Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari
hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat
organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap
sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan.
Berdasarkan wujud atau bentuknya dikenal tiga macam sampah atau limbah
yaitu : limbah cair, limbah padat, dan limbah gas. Contoh limbah cair yaitu air
cucian, air sabun, minyak goreng sisa, dll. Contoh limbah padat yaitu bungkus
snack, ban bekas, botol air minum, dll. Contoh limbah gas yaitu karbon dioksida
(CO2), karbon monoksida (CO), HCl, NO2, SO2 dll.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya,
dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya
produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut
berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan
konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Secara sederhana, jenis sampah dapat dibagi berdasarkan sifatnya. Sampah
dipilah menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik atau sampah basah
ialah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur.
Sampah jenis ini sangat mudah terurai (degradable). Sementara itu, sampah
anorganik atau sampah kering adalah sampah yang tidak dapat
terurai (undegradable). Karet, plastik, kaleng, dan loga merupakan bagian dari
sampah kering.

1
1.2 Rumusan masalah

1. Pengertian sampah?
2. Dari mana sumber sampah?
3. Bagaimana karakteristik sampah?
4. Adakah fungsi sampah?
5. Apakah manfaat sampah?
6. Komposisi sampah?
7. Jenis penyakit yang ditimbulkan oleh sampah ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian sampah

2. Untuk mengetahui sumber sampah

3. Untuk mengetahui kerakteristik sampah

4. Untuk mengetahui fusi sampah

5. Untuk mengetahui manfaat sampah

6. Untuk mengetahui komposisi sampah

7. Untuk mengetahui jenis penyakit yang di timbulkan sampah

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SAMPAH

Sampah adalah material sisa yang dibuang sebagai hasil dari proses
produksi, baik itu industri maupun rumah tangga. Definisi lain dari sampah adalah
sesuatu yang tidak diinginkan oleh manusia setelah proses/ penggunaannya
berakhir.

Adapun material sisa yang dimaksud adalah sesuatu yang berasal dari
manusia, hewan, ataupun dari tumbuhan yang sudah tidak terpakai. Wujud dari
sampah tersebut bisa dalam bentuk padat, cair, ataupun gas.

Untuk lebih memahami apa arti sampah, maka kita bisa merujuk kepada pendapat
beberapa ahli tentang definisi sampah. Di bawah ini adalah pengertian sampah
menurut para ahli:

1. Juli Soemirat

Menurut Juli Soemirat pengertian sampah adalah barang padat yang dihasilkan dari
kegiatan manusia yang tidak lagi dikehendaki.

2. Azwar

Menurut Azwar pengertian sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak
digunakan, tidak disenangi, atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya
berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi
bukan biologis karena kotoran manusia (human waste) tidak termasuk kedalamnya.

3. Bahar

3
Menurut Bahar definisi sampah adalah suatu barang yang harus bersifat padat yang
tidak lagi dipergunakan dan dibuang, sehingga barang tersebut tidak bisa diuraikan
dengan sempurna oleh alam yang akhirnya mengakibatkan kerusakan.

4. Basriyanta

Menurut Basriyanta sampah adalah suatu material yang tidak lagi dipakai sehingga
dibuang oleh pemiliknya, akan tetapi sampah masih dapat digunakan jika didaur
ulang menjadi sesuatu yang baru.

5. Tanjung

Menurut Tanjung, definisi sampah adalah barang yang tidak berguna lagi sehingga
dibuang oleh pemiliknya.

6. Wijaya Jati

Menurut Wijaya Jati, pengertian sampah secara sederhana adalah konsekuensi sisa
dari selurih kegiatan (aktivitas) manusia.

7. World Health Organization (WHO)

Menurut WHO pengertian sampah adalah barang yang berasal dari kegiatan
manusia yang tidak lagi digunakan, baik tidak dipakai, tidak disenangi, ataupun
yang dibuang.

8. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Menurut KBBI arti sampah adalah barang yang dibuang oleh pemiliknya karena
tidak terpakai lagi atau tidak dinginkan lagi, misalnya kotoran, kaleng minuman,
daun-daunan, kertas, dan lain-lain.

4
2.2 SUMBER SAMPAH

Sampah bersumber dari:


1. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic waste).
Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah
tangga yang sudah dipakai dan dibuang seperti sisa-sisa makanan, baik yang
sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus, baik kertas, plastik, daun,
dan sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot
rumah tangga, daun-daunan dari kebun atau taman.
2. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum.
Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum seperti pasar, tempat-tempat
hiburan, terminal bis, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa
kertas, plastik, botol, daundan sebagainya.
3. Sampah yang berasal dari perkantoran.
Sampah ini dari perkantoran, baik perkantoran pendidikan, perdagangan ,
departemen, perusahaan dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas,
plastik, karbon, klip, dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat kering
dan mudah terbakar(rabbish).
4. Sampah yang berasal dari jalan raya.
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan yang umumnya terdiri dari kertas
kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-
onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik dan sebagainya.
5. Sampah yang berasal dari kawasan industri.
Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yangberasal
dari pembangunan industri dan segala sampah yang berasal dari proses
produksi, misalnya sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik,
kayu, potongan tekstil, kaleng dan sebagainya.
6. Sampah yang berasal dari pertanian atau perkebunan.
Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya jerami,
sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan
sebagainya.
7. Sampah yang berasal dari pertambangan.

5
Sampah ini berasal dari daerah pertambangan dan jenisnya tergantung dari
jenis usaha pertambangan itu sendiri misalnya batu-batuan, tanah /cadas,
pasir, sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.
8. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan.
Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan in iberupa kotoran-
kotoran ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sebagainya.

2.3 KARAKTERISTIK SAMPAH

Karakteristik sampah adalah sifat-sifat sampah yang meliputi sifat fisik,


kimia, dan biologi. Karakteristik sampah sangat penting dalam pengembangan dan
desain sistem manajemen persampahan. Karakteristik sampah dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu pendapatan masyarakat (low, medium, dan high
income), pertumbuhan penduduk, produksi pertanian, pertumbuhan industri dan
konsumsi serta perubahan musim (Tchobanoglous, 1993).

1. Karakteristik Fisika

a. Berat jenis, merupakan berat material per unit volume (satuan lb/ft3, lb/yd3
atau kg/m3). Data ini diperlukan untuk menghitung beban massa dan
volume total sampah yang harus dikelola. Berat jenis ini dipengaruhi oleh
komposisi sampah, musim, dan lamanya penyimpana

b. Kelembapan
Menentukan kelembapan dalam sampah dapat digunakan dua cara yaitu
dengan ukuran berat basah dan berat kering. Ukuran kelembapan yang
umum digunakan dalam manajemen persampahan adalah % berat basah
(wet weight). Data kelembapan sampah berguna dalam perencanaan bahan
wadah, periodisasi pengumpulan, dan desain sistem pengolahan.
Kelembapan sampah dipengaruhi oleh komposisi sampah, musim,kadar
humus,dan curah hujan.

6
c. Ukuran dan distribusi partikel
Penentuan ukuran dan distribusi partikel sampah digunakan untuk
menentukan jenis fasilitas pengolahan sampah, terutama untuk
memisahkan partikel besar dengan partikel kecil. Ukuran komponen rata-
rata yang ditemukan dalam sampah kota berkisar antara 7-8 inchi.

d. Field Capacity
Field capacity adalah jumlah kelembapan yang dapat ditahan dalam
sampah akibat gaya gravitasi. Field capacity sangat penting dalam
menentukan aliran leachate dalam landfill. Biasanya field capacity sebesar
30% dari volume sampah total.

e. Permeabilitas sampah yang dipadatkan


Permeabilitas sampah yang dipadatkan diperlukan untuk mengetahui
gerakan cairan dan gas dalam landfill.

2. Karakteristik Kimia

a. Titik lebur abu


Titik lebur abu merupakan titik temperatur saat pembakaran menghasilkan
abu, berkisar antara 1100 – 1200'C (2000-2200'F).

b. Ultimate Analysis
Ultimate Analysis meliputi penentuan unsur Karbon (C), Hidrogen (H),
Oksigen (O), Nitrogen (N), dan Sulfur (S) sampah. Berdasarkan nilai C
dan N ini dapat ditentukan rasio C/N sampah (Tchobanoglous, 1993).
Ultimate Analysis masing-masing komponen dalam sampah domestik
dapat dilihat pada Tabel 2.2, dimana kadar karbon tertinggi dimiliki oleh
komponen karet (78 %), kadar hidrogen tertinggi dimiliki oleh sampah
karet (10 %), kadar oksigen tertinggi dimiliki oleh sampah kertas (44 %),
kadar nitrogen tertinggi dimiliki oleh sampah kulit (10 %) dan kadar sulfur
tertinggi dimiliki oleh sampah makanan dan kulit ( 0,4 %).

7
c. Kandungan Energi Komponen Sampah
Kandungan energi yang terdapat di dalam sampah dapat dihitung dengan
cara menggunakan alat calorimeter atau bomb calorimeter, dan dengan
perhitungan.

3. Karakteristik Biologi
Penentuan karakteristik biologi digunakan untuk menentukan karakteristik
sampah organik di luar plastik, karet dan kulit.

Parameter-parameter yang umumnya dianalisis untuk menentukan karakteristik


biologi sampah organik terdiri atas (Tchobanoglous, 1993):
1. Parameter yang larut dalam air terdiri atas gula, zat tepung, asam amino, dan
lain-lain;
2. Hemiselulosa yaitu hasil kondensasi gula dan karbon;
3. Selulosa yaitu hasil kondensasi gula dan karbon;
4. Lemak, minyak, lilin;
5. Lignin yaitu senyawa polimer dengan cincin aromatik;
6. Lignoselulosa merupakan kombinasi lignin dengan selulosa; dan
7. Protein terdiri atas rantai asam amino.

Parameter-parameter di atas bertujuan untuk menentukan:

a. Biodegrabilitas Komponen Organik. Fraksi biodegrabilitas dapat


ditentukan dari kandungan lignin dari sampah. Pengukuran biodegrabilitas
dipengaruhi oleh pembakaran volatile solid pada suhu 5500C, jika nilai
volatile solid besar maka biodegrabilitas sampah tersebut kecil.

b. Bau. Bau dapat timbul jika sampah disimpan dalam jangka waktu lama di
tempat pengumpulan, transfer station, dan di landfill. Bau dipengaruhi oleh
iklim panas. Bau terbentuk sebagai hasil dari proses dekomposisi senyawa
organik yang terdapat pada sampah kota secara anaerob.

8
c. Perkembangan Lalat. Pada musim panas, perkembangbiakan lalat perlu
mendapat perhatian yang khusus. Lalat dapat berkembang biak pada
tempat pengumpulan sampah dalam waktu kurang dari dua minggu.

2.4 PENGUKURAN JUMLAH TIMBULAN SAMPAH

Timbulan sampah bisa dinyatakan dengan satuan volume atau satuan berat. Jika
digunakan satuan volume, derajat pewadahan (densitas sampah) harus
dicantumkan. Oleh karena itu, lebih baik digunakan satuan berat karena
ketelitiannya lebih tinggi dan tidak perlu memperhatikan derajat
pemadatan.Timbulan sampah ini dinyatakan sebagai:

 Satuan berat: kg/o/hari, kg/m2/hari, kg/bed/hari, dan sebagainya


 Satuan volume: L/o/hari, L/m2/hari, L/bed/hari, dan sebagainya.
Di Indonesia umumnya menerapkan satuan volume. Penggunaan satuan volume
dapat menimbulkan kesalahan dalam interpretasi karena terdapat faktor kompaksi
yang harus diperhitungkan. Sebagai ilustrasi, 10 unit wadah yang berisi air masing-
masing 100 liter, bila air tersebut disatukan dalam wadah yang besar, maka akan
tetap berisi 1000 liter air. Namun 10 unit wadah yang berisi sampah 100 liter, bila
sampah tersebut disatukan dalam sebuah wadah, maka volume sampah akan
berkurang karena mengalami kompaksi. Berat sampah akan tetap. Terdapat faktor
kompaksi yaitu densitas.
Prakiraan timbulan sampah baik untuk saat sekarang maupun di masa mendatang
merupakan dasar dari perencanaan, perancangan, dan pengkajian sistem
pengelolaan persampahan. Prakiraan timbulan sampah akan merupakan langkah
awal yang biasa dilakukan dalam pengelolaan persampahan. Bagi kota-kota di
negara berkembang, dalam hal mengkaji besaran timbulan sampah, perlu
diperhitungkan adanya faktor pendaurulangan sampah mulai dari sumbernya
sampai di TPA.

9
Tabel Besarnya Timbulan Sampah Berdasarkan Sumbernya

Rata-rata timbulan sampah biasanya akan bervariasi dari hari ke hari, antara satu
daerah dengan daerah lainnya, dan antara satu negara dengan negara lainnya.
Variasi ini terutama disebabkan oleh perbedaan, antara lain:

 Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya


 Tingkat hidup: makin tinggi tingkat hidup masyarakat, makin besar
timbulan sampahnya
 Musim: di negara Barat, timbulan sampah akan mencapai angka minimum
pada musim panas
 Cara hidup dan mobilitas penduduk
 Iklim: di negara Barat, debu hasil pembakaran alat pemanas akan bertambah
pada musim dingin
 Cara penanganan makanannya.
Beberapa studi memberikan angka timbulan sampah kota di Indonesia berkisar
antara 2-3 liter/orang/hari dengan densitas 200-300 kg/m3 dan komposisi sampah
organik 70-80%.

10
Menurut SNI 19 -3964 -1994, bila pengamatan lapangan belum tersedia, maka
untuk menghitung besaran sistem, dapat digunakan angka timbulan sampah sebagai
berikut:

 Satuan timbulan sampah kota besar = 2– 2,5 L/orang/hari, atau = 0,4 – 0,5
kg/orang/hari
 Satuan timbulan sampah kota sedang/kecil = 1,5 – 2 L/orang/hari, atau = 0,3
– 0,4 kg/orang/hari
Karena timbulan sampah dari sebuah kota sebagian besar berasal dari rumah
tangga, maka untuk perhitungan secara cepat satuan timbulan sampah tersebut
dapat dianggap sudah meliputi sampah yang ditimbulkan oleh setiap orang dalam
berbagai kegiatan dan berbagai lokasi, baik saat di rumah, jalan, pasar, hotel, taman,
kantor dsb. Namun tambah besar sebuah kota, maka tambah mengecil porsi sampah
dari permukiman, dan tambah membesar porsi sampah non-permukiman, sehingga
asumsi tersebut di atas perlu penyesuaian, seperti contoh di bawah ini.

Contoh :
Jumlah penduduk sebuah kota = 1 juta orang. Bila satuan timbulan sampah = 2,5
L/orang/hari atau 0,5 kg/orang/hari, maka jumlah sampah dari permukiman adalah
= (2,5×1.000.000/1000) m3/hari = 2500 m3/hari atau setara dengan 500 ton/hari.
Bila jumlah sampah dari sektor non-permukiman dianggap = 1250 m3/hari, atau
setara dengan 250 ton/hari, maka total sampah yang dihasilkan dari kota tersebut =
4000 m 3/hari, atau = 750 ton/hari. Bila dikonversi terhadap total penduduk, maka
kota tersebut dapat dinyatakan menghasilkan timbulan sampah sebesar (4000
m3/hari : 1 juta orang) atau = 4 L/orang/hari, yang merupakan satuan timbulan
ekivalensi penduduk.

2.6 FUNGSI SAMPAH


1. Sampah organic

11
Sampah organic yang biasanya di jadikan pupuk berfungsi sebagi penyubur
tanaman,sampah organic yang sudah membusuk dapat menjadi humus yang
dibutuhkan oleh tanah untuk menjaga kesuburan tanah.

2. Sampah anorganik

Sampah anorganik yang sudah di daur ulang menjadi barang yang berfungsi
sebagai pengganti plastik karna dapat digunakan menjadi wadah kelika
belanja.

Kemudian sampah-sampah seperti kaleng atau ember bisa di fungsikan


sebagai pot bunga dan dapat berfungsi juga sebagai wadah-wadah seperti
mainan anak atau juga wadah makanan ternak,dan mash bnayak funsi lainya

2.6 MANFAAT SAMPAH


1. Bahan Dasar pembuat Pupuk Organik

Sampah organik ialah bahan dasar utama pembuatan pupuk organik, jadi
sampah-sampah organik yang dihasilkan oleh rumah tangga seperti sampah
dapur tidak ada salahnya dikumpulkan di suatu tempat, kemudian diolah
menjadi pupuk organik.

Sampah dapur dapat diolah menjadi pupuk organik pada “misalnya kompos”
atau pun pupuk organik cair. Namun, untuk sampah rumah tangga lebih
disarankan untuk diolah menjadi pupuk organik cair. Hal ini mengapa, karena
sampah rumah tangga kuantitasnya sedikit, namun selalu kontinyu atau terus
menerus dihasilkan.

2. Untuk Pakan Ternak

Selain sampah organik seperti dedaunan yang masih hijau, sisa sayur dan buah
dapat digunakan sebagai pakan ternak. Namun demikian pasti kan terlebih
dahulu apakah dedaunan atau sisa sayur dan buah tersebut aman dan disukai
oleh ternak anda. Karena tidak mungkin kan memberi sisa dedaunan pada ayam,
tentunya harus sesuai juga dengan kebutuhan dan keinginan ternak.

12
3. Untuk Bahan Dasar Kerajinan Kreatif

Sampah dan barang-barang bekas juga masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan
dasar berbagai kerajinan tangan kreatif. Misalanya kertas plastik pembungkus
sampo, deterjen, pewangi pakaian bisa dibuat menjadi tas atau dompet cantik.
Plastik bekas pembungkus permen dapat disulap menjadi dompet unik dan lain-
lain.

4. Sampah sebagai bahan dasar pembuat batako

Styrofoam yang tidak lagi digunakan seringnya menjadi sampah dan dibuang
ke tumpukan sampah. Padahal kita tau, styrofoam merupakan jenis sampah
yang sangat merusak lingkungan karena tidak bisa diurai oleh mikroorganisme
pengurai di dalam tanah.

Styrofoam ini bisa dijadikan sebagai bahan campuran untuk membuat batako.
Uniknya, batako yang dihasilkan lebih ringan dan tidak menyerap air, sehingga
jika diaplikasikan untuk bangunan atau tembok, batako ini bisa mencegah
rembesan air hujan ke dalam rumah. Teknologi ini ditemukan oleh sekelompok
siswa di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Riau (info dari Riau
Pos cetak). Sayangnya kekuatan batako ini untuk bangunan belum teruji, namun
minimal hal ini sudah memberikan alternatif pengelolaan sampah styrofoam di
masyarakat.

5. Sampah berfungsi sebagai wadah alternative

Sampah-sampah yang berbentuk wadah seperti kaleng bekas minuman, botol


beling, kaleng biskuit dan sejenisnya bisa dialih fungsikan menjadi wadah
alternatif. Agar lebih menarik, Anda bisa mengukir, melukis atau memberi
hiasan pada wadah tersebut.

Contoh sederhananya kaleng bekas minuman atau kaleng sarden. Bisa Anda
sulap menjadi wadah tempat penyimpanan pensil yang unik. Bisa dengan cara
memberi ukiran, atau menyampulnya dengan kertas kado.

13
Contoh lain kardus bekas bisa Anda sulap menjadi box penyimpanan barang.
Terlebih dahulu box tersebut Anda tutup dengan kertas kado, atau kertas hias
lainnya. Berikan sentuhan kreasi tertentu agar lebih menarik.

bekas yang berwarna menarik (pink, merah, putih, hijau, kuning, biru) juga bisa
dikreasi sedemikian sehingga membentuk bunga yang menarik.Dan masih
banyak contoh lainnya.

2.7 KOMPOSISI SAMPAH


Komposisi sampah merupakan penggambaran dari masing-masing
komponen yang terdapat pada sampah dan distribusinya. Data ini penting untuk
mengevaluasi peralatan yang diperlukan, sistem, pengolahan sampah dan
rencana manajemen persampahan suatu kota. Pengelompokkan sampah yang
paling sering dilakukan adalah berdasarkan komposisinya, misalnya dinyatakan
sebagai % berat atau % volume dari kertas, kayu, kulit, karet, plastik, logam,
kaca, kain, makanan, dan sampah lain-lain (Damanhuri, 2004).
Semakin sederhana pola hidup masyarakat semakin banyak komponen
sampah organik (sisa makanan dll). Dan semakin besar serta beragam aktivitas
suatu kota, semakin kecil proporsi sampah yang berasal dari kegiatan rumah
tangga.
Komposisi sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut
(Tchobanoglous, 1993):
1. Frekuensi pengumpulan.
Semakin sering sampah dikumpulkan, semakin tinggi tumpukan sampah
terbentuk. Sampah kertas dan sampah kering lainnya akan tetap bertambah,
tetapi sampah organik akan berkurang karena terdekomposisi.
2. Musim.
Jenis sampah akan ditentukan oleh musim buah-buahan yang sedang
berlangsung.
3. Kondisi Ekonomi.
Kondisi ekonomi yang berbeda menghasilkan sampah dengan komponen yang
berbeda pula. Semakin tinggi tingkat ekonomi suatu masyarakat, produksi

14
sampah kering seperti kertas, plastik, dan kaleng cenderung tinggi, sedangkan
sampah makanannya lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh pola hidup
masyarakat ekonomi tinggi yang lebih praktis dan bersih.
4. Cuaca.
Di daerah yang kandungan airnya cukup tinggi, kelembaban sampahnya juga
akan cukup tinggi;
5. Kemasan produk.
Kemasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga akan mempengaruhi
komposisi sampah. Negara maju seperti Amerika banyak menggunakan kertas
sebagai pengemas, sedangkan negara berkembang seperti Indonesia banyak
menggunakan plastik sebagai pengemas.

2.8 PENYAKIT YANG DITIMBULKAN AKIBAT SAMPAH

1. Malaria
Malaria terjadi karena adanya gigitan dari nyamuk anopheles. Nyamuk ini dapat
membuat suhu kita naik dan turun bahkan hingga menggigil. Tentu saja nyamuk
ini dapat hadir di lingkungan yang kotor seperti membuang sampah di sembarang
tempat dan tidak rajin untuk menguras bak mandi dan membiarkan barang-barang
tidak terpakai menumpuk. Oleh karena itu jaga lingkungan tinggal kita agar
nyamuk ini tidak bersarang.

2. Tuberculosis (TBC)
Penyakit lainnya yang disebabkan karena lingkungan yang kotor adalah TBC.
TBC dapat menyerang paru-paru, usus maupun kelenjar getah bening. Penyakit
ini disebabkan karena infeksi kuman mikrobakterium tuberculosis. Penyakit ini
sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini dapat
menular dengan mudah melalui udara yang disebabkan karena menumpuknya
sampah di sekitar lingkungan kita.

3. Tifus Abdominalis
Makanan dan minuman pada lingkungan yang kotor jika kita makan dapat

15
menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya tifus abdominalis. Penyakit ini
menyerang usus halus yang menyebabkan demam tinggi yang berkepanjangan.
Penyakit ini disebabkan karena adanya bakteri salmonella.
4. Disentri
Penyakit ini disebabkan karena makanan yang tidak sehat dari lingkungan yang
tidak bersih. Makanan yang terkontaminasi dari bakteri atau tinja ini jika kita
konsumsi maka akan menyebabkan disentri. Disentri menyerang usus besar
yang menghasilkan diare yang sangat akut bahkan dapat berdarah jika BAB.

16
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Sampah aladah material sisa baik dari hewan, manusia, maupun
tumbuhan yang tidak terpakai lagidan dilepaskan kea lam dalambentuk
padatan ,cair ataupun gas.
Namun sebenarnya sampah juga memiliki fungsi dan manfaat yang sangat
banyak jika kita mau untuk mengelola sampah agar bisa digunakan kembali
walu dengan fungsi berbeda dari sebelum menjadi sampah.
Jika sampah di biarkan dan menjadi menumpuk di sekitar kita tanpa adanya
tindakan atau pengolahan kepada sampah tersebut maka akan terjadi
perkembangbiakan vector yang bisa menularkan penyakit kepada maunusia.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-sampah.html

https://www.kajianpustaka.com/2015/02/pengertian-jenis-dan-
dampak-sampah.html
http://www.ilmusipil.com/komposisi-dan-karakteristik-sampah
https://www.scribd.com/doc/87494535/Modul-Sumber-Dan-
Karakteristik-Sampah
https://www.gurupendidikan.co.id/manfaat-sampah-untuk-
kehidupan-beserta-penjelasannya/
http://semuaitubermanfaat.blogspot.com/2012/02/manfaat-
sampah.html
https://danmogot.com/blog/artikel-15957-inilah-penyakit-yang-
timbul-akibat-sampah.html

18

Anda mungkin juga menyukai