Anda di halaman 1dari 9

TINDAKAN DOKTER BERDASAR KAIDAH DASAR BIOETIK

PBL 1 BLOK 1 MODUL 1

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No. 6, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, 11510
E-mail: henky.2018fk021@civitas.ukrida.ac.id

Pendahuluan

Sebagai seorang manusia, kita perlu menanamkan nilai-nilai etika dalam kita hidup
bersosial. Etika berasal dari kata Yunani etos atau étos. Etika didefinisikan sebagai ilmu atau ajaran
tentang tindakan atau etika ialah pertanyaan tentang apa yang baik dan apa yang buruk, tentang apa yang
benar dan apa yang salah.1

Sehingga, dengan etika maka seseorang akan mampu untuk bersosialisasi sesuai sesama
dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku. Bioetik adalah salah satu cabang dari etik
normatif. Sebagai seorang dokter, kita perlu untuk meninjau kembali apakah tindakan kita sesuai
dengan KDB (Kaidah Dasar Bioetik) yang berlaku atau tidak dan apakah KDB (Kaidah Dasar
Bioetik) yang kita gunakan sesuai dengan konteks yang ada atau tidak.

Pengertian Dasar Bioetik

Bioetik atau bioetika berasal dari bios yang artinya kehidupan dan ethos yang berarti norma-
norma atau nilai-nilai moral. Bioetika atau bioetika medis merupakan studi interdisipliner tentang
masalah yang ditimbulkan dari perkembangan dibidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro
maupun makro masa kini dan masa mendatang (Bertens,2001).2

Bioetika juga merupakan padangan lebih luas dari etika kedokteran karena begitu saling
mempengaruhi antara manusia dan lingkungan hidup. Bioetika merupakan “genus”, sedangkan etika
kedokteran merupakan “pesies”. Bioetika memiliki norma bioetika yang pada saat ini banyak yang
tumpang tindih dengan atau setidaknya dipengaruhi oleh norma hukum dan yang melatarbelakangi
(finansial, budaya, sosial).
Prinsip-prinsip Dasar Bioetika

Prinsip-prinsip dasar etika adalah suatu aksioma yang mempermudah penalaran etik. Prinsip-
prinsip itu harus dibersamakan dengan prinsip-prinsip lainnya atau yang disebut spesifik. Tetapi pada
beberapa kasus, kerana kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan
dengan mengorbankan prinsip yang lain. Keadaan terakhir disebut dengan Prima Facie. Konsil
Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat, menetapkan bahwa, praktik
kedokteran Indonesia mengacu kepada kepada 4 kaidah dasar moral yang sering juga disebut kaidah dasar
etika kedokteran atau bioetika, antara lain:

1. Beneficence

Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia, dokter
tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip
ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang terbaik bagi pasien. Beneficence membawa arti
menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk
memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. 3 Ciri-ciri prinsip ini, yaitu;

 Mengutamakan Alturisme
 Menjamin nilai harkat dan martabat manusia
 Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya menguntungkan seorang
dokter
 Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatu
keburukannya
 Paternalism bertanggung jawab/berkasih sayang
 Menjamin kehidupan baik-minimal manusia
 Tidak ada pembatas “goal based”
 Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan
 Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang lain
inginkan
 Memberi suatu resep berkhasiat namun murah
 Minimalisir akibat buruk 2

2. Non-Maleficence
Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang
memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi pasien sendiri. Pernyataan
kuno Fist, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. 3 Non-malficence mempunyai ciri-ciri:

 Menolong pasien emergensi


 Mengobati pasien yang luka
 Tidak membunuh pasien
 Tidak memandang pasien sebagai objek
 Tidak menghina/mencaci maki/memsanfaatkan pasien
 Melindungi pasien dari serangan
 Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter
 Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
 Menghindari misrepresentasi (pernyataan palsu)
 Tidak melakukan White Collar Crime 2

3. Justice

Keadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama rata dan adil
terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan
politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak dapat
mengubah sikap dokter terhadap pasiennya.3 Justice mempunyai ciri-ciri:

 Memberlakukan segala sesuatu secara universal


 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
 Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
 Menghargai hak sehat pasien
 Menghargai hak hukum pasien
 Menghargai hak orang lain
 Menjaga kelompok rentan
 Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar SARA, status sosial dan sebagainya
 Tidak melakukan penyalah gunaan
 Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien
 Meminta partisifasi pasien sesuai dengan kemampuannya
 Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian secara adil
 Menghormati hak populitas yang sama, sama rentan penyakit atau gangguan kesehatan
 Bijak dalam makroalokasi 2

4. Autonomy

Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia. Setiap individu harus
diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri. Dalam hal ini pasien
diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomy bermaksud
menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri. 3
Autonomy mempunyai ciri-ciri:

 Menghargai hak menentukan nasib sendiri


 Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan
 Berterus terang menghargai privasi
 Menjaga rahasia pasien
 Menghargai rasionalitas pasien
 Melaksanakan Informed Consent
 Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
 Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien
 Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk keluarga pasien
sendiri
 Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi
 Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien
 Menjaga hubungan atau kontrak 2

Pembahasan Skenario

Skenario

Telapak tangan kanan seorang pemuda masuk kedalam mesin penggilingan padi dan
setelah 15 menit kemudian telapak tangan pemuda tersebut baru dapat dikeluarkan dari mesin
penggilingan padi. Pada pemeriksaan, dokter B mendapatkan telapak tangan pemuda tersebut
hancur. Dokter B menjelaskan keadaan telapak tangan kanan nya dan tindakan yang harus
dilakukan adalah amputasi.
Identifikasi Istilah

Amputasi adalah hilangnya bagian tubuh seperti jari, lengan atau tungkai akibat cedera
atau terjadi secara terencana melalui prosedur operasi.

Rumusan Masalah

Telapak tangan kanan seorang pemuda hancur akibat masuk ke dalam mesin
penggilingan padi.

Analisis Kasus

Dari skenario di atas menjelaskan mengenai telapak tangan bagian kanan seorang
pemuda yang masuk ke dalam mesin penggilingan padi. Setelah 15 menit kemudian, tangan
pemuda tersebut baru dapat dikeluarkan dan telapak tangannya mengalami luka yang cukup
serius. Dokter pun menyarankan untuk melakukan amputasi pada tangan pemuda tersebut. Dari
tindakan dokter tersebut kita dapat menggolongkan tindakan dokter tersebut sesuai dengan
kaidah dasar bioetik (KDB) yakni KDB beneficence dan KDB autonomy.

Dilihat dari kaidah beneficence, dokter B tersebut memberikan penjelasan dan memeriksa
mengenai keadaan telapak tangan kanan pemuda tersebut, selanjutnya dokter B pun memberikan
saran untuk mengamputasi telapak tangan kanan pemuda tersebut. Hal ini sesuai dengan KDB
Beneficence dimana keadaan pasien masih sadar dan masih dalam keadaan wajar. Saran yang
diberikan dokter B tersebut semata-mata hanya untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.

No. Beneficence Ada Tidak Ada

1. Mengutamakan altruisme (rela berkorban, menolong tanpa ✓


pamrih)

2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia ✓

3. Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejauh ✓


menguntungkan dokter

4. Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak ✓


dibandingkan keburukannya
5. Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang ✓

6. Menjamin kehidupan baik-minimal manusia ✓

7. Pembatasan “goal based” ✓

8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien ✓

9. Minimalisasi akibat buruk ✓

10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat ✓

11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan ✓

12. Tidak menarik honorarium di luar kepantasan ✓

13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan ✓

14. Mengembangkan profesi secara terus menerus ✓

15. Memberikan obat berkhasiat namun murah ✓

16. Menerapkan Golden Rule Principle ✓

Sedangkan, dilihat dari kaidah autonomy dokter B memberikan hak kepada pasien untuk
menentukan pilihannya sendiri. Dalam skenario ini, dokter B menghargai/menghormati hak asasi
dari pemuda tersebut. Dalam menentukan hak, pasien dan dokter perlu melaksanakan informed-
consent. Informed-consent diberikan kepada pasien yang sudah dewasa dan telah berkepribadian
matang. Dengan adanya Informed-consent hak kedua pihak pun tetap dijamin dalam surat
persetujuan sehingga dapat mencegah terjadinya kerugian antara kedua belah pihak.

No. Autonomy (Self-Determination) Ada Tidak Ada

1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai ✓


martabat pasien

2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan ✓


(pada kondisi elektif)
3. Berterus terang ✓

4. Menghargai privasi ✓

5. Menjaga rahasia pasien ✓

6. Menghargai rasionalitas pasien ✓

7. Melaksanakan informed consent ✓

8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil ✓


keputusan sendiri

9. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomy pasien ✓

10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat ✓


keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri

11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada ✓


kasus non-emergensi

12. Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan ✓


pasien

13. Menjaga hubungan (kontrak) ✓

Kesimpulan

Dari kasus ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dokter B telah melakukan tindakan sesuai
dengan KDB yang berlaku yakni KDB beneficence dimana dokter B telah memeriksa keadaan,
memberi penjelasan dan menyarankan untuk mengamputasi telapak tangan kanannya. Hal ini
menunjukkan bahwa dokter B mementingkan kepentingan pasien diatas segala-galanya.
Selanjutnya, dokter B juga telah melakukan tindakan sesuai dengan KDB autonomy yakni
dengan memberikan kesempatan pada pasien untuk mengambil keputusan sendiri dan hal ini
berkaitan dengan informed consent.
Daftar Pustaka

1. Abineno, J.L.Ch. 2007. Sekitar Etika dan Soal-soal Etis. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

2. Hanafiah, J. dkk. 2009. Etika kedokteran dan hukum/kesehatan (4 th ed). Jakarta: EGC

3. Hartono, Budiman dkk. 2011. Modul Blok 1 Who Am I? Bioetika, Humaniora dan Profesionalisme
dalam Profesi Dokter. Jakarta : UKRIDA

4. KBBI online.
5. Affandi, Dedi. 2017. Majalah Kedokteran Andalas
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/view/484 Riau: KJF Kedokteran Forensik dan
Medikolegal, Fakultas Kedokteran Universitas Riau. (Diakses 19 September 2018, 20.03)

Anda mungkin juga menyukai