Anda di halaman 1dari 35

BAB II

DASAR TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna
untuk mentransmisikan daya. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling
bersinggungan dengan gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda
gigi yang bersinggungan dan bekerja bersama-sama disebut sebagai
transmisi roda gigi, dan bisa menghasilkan keuntungan mekanis melalui
rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu mengubah kecepatan putar, torsi, dan
arah daya terhadap sumber daya. Tidak semua roda gigi berhubungan
dengan roda gigi yang lain; salah satu kasusnya adalah pasangan roda gigi
dan pinion yang bersumber dari atau menghasilkan gaya translasi, bukan
gaya rotasi.
Transmisi roda gigi analog dengan transmisi sabuk dan puli.
Keuntungan transmisi roda gigi terhadap sabuk dan puli adalah keberadaan
gigi yang mampu mencegah slip, dan daya yang ditransmisikan lebih
besar. Namun, roda gigi tidak bisa mentransmisikan daya sejauh yang bisa
dilakukan sistem transmisi roda dan puli kecuali ada banyak roda gigi
yang terlibat di dalamnya.
Ketika dua roda gigi dengan jumlah gigi yang tidak sama
dikombinasikan, keuntungan mekanis bisa didapatkan, baik itu kecepatan
putar maupun torsi, yang bisa dihitung dengan persamaan yang sederhana.
Roda gigi dengan jumlah gigi yang lebih besar berperan dalam
mengurangi kecepatan putar namun meningkatkan torsi.
Rasio kecepatan yang teliti berdasarkan jumlah giginya merupakan
keistimewaan dari roda gigi yang mengalahan mekanisme transmisi yang
lain (misal sabuk dan puli). Mesin yang presisi seperti jam tangan
mengambil banyak manfaat dari rasio kecepatan putar yang tepat ini.
Dalam kasus di mana sumber daya dan beban berdekatan, roda gigi
memiliki kelebihan karena mampu didesain dalam ukuran kecil.

3
Kekurangan dari roda gigi adalah biaya pembuatannya yang lebih mahal
dan dibutuhkan pelumasan yang menjadikan biaya operasi lebih tinggi.

2.2 Macam- macam Roda Gigi


2.2.1 Roda Gigi dengan Poros Sejajar
Roda gigi dengan poros sejajar adalah roda gigi dimana
giginya akan bejajar pada dua bidang silinder (bidang jarak bagi)
kedua bidang bersinggungan dan satu menggelinding pada yang
lain dengan sumbu sejajar.

Roda gigi jenis ini dapat dibedakan sebagai berikut :


a. Roda gigi lurus

Gambar 2.1 Roda Gigi Lurus


Roda gigi lurus adalah roda gigi dengan poros sejajar pada dua
bidang silinder, kedua bidang bersinggungan dan yang satu dan
menggelinding pada yang lain dengan sumber sejajar. Roda gigi lurus
merupakan jenis roda gigi yang paling mendasar dengan jalur gigi
yang sejajar poros. Bila diinginkan transimisi untuk putaran tinggi,
daya besar dan bunyi kecil antara dua poros sejajar pada umumnya

4
roda gigi lurus kurang kecil yang dapat memenuhi syarat, dan hal ini
diperlukan adanya roda gigi miring. Roda gigi lurus pada umumnya
digunakan untuk daya yang kecil dan kecepatan rendah, dibuat dari
besi cor, roda gigi ini murah, mudah diperoleh, dan berjalan dengan
baik pada pinion baja. Untuk gaya yang lebih besar dan kecepatan
lebih tinggi digunakan roda gigi dari baja atau baja cor, sedang untuk
gaya yang sangat besar dan kecepatan sangat tinggi diterapkan roda
gigi dari baja keras dan baja paduan.

b. Roda gigi miring

Gambar 2.2 Roda Gigi Miring


Roda gigi miring adalah roda gigi yang memiliki jalur gigi yang
bentuknya seperti ulir pada silinder jarak bagi. Pada roda gigi miring
ini jumlah pasangan gigi yang saling membuat kontak serentak (biasa
disebut perandingan kontak) adalah lebih besar daripada roda gigi
lurus, sehingga roda gigi tersebut dapat berlangsung dengan halus atau
sifat ini sangat baik untuk mentransmisikan daya putaran tinggi dan
beban besar.

5
c. Roda gigi miring ganda

Gambar 2.3 Roda Gigi Miring Ganda


Pada roga gigi ini tenaga axial timbul pada gigi dan saling
meniadakan dengan roda gigi dengan perbandingan reduksi kecepatan
keliling daya diteruskan dapat diperbesar, akan tetapi pembuatannya
sulit.
d. Roda gigi dalam

Gambar 2.4 Roda Gigi Dalam


Roda jenis ini dipakai jika didingini atau alat transmisi dengan
ukuran kecil dengan perbandingan reduksi besar, karena pinyon
terletak didalam roda gigi.
e. Pinyon dan batang gigi

6
Gambar 2.5 Pinyon Dan Batang Gigi
Merupakan dasar profil pahat membuat gigi dan pinyon gunanya
untuk merubah gerakan putar menjadi lurus atau sebaliknya dibidang
kerucut yang puncaknya di titik potong sumbu.

2.2.2 Roda Gigi dengan Poros Berpotongan (roda gigi kerucut)


Roda gigi kerucut bentuk dasarnya adalah dua buah kerucut
dengan puncak gabungan yang saling menyinggung menurut
sebuah garis lurus, roda gigi tersebut dapat dibedakan menjadi :
a. Roda gigi kerucut lurus

Gambar 2.6 Roda Gigi Kerucut


Dengan roda gigi lurus, ini paling mudah pembuatannya
dan paling banyak dipakai, penggunaannya sangat berisik
karena perbandingan terhadap kontaknya tidak memungkinkan
pemasangan bantalan pada kedua ujung porosnya.
b. Roda gigi Miring

7
 Roda gigi miring
Mempunyai jalur gigi yang membentuk ulir pada silinder
jarak bagi. Contohnya pada sistem transmisi persneling
pada kendaraan beroda empat, roda gigi penggerak katup-
katup pada mesin motor.

Gambar 2.7 Roda Gigi Miring

 Roda gigi miring ganda


Gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai
alur berbentuk V tersebut, akan saling meniadakan.
Contoh penggunaanya yaitu pada roda gigi reduksi
turbin pada kapal dan generator, roda gigi penggerak
rol pada steel mills.

Gambar 2.8 Roda Gigi Miring Ganda

8
2.2.3 Roda Gigi dengan Poros Silang
Roda gigi jenis ini dapat dibedakan menjadi :
a. Roda gigi cacing

Gambar 2.9 Roda Gigi Cacing


Roda gigi cacing (worm gear) menyerupai screw berbentuk
batang yang dipasangkan dengan roda gigi biasa atau spur.
Roda gigi cacing merupakan salah satu cara termudah untuk
mendapatkan rasio torsi yang tinggi dan kecepatan putar yang
rendah. Biasanya, pasangan roda gigi spur atau heliks memiliki
rasio maksimum 10:1, sedangkan rasio roda gigi cacing mampu
mencapai 500:1 [3]. Kerugian dari roda gigi cacing adalah
adanya gesekan yang menjadikan roda gigi cacing memiliki
efisiensi yang rendah sehingga membutuhkan pelumasan
Macam-macam roda gigi cacing:
1. Non Throated Worm Gear → helical gear tanpa ada
cekungan pada pasangan kedua roda gigi.
2. Single Throated Worm Gear → cekungan terdapat hanya
pada roda gigi.
3. Double Throated Worm Gear → cekungan terdapat pada
roda gigi cacing dan poros cacing.

Secara umum, worm gear berfungsi untuk mengurangi


kecepatan (memperhalus gerakan). Efisiensi worm gear
tergantung pada lead angle, kecepatan putaran, pelumasan,
kualitas permukaan, dan prosedur pemasangan/perakitan.

9
2.3 Tinjauan Roda Gigi Cacing
Perbandingan tranmisi atau perbandingan gigi dapat dinyatakan
dimana Z2 adalah jumlah gigi pada roda cacing dan Z1 jumlah ulir cacing,
Antara cacing dan rodanya terjadi gesekan besar sehingga banyak
menimbulkan panas itulah sebabnya mengapa kapasitas tranmisi roda
gigi cacing sering dibatasi oleh panas yang timbul .
Dalam pratek roda gigi cacing sering mempergunakan bahan
cacing dari baja paduan dengan pengerasan kulit dan roda cacing dari
bahan perunggu atau paduan tembaga dan alumunium. Permukaan gigi
harus difrais dengan baik dan pelumasan harus sesuai serta dijaga
keberlangsungannya. Konstruksi rumah dan poros serta pemasangannya
harus kokoh unyuk menghindari lenturan dan pergeseran aksial poros
cacimg
Tata cara perencanaan roda gigi cacing dapat diringkas sebagai
berikut , dimana sebagai contoh perhitungan diambil dari roda gigi cacing
suatu kontruk tranmisi yang dipakai dalam pekerjaan kerek atau kepala
pembagi. Jika m merupakan modul normal dan ms modul
aksial dan ∂ adalah sudut aksial maka
ms = m / cos ∂
Roda gigi cacing merupakan roda gigi yang memiliki bentuk gigi
menyerupai sekrup. Seperti halnya roda gigi yang lain, roda gigi cacing
juga memiliki pasangan yaitu poros cacing. Supaya memberi gambaran,
lihatlah ilustrasi dibawah ini :

Gambar 2.10 Gambar Roda Gigi Cacing

10
Gambar 2.11 Poros Cacing

Gambar 2.12 Gabungan Dari Roda Gigi Dan Poros Cacing

Secara fisik, roda gigi cacing memiliki cekungan di tiap giginya.


Cekungan ini bertujuan untuk mengubah titik kontak antara roda gigi
dengan pinion/poros cacing yang biasanya berupa titik, menjadi berupa
garis. Sehingga kontak yang terjadi menjadi lebih lama, dan dapat
menghasilkan transmisi daya yang tinggi. Roda gigi cacing mempunyai
gigi yang dipotong menyudut seperti pada roda gigi helik dan dipasangkan
dengan ulir yang dinamakan ulir cacing. Penggunaan roda gigi ini
biasanya untuk mereduksi kecepatan. Roda gigi ini dalam operasionalnya
akan mengunci sendiri sehingga tidak dapat diputar pada arah yang
berlawanan.
Poros cacing dan roda gigi memiliki perbandingan rasio yang
besar. Sebagai contoh, roda gigi heliks biasanya terbatas pada rasio gigi
kurang dari 10:1, sementara roda gigi cacing memiliki variasi rasio dari

11
10:1 ke 500:1. Kerugian dari pasangan roda gigi cacing adalah rendahnya
efisiensi karena perbandingan rasio yang cukup besar.
Roda gigi cacing termasuk kedalam jenis helical gear, namun
memiliki sudut yang agak besar (hampir 90 derajat) dan ukurannya
biasanya cukup panjang dalam arah aksial dan oleh karena itu bentuknya
menyerupai sekrup. Perbedaan antara roda gigi cacing dan roda gigi heliks
adalah roda gigi cacing dibuat sekurang-kurangnya satu gigi berlangsung
selama satu putaran penuh mengelilingi heliks. Sebuah poros cacing
memungkinkan untuk memiliki satu gigi saja. Pada roda gigi cacing
terlihat seperti memiliki banyak gigi, namun sebenarnya hanya satu satu
gigi saja namun mengelilingi poros tersebut seperti ulir. Sekrup yang
memiliki satu awalan saja disebut ulir tunggal. Sedangkan yang memilki
lebih dari satu awalan disebut ulir majemuk. Sudut heliks cacing biasanya
tidak ditentukan.
Dalam pasangan roda gigi cacing, pergerakan hanya mungkin
dilakukan oleh poros cacing saja. Di sini roda gigi tidak mungkin untuk
memutar poros cacing. Terutama jika sudut lead-nya kecil, roda gigi
mungkin hanya mengunci terhadap poros cacing, karena komponen gaya
keliling ke cacing tidak cukup untuk mengatasi gesekan. Pasangan roda
gigi cacing yang melakukan penguncian diri disebut self locking, yang
merupakan sebuah keuntungan dari penggunaan pasangan roda gigi ini,
misalnya ketika diinginkan untuk mengatur posisi suatu mekanisme
dengan memutar poros cacing dan kemudian memiliki mekanisme
menahan posisi tersebut. Contohnya adalah pengatur senar pada gitar.
Hal ini menjadi unik karena hanya terjadi pada mekanisme roda
gigi cacing, dimana poros cacing dapat dengan mudah memutar worm
gear, namun worm gear tidak dapat memutar poros cacing. Hal ini
disebabkan oleh kecilnya sudut roda gigi cacing sehingga saat worm gear
diputar, justru terjadi self locking.

12
2.3.1 Bagian-Bagian Roda Gigi Cacing

Gambar 2.13 Bagian-Bagian Roda Gigi Cacing

Keterangan :
DC1 = Diameter inti cacing
DC2 = Diameter jarak bagi cacing
DC = Diameter luar cacing
DRC1 = Diameter lingkaran kaki roda cacing
DRC2 = Diameter jarak bagi roda cacing
DRC3 = Diameter tenggorok roda cacing
DRC = Diameter luar roda cacing
ZC = Jumlah kisar cacing efektif
P C = Jarak kisar cacing
ᵠ RC= Sudut lengkung roda cacing
gC = Sudut kisar cacing
hk = Tinggi kepala cacing
hf = Tinggi kaki cacing
a = Jarak sumbu roda cacing dan sumbu cacing

13
2.3.2 Keuntungan Dan Kekurangan Roda Gigi Cacing
Adapun keuntungan dan kekurangan dari roda gigi cacing ialah. :
a. Keuntungan dari roda gigi ini adalah dengan meberikan input minimal
dapat dihasilkan output dengan kekuatan maksimal. Roda gigi ini
biasanya digunakan untuk kecepatan-kecepatan tinggi dengan
kemampuan mereduksi kecepatan yang maksimal
b. roda gigi cacing menghasilkan perbandingan reduksi yang besar,
sehingga dapat menghasilkan putaran yang rendah namun
mendapatkan torsi yang tinggi.

Adapun kekurangan dari transmisi roda gigi cacing adalah :


c. memiliki efisiensi mekanis (ᶯ) yang rendah, terutama jika sudut
kisarya (ᵞ) kecil. Dalam kerjanya, cacing dan roda cacing terjadi
gesekan yang cukup besar sehingga dapat menimbulkan banyak
panas, oleh sebab itu kapasitas transmisi roda gigi sering dibatasi
jumlah panas yang timbul.
d. Karena gaya gesek yang di timbulkan antara poros cacing dan roda
gigi cacing sangat besar maka diperlukan system pelumasan yang
bagus

2.3.3 Gaya Yang Terjadi Pada (Worm Gear)


Dalam penerusan putaran ulir cacing akan melakukan putaran, sehingga
akan menerima beberapa gaya.diantaranya ialah :
a. Gaya Aksial : gaya yang bekerja sejajar dengan poros roda gigi
cacing.
b. Gaya Radial : gaya yang tegak lurus garis singgung, gaya ini menuju
titik pusat roda gigi
c. Gaya Tangensial : gaya yang sejajar dengan garis singgung,
perputaran gaya tangensial tergantung pada alur ulir gigi cacing
tersebut, apakah ulir tersebut bentuk ulir kanan atau kiri

14
2.3.4 Aplikasi Penggunaan
Berikut adalah macam-macam penggunaan pasangan roda gigi cacing.
a. Penggunaan dalam permesinan. Karena pasangan roda gigi ini
memiliki yang khusus yaitu aaself locking dan rasio pasangan yang
besar, maka pasangan roda gigi ini sangat cocok untuk aapengerjaan
permesinan yang presisi. Contoh dari fungsi ini adalah pada kepala
pembagi aa(indexing head).
b. Penggunaan dalam peralatan tambang dan konstruksi. Pasangan roda
gigi cacing sangat cocok digunakan dalam pekerjaan yang
membutuhkan kapasitas tenaga putaran yang tinggi dan daya tahan
terhadap guncangan . contohnya adalah penggunaan feeder breaker
dalam proses penambangan.
c. Penggunaan dalam percetakan dan pengepakan. Dalam penggunaan
rol mesin cetak, pasangan roda gigi cacing membantu pengerjaan
dalam kecepatan tinggi karena sifat presisinya dalam kemampuanya
menahan guncangan.
d. Proses pengolahan kertas dan plastic. Pasangan roda gigi ini mampu
digunakan pada tenaga putaran tinggi dengan gerakan yang
berkesinambungan
e. Pada gardan mobil untuk menggerakan roda belakang mobil
diperlukan torsi yang besar Pada mesin uji punter

2.3.5 Cara Pembuatan


Worm Gear seperti yang telah diketahui sebelumnya, terdiri dari 2
bagian yaitu roda gigi dan poros cacing.Dalam pembuatan roda gigi dapat
dilakukan dengan menggunakan hobbing machine seperti dalam
pembuatan roda gigi pada biasanya. Sedangkan dalam pembuatan poros
cacing dapat dilakukan dengan menggunakan mesin bubut maupun mesin
CNC. Yang harus diperhatikan dalam pembuatan pasangan roda gigi
cacing :

15
a. poros cacing harus memiliki satu center sepanjang poros tersebut
(konsentris).
b. kedua modul (pitch) roda gigi harus sama. Jika tidak sama, maka
kedua roda gigi tidak aa akan bisa dipasangkan.
c. jumlah kedua sudut helik roda gigi harus 90°, supaya sumbu kedua
roda gigi saling tegak aalurus.
d. tentukan rasio sebelum membuat roda gigi.

2.3.6 Ulir Metrik dan Witworth

Gambar 2.14 Ulir Metrik Dan Witworth


a. Diameter mayor (diameter luar) adalah diameter terbesar dari ulir.
b. Diameter minor (diameter inti) adalah diameter terkecil dari ulir.
c. Diameter pith (diameter tusuk) adalah diameter semu yang letaknya
diantara diameter luar dan diameter inti. Pada radius dari diameter
tusuk inilah letaknya titik-titik singgung antara pasangan dua buah ulir
sehingga pada titik-titik tersebutlah yang akan menerima beban
terberat sewaktu pasangan ulir dikencangkan.
d. Jarak antara puncak ulir yang disebut juga dengan
istilah pitch merupakan dimensi yang cukup besar pengaruhnya
terhadap pasangan ulir. Karena apabila jarak antara puncak ulir yang
satudengan puncak ulir yang lain tidak sama maka ulir ini tidak
bisadipasangkan dengan ulir yang lain yang jarak puncak ulirnya
masing masing adalah sama. Kalaupun bisa tentu dengan jalan dipaksa
yang akhirnya juga akan merusakkan ulir yang sudah betul. Akibatnya
pasangan dari beberapa komponen dalam satu unit pun tidak bisa

16
bertahan lama. Jadi, dalam proses pembuatan jarak puncak ulir harus
diperhatikan betul-betul, sehingga kesalahan yang terjadi pada jarak
puncak ulir masih dalam batas-batas yang diijinkan.
e. Sudut ulir adalah sudut dari kedua sisi permukaan ulir yang satuannya
dalam derajat. Untuk American Standard dan ISO sudut ulirnya adalah
60. Untuk ulir Whitworth sudut ulirnya 55°.
f. Kedalaman ulir adalah jarak antara diameter inti dengan diameter luar.
Poros cacing dibuat menggunakan ukuran Modul dan DP ( Diametral
Pith) Modul merupakan satuan digunakan untuk memudahkan
pembagian yang merupakan kelipatan dari phi (p / 3.14) sedangkan
DP merupakan pith dari factor inchi ( 25.4 mm )

2.3.7. Perhitungan Roda Gigi Worm


1. Daya Rencana ; Pd ( KW )
Pd = fc . P ............................................................................(2.1)
dimana :
Fc = 1,2 ( factor koreksi ) Tabel 1.6 Sularso, Kyokatsu
Suga, Elemen Mesin hal 7
2. Perbandingan Reduksi ; i
𝑍
i =𝑍2 ................................................................(2.2)
1

Roda gigi 1 dan 2


3. Perhitungan Output ; n
𝑛𝑚
n = ...........................................................................(2.3)
𝑛

Sehingga diagram transisinya sebagai berikut

Gambar 2.15 Diagram Transmisi

17
2.4 Tinjauan Teori Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang mampu menumpu poros
berbeban, sehingga putaran dapat berlangsung secara halus, aman, dan
panjang umur.

2.4.1 Hal-hal penting dalam perencanaan bantalan gelinding:


a. Kemampuan membawa beban axsial
Bantalan radial mempunyai sudut kontak yang besar atau
elemen gelinding dan cincinnya dan dapat menerima sedikit
beban aaxial, karena pada bantalan radial diutamakan untuk
membawa beban axial.
b. Kekakuan terhadap putaran
Bantalan bola alur dalam dan bantalan bola alur sudut serta
bantalan rol silinder pada umumnya dipakai untuk putaran
tinggi, bantalan rolkerucut dan bantalan mapan sendiri untuk
putaran sedang, bantalan axsial untuk putaran rendah.
c. Kemampuan gesekan
Bantalan roda dan bantalan rol silinder mempunyai gesekan
yang relatif kecil dibandingkan dengan bantalan macam
lainnya.
d. Kekakuan dalam bunyi dan getaran
Getaran dan bunyi yang berisik dipengaruhi oleh berbagai
factor yaitu ketelitian pemasangan, konstruksi mesin dan
kelonggaran dalam bantalan.
2.4.2 Klasifikasi bantalan
Atas dasar gerakan terhadap porosnya
a. Bantalan luncur, pada bantalan ini terjadi luncur antara poros
dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh poros dan
bantalan dengan perantara lapisan pelumas.
b. Bantalan gelinding, pada bantalan ini terjadi geseran gelinding
antara bagian yang berputar dengan melalui elemen gelinding

18
seperti bola peluru, rol atau rol jarum dan perantara lapisan
pelumas.
c. Bantalan ini disusun dari benda-benda guling antara cincin
bergerak tinggal diam. Benda-benda yang mengguling terdapat
masing-masing dalam sebuah sangkar atau kurungan untuk
menjaga jarak-jaraknya.
d. Berbagai macam bagian bantalan guling harus tahan terhadap
timbulnya kejenuhan beban. Untuk itu bagian cincin luar dan
dalam dipilih baja khrom bernilai tinggi, dengan kandungan
carbon (c) 1% khrom (Cr) 1,5% dan juga ditambah silisium dan
mangan.
e. Benda-benda gelinding (peluru, rol, jarum) juga dibuat dari
khrom. Benda-benda gelinding ini mempunyai kekerasan 60 s/d
66 HRC. Bahan sangkar ialah baja, dalam beberapa hal
perunggu atau besi tuang tempa.

Cincin luar B

Peluru
Sangkar
Cincin dalam d D
D = diameter luar
d = diameter dalam
B = Lebar

Gambar 2.16 Nama-Nama Bagian Bantalan Gelinding

Atas dasar arah bebas terhadap poros


a. Bantalan aksial, arah yang ditempuh bantalan ini adalah tegak lurus
sumbu poros.
b. Bantalan radial, arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.

19
c. Bantalan gelinding khusus, bantalan ini dapat penumpu ban yang
arahnya sejajar dan tegak lurus tarhadap sumbu poros.Tetapi pada
laporan ini, hanya membahas tentang bantalan gelinding yang sesuai
dengan perencanaan roda gigi yang dibuat.

Gambar 2.17 Macam Bantalan Gelinding (Sumber: Sularso, Hal.129)

2.4.3 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan bantalan


a. Beban dan umur bantalan
Pr = X.Y.Fr +Y.Fα.......…………………………............. (2.4)
dimana :
Pa = beban aksial ekivalen dan dinamis (kg)
Fa = beban aksial (kg)
Fr = beban radial (kg)

b. Umur nominal
- Faktor kecepatan (fn)
1
33 .3 3
fn = ( 𝑛 ) ……………………..….....……………....( 2.5)

20
dimana :
fn = faktor kecepatan
n = putaran mesin
- Faktor umur bantalan (fh)
𝑐
fh = fn x 𝑃𝑟 ……….....……..…....….…………….. ( 2.6 )

dimana :
c = kapasitas nominal dinamis (kg) (tabel 4.1.3)
Pr = beban ekivalen dinamis (kg)
- Umur nominal bantalan (Lh)
Lh = 500 fh3 …………………........…….……….. ( 2.7)
dimana :
Lh = umur nominal bantalan
fh = faktor umur untuk bantalan

2.5 Motor Penggerak


2.5.1 Klasifikasi Jenis Motor
Terdapat dua jenis utama motor listrik yaitu motor DC dan
motor AC. Motor tersebut diklasifikasikan berdasarkan pasokan
input, konstruksi, dan mekanisme operasi, dan dijelaskan lebih lanjut
dalam bagan dibawah ini.

Gambar 2.18 Motor Listrik Arus DC


https://crizkydwi.wordpress.com

21
a. Motor DC/Arus Searah
Motor DC/arus searah, sebagaimana namanya,
menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-
unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus
dimana diperlukan penyalaan torsi yang tinggi atau percepatan
yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.
Komponen utama:
 Kutub medan.
Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub
magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor
DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang
menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor
DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan
kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi
bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk
motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau
lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari
sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.
 Dinamo.
Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi
elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan
ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor
DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang
dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan
magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik
untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo.
 Kommutator.
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC.
Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam
dinamo. Kommutator juga membantu dalam transmisi arus
antara dinamo dan sumber daya.

22
Keuntungan utama motor DC adalah kecepatannya mudah
dikendalikan dan tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor
DC ini dapat dikendalikan dengan mengatur:
 Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan
meningkatkan kecepatan.
 Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan
kecepatan.

Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya


pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan
rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang, seperti peralatan
mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan
perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar.
Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang
bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya.
Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC.

Jenis-Jenis Motor DC/Arus Searah :


1. Motor DC sumber daya terpisah/ Separately Excited, Jika arus
medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC
sumber daya terpisah/separately excited.
2. Motor DC sumber daya sendiri/ Self Excited: motor shunt. Pada
motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara
paralel dengan gulungan dinamo (A) Oleh karena itu total arus
dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo.
3. Motor DC daya sendiri: motor seri. Dalam motor seri, gulungan
medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan gulungan
dinamo (A) Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus
dinamo.
4. Motor DC Kompon/Gabungan.

23
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada
motor kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara
paralel dan seri dengan gulungan dinamo (A) seperti yang
ditunjukkan dalam gambar 6. Sehingga, motor kompon memiliki
torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin
tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan
yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan
awal yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh, penggabungan 40-
50% menjadikan motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan
derek, sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak cocok

b. Motor AC/Arus Bolak-Balik


Motor AC/arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang
membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu.
Motor listrik AC memiliki dua buah bagian dasar listrik: “stator” dan
“rotor”
Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor merupakan
komponen listrik berputar untuk memutar as motor. Keuntungan
utama motor DC terhadap motor AC adalah bahwa kecepatan motor
AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini, motor
AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekwensi variabel untuk
meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya.
Motor induksi merupakan motor yang paling populer di industri
karena kehandalannya dan lebih mudah perawatannya. Motor
induksi AC cukup murah (harganya setengah atau kurang dari harga
sebuah motor DC) dan juga memberikan rasio daya terhadap berat
yang cukup tinggi (sekitar dua kali motor DC).

Jenis-Jenis Motor AC/Arus Bolak-Balik


1. Motor sinkron. Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada
kecepatan tetap pada sistim frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan

24
arus searah (DC) untuk pembangkitan daya dan memiliki torque awal
yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk
penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara,
perubahan frekwensi dan generator motor. Motor sinkron mampu
untuk memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan
pada sistim yang menggunakan banyak listrik.
Komponen utama motor sinkron adalah
• Rotor.
Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor
induksi adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan
yang sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini
memungkinkan sebab medan magnit rotor tidak lagi terinduksi.
Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-excited, yang
dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan
dengan medan magnet lainnya.
• Stator.
Stator menghasilkan medan magnet berputar yang
sebanding dengan frekwensi yang dipasok. Motor ini berputar pada
kecepatan sinkron

2. Motor induksi. Motor induksi merupakan motor yang paling umum


digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena
rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat
langsung disambungkan ke sumber daya AC.

Komponen Motor induksi memiliki dua komponen listrik utama


• Rotor. Motor induksi menggunakan dua jenis rotor:
• Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang
dilekatkan dalam petak-petak slots paralel. Batang-batang tersebut
diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin
hubungan pendek.

25
• Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda
dan terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga
fase digulungi kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang
lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada batang
as dengan sikat yang menempel padanya.
• Stator. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk
membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk
sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri
sebesar 120 derajat .
Klasifikasi motor induksi
• Motor induksi satu fase.
Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi
dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang
tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan
motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang
paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti
kipas angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk
penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.
• Motor induksi tiga fase.
Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga
fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan
daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan
rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan
penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di
industri menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa,
kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan grinder.
Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan HP.

26
2.6 Kontrol Logika Terprogram/PLC

Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer


elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi
kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam [2].
Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah
:sistem elektronik yang beroperasi secara dijital dan didisain untuk
pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan
memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal
instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik
seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk
mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O digital maupun
analog [3].

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :


a. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-
ubah fungsi atau kegunaannya.
b. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara
aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan,
menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR,
dan lain sebagainya.
c. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan
mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay
sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini
juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak
memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara
khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami
dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan
menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan

27
sudah dimasukkan.Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada
dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian
akan meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1 menunjukkan
bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti
keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan
untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak.

Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC


dapat dibagi secara umum dan secara khusus.
Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi
output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara
berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau
langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang
tepat.
2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status
suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian)
dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan
proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau
menampilkan pesan tersebut pada operator.

Sedangkan fungsi PLC secara khusus adalah dapat


memberikan input ke CNC (Computerized Numerical Control).
Beberapa PLC dapat memberikan input ke CNC untuk kepentingan
pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan dengan PLC
mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya.
CNC biasanya dipakai untuk proses finishing, membentuk benda
kerja, moulding dan sebagainya.
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan
proses yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika
terhadap sinyal masukan tersebut sesuai dengan program yang

28
tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk
mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya.
Pada masa kini PLC dibagi menjadi beberapa tipe yang dibedakan
berdasarkan ukuran dan kemampuannya. Dan PLC dapat dibagi
menjadi jenis-jenis berikut :
1. Tipe compact
Ciri – ciri PLC jenis ini ialah :
 Seluruh komponen (power supply, CPU, modul input –
output, modul komunikasi) menjadi satu
 Umumnya berukuran kecil (compact)
 Mempunyai jumlah input/output relatif sedikit dan tidak
dapat diexpand
 Tidak dapat ditambah modul – modul khusus

Berikut ini contoh PLC compact dari Allen Bradley.

Gambar 2.19 Alat Programmable Logic Controllers (PLC)


Sumber : Allen Braley, PLC MicroLogix Catalogue

2. Tipe modular
Ciri – ciri PLC jenis ini ialah :
 Komponen – komponennya terpisah ke dalam modul –
modul
 Berukuran besar

29
 Memungkinkan untuk ekspansi jumlah input /output
(sehingga jumlah lebih banyak)
 Memungkinkan penambahan modul – modul khusus
Berikut ini contoh PLC modular dari Omron.

Gambar 2.20 PLC Omron


Sumber : OMRON, Programmable Controllers, (OMRON : 2004)

dalam hal ini tidak diperlukan hitungan hanya menggunakan tombol


maupun rotary untuk menentukan kecepatan putaran yang diinginkan.

30
2.7 Cara Kerja, Desain, Dan Komponen Alat
2.7.1 Cara Kerja Alat
Cara kerja pada alat ini sangatlah sederhana, yakni :
a. gulungan kain keras yang berbentuk silinder dan ditengahnya
terdapat lingkaran,kita masukkan lingkaran itu kedalam
rotarry silinder dengan hati hati agar kain keras tidak rusak.
b. kita tarik sebentar kemudian kita tempelkan pada long plate
yang terdapat cantolan untuk kain yang hendak diputar.
c. Kita posisikan sejajar agar putaranya sesuai dan hasil
gulunganya bagus.
d. Kita hidupkan PLC yang nantinya akan memutar roller stand
searah jarum jam.
e. Kita hidupkan PLC, dan putar potensiometer sesuai dengan
kecepatan yang kita inginkan.
f. Tunggu beberapa saat hingga kain keras habis.
g. Kaitkan yang satu dengan yang lain dengan staple/ jeglog agar
tidak berceceran.
h. Lepaskan baut pada long plate di portable locking.
i. Lepaskan portable locking.
j. Tarik long plate hingga lepas.
k. Ambil kain keras yang sudah tertata,kemudian tempelkan pola
kerah.
l. Tandai pola tersebut yang akan dipotong.
m. Potong kain keras dengan tanda dengan rapi dan merapikan
sisa pemotongan kain kera.
n. Selesai.

31
2.7.2 Desain Alat penggulungan Kain keras
Alat ini digunakan untuk mempermudah penggulungan
kain keras pada Konveksi UKM/Usaha Kecil Menengah, dengan
menggunakan tenaga Arus AC dan menggunakan tambahan Alat
PCM yang digunakan untuk mengatur putaran mesin sesuai
keperluan.

Gambar 2.21 Desain alat penggulungan kain keras

2.7.3 Komponen alat


a. Feet
Merupakan komponen yang berfungsi menahan Alat agar
tetap berdiri dan sebagai penyangga beban yang berjumlah
sebanyak 6 Buah,yang ini nanti kemudian di baut 2 pcs tiap
penyangganya,agar tetap terhubung pada Alat.

32
Gambar 2.22 Feet

b. Roller Stand
Merupakan tempat yang digunakan untuk peletakan hasil
gulungan kain,dimana alat ini tegak lurus berdiri diatas papan
dan berputar pada bearing yang juga diputar oleh putaran pada
GearBox

Gambar 2.23 Roller Stand


c. Main Board
Tempat Utama dari Desain ini,pasalnya disamping
peletakan alat juga peletakan Enggine/mesin Dan Gearbox.
Yang sudah dilubangi untuk tempat baut yang akan
ditempelkan pada penyangga.

33
Gambar 2.24 Main Board
d. Buffer Flag
Merupakan penyangga Tiang, juga untuk tempat
berputarnya penggulung kain keras pada lubang ini nanti akan
ada bearing agar tiang yang berdiri tegak dapat berputar
dengan normal karna dipasangkan pada bearing.

Gambar 2.25 Buffer Flag


e. Long Plate
Sebagai Penjepit atau pengatur jarak lebar kain yang ingin
dibuat sesuai dengan kebutuhan baju.

Gambar 2.26 Long Plate

34
f. Portable Locking
Ini sebagai pengunci bagian atas dan sebagai penyeimbang
dari putaran poros untuk dapat menggulung kain keras. Dan
ada tempat untuk long plate.

Gambar 2.27 Portable Locking

g. Rotary Silinder
Tempat diletakanya kain yang akan ditarik oleh putaran
mesin hingga berputar,kain dikhususkan untuk yang berbentuk
silinder sehingga dapat diputar dengan alat ini.

Gambar 2.28 Rotarry Silinder

h. Engine Driver
Merupakan Mesin yang memutarkan seluruh putaran,
termasuk putaran kain dan silinder. mesin ini menggunakan
type AC, atau arus listrik bolak-balik.

35
Gambar 2.29 Engine Driver

i. GearBox
Alat yang digunakan untuk merubah arah putaran dan
mereduksi putaran ,dari putaran tinggi ke putaran rendah yang
didalamnya terdapat gear dengan jenis Worm Gear/Gear
Cacing

Gambar 2.30 GearBox

36
j. Bearing
Tempat Diletakanya Rotarry Silinder dan Jack Stand,
untuk mempermudah putaran dari gearbox ke Jack Stand dan
Rotarry silinder.

Gambar 2.31 Bearing

k. Baut
Tempat untuk menyatukan dan mengikat antara Main Board
dengan feet dan portable locking dengan long plate.

Gambar 2.32 Baut

l. Mur
Part dari pasangan baut yang nantinya akan disatukan dan
diputar untuk menyatukan part yang lain.

Gambar 2.33 Mur

37

Anda mungkin juga menyukai