari 18 orang
dengan Tekanan Darah. Analisis data
pola tidur kurang 0 orang (0%) dengan
dalam penelitian ini menggunakan Korelasi
tekanan darah normal, pola tidur kurang 1
Spearman Rank dengan program SPSS
orang (5.6%) dengan tekanan darah
dapat dilihat pada tabel 1.3
hipotensi, dan 17 orang (94.4%) pola tidur
Tabel 1.3 Tabulasi Silang Antara Pola Tidur dengan Tekanan
Darah kurang dengan tekanan darah hipertensi.

Tekanan Darah Berdasarkan hasil uji statistik terhadap


Pola Tot
Tidur
Norm Hipoten Hiperte
al %
hubungan pola tidur terhadap tekanan darah
al si nsi
N % N % N %
pada lansia dimana dilakukan uji Spearman
Baik 6 50. 1 8.3 5 41.7 12 10
0 0.
Rank test didapatkan hasil perhitungan nilai
54
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Mahdi, et. al., Hubungan Pola Tidur.....

Sig. (2-tailed) ρ dengan taraf singnifikan 5% responden dengan pola tidur cukup sebanyak

(0,05). Ketentuan singnifikan apabila ρ < 29 orang (48%), responden dengan pola

0,05. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh tidur kurang sebanyak 18 orang (30%).

nilai ρ = 0,01. Oleh karena ρ < 0,05 (0,01 < Maka dapat disimpulkan bahwa dari 60

0,05). Sehingga Ho di tolak dan Ha dierima, lansia rata-rata mempunyai pola tidur cukup

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yaitu sebanyak 29 orang (48%).

dalam penelitian ini terdapat hubungan yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa

signifikan antara Pola Tidur Terhadap sebagian besar lansia rata-rata mempunyai

Tekanan Darah Pada Lansia di Panti Sosial pola tidur cukup yaitu sebanyak 29 orang

Tresna Werdha Budi Sejahtera Martapura (48%). Menurut Andreas Prasadja (2009: 9-

Provinsi Kalimantan Selatan. 10) mengemukakan pola tidur di lanjut usia

Dari hasil tabel tersebut diperoleh nilai yaitu pola tidur seseorang pasti mengalami

r sebesar 0.441 dengan signifikansi 0.000 perubahan seiring dengan bertambah usia

yang berarti nilai korelasi terletak diantara yang semakin beragamnya pekerjaan atau

0.400 – 0.599 sehingga kekuatan korelasi aktivitas. Semakin bertambah usia, efisiensi

antara pola tidur terhadap tekanan darah tidur diartikan sebagai jumlah waktu tidur

adalah sedang. Nilai koefisien korelasi berbanding dengan waktu berbaring di

bernilai positif sehingga semakin kurang tempat tidur.

pola tidur lansia dapat meningkatkan Moses Wong (2005: 4) mengatakan

tekanan darah. bahwa orang dewasa membutuhkan tidur

lebih sedikit dibandingkan usia di


PEMBAHASAN
bawahnya. Karena semakin tua kebutuhan
1. Pola Tidur
akan hormon pertumbuhan akan berkurang.
Berdasarkan Tabel 1.1 diatas dapat
Kebutuhan tidur pada malam hari bukan
diketahui sebagian responden dengan pola
saja menjauhkan manusia dari lingkungan
tidur baik sebanyak 12 orang (20%),

55
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Mahdi, et. al., Hubungan Pola Tidur.....

yang berbahaya, tetapi juga memenuhi Maka dapat disimpulkan bahwa dari 60

kebutuhan manusia untuk istirahat dan lansia memiliki tekanan darah hipertensi

menyimpan energi. Tidur merupakan sebanyak 33 orang (55%). Pada hipertensi

fungsi biologis pembawaan lahir, sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai

sebagaimana terbukti dari telaah di dalam 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan

laboratorium. Sekali pun sebuah ruangan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan

diterangi terus-menerus tanpa diketahui diastolik masih dalam kisaran normal.

apakah siang dan malam, manusia akan Hipertensi ini sering ditemukan pada usia

tetap membutuhkan tidur dalam siklus lanjut.

waktu 24 jam. Seiring dengan Sejalan dengan bertambahnya usia,

bertambahnya usia, kebutuhan tidur hampir setiap orang mengalami kenaikan

seseorang relatif semakin menurun. tekanan darah, tekanan sistolik terus

Menurut sebuah penelitian, orang dewasa meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan

sehat butuh tidur lebih sedikit dibanding diastolik terus meningkat sampai usia 55-60

orang muda. Sekalipun pada malam tahun, kemudian berkurang secara perlahan

harinya kurang tidur, mereka menghadapi atau bahkan menurun drastis.

kemungkinan lebih kecil untuk merasa Menurut Gray (2005) baik pria

lelah siang hari. maupun wanita, 50% dari mereka yang

1. Tekanan Darah berusia diatas 60 tahun akan menderita

Berdasarkan Tabel 1.2 diatas dapat hipertensi sistolik terisolasi (TD sistolik 160

diketahui sebagian responden tekanan darah mmHg dan diastolik 90 mmHg). Hal ini

normal sebanyak 23 orang (38,3%), 4 orang disebabkan karena pada usia tua diperlukan

(6,7%) responden dengan tekanan darah keadaan darah yang meningkat untuk

hipotensi, sedangkan responden tekanan memompakan sejumlah darah ke otak dan

darah hipertensi sebanyak 33 orang (55%). organ target.

56
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Mahdi, et. al., Hubungan Pola Tidur.....

Saat usia tua pembuluh darah sudah pola tidur kurang 0 orang (0%) dengan

mulai melemah dan dinding pembuluh darah tekanan darah normal, pola tidur kurang 1

sudah menebal. Disamping itu, semakin orang (5.6%) dengan tekanan darah

bertambah usia maka keadaan sistem hipotensi, dan 17 orang (94.4%) pola tidur

kardiovaskulerpun semakin berkurang, kurang dengan tekanan darah hipertensi.

seperti ditandai dengan terjadinya Berdasarkan hasil uji statistik terhadap

arterioskilosis yang dapat meningkatkan hubungan pola tidur terhadap tekanan

tekanan darah (Darmojo, 2001). darah pada lansia dimana dilakukan uji

2. Hubungan Pola Tidur Terhadap Spearman Rank test didapatkan hasil

Tekanan Darah Darah Pada Lansia di perhitungan nilai Sig. (2-tailed) ρ dengan

Panti Sosial Tresna Werdha Budi taraf singnifikan 5% (0,05). Ketentuan

Sejahtera Martapura Provinsi Kalimantan singnifikan apabila ρ < 0,05. Berdasarkan

Selatan hasil uji statistik diperoleh nilai ρ = 0,01.

Berdasarkan Tabel 1.3 didapatkan data Oleh karena ρ < 0,05 (0,01 < 0,05).

bahwa dari 12 orang pola tidur baik 6 Sehingga Ho di tolak dan Ha dierima,

orang (50.0%) dengan tekanan darah normal, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pola tidur baik 1 orang (8.3%) dengan dalam penelitian ini terdapat hubungan

tekanan darah hipotensi, dan 5 orang yang signifikan antara Pola Tidur Terhadap

(41.7%) pola tidur baik dengan tekanan Tekanan Darah Pada Lansia di Panti Sosial

darah hipertensi. Dari 30 orang pola tidur Tresna Werdha Budi Sejahtera Martapura

cukup 17 orang (56.7%) dengan tekanan Provinsi Kalimantan Selatan.

darah normal, pola tidur cukup 2 orang Menurut Potter (2005) Istirahat dan tidur

(6.7%) dengan tekanan darah hipotensi, dan yang cukup sangat penting bagi kesehatan,

11 orang (36.7%) pola tidur cukup dengan selama tidur NREM bermanfaat dalam

tekanan darah hipertensi. Dari 18 orang memelihara fungsi jantung.

57
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Mahdi, et. al., Hubungan Pola Tidur.....

Saing (2005) menyatakan bahwa Dari hasil tabel tersebut diperoleh nilai

hipertensi esensial dipengaruhi beberapa r sebesar 0.441 dengan signifikansi 0,000

faktor salah satunya adalah faktor perilaku yang berarti nilai korelasi terletak diantara

yaitu pola tidur, dimana pola istirahat/tidur 0.400 – 0.599 sehingga kekuatan korelasi

juga sangat erat kaitanya dengan masalah antara pola tidur terhadap tekanan darah

yang memicu terjadinya hipertensi dimana adalah sedang. Nilai koefisien korelasi

hubungan antara pola tidur dengan bernilai positif sehingga semakin kurang

hipertensi diduga melalui aktivitas saraf pola tidur lansia dapat meningkatkan

simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah.

tekanan darah secara intermiten (tidak Hubungan dua variabel memiliki

menentu). Pola tidur yang kurang teratur tingkat hubungan sedang karena dipengaruhi

dan sering tidur terlalu malam dapat oleh faktor-faktor lain yang mempengaruhi

mengakibatkan tekanan darah menetap kedua variabel yaitu pada pola tidur antara

tinggi. lain : penyakit fisik, obat-obatan, gaya

Penelitian tersebut juga diperkuat oleh hidup, stress emosional, lingkungan, asupan

pendapat Gangwisch (2006) dalam Zharfan makanan, dan gangguan tidur. Sedangkan,

(2013) menjelaskan bahwa tidur akan faktor-faktor lain yang mempengaruhi

membuat denyut jantung menjadi lambat tekanan darah antara lain : faktor genetik,

dan menurunkan tekanan darah secara umur, jenis kelamin, stress, obesitas, pola

signifikan. Sehingga seseorang yang durasi makan, merokok, alkohol, dll.

tidurnya tergolong kurang akan membuat

sistem kardiovaskuler bekerja pada tekanan UCAPAN TERIMAKASIH

tinggi dan membuat tekanan darah dan Terimakasih peneliti ucapkan kepada kepala

denyut jantung naik. Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera

Banjarbaru yang telah memberikan

58
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Mahdi, et. al., Hubungan Pola Tidur.....

dukungan dan memfasilitasi peneliti selama Hidayat, A.A. (2012). Pengantar


Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:
peneliti melakukan penelitian Salemba Medika.

Kemenkes RI. (2012). Survey Demografi


Daftar Pustaka dan Kesehatan Indonesia. Jakarta:
Kemenkes RI.
Anggraeni, Y. (2012). Super Komplet
Pengobatan Darah Tinggi, Araska, Kemenkes RI. (2012). Buku Panduan Hari
Yogyakarta. Kesehatan Nasional. Jakarta:
Kemenkes RI.
Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nugroho, Wahyudi. (2012). Keperawatan
Jakarta: Balitbang Kemenkes RI Gerontik. Jakarta: EGC

Dahlan, Sopiyudin., 2011. Statistik Untuk Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan
Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5. Metodologi Penelitian Ilmu
Jakarta, Salemba Medika.. Keperawatan: Pedoman Skripsi,
Tesis, dan Instrumen Penelitian.
Depkes RI. (2013). Laporan Hasil Riset Jakarta: Salemba Medika.
Kesehatan Daerah (RISKESDAS)
Indonesia. Jakarta: Depkes RI. Sugiyono. (2013). Statistika untuk
Diani, Agnes. Wahyu. (2014). “Kesulitan penelitian. Bandung: Alfabeta.
Tidur Mahasiswa Yang Menyusun
Skripsi”. Jurnal. Surabaya: UIN Zharfan. (2013). Hubungan Durasi Tidur
Surabaya.. dan Peningkatan Risiko Hipertensi
pada Usia Lanjut dan Paruh Baya
Hasniledawati. (2012). Pola Tidur pada Araska, Yogyakarta
Lansia di Puskesmas Payolansek
Kota Payakumbuh Sumatera Barat
dalam
http://repository.usu.ac.id/.pdf

59

Anda mungkin juga menyukai