Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM PENGEMBANGAN PERTANIAN PERKOTAAN

“VERTIKULTUR KANGKUNG DENGAN CELANA BEKAS”

Dosen Pengampu : Ir Inkorena Gern S. Sukartono, M.Agr

Siti Fatimah Nurul Q, SP.,M.Si

NAMA : SHARFINAH

NIM : 153112500150021

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NASIONAL

DESEMBER, 2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam
mencukupi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia bahkan masyarakat dunia.
Berdasarkan perkembangan zaman yang semakin maju di era globalisasi seperti ini
terjadi peningkatan jumlah penduduk yang semakin pesat. Sehingga kebutuhan
akan pangan dan tempat tinggal masyarakat menjadi meningkat pula. untuk
mengatasi hal tersebut banyak lahan pertanian yang di alih fungsikan
(dikonversikan) dari lahan pertanian menjadi tempat pemukiman penduduk dan
industri. Akibatnya lahan pertanian yang produktif semakin sempit. Padahal
kebutuhan akan pangan semakin meningkat. Sehingga diperlukan suatu inovasi dari
sistem pertanian dimana dari lahan yang sempit tersebut dapat menghasilkan
produk pertanian secara maksimal untuk mencukupi kebutuhan masyarakat saat ini
dan di masa yang akan datang.
Salah satu sistem pertanian yang saat ini dapat diterapkan dalam lahan yang
sempit dan dapat menghasilkan beberapa jenis produk pertanian adalah sistem
pertanian vertikultur. Sistem pertanian vertikultur merupakan konsep penghijauan
yang cocok untuk daerah perkotaan dengan kondisi lahan yang terbatas. Sistem
vertikultur tidak hanya sekedar kebun vertikal untuk mencukupi pangan saja tetapi
sistem vertikultur juga dapat menciptakan suasana alami yang menyenangkan
karena dengan sistem tersebut mampu melakukan biodiversitas di pekarangan yang
sempit sekalipun. Biodiversitas atau keanekaragaman tanaman yang dapat ditanam
pada sistem ini sangat beragam, misalnya tanaman buah dan sayur semusim seperti
kubis, sawi, kangkung, selada tomat, wortel, terong, cabai, dan juga
keanekaragaman bunga seperti anggrek, mawar, bugenville, melati, dan kembang
sepatu yang dapat diatur tingginya dengan pemangkasan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu pemanfaatan barang-barang yang tidak
terpakai menjadi sesuatu yang memiliki nilai tambah.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Sistematika dan Botani Tanaman Kangkung


 Divisio : Spermatophyta
 Sub Divisio : Angiospermae
 Kelas : Dicotyledoneae
 Famili : Convolvulaceae
 Genus : Ipomoea
 Spesies : Ipomea reptana Poir
Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu
tahun. Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak
mengandung air (herbaceous), dan berlubang-lubang. Batang tanaman kangkung
tumbuh merambat atau menjalar dan percabangannya banyak. Tanaman kangkung
memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabang akarnya menyebar ke
semua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60-100 cm dan melebar
secara mendatar pada radius 100-150 cm atau lebih (Rukmana, 2005).
Tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat
mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya
seperti jantung-hati, ujung daun runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah
atas berwarna hijau-tua, dan permukaan daun bagian berwarna hijau muda. Selama
fase pertumbuhannya, tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah dan berbiji.
Bentuk bunga seperti “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau
merah-lembayung. Buah kangkung berbentuk bulat, telur yang didalamnya berisi
tiga butir biji. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau agak bulat, berwarna cokelat
atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Biji kangkung ini berfungsi
sebagai alat perbanyakan tanaman secara generatif (Rukmana, 2005).
Kangkung banyak mengandung vitamin A, vitamin C dan bahan-bahan
mineral, terutama zat besi yang sangat berguna untuk pertumbuhan serta kesehatan
badan. Batang muda dan daun kangkung dapat disayur tumis, pecel, dan lotek. Cara
memasaknya hampir serupa dengan memasak bayam, yakni jangan terlalu lama
merebusnya, karena kangkung itu akan menjadi tidak enak (berlendir). Ada juga
yang menyantapnya sebagai lalap, namun rasanya agak getir. Fungsinya dalam
tubuh ialah untuk menenangkan syaraf (sebagai obat tidur) dan akarnya penting
untuk mengobati penyakit wasir.

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Kangkung


1. Iklim
Tanaman kangkung dapat tumbuh baik sepanjang tahun, baik itu di daerah
beriklim panas maupun dingin, dimana jumlah curah hujan yang baik untuk
pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim
hujan, pertumbuhan tanaman kangkung sangat cepat dan subur, asalkan di
sekelilingnya tidak terdapat rumput liar. Kangkung tergolong kuat dalam
menghadapi panas matahari yang begitu terik dan kemarau yang panjang.
Apabila ditanam di tempat yang agak ternaungi, maka kualitas daun bagus dan
lemas. Kualitas daun yang seperti ini sangat disukai oleh konsumen dibanding
daun yang agak keras, yang umumnya hasil pertanaman di tempat yang terlalu
panas. Kangkung mempunyai daya adaptasi yang cukup luas terhadap kondisi
iklim dan tanah di daerah tropis, sehingga dapat ditanam di berbagai daerah atau
wilayah di Indonesia. Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di
dataran rendah sampai dataran tinggi ± 2000 m dpl dan diutamakan lokasi
lahannya terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat
ternaungi, tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) namun kurus.
2. Tanah
Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi oleh keasaman tanah.
Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akan
menyebabkan akar tanaman mudah membusuk. Bagi pertumbuhannya, tanaman
kangkung membutuhkan tanah datar, sebab tanah yang memiliki kelerengan
tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik. Tanaman ini
dapat tumbuh bagus jika penanaman dilakukan pada tanah yang gembur dan
subur dengan pH 6,0-7,0 dengan kelembapan 80 %-90 %.
2.3 Fungsi dan Manfaat Vertikultur bagi Daerah Perkotaan
1. Menciptakan keasrian, keserasian, dan keindahan lingkungan kota yang
dipenuhi dengan berbagai sarana/prasarana perkotaan dan pemukiman padat
penduduk.
2. Konservasi sumber daya tanah yaitu dengan mengelola dan memanfaatkannya
secara bijaksana agar ketersediaannya dapat terus berlanjut.
3. Konservasi sumber daya air, sebab dengan penghematan penggunaan air berarti
ketersediaan air dapat lebih terjamin pada masa-masa yang akan datang.
4. Mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro perkotaan, sehingga kondisi
perkotaan menjadi lebih sejuk dan nyaman.
5. Berjalannya proses daur ulang limbah perkotaan (sampah dapur, kotoran ternak)
yang dimanfaatkan sebagai kompos/pupuk kandang.
6. Sebagai alternatif kesempatan kerja bagi para pencari kerja ataupun
meningkatkan pendapatan warga masyarakat agar dapat lebih memperbaiki
kualitas kehidupan keluarganya.
7. Upaya memenuhi kebutuhan bahan pangan perkotaan dan menjaga
keberlanjutannya.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Vertikultur


Budidaya tanaman secara vertikultur memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan vertikultur adalah sebagai berikut :
1. Menghemat lahan.
2. Menghemat air.
3. Mendukung pertanian organik, karena lebih menganjurkan penggunaan pupuk
alami (pupuk kandang dan kompos) dan sesedikit mungkin menggunakan
pestisida anorganik.
4. Bahan-bahan yang digunakan sebagai wadah media tanam, dapat disesuaikan
dengan kondisi setempat/ketersediaan bahan yang ada.
5. Umur tanaman relatif pendek.
6. Pemeliharaan tanaman relatif sederhana.
7. Dapat dilakukan oleh siapa saja yang sungguh-sungguh berminat dengan
tanaman
Kekurangan sistem vertikultur adalah sebagai berikut :
1. Rentan terhadap serangan jamur.
2. Membutuhkan investasi awal yang dibutuhkan cukup tinggi, terutama untuk
membuat bangunan.
3. Apabila menggunakan atap plastik, harus dilakukan penyiraman tiap hari.
4. Memerlukan tangga atau alat khusus yang dapat dinaiki untuk pemeliharaan dan
pemanenan di bagian atas
BAB III

METODOLOGI

2.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2017 sampai dengan 20
November 2017 dan bertempat di Kebun Percobaan Bambu Kuning Universitas
Nasional.

2.2. Alat dan Bahan


1. Celana bekas
2. Benih kangkung
3. Media tanam
4. Cangkul
5. Paku
6. Tali rafia
7. Gunting
8. Gembor

2.3. Cara Kerja


1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Celana bekas yang telah disiapkan, diikat ujung-ujungnya dengan tali rafia
3. Celana diisi dengan media tanam hingga penuh
4. Celana yang telah terisi media digantung di samping green house dengan dipaku
pada sisi kiri dan kanannya
5. Ditanam benih kangkung pada media tersebut dan disiram
6. Dilakukan pengamatan setiap minggunya dan ditimbang berat basahnya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan


Celana Berat Basah (gram)
I 100
II 150
III 150
Total Berat Basah 400
Rata-Rata 133,33

3.2 Pembahasan
Sistem vertikultur merupakan cara pemanfaatan lahan secara efisien yang
menerapkan prinsip utama penghematan ruangan dimana tanaman ditata dalam
wadah atau bangunan yang bertingkat. Sistem vertikultur sangat cocok diterapkan
di daerah perkotaan khususnya bagi masyarakat tani atau pengusaha yang memiliki
lahan yang sempit.
Dari praktikum vertikultur yang telah dillakukan menghasilkkan bobot
tanaman kangkung pada celana pertama 100 gram, celana kedua 150 gram dan
celana ketiga 150 gram. Dari hasil tersebut dirasa belum menghasilkan produksi
yang maksimal, hal ini mungkin disebabkan karena pengisian media tanam yang
kurang penuh dan penggantungan celana yang kurang tepat sehingga tanaman
kangkung yang tumbuh terhambat oleh bagian samping celana dan yang tumbuh
hanya pada bagian tengah yang tidak tertutupi, hal tersebut mungkin yang menjadi
penyebab pertumbuhan tanaman kangkung menjadi kurang optimal.
Penanaman secara vertikultur menggunakan celana bekas sebagai wadah
tumbuh tanaman dipilih karena pada dasarnya vertikultur dikembangkan untuk
memanfaatkan ruang atau lahan yang sempit sehingga memerlukan wadah untuk
penanaman yang tidak memakan tempat. Untuk celana bekas yang tidak terlalu
besar serta mudah didapatkan karena berasal dari bahan yang sudah tidak terpakai
menjadi alasan mengapa celana dipilih menjadi bahan dalam penanaman kali ini.
Mulai membiasakan diri menanam sesuai kebutuhan diri sendiri maupun
keluarga diharapkan akan menjadi cara yang cukup efektif untuk mewujudkan
ketahanan pangan masyarakat di Indonesia. Selain petani, masyarakat kota dapat
memanfaatkan urban farming menggunakan sistem vertikultur. Dengan
menggunakan sistem vertikultur ini diharapkan mampu meminimalisir risiko
kekurangan kebutuhan pangan khususnya bagi keluarga.
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam budidaya tanaman sayuran dengan
sistem vertikultur yaitu memilih komoditas yang masa panennya cepat, memilih
komoditas yang harga jualnya cukup tinggi, memilih komoditas yang tahan
terhadap serangan hama dan penyakit sehingga dapat memberikan hasil secara
optimum. Penanaman dengan sistem vertikultur juga dapat dimodifikasi yaitu
dengan cara lahan dibawah rak vertikultur bisa ditanami dengan media tanah.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik sebuah


kesimpulan bahwa budidaya tanaman secara vertikultur sangat efektif dilakukan untuk
daerah perkotaan khususnya bagi masyarakat tani atau pengusaha yang memiliki lahan
yang sempit. Dengan menggunakan sistem vertikultur ini diharapkan mampu
meminimalisir risiko kekurangan kebutuhan pangan khususnya bagi keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Kosasih D. 2017. Menanam Untuk Kebutuhan Keluarga, Solusi Ketahanan Pangan


Indonesia. http://www.greeners.co/berita/menanam-kebutuhan-keluarga-solusi-
ketahanan-pangan-indonesia/. (Diakses pada 21 Oktober 2017 Pukul 11:08)

Madhiana F. 2016. Laporan Praktikum Vertikultur. http://febbymardhiana10.


blogspot.co.id/2016/03/laporan-praktikum-vertikultur.html (Diakses pada 18
Oktober 2017 Pukul 12:08)

Mardhiana F. 2016. Laporan Praktikum Vertikultur. http://febbymardhiana10.blogspot.


co.id/2016/03/laporan-praktikum vertikultur.html?m=1. (Diakses pada 22
November 2017 Pukul 16:51)

Maunilai. 2013. Penerapan Sistem Budidaya Vertikultur Pada Penerapan Tanaman


Sayauran Di Kebun Percobaan. Kartinihttp://paknilaia.
blogspot.co.id/2013/12/penerapan-sistem-budidaya-vertikultur.html. Diakses
pada 21 Oktober 2017 Pukul 11:31)

Simbolon R L. 2015. Teknik Budidaya Kangkung Secara Vertikultur dengan


Pemanfaatan Botol Bekas di Lahan Klinik Agribisnis Universitas Sriwijaya.
https://www.slideshare.net/RahelLasmariaSimbolo/teknik-budidaya-kangkung-
secara-vertikultur-dengan-pemanfaatan-botol-bekas-di-lahan-klinik-agribisnis-
universitas-sriwijaya. (Diakses pada 18 Oktober 2017 Pukul 16:05)
Lampiran 1
Pertumbuhan Tanaman Kangkung Tiap Minggu

Pertumbuahan pada minggu ke-1 Pertumbuahan pada minggu ke-2

Pertumbuahan pada minggu ke-3 Pertumbuahan pada minggu ke-4


Lampiran 2
Berat Basah Tanaman Kangkung

Berat basah tanaman kangkung Berat basah tanaman kangkung


celana ke-1 celana ke-2

Berat basah tanaman kangkung


celana ke-3

Anda mungkin juga menyukai