Anda di halaman 1dari 27

TUGAS MANAGEMENT INDUSTRI OTOMOTIF

SYARAT-SYARAT MENDIRIKAN SUATU USAHA

Disusun Oleh :

Sahid Abdul Rohim (17509134004/B1.1)

D3 TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

BAB 1 RINGKASAN MATERI


1.1 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)........................................................ 1
1.2 Izin Mendirikan Usaha (IMB) ................................................................. 7
1.3 Izin Gangguan (HO) ................................................................................ 12
1.4 Surat Keterangan Tata Bangunan dan Lingkungan ................................. 15
1.5 Surat Izin Usaha Perdagangan ................................................................. 18

BAB 2 KESIMPULAN
KESIMPULAN ..................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24

ii
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur penulis panatkan kepada kehadirat Allah SWT Yang
Maha Esa, atas limpahan Rahmat-Nya dan Hidayah-Nya serta Sholawat serta
salamnya kita curahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah tugas Management Industri Otomotif “SYARAT-
SYARAT PENDIRIAN SUATU USAHA”
Dalam pengerjaan makalah ini, penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna oleh sebab itu dengan hati yang terbuka, penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah
ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah
pengetahuan khususnya pada diri penulis dan pada para pembaca umumnya

Yogyakarta, Mei 2019

Penulis

iii
1

BAB 1
RINGKASAN MATERI

1.1 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


A. Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
NPWP adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai
sarana yang merupakan tanda pengenal atau identitas bagi setiap Wajib Pajak
dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Fungsi NPWP adalah
sebagai sarana administrasi perpajakan, identitas Wajib Pajak, dan
persyaratan untuk sejumlah pelayanan umum.
Bagi Anda para pemilik usaha, perusahaan Anda wajib didaftarkan
untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Badan jika
merupakan Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan bidang perpajakan. Adapun
persyaratan NPWP bagi Badan Usaha seperti yang dilansir situs resmi
Kementerian Keuangan RI adalah:
1. Wajib Pajak Badan yang memiliki kewajiban perpajakan sebagai
pembayar, pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, termasuk bentuk usaha tetap dan
kontraktor dan/atau operator di bidang usaha hulu minyak dan gas bumi.
2. Wajib Pajak Badan yang hanya memiliki kewajiban perpajakan sebagai
pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan perpajakan, termasuk bentuk kerjasama operasi (Joint
Operation).
Untuk perusahaan sendiri, NPWP dibagi kedalam 3 kategori perusahaan

B. Persyaratan NPWP Perusahaan


a. Badan Usaha Berorientasi Laba (Profit-Oriented)
Untuk Wajib Pajak Badan termasuk bentuk usaha tetap dan
kontraktor dan/atau operator di bidang usaha hulu minyak dan gas
bumi yang berorientasi pada laba (profit), syarat pendaftaran NPWP
adalah:
2

1. Fotokopi akta pendirian atau dokumen pendirian dan perubahan bagi


Wajib Pajak badan dalam negeri, atau surat keterangan penunjukan
dari kantor pusat bagi bentuk usaha tetap.
2. Fotokopi Kartu NPWP salah seorang pengurus, atau fotokopi paspor
dan surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah Daerah
minimal Lurah atau Kepala Desa jika penanggung jawab adalah
Warga Negara Asing.
3. Fotokopi dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan
oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan
usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah minimal Lurah atau Kepala
Desa atau bukti pembayaran listrik.

b. Badan Usaha Tidak Berorientasi Laba (Non profit Oriented)


Untuk Wajib Pajak Badan yang tidak berorientasi laba,
dokumenyang disyaratkan hanya berupa:
1. Fotokopi KTP salah seorang pengurus badan atau organisasi.
2. Surat keterangan domisili dari pengurus RT/RW.

c. Badan Usaha Operasi Kerjasama (Joint Operation)


Untuk Wajib Pajak badan berbentuk operasi kerjasama (Joint
Operation), dokumen yang disyaratkan adalah:
1. Fotokopi Perjanjian Kerjasama/Akta Pendirian
sebagaibentukoperasi kerjasama.
2. Fotokopi Kartu NPWP masing-masing anggota bentuk operasi
kerjasama yang diwajibkan untuk memiliki NPWP.
3. Fotokopi Kartu NPWP Pribadi salah seorang pengurus
perusahaan anggota bentuk operasi kerjasama, atau fotokopi
paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat
Pemerintah Daerah minimal Lurah atau Kepala Desa jika
penanggung jawabnya adalah Warga Negara Asing.
4. Fotokopi dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang
diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan
3

tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah


minimal Lurah atau Kepala Desa.

C. Cara Pembuatan NPWP Perusahaan


a. Pembuatan NPWP Perusahaan Secara Online
situs www.pajak.go.id atau https://ereg.pajak.go.id/login untuk
langsung mengakses halaman pendaftaran NPWP online di situs Dirjen
Pajak.
1. Di laman Dirjen Pajak tersebut, pilih menu sistem e-Registration.
2. Jika Anda belum pernah mendaftarkan diri, silakan mendaftar terlebih
dahulu untuk mendapatkan akun dengan mengklik “daftar”. Isilah data
pendaftaran pengguna dengan benar seperti nama, alamat email, kata
sandi (password), dan lainnya. Setelah semua terisi, klik “Save”.
3. Aktivasi akun,Cara mengaktivasi akun Anda adalah dengan membuka
kotak masuk (inbox) dari email yang Anda gunakan untuk mendaftar
tadi, kemudian buka email yang masuk dari Dirjen Pajak. Ikuti
petunjuk yang ada di dalam email tersebut untuk melakukan aktivasi.
4. Isi Formulir, PendaftaranSetelah proses aktivasi berhasil dilakukan,
selanjutnya Anda harus login ke sistem e-Registration dengan
memasukkan email dan password akun yang telah Anda buat. Atau
Anda bisa mengklik tautan yang terdapat di dalam email aktivasi
kedua dari Dirjen Pajak. Setelah login, Anda akan dibawa ke halaman
Registrasi Data WP untuk memulai proses pembuatan NPWP. Silakan
mengisi semua data dengan benar pada formulir yang tersedia. Ikuti
semua tahapannya secara teliti. Bila data yang diisi benar, akan
muncul surat keterangan terdaftar sementara.
5. Kirim Formulir Pendaftaran, Setelah semua data pada formulir
pendaftaran terisi lengkap, pilih tombol daftar untuk mengirim
Formulir Registrasi Wajib Pajak secara elektronik ke Kantor
Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
6. Cetak, Selanjutnya Anda harus mencetak dokumen berikut
sepertiyangtampak pada layar komputer
4

A. Formulir Registrasi Wajib Pajak


B. Surat Keterangan Terdaftar Sementara
7. Menandatangani Formulir Registrasi Wajib Pajak dan
melengkapidokumen, Setelah Formulir Registrasi Wajib Pajak
dicetak, silakan ditandatangani, kemudian sertakan berkas dokumen
persyaratan yang telah disiapkan sebelumnya.
8. Kirimkan Formulir Registrasi Wajib Pajak ke KPP
Setelah berkas kelengkapannya siap, Anda harus mengirimkan
Formulir Registrasi Wajib Pajak, Surat Keterangan Terdaftar
Sementara yang sudah ditandatangani, beserta dokumen lainnya ke
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat badan/perusahaan Anda
sebagai Wajib Pajak terdaftar. Berkas tersebut dapat diserahkan
langsung ke KPP atau melalui Pos Tercatat. Pengiriman dokumen ini
harus dilakukan paling lambat 14 hari setelah formulir terkirim.
Jika Anda tidak ingin repot-repot menyerahkan atau mengirimkan
berkas secara langsung atau melalui pos ke KPP, Anda dapat
memindai (scan) dokumen Anda dan mengunggahnya dalam bentuk
digital (soft file) melalui aplikasi e-Registration tadi.
9. Cek status dan tunggu kiriman kartu NPWP, Setelah mengirimkan
berkas dokumen, Anda dapat memeriksa status pendaftaran NPWP
perusahaan Anda melalui email atau di halaman history pendaftaran
dalam aplikasi e—Registration. Jika statusnya ditolak, maka Anda
harus memperbaiki beberapa data yang kurang lengkap. Namun jika
statusnya disetujui, maka kartu NPWP perusahaan Anda akan segera
dikirim melalui Pos Tercatat

b. Pembuatan NPWP Perusahaan Secara Offline


Pendaftaran NPWP Perusahaan secara offline dapat dilakukan
dengan langsung mendatangi Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
Persyaratan dokumen yang harus dibawa sama seperti pada
pendaftaran online. Ada dua metode yang dapat Anda gunakan untuk
pendaftaran offline, yaitu:
5

1. Mendatangi Kantor Pelayanan Pajak (KPP)


Anda dapat langsung datang ke KPP terdekat dari tempat
perusahaan Anda berdomisili dengan membawa berkas persyaratan
yang dibutuhkan. Semua dokumen persyaratan difotokopi,
kemudian Anda lengkapi dengan formulir pendaftaran Wajib Pajak
Badan yang sudah diisi dengan benar dan lengkap serta
ditandatangani. Formulir ini bisa Anda peroleh dari petugas
pendaftaran di KPP. Selanjutnya serahkan seluruh berkas ke
petugas pendaftaran. Anda akan mendapatkan tanda terima
pendaftaran Wajib Pajak yang menunjukkan bahwa perusahaan
Anda sebagai Wajib Pajak telah didaftarkan untuk mendapatkan
NPWP Badan/Perusahaan.
Waktu yang dibutuhkan untuk membuat kartu NPWP tidak
lama, hanya satu hari kerja, dan tidak dipungut biaya alias gratis.
Kartu NPWP dan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) akan dikirim
melalui Pos Tercatat selambatnya setelah satu hari kerja, atau di
tempat-tempat tertentu bahkan langsung bisa diambil hari itu juga.
2. Melalui Jasa Pos atau Ekspedisi (Kurir)
Metode ini bisa Anda pilih jika lokasi KPP terlalu jauh dari
tempat Anda. Anda bisa mendatangi kantor pos atau jasa ekspedisi
terdekat, dan di sana Anda tinggal mengisi formulir pendaftaran
sekaligus mengirimkannya ke KPP dengan melampirkan dokumen
persyaratan yang telah Anda siapkan.
3. NPWP Perusahaan Wajib Dimiliki
Pendaftaran NPWP dilaksanakan dengan cara penilaian
sendiri (self assessment), yaitu Wajib Pajak berkewajiban untuk
mendaftarkan perusahaannya sendiri ke KPP tempat Wajib Pajak
berkedudukan untuk mendapatkan NPWP. Jadi setelah mengetahui
persyaratan dan tata-cara pembuatan NPWP Perusahaan, baik
secara online maupun offline, sudah merupakan kewajiban Anda
sebagai pemilik atau penanggung jawab perusahaan yang menjadi
6

Wajib Pajak untuk mendaftarkan perusahaan Anda untuk


mendapatkan NPWP Badan/Perusahaan. Jangan lupa, orang bijak
taat pajak!
7

1.2 Izin Mendirikan Bangunan (IMB)


A. Pengertian Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
pengertian IMB (Izin Mendirikan Bangunan) adalah produk hukum
yang berisi persetujuan atau perizinan yang dikeluarkan oleh Kepala
Daerah Setempat (Pemerintah kabupaten / kota) dan wajib dimiliki /
diurus pemilik bangunan yang ingin membangun, merobohkan,
menambah / mengurangi luas, ataupun merenovasi suatu bangunan.
Kehadiran IMB (izin mendirikan bangunan) pada sebuah bangunan
sangatlah penting, karena bertujuan untuk menciptakan tata letak
bangunan yang aman dan sesuai dengan peruntukan lahan. Bahkan
keberadaan IMB juga sangat dibutuhkan ketika terjadi transaksi jual beli
rumah. Pemilik rumah yang tidak memiliki IMB nantinya akan
dikenakan denda 10 persen dari nilai bangunan, rumah pun juga bisa
dibongkar.
B. Syarat IMB Rumah Tinggal
1. Persyaratan / Syarat IMB Rumah Tinggal
Sebelum menjalankan proses pembuatan IMB, setiap
pemohon diwajibkan untuk melengkapi beberapa persyaratan IMB,
diantaranya adalah foto kopi identitas pemilik, foto kopi SPPT dan
Bukti Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Tahun Berjalan, foto
kopi surat kepemilikan tanah, surat kuasa (bila dikuasakan), surat
pernyataan kepemilikan tanah.
2. Alur Pengajuan IMB Rumah Tinggal
Bagi Anda yang memiliki rumah di bawah 500 meter
persegi, mengurus IMB bisa langsung datang kecamatan di loket
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kecamatan, setelah itu Anda
bisa langsung mengisi formulir untuk pengajuan pengukuran tanah.
Satu minggu kemudian petugas akan datang ke rumah Anda dan
mengukur dan membuat gambar denah rumah Anda, setelah
gambar jadi maka dapat dijadikan blueprint untuk IMB.
3. Lama Proses Pembuatan IMB Rumah Tinggal
8

Setelah gambar denah selesai, baru proses pengajuan IMB bisa


dilaksanakan, jangka waktu lama pembuatan IMB sendiri bisa
memakan waktu 15 hari kerja.
4. Biaya Pengurusan IMB Rumah Tinggal
Biaya pengurusan IMB sendiri dihitung berdasarkan luasan rumah
tersebut, yakni per meter persegi dikenakan biaya Rp 2.500.
C. Syarat IMB Non Rumah Tinggal / Bangunan Umum
1. Persyaratan / Syarat IMB Bangunan Umum (Non Rumah Tinggal
s/d 8 lantai)
Untuk membuat IMB Bangunan Umum Non Rumah Tinggal (s/d 8
lantai) pemohon harus melengkapi beberapa syarat mengurus
IMB berupa :

 Formulir permohonan IMB


 Surat pernyataan tidak sengketa (bermaterai)
 Surat Kuasa (jika dikuasakan)
 KTP dan NPWP ( pemohon dan/yang dikuasakan)
 Surat Pernyataan Keabsahan dan Kebenaran Dokumen
 Bukti Pembayaran PBB
 Akta Pendirian (Jika pemohon atas nama
perusahaan/badan/yayasan)
 Bukti kepemilikan tanah (surat tanah)
 Ketetapan Rencana Kota (KRK)/RTLB
 SIPPT (untuk luas tanah > 5.000 m2)
 Gambar rancangan arsitektur (terdiri atas gambar situasi, denah,
tampak, potongan, sumur resapan) direncanakan oleh arsitek
yang memiliki IPTB, diberi notasi GSB, GSJ dan batas tanah)
 Gambar konstruksi serta perhitungan konstruksi dan laporan
penyelidikan tanah (direncanakan oleh perencana konstruksi
yang memiliki IPTB)
 Gambar Instalasi (LAK/LAL/SDP/TDP/TUG)
 IPTB (Izin Pelaku Teknis Bangunan) arsitektur, konstruksi dan
instalasi ( legalisir asli )
9

 IMB lama dan lampirannya (untuk permohonan


merubah/menambah bangunan)

2. Tahap Pengajuan IMB Bangunan Umum (Non Rumah Tinggal s/d


8 lantai)
Pertama pemohon datang ke loket Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PTSP) kota Administrasi dimana Anda tinggal, kemudian
mengisi formulir yang diajukan, setelah itu menyerahkan syarat-
syarat atau dokumen yang dibawa, kemudian berkas akan diteliti
dan akan di survey ke lokasi.
Setelah di survey kemudian petugas akan menghitung
besaran retribusi atau biaya yang harus dikeluarkan oleh pemohon,
kemudian pemohon membayar retribusi yang ditetapkan di bank
DKI dan meminta bukti pembayaran dan kemudian
menyerahkannya ke loket PTSP kota Administrasi. Setelah itu baru
IMB dapat diambil oleh pemohon.

D. Biaya Membuat IMB Bangunan Umum Non Rumah Tinggal (8


Lantai)
Untuk biayanya membuat IMB Bangunan Umum Non
Rumah tinggal sendiri disesuaikan dengan Perda No 1 tahun 2015
dengan berdasarkan luas bangunan x indek bangungan x harga
satuan retribusi.
1. Lama Proses Pembuatan IMB Bangunan Umum Non Rumah
Tinggal (8 Lantai)
Lama pembuatan IMB sendiri adalah 25 hari kerja, sejak
dokumen teknis disetujui. Jika sudah jadi IMB bisa langsung
diambil di loket PTSP Kota Administrasi setempat.

E. Syarat IMB Bangunan Umum (Non Rumah Tinggal) 9 lantai lebih


Hampir sama seperti syarat-syarat membuat IMB Bangunan
Umum untuk non rumah (s/d 8 lantai), untuk bangunan setinggi
10

sembilan lantai lebih pun, harus memeuhi beberapa persyaratan di


bawah ini :

 Formulir Pendaftaran IMB


 Fotokopi KTP dan NPWP Pemohon
 Fotokopi Sertifikat Tanah, yang telah dilegalisir Notaris,
 Fotokopi PBB Tahun terakhir
 Menyertakan Ketetapan Rencana Kota (KRK) dan Rencana
Tata Letak Bangunan (RTLB/ Blokplan) dari BPTSP
 Mencantumkan fotokopi Surat Izin Penunjukkan Penggunaan
Tanah (SIPPT) dari Gubernur, apabila luas tanah daerah
perencanaan 5.000 M2 atau lebih.
 Gambar rancangan arsitektur (terdiri atas gambar situasi,
denah, tampak, potongan, sumur resapan) direncanakan
oleh arsitek yang memiliki IPTB, diberi notasi GSB, GSJ dan
batas tanah)
 Rekomendasi hasil persetujuan Tim Penasehat Arsitektur Kota
(TPAK), apabila luas bangunan 9 Lantai atau lebih,
 Hasil Penyelidikan Tanah yang dibuat oleh Konsultan,
 Persetujuan Hasil Sidang TPKB, apabila ketinggian bangunan
9 lantai atau lebih dan atau bangunan dengan basement lebih
dari 1 lantai, atau bangunan dengan struktur khusus.
 Gambar Instalasi (LAK/LAL/SDP/TDP/TUG)
 Rekomendasi UKL/UPL dari BPLHD apabila luas bangunan
2.000 sampai dengan 10.000 M2, atau Rekomendasi AMDAL
apabila luas bangunan lebih dari 10.000 M2.
 Surat Penunjukan Pemborong dan Direksi Pengawas
Pelaksanaan Bangunan dari Pemilik Bangunan.
 Surat Kuasa (jika dikuasakan)
1. Alur Membuat IMB Bangunan Umum (Non Rumah Tinggal) 9
Lantai atau lebih
Untuk mengurus IMB Bangunan Umum (Non Rumah
Tinggal) 9 lantai ini, setiap pemohon yang berdomisili di Jakarta
11

terlebih dahulu mengisi formulir pendaftaran di loket Badan


Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) Kantor Provinsi DKI
Jakarta.
Di sana pemohon juga diwajibkan untuk menyertakan
persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan, kemudian berkas-
berkas yang telah masuk akan diteliti dan disidangkan oleh Tim
Penasehat Arsitektur Kota (TPAK). Setelah lulus maka akan
disidangkan kembali berdasarkan Pencanaan Struktur oleh Tim
Penasehat Konstruksi Bangunan (TPKB) dan Perencanaan Instalasi
dan M&E ke Tim Penasehat Instalasi Bangunan (TPIB).
Kemudian petugas akan menghitung besarnya
retribusi/biaya IMB, setelah itu pemohon harus segera membayar
biaya retribusi IMB melalui Bank DKI dan meminta tanda bukti
pembayaran yang kemudian diserahkan ke loket BPTSP di kantor
Provinsi DKI Jakarta, setelah itu maka berkas permohonan IMB
dapat diterbitkan.
IMB yang telah diterbitkan akan diinformasikan melalui
SMS atau telepon kepada pemohon dan IMB dapat diambil oleh
pemohon di loket PBTSP.

2. Biaya Pembuatan IMB Bangunan Umum Non Rumah Tinggal (9


Lantai Lebih)
Retribusi atau biaya pembuatan IMB diatur beradasarkan
beberapa aspek, perhitungannya adalah sebagai berikut, Luas
Bangunan x indek x Harga Satuan Retribusi (Seperti yang diatur
dalam Perda No.1 tahun 2015.Lama Waktu Pembuatan,
Berdasarkan SK Gubernur No.129 tahun 2012, IMB bisa selesai
dikerjakan selama 25 hari kerja, terhitung sejak dokumen teknis
disetujui.
12

1.3 Izin Gangguan (HO)


A. Pengertian Izin Gangguan (HO)
Izin Gangguan/Izin Tempat Usaha adalah Surat Izin yang diberikan
bagi tempat usaha yang dapat menimbulkan gangguan dan tercemarnya
lingkungan, dikecualikan pada tempat usaha yang lokasinya telah
ditunjuk oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daaerah

B. Dasar Hukum
1. Peraturan Daerah Nomor 11 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu
2. Peraturan Bupati Sukamara No.18 tahun 2013 tentang Izin
Gangguan/Izin Tempat Usaha

C. Kriteria Gangguan :
Kriteria Gangguan dalam penetapan Izin Terdiri dari :
1. Lingkungan
Meliputi gangguan terhadap fungsi tanah, air tanah, sungai, laut,
udara, dan gangguan yang bersumber dari aktivitas usaha;
2. Sosial Kemasyarakatan
Meliputi terjadinya ancaman kemerosotan moral dan/ atau ketertiban
umum;
3. Ekonomi
Meliputi ancaman terhadap penurunan produksi masyarakat sekitar
dan penurunan nilai ekonomi benda tetap dan benda bergerak yang
berada di sekitar lokasi usaha.

D. Jenis usaha :
1. Usaha Temporer/Sementara
 Usaha Temporer Yaitu usaha yang bersifat sementara/tidak lebih
dari 1 (satu) tahun atau berpindah-pindah.
 Setiap Orang pribadi atau Badan yang mendirikan tempat usaha
yang bersifat temporer, wajib memiliki izin Gangguan/Izin Tempat
13

usaha, kecuali bagi usaha yang ditetapkan oleh pemerintah


pusat/Pemerintah Daerah.
2. Usaha Tetap/Permanen
 Usaha Permanen yaitu usaha yang bersifat menetap yang kegiatan
usahanya lebih dari 1 (satu) tahun.
 Setiap Orang pribadi atau Badan yang mendirikan tempat usaha
yang bersifat menetap yang dapat menimbulkan bahaya,kerugian
dan gangguan masyarakat dan pelestarian lingkungan hidup,
wajib memiliki izin Gangguan/Izin Tempat usaha, kecuali bagi
usaha yang ditetapkan oleh pemerintah pusat/Pemerintah Daerah.

E. Masa berlaku :
 Jangka Waktu Berlangsungnya Izin Gangguan /Izin Tempat Usaha
yang bersifat Permanen yaitu 5 (Lima) Tahun, dan wajib daftar
ulang setiap 1 (satu) tahun sekali.
 Jangka Waktu Berlangsungnya Izin Gangguan /Izin Tempat Usaha
yang bersifat Temporer yaitu 3 (Tiga) Bulan, dan wajib daftar
ulang selambat lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum jatuh tempo.
 Bilamana Pemegang Izin Gangguan/Izin Tempat Usaha
menghentikan atau menutup kegiatan usahanya, yang bersifat wajib
memberitahukan dan mengembalikan izin dimaksud kepada
Bupati.

F. Izin Gangguan/Tempat Usaha dinyatakan tidak berlaku dan dicabut bila :


 Pemegang Izin menghentikan perusahaan
 Pemegang izin mengubah atau menambah jenis usahanya tanpa
mengajukan perubahan kepada Bupati.
 Tidak melaksanakan daftar ulang
 Melanggar peraturan Perundang-undangan yang berlaku
 Pemegang izin tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
ditentukan dalam surat izin gangguan/izin tempat usaha
14

 Perubahan peruntukan atau fungsi tanpa pemberitahuan kepada


Pemerintah Daerah
 Adanya perubahan kepemilikan usaha.

G. Dokumen Persyaratan :
1. Permohonan Izin Gangguan/Izin Tempat Usaha Bersifat Temporer
2. Mengisi Formulir yang disediakan;
3. Fotokopi KTP dan NPWPD Perusahaan;
4. Pernyataan tidak keberatan dari tetangga dan/atau masyarakat
yang berdekatan (ijin tetangga), yang diketahui kepala
kelurahan dan camat setempat;
5. Site Plan berikut lampiran Gambar Denah dan situasi.
2. Permohonan Izin Gangguan/Tempat Usaha Bersifat Permanen
1. Mengisi formulir yang telah disediakan;
2. Fotokopi Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
3. Fotokopi Surat Keterangan bukti hak tanah atau surat
keterangan status tanah;
4. Fotokopi akta pendirian Perusahaan;
5. Fotokopi KTP dan NPWPD;
6. Fotokopi Pembayaran PBB tahun terakhir;
7. Fotokopi AMDAL/UKL/UPL/SPPL;
8. Site Plan berikut lampiran Gambar denah dan situasi.
15

1.4 Surat Keterangan Tata Bangunan dan Lingkungan (SKTBL)


A. Pengertian SKTBL
SKTBL (yang merupakan bentuk rekomendasi tata ruang,
bangunan dan lingkungan) adalah persyaratan permohonan IMB
perorangan (bangunan rumah/gedung pada umumnya), sehingga
permohonan SKTBL di lakukan lebih dahulu atau bersamaan dengan
permohonan IMB. Sedangkan RTB adalah persyaratan permohonan IMB
yang merupakan obyek IPT (perizinan yang didahului dengan
permohonan Izin Pemanfaatan Tanah) yaitu bangunan kepentingan
umum.

B. Dasar Hukum
Dalam Peraturan Daerah No. 5 tahun 2011 kalau kita membahas
bangunan gedung secara otomatis inklusif di dalamnya juga membahas
sarana prasarana. Dan dalam Perbup No. 49 tahun 2012 juga dijelaskan
prasarana bangunan gedungmeliputi:
a) Konstruksi pembatas atau penahan atau pengaman
b) Penanda masuk lokasi /signage
c) Pemanfaatan ruang terbuka dengan perkerasan
d) Pemanfaatan ruang terbuka tanpa perkerasan
e) Penghubung
f) Kolam atau reservoir bawah atau atas tanah

C. Persyaratan Pembuatan SKTBL

1. Formulir bermeterai Rp. 6.000,-.


2. Fotocopi KTP pemohon yang masih berlaku.
3. Lampiran (rangkap 3) :
a. Gambar denah lokasi :
 Tampak depan
 Tampak samping
 Tampak belakang
 Potongan memanjang
16

 Potongan melintang rencana pondasi


 Rencana atap
 Jaringan sanitasi
 Jaringan listrik
 Gambar situasi dan situasi kecil
b. Gambar konstruksi baja beserta hitungannya.
c. Gambar konstruksi beton beserta hitungannya.
d. Fotokopi sertifikat tanah.
e. Gambar SPT PBB Tahun berjalan.
f. SPK apabila pekerjaan diborongkan.
g. Surat Kuasa bermeterai apabila permohonan dikuasakan.
h. Fotocopi KTP penerima kuasa yang masih berlaku apabila
permohonan dikuasakan.

4. SKTBL
5. Fotokopi IPL/IL/ILK/IPL, dokumen lingkungan, site plan.

D. Prosedur / Mekanisme

1. Pemohon menyerahkan berkas permohonan izin kepada petugas di


loket pelayanan umum.
2. Petugas Administrasi menerima dan meneliti kelengkapan dan
kebenaran berkas persyaratan administrasi izin, apabila :
a. Berkas permohonan dinyatakan lengkap dan benar, petugas mencatat
dalam buku register dan memberikan bukti penerimaan berkas;
b. Berkas permohonan tidak lengkap dan tidak benar, maka petugas
mengembalikan kepada pemohon untuk dilengkapi dan atau
diperbaiki;
3. Kepala Seksi Pelayanan Umum Mengkaji surat permohonan dan
persyaratan administrasi izin;
a. Apabila data lengkap dan benar, memerintahkan petugas teknis untuk
meninjau lokasi permohonan izin;
17

b. Apabila data tidak lengkap dan tidak benar, mengembalikan kepada


petugas administrasi untuk dilengkapi dan atau diperbaiki;
18

1.5 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)


E. Pengertian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat Izin untuk dapat
melaksanakan kegiatan usaha perdagangan. Setiap perusahaan, koperasi,
persekutuan maupun perusahaan perseorangan, yang melakukan kegiatan
usaha perdagangan wajib memperoleh SIUP yang diterbitkan
berdasarkan domisili perusahaan dan berlaku di seluruh wilayah
Republik Indonesia.

SIUP wajib dimiliki oleh orang atau badan yang memiliki usaha
perdagangan. Fungsi Surat Izin Usaha Perdagangan yaitu sebagai alat
atau bukti pengesahan dari usaha perdagangan yang dilakukan.

Surat Izin Usaha Perdagangan di keluarkan oleh pemerintah daerah


dan dibutuhkan pelaku usaha perseorangan maupun yang telah berbadan
hukum. Surat Izin Usaha Perdagangan tidak hanya dibutuhkan usaha
berskala besar tapi juga usaha kecil dan menengah agar usaha yang
dilakukan mendapatkan pengakuan dan pengesahan dari pihak
pemerintah. Hal tersebut untuk menghindari terjadi masalah yang bisa
mengganggu perkembangan usaha di kemudian hari.

SIUP merupakan surat izin yang diberikan oleh menteri atau


pejabat yang ditunjuk kepada pengusaha untuk melaksanakan usaha di
bidang perdagangan dan jasa. SIUP diberikan pada para pengusaha baik
perorangan, Firma, CV, PT, Koperasi, BUMN, dan sebagainya.

Seperti surat izin usaha lainnya, pengurusan surat izin usaha


perdagangan dapat dilakukan di Kantor Dinas Perdagangan di tingkat
kabupaten atau kotamadya atau di Kantor Pelayanan Perizinan setempat
(di beberapa daerah ada Kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu atau
BP2T). SIUP dikeluarkan berdasarkan domisili pemilik atau penanggung
jawab perusahaan. SIUP perusahaan kecil dan menengah diterbitkan dan
ditandatangani oleh Kepala Kantor Perindustrian dan Perdagangan
Tingkat II atas nama menteri. Sedangkan SIUP perusahaan besar
19

diterbitkan dan ditandatangani oleh Kepala Kantor Perindustrian dan


Perdagangan Daerah Tingkat I atas nama menteri.

Setiap Perusahaan yang melakukan usaha perdangangan wajib


memilki SIUP. Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) huruf c Permendag 46/2009,
terdapat pengecualian kewajiban memiliki SIUP terhadap Perusahaan
Perdagangan Mikro dengan kriteria:

 Usaha Perseorangan atau persekutuan.


 Kegiatan usaha diurus, dijalankan, atau dikelola oleh pemiliknya
atau anggota keluarga terdekat.
 Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50 juta , tidak
termasuk tanah dan bangunan.

F. Fungsi SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)

Adapun fungsi dan kegunaan siup diantaranya yaitu:

 Sebagai alat pengesahan yang di berikan oleh pemerintah, sehingga


dalam kegiatan usaha tidak terjadi masalah perizinan.
 Dengan memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan dapat
memperlancar perdagangan ekspor dan impor
 Sebagai syarat untuk mengikuti kegiatan lelang yang di
selenggarakan oleh pemerintah.

G. Jenis SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)

Berikut beberapa jenis siup diantaranya yaitu:

 SIUP MIKRO, yaitu SIUP yang bisa diberikan kepada perusahaan


perdagangan mikro, dengan modal dan kekayaan bersih seluruhnya
tidak lebih dari Rp. 50 Juta.
 SIUP KECIL, yaitu SIUP yang wajib dimiliki oleh perusahaan
perdagangan dengan modal dan kekayaan bersih (netto) seluruhnya
sebesar Rp. 50 Juta sampai dengan Rp. 500 Juta, tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha
20

 SIUP MENENGAH, yaitu SIUP yang wajib dimiliki oleh


perusahaan perdagangan dengan modal dan kekayaan bersih (netto)
seluruhnya sebesar Rp. 500 Juta sampai dengan Rp. 10 Milyar,
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
 SIUP BESAR, yaitu SIUP yang wajib dimiliki oleh perusahaan
perdagangan dengan modal dan kekayaan bersih (netto) seluruhnya
lebih Rp. 10 Milyar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha.

H. Syarat Administrasi Permohonan SIUP

Syarat SIUP untuk Perseroan Terbatas (PT)


Adapun syarat membuat SIUP untuk Perusahaan Terbatas (PT),
diantaranya yaitu:

 Fotokopi KTP Direktur Utama/Penanggung Jawab Perusahaan atau


pemegang sahamnya.
 Fotokopi Kartu Keluarga jika penanggungjawabnya seorang
perempuan.
 Fotokopi NPWP.
 Surat Keterangan Domisili atau SITU.
 Fotokopi Akta Pendirian PT dan fotokopi Surat Keputusan
Pengesahan Badan Hukum.
 Surat Izin Gangguan (HO) dan Surat Izin Prinsip.
 Neraca perusahaan.
 Pas foto Direktur Utama/Penanggung Jawab/pemilik perusahaan
dengan ukuran 4 x 6 (2 lembar).
 Materai Rp6.000.
 Surat izin teknis dari instansi terkait jika diminta.

Syarat SIUP untuk Koperasi

Adapun syarat membuat SIUP untuk koperasi, diantaranya yaitu:

 Fotokopi KTP Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas Koperasi.


21

 Fotokopi NPWP dan Fotokopi Akta Pendirian Koperasi.


 Daftar susunan Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas.
 Fotokopi SITU dari Pemerintah Daerah (Pemda).
 Neraca koperasi.
 Materai senilai Rp. 6.000.
 Pas foto Direktur Utama/Penanggung Jawab/pemilik perusahaan
dengan ukuran 4 x 6 (2 lembar).
 Izin lain yang terkait (Misalnya jika usaha tersebut menghasilkan
limbah, harus memiliki izin AMDAL dari Badan pengendalian Dampak
Lingkungan Daerah) setempat.

Syarat SIUP untuk Perusahaan Perseorangan


Adapun syarat membuat SIUP untuk persero, diantaranya yaitu:

 Fotokopi KTP pemegang saham perusahaan.


 Fotokopi NPWP.
 Surat keterangan domisili atau SITU.
 Neraca perusahaan.
 Materai Rp. 6.000.
 Foto Direktur Utama/Penanggung Jawab/pemilik perusahaan
dengan ukuran 4 x 6 cm (2 lembar).
 Surat izin lain yang terkait usaha yang dijalankan.

Syarat SIUP untuk Perusahaan Perseroan Terbuka (Tbk)


Adapun syarat membuat perusahaan persero terbuka diantaranya yaitu:

 Fotokopi KTP Direktur Utama/Penanggung Jawab/pemilik perusahaan.


 Fotokopi SIUP sebelum menjadi perseroan terbuka.
 Fotokopi Akta Notaris Pendirian dan Perubahan perusahaan dan surat
persetujuan status perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka dari
Departemen Hukum dan HAM.
 Surat keterangan dari Badan Pengawas Pasar Modal bahwa perusahaan
yang bersangkutan telah melakukan penawaran umum secara luas dan
terbuka.
22

 Fotokopi Surat Tanda Penerimaan Laporan Keuangan Tahunan


Perusahaan (STP-LKTP) tahun buku terakhir.
 Foto Direktur Utama/Penanggung Jawab/pemilik perusahaan dengan
ukuran 4 x 6 cm (2 lembar).
23

BAB 2
KESIMPULAN
Dari Penjelasan diatas dapat disimpulkan dalam membangun atau
mendirikan usaha perlu tahap dan rencana, diantaranya melalui tahap perizinan
pada lembaga-lembaga terkait seperti dinas perindustrian, perdagangan,
perpajakan, notaries dan dinas perizinan.
Salah satu yang paling penting dalam pembentukan sebuah badan usaha
adalah perizinan usaha. Izin usaha merupakan bentuk persetujuan atau pemberian
izin dari pihak yang berwenang atas penyelenggaraan kegiatan usaha. Tujuannya
untuk memberikan pembinaan, arahan serta pengawasan sehingga usaha bisa
tertib dan menciptakan pemerataan kesempatan berusaha dan demi terwuudnya
keindahan, pembayaran pajak dan menciptakan keseimbangan perekonomian dan
perdagangan.
24

DAFTAR PUSTAKA

http://bpmppt.slemankab.go.id
http://www.rumahjogjaindonesia.com/isi-majalah/juklak-sleman-perda-no5-th-
2011-bangunan-gedung.html
https://kpmppsukamara.wordpress.com/jenis-izin/izin-gangguanho/

Anda mungkin juga menyukai