Anda di halaman 1dari 91

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
A Latar Belakang …………………………………………………………… 3
TIU …………………………………………………………………… 3
TIK …………………………………………………………………… 3
B Sinar X …………………………………………………………………… 4
BAB II. PEMANFAATAN BIDANG KESEHATAN
A. DIAGNOSTIK ………………………………………………………………
1. Pesawat Sinar X (Prinsip Kerja, Kegunaan, dan Aspek Keselamatan ) 7
a. Konvensional ……………………………………………………… 8
b. Fluoroscopy ………………………………………………………… 10
c. Mammography ………………………………………………………. 11
d. Gigi ………………………………………………………………… 16
e. Intervensional …………...……………….………………………… 18
f. CT-Scan (Computed Tomography)………………………………… 19
B. RADIOTERAPI…………………………………………………………… 22
1. Brachyteraphy ………………………………………………………… 23
a. Manual Loading (konvensional)…………………………………… 23
b. Remote Afterloading ……………………………………………… 26
2. Teleterapi ……………………………………………………………… 27
a. Pesawat Terapi Sinar X …………………………………………… 29
b. Gamma Teletherapi ………………………………………………… 29
c. Teleterapi Linac …………………………………………………… 32
C. KEDOKTERAN NUKLIR ………………………………………………… 36
1. Karakteristik Sumber Terbuka ………………………………………… 36
a. Pencitraan oleh Gamma Camera …………………………………… 37
b. Diagnostik …………………………………………………………… 38
c. Terapi ……………………………………………………………… 41
2. Aspek Keselamatan …………………………………………………… 42
a. Pemindahan Sumber ………………………………………………… 42
b. Cara Bekerja Dengan Sumber Terbuka …………………………… 42
c. Teknik Penanganan Sumber Radiasi ……………………………… 44

1
BAB. III. PEMANFAATAN DALAM BIDANG INDUSTRI
A. RADIOGRAFI ……………………………………………………………… 45
1. Sumber Radiasi Radiografi …………………………………………… 45
a. Sinar –X …………………………………………………………… 45
b. Sinar Gamma ……………………………………………………… 45
2. Radiografi …………………………………. 46
3. Proses Penyinaran Radiografi ………………………………………… 48
a. Prinsip Kerja Alat …………………………………………………… 48
b. Sistem Keselamatan Alat …………………………………………… 51
B. GAUGING ………………………………………………………………… 54
1. Teknik Gauging Dalam Industri ……………………………………… 55
a. Thickness Gauging ………………………………………………… 55
b. Level Gauging …………………….………………………………… 55
c. Density Gauging …………………………………………………… 56
d. Neutron Moisture Gouging ………………………………………… 57
C. ANALISIS …………………………………………………………………… 64
1. Fluoresensi Sinar – X (XRF) ………………………………………… 64
2. Tangkapan Elektron …………………………………………………… 65
D. LOGGING ………………………………………………………………… 67
1. Dasar-Dasar Logging ………………………………………………… 70
2. Peralatan Logging dan Tekniknya …………………………………… 71
3. Operasi Well Logging ………………………………………………… 72
E. TEKNIK PERUNUT RADIOISOTOP …………………………………… 76
1. Prinsip Kerja …………………………………………………………… 76
2. Aspek Keselamatan …………………………………………………… 76
F. IRRADIATOR ……………………………………………………………… 81
1. Tipe-Tipe Irradiator …………………………………………………… 81
2. Irradiator di Indonesia. ………………………………………………… 86
a. Irradiator Gamma …………………………………………………… 86
b. Irradiator Berkas Elektron ………………………………………… 87

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Pemanfaatan radiasi yang sudah begitu meluas dalam berbagai bidang


pemanfaatan yaitu kesehatan, industri, penelitian dan pendidikan dan
bervariasinya aktivitas yang digunakan yang disesuaikan dengan tujuan
pemanfaatan. Resiko yang berhubungan dengan penggunaan sumber radiasi
yang terencana umumnya telah dapat diprediksi sehingga persyaratan
keselamatan telah dapat ditentukan. Walaupun begitu kecelakaan masih
juga terjadi dan bahkan terjadi juga kecelakaan yang serius dan mematikan.
Oleh karena itu perhatian dari masyarakat proteksi radiasi mengupayakan
pada usaha untuk pencegahan daripada melakukan penanggulangannya.
Salah satu cara yaitu dengan dilakukan pengenalan terhadap peralatan yang
menggunakan sumber radiasi dan zat radioaktif tersebut.

Obyek pengawasan dalam bidang FR-ZR dalam bidang kesehatan dan


industri dicoba disajikan dalam makalah ini yang meliputi jenis dan
gambaran fisik peralatan, kegunaan serta prinsip kerja/ prosedur
pengoperasian, aspek keselamatan dan potensi bahaya dalam
pengoperasiannya.

Tujuan Instruksional Umum


Peserta mengetahui tentang jenis peralatan sumber radiasi yang digunakan
dalam pemanfaatan bidang kesehatan dan industri, prinsip kerja dan sistem
serta aspek keselamatan peralatan dalam pengoperasiannya.

Tujuan Instruksional Khusus


3. Peserta mengetahui tentang jenis dan gambaran fisik peralatan yang
digunakan dalam pemanfaatan di bidang kesehatan dan industri
4. Peserta mengetahui tentang prinsip kerja dan sistem keselamatan
peralatan sumber

3
5. Peserta memahami potensi bahaya yang ada bagi pekerja, masyarakat
dan lingkungan

B. SINAR-X

Penggunaan pesawat sinar-X secara tepat yang meliputi perancangan dan


pemasangan, prosedur pengoperasian secara benar dengan memperhatikan
norma keselamatan radiasi dan penahan radiasi perlu mendapat perhatian
dengan seksama. Rumah tabung sinar-X harus mempunyai penahan radiasi
dan mekanisme pengontrol berkas yang bekerja dengan baik. Persyaratan
ruang dan keselamatan dari fasilitas radiasi harus diperhatikan sejak awal
sebelum instalasi pesawat didirikan.

1. Wadah tabung sinar-X

Setiap tabung sinar-X harus ditempatkan dalam wadah atau perisai


pelindung lain. Di dalam wadah juga terdapat alat pendingin seperti
minyak. Wadah tabung biasanya terdiri dari timbal atau uranium susut
kadar yang dilapisi logam. Celah atau lubang pada wadah tabung tidak
boleh lebih besar dari yang diperlukan untuk menghasilkan berkas sinar
dengan ukuran maksimum.

Gambar I.1. Bagian-bagian tabung pesawat sinar-X

4
Gambar I.2. Tabung sinar-X

2. Proses pembentukan sinar-X pada pesawat sinar-X adalah sebagai


berikut :
a. Arus listrik akan memanaskan filamen pada katoda sehingga akan
terjadi awan elektron disekitar filamen (proses emisi termionik).
b. Tegangan (kV) di antara katoda (negatif) dan anoda (positif) akan
menyebabkan elektron-elektron bergerak ke arah anoda.
c. Fokus (focusing cup) berfungsi untuk mengarahkan pergerakan
elektron-elektron (berkas elektron) menuju target.
d. Ketika berkas elektron menubruk target akan terjadi proses eksitasi
pada atom-atom target, sehingga akan dipancarkan sinar-X
karakteristik, dan proses pembelokan (pengereman) elektron
sehingga akan dipancarkan sinar-X bremstrahlung.
e. Berkas sinar-X yang dihasilkan, yaitu sinar-X karakteristik dan
bremstrahlung, dipancarkan keluar tabung melalui jendela.
f. Pendingin diperlukan untuk mendinginkan target karena sebagian
besar energi kinetik elektron pada saat menumbuk target akan
berubah menjadi panas.

Dari pembahasan di atas terlihat bahwa sinar-X yang dihasilkan oleh


pesawat sinar-X terdiri atas sinar-X karakteristik yang memiliki
spektrum energi ”diskrit” dan sinar-X bremstrahlung yang memiliki
spektrum energi kontinyu.

Terdapat dua pengaturan (adjustment) pada pesawat sinar-X yaitu


pengaturan arus berkas elektron (mA) yaitu dengan pengatur arus

5
filamen dan pengaturan tegangan di antara anoda dan katoda (kV).
Pengaturan arus filamen akan menyebabkan perubahan jumlah elektron
yang dihasilkan filamen dan intensitas berkas elektron (mA) sehingga
mempengaruhi intensitas sinar-X. Semakin besar mA akan
menghasilkan sinar-X yang semakin besar. Pengaturan tegangan kV
akan menyebabkan perubahan ”gaya tarik” anoda terhadap elektron
sehingga kecepatan elektron menuju (menumbuk) target akan berubah.

Hal ini menyebabkan energi sinar-X dan intensitas sinar-X yang


dihasilkan akan mengalami perubahan. Semakin besar kV akan
menghasilkan energi dan intensitas sinar-X yang semakin besar pula.

6
BAB II.
PEMANFAATAN DALAM BIDANG KESEHATAN

A. DIAGNOSTIK
Dalam pemberian paparan radiologi diagnostik harus dipastikan bahwa :
1 Para praktisi medik yang meminta atau melaksanakan diagnosis
radiologi :
a. Menggunakan peralatan yang sesuai
b. Mengusahakan paparan sekecil mungkin pada pasien dengan tetap
memperhitungkan norma kualitas citra yang ditetapkan oleh
organisasi profesi dan batas pengendalian paparan medik; dan
c. Memperhatikan informasi hasil pemeriksaan sebelumnya guna
menghindari pemeriksaan berulang yang tidak diperlukan;
2 Praktisi medik, teknisi dan staf pencitraan lainnya memilih parameter
sedemikian rupa sehingga kombinasinya memberikan paparan sekecil
mungkin pada pasien dengan kualitas citra dan tujuan pemeriksaan
tetap tercapai, untuk radiologi anak dan intervensional radiologi,
pemilihan parameter berikut harus lebih diperhatikan, yakni :
3. Area yang diperiksa, jumlah dan ukuran proyeksi penyinaran (misal
jumlah film atau potongan Tomografi) dan waktu pemeriksaan (misal
waktu fluoroskopi);
a. Jenis penerima citra (misal film kecepatan rendah atau tinggi);
b. Penggunaan grid anti hamburan;
c. Kolimasi berkas utama sinar-X untuk memperkecil volume jaringan
yang terirradiasi dan memperbesar kualitas bayangan;
d. Nilai-nilai parameter operasional (misal tegangan tabung; arus dan
waktu atau hasil kalinya);
e. Teknik-teknik penyimpanan citra dalam pencitraan dinamis (misal
jumlah citra per detik); dan
f. Faktor-faktor pengolah citra (misal suhu developer dan algoritma
rekonstruksi citra);
4. Peralatan mobile radiology digunakan hanya untuk pemeriksaan khusus
atau bilamana pasien tidak mungkin dibawa ke ruang pesawat sinar-X

7
stasioner dan ini dilakukan dengan memperhatikan nilai-nilai proteksi
radiasi.
5. Pemeriksaan radiologi yang mengakibatkan paparan pada perut atau
panggul wanita hamil atau yang diduga hamil harus dihindari, kecuali
adanya alasan klinis yang sangat kuat.
6. Setiap pemeriksaan radiologi pada daerah perut atau panggul wanita
usia subur harus direncanakan sehingga memberikan dosis minimal
pada janin yang mungkin ada.
7. Bilamana mungkin, disediakan pelindung organ yang peka terhadap
radiasi seperti gonad, lensa mata, payudara dan tiroid.

Adapun jenis pesawat yang digunakan adalah :


1. Pesawat sinar-X
a. konvensional
Pesawat sinar-X harus memiliki sistem diafragma atau kolimator
pengatur berkas radiasi, sehingga apabila diafragma tertutup rapat
maka laju kebocoran radiasinya tidak melebihi batas yang diizinkan.

Gambar II.1. Pesawat sinar-X yang tetap (fix)

Gambar II.2. Pesawat sinar-X mobile

8
Tabel II.1. Tingkat kebocoran radiasi pesawat sinar-X
Pemeriksaan Laju kebocoran yang diizinkan
≤ 100 mR/jam pada jarak 1 m dari fokus dalam
Diagnostik
kondisi maksimum

Filtrasi permanen minimal untuk diagnostik ditetapkan seperti dalam


tabel II.2. Nilai filter permanen tersebut harus dinyatakan secara tertulis
pada wadah tabung sinar-X. Ukuran titik focus (focal spot), tempat
terjadinya sinar-X, biasanya antara 0,22 mm s/d 2 mm.

Tabel II.2. Filtrasi Permanen


Total filtrasi minimal Tegangan tabung maksimum
1,5 mmAl s/d. 70 kV
2,0 mmAl 70 – 100 kV
2,5 mmAl Di atas 100 kV

Aspek keselamatan dalam Pengaturan dan pembatasan waktu


penyinaran
1. Harus ada penunjukan tegangan tabung, arus tabung dan waktu
penyinaran yang dipilih; penunjukan jumlah muatan listrik (mAs)
dapat dipakai sebagai pengganti penunjukan arus tabung dan waktu
penyinaran secara terpisah.
2. Untuk pengatur penyinaran otomatis cukup ada penunjukan
tegangan tabung; untuk tegangan tabung dan arus tabung dengan
nilai tetap perlu ada penunjukan pada panel pengatur dan dijelaskan
dalam dokumen penyerta.
3. Jika pembangkit sinar-X ini juga dapat digunakan untuk
fluoroskopi, harus ada suatu cara untuk menjaga agar arus tabung
berada dalam + 25 % dari nilai yang ditetapkan sebelumnya.
4. Rangkaian penyinaran yang ditetapkan sebelumnya harus
diperlihatkan dengan jelas dalam sebuah tabel dalam dokumen

9
penyerta; faktor-faktor penyinaran ini hendaknya tersedia dekat atau
pada panel pangatur.
5. Sakelar penyinaran harus terpasang sedemikian, sehingga dapat
dijalankan dari tempat yang aman (2m dari susunan tabung dan dari
pasien).
a. di belakang bangunan pelindung atau
b. di dalam ruangan dengan menggunakan apron pelindung dan
jika perlu sarung tangan (untuk pengaturan khusus seperti
memegang film pada pasien anak kecil).
6. Untuk memperkecil radiasi pada pasien dan radiasi hambur dalam
kamar sinar-X ukuran berkas radiasi harus dibuat sekecil mungkin
sesuai dengan kebutuhan diagnostik dari pemeriksaan tersebut.
7. Waktu penyinaran biasanya sangat pendek dengan maksud untuk
memperkecil kemungkinan kaburnya bayangan akibat gerakan
bagian yang difoto.
8. Pesawat harus dilengkapi dengan peralatan untuk membatasi berkas
Sinar Guna (misalnya dengan diafragma berkas cahaya yang dapat
diatur dan kerucut yang dapat diganti-ganti).

b. Fluoroskopi

Untuk keselamatan radiasi pada pesawat fluoroskopi untuk pekerja


radiasi, pesawat harus dilapisi kaca Pb dengan ketebalan setara dengan:
1) 1,5 mm Pb untuk tegangan s/d 70 kV;
2) 2,0 mm Pb untuk tegangan 70 – 100 kV; dan
3) tambahan 0,1 mm Pb / kV untuk tegangan di atas 100 kV

10
Detektor dan
penerima
gambar
Meja
CCTV pasien

Error! Tabung sinar-X


Gambar II.3. Pesawat Fluoroskopi

Pengaturan dan pembatasan waktu penyinaran :


1) Sakelar penyinaran dari jenis tekan terus (clep presroom)
2) Sakelar memberikan peringatan yang berbunyi sebelum akhir
selang waktu dan secara otomatik mematikan alat sesudah
beberapa menit.
3) Sakelar penyinaran harus terletak sedemikian rupa, sehingga :
c. dapat diatur oleh dokter ahli yang melakukan fluoroskopi
d. terlindung terhadap kemungkinan tertekan/terputar tanpa
sengaja
e. kedua tangan dan lengan bagian depan berada dalam daerah
yang terlindung terhadap radiasi hambur
4) Waktu kumulatif tidak boleh lebih dari 10 menit

Prinsip kerja peralatan fluoroskopi adalah seperti pada gambar di


bawah ini :

11
Gambar II.4. Prinsip kerja peralatan fluoroscopy

Pembatasan ukuran berkas radiasi


1) Usahakan ukuran berkas radiasi sekecil mungkin, ukuran berkas
mempengaruhi penerimaan radiasi pada pasien.
2) Berkas yang sempit juga memperbaiki kualitas bayangan,
karena mengurangi radiasi hamburan pada tabir fluoroskopi.
3) Untuk proteksi radiasi hamburan di bawah tabir fluoroskopi
ketebalan tabir setara dengan 0,5 – 1,0 mm Pb; ukurannya tidak
boleh kurang dari 45 x 45 cm.
4) Diafragma harus diatur sedemikian, sehingga tidak dapat dibuka
sampai luas tertentu yang dapat menyebabkan berkas langsung
melebihi batas tabir.

Prosedur Pengoperasian
1) Hanya petugas yang diperlukan boleh berada dalam kamar
penyinaran.
2) Mereka harus menggunakan apron pelindung dan jika perlu
sarung tangan pelindung, sebaik mungkin pemanfaatan penahan
radiasi tetap yang tersedia di tempat itu.
3) Untuk fluoroskopi konvensional penting dilakukan adaptasi
keadaan gelap selama 20 menit, arus listrik yang dipakai tidak
boleh melebihi 4 mA pada tegangan 100 kV.

12
4) Fluoroskopi dapat dianggap sebagai alat radiografi murni.
5) Untuk diingat pada tegangan (kVp) yang sama, penyinaran
radiografi dengan 60 mAs adalah sama dengan fluoroskopi pada
1 mA untuk jangka waktu 1 menit.

Alat Keselamatan
1) Tanda yang sederhana pada pintu (lampu merah menyala) dan
kunci untuk mencegah dibukanya pintu selama fluoroskopi.
2) Dosimeter untuk pasien yang dapat memberikan peringatan
dengan bunyi terhadap kombinasi waktu, ukuran berkas dan
output.
3) Penguat bayangan yang dipasang secara benar dan digunakan
hati-hati dapat memperkecil keluaran sinar-X yang dibutuhkan
sampai dengan faktor 10.
4) Penguat bayangan juga memungkinkan fluoroskopi dilakukan
dengan cahaya ruangan.
5) Dengan penguat bayangan arus listrik tidak boleh melebihi 1
mA pada 100kV.

Pemilihan Alat Fluoroskopi


1) Pesawat harus mempunyai jarak folus-kulit yang panjang
(minimum 40 cm).
2) Kesetaraan aluminium untuk filter total (filter inheren + filter
tambahan) yang secara permanen terdapat dalam berkas Sinar
Guna harus mempunyai nilai minimum seperti tertera dalam
Tabel II.2.

13
Detektor

Tabung sinar-X

Gambar II.5. Pesawat mobile fluoroskopi untuk bedah

c. Mamografi

Untuk sistem pesawat sinar-X yang didesain hanya untuk


mamografi, transmisi dari radiasi primer melalui alat penyangga
penerima bayangan harus dibatasi sedemikian rupa sehingga
penyinaran pada jarak 5 cm dari permukaan yang dapat dicapai
setelah melalui alat penyangga penerima bayangan tidak lebih besar
dari 0,1 Gy untuk tiap kali tabung diaktifkan. Pengukuran
penyinaran dilaksanakan dengan mengoperasikan sistim pada jarak
sumber-bayangan (SID) minimum sesuai desain. Kepatuhan
terhadap peraturan ditentukan dengan memasang beda tegangan
pada tabung dan perkalian antara arus tabung dan waktu pada nilai
maksimum dan merupakan hasil pengukuran rata-rata pada daerah
seluas 100 cm persegi dengan dimensi linier yang tidak lebih besar
dari 20 cm.

14
Gambar II.6. Susunan Pesawat Mamografi

Pesawat untuk mammografi yang beroperasi pada tegangan di


bawah 50 kV harus memiliki filter permanen minimal 0,5 mm Al.

d. Pesawat sinar-X untuk Gigi

Pada pesawat sinar-X untuk pemeriksaan mulut, gigi dan rahang,


berlaku semua ketentuan yang berhubungan dengan pesawat sinar-
X diagnostik, meskipun tegangan tabung lebih rendah. Karena jarak
fokus-kulit yang lebih pendek, dosis yang diterima pada kulit akan
lebih tinggi. Apron pelindung harus tersedia untuk menutupi pasien
dari bagian leher ke bawah selama penyinaran berlangsung.
Peralatan ini harus mempunyai kerucut pengaman yang baik. Ada 2
jenis kerucut : kerucut plastik runcing dan kerucut ujung terbuka.
Kerucut plastik runcing harus dilengkapi dengan kolimator yang
efektif dengan sebuah diafragma logam dan tabung logam yang
berada dalam kerucut. Untuk tegangan kurang dari 70 kV saringan
(filter) total pada pesawat setara 1,5 mm Al. Untuk tegangan di atas
70 kV saringan total pada pesawat setara dengan 2,5 mm Al.

15
Gambar II.7. Pesawat sinar-X untuk gigi dengan kerucut ujung terbuka

Gambar II.8. Pesawat sinar-X untuk gigi dengan kerucut plastik runcing

Ketentuan tambahan untuk keperluan radiografi dental


1) Untuk pemotretan gigi umum
a) Rangkaian listrik pengendalian khusus untuk pemotretan gigi,
harus dibuat sedemikian rupa, sehingga pesawat tidak dapat
dipakai untuk fluoroskopi.
b) Sakelar penyinaran sebaiknya jenis tekan terus; pemotretan
ulang tidak mungkin dilakukan tanpa melepaskan tekanan jari
pada sakelar dan mengembalikan pengatur waktu penyinaran ke
kedudukan semula.
c) Operator yang berada di kamar yang sama dengan pasien harus :
f. berdiri pada jarak lebih dari 2 m dari pasien

16
g. berdiri di belakang tabir Pb yang tebalnya tidak
kurang dari 0,5 mm (sebaiknya tabir dilengkapi kaca intip
kaca Pb setara dengan 0,5 mm Pb)
2) Untuk pemotretan gigi dengan film dalam mulut
a) Penyinaran harus dikendalikan dengan sakelar tekan terus
b) Pengatur waktu penyinaran harus dapat menghentikan
penyinaran secara otomatis setelah selang waktu dan
lamanya tidak boleh kurang dari 5 detik.
c) Harus dilengkapi dengan kerucut dental untuk menjamin
jarak minimum fokus-kulit seperti yang dikehendaki
diafragma permanen berukuran tetap :
h. untuk penggunaan kerucut dental yang dapat
ditukar harus dijamin diafragma selalu berada di
tempatnya dan membatasi ukuran berkas sinar guna,
sehingga tidak melampaui ukuran maksimum yang
diperkenankan.
i. di luar berkas sinar guna, diafragma harus memberikan
tingkat perlindungan yang sama seperti yang diharuskan
untuk susunan tabung Sinar-X
j. diameter berkas sinar guna pada ujung bawah
kerucut dental harus tidak lebih dari 7,5 cm dan
sebaiknya tidak lebih dari 6 cm.
k. untuk kerucut yang silindris dan divergen
dengan/tanpa ujung terbuka, ukuran maksimum berkas
sinar guna harus sesuai dengan luas kerucut dental pada
ujung kerucut.
l. tempat kedudukan fokus dan arah sumbu berkas
sinar guna harus diketahui dengan mudah.
m. jarak minimum fokus-kulit harus terjamin oleh
kerucut dental dengan ukuran diameter di atas seperti
ditentukan dalam tabel berikut :

17
Pesawat untuk tomografi dental panoramik lapangan
1) Pengaturan dan pembatasan penyinaran
a) Selama penyinaran jarak minimum fokus-kulit harus 15 cm;
dalam segala hal diusahakan agar jarak fokus-kulit minimal
20 cm.
b) Penyinaran harus dikendalikan dengan sakelar tekan-terus.
c) Di luar berkas sinar guna, diafragma celah yang dipasang
tetap pada susunan tabung sinar–X harus memberikan
pelindung yang sama tingkatnya seperti yang dikehendaki
untuk susunan tabung sinar-X.

Gambar II.9. Pesawat X-ray panoramic tomografi

e. Pesawat Sinar-X Intervensional

Peralatan sinar-X yang biasa digunakan dalam Intervensional


adalah peralatan fluoroskopi dan CT-Scan. Hasil foto sinar-X
digunakan untuk pedoman dalam penempatan kateter, stents, dll
dalam pembuluh darah dan organ tubuh untuk tujuan perbaikan
atau pengobatan pada kondisi khusus/tertentu.

Untuk melihat pembuluh darah digunakan media yang kontras,


teknik yang digunakan adalah digital subtraction angiography
(DSA). Fluoroskopi pada interventional radiology biasanya

18
membutuhkan waktu lebih lama dengan daerah paparan radiasi
yang lebih luas. Sehingga dosis radiasi yang diterima pasien, dokter
dan petugas proteksi radiasi menjadi tinggi.

Karena paparan radiasi yang diterima pasien cukup tinggi maka


peralatan fluoroskopi yang digunakan perlu ditambahkan alat yang
dapat mengukur dosis yang diterima pasien secara kontinyu (seperti
alat dose-area product meter), alat tersebut harus menunjukan
waktu selama fluoroskopi dilakukan dan dilengkapi dengan alarm
peringatan untuk dokter pada interval waktu tertentu, lebih baik jika
lama penyinaran tidak lebih dari 5 menit.

Dose-area product meter

Alat pembaca DAP meter


Gambar II.10 DAP (Dose Area Product meter)

f. CT-Scan (Computed Tomography)

CT-Scan (computed tomography) pertama kali digunakan untuk


diagnosa kedokteran pada awal tahun 1970-an. Teknik diagnosa ini
dilakukan dengan melewatkan seberkas sinar-X terkolimasi (lebar
±2 mm) pada tubuh pasien dan berkas radiasi yang diteruskan
ditangkap oleh suatu sistem detektor. Sumber sinar-X berikut
detektor bergerak di suatu bidang mengitari tubuh pasien.
Berdasarkan perbedaan respon detektor pada berbagai posisi
penyinaran kemudian dibuat suatu rekonstruksi ulang untuk

19
mendapatkan gambar bidang tomografi dari objek (pasien) yang
disinari.

Gambar II.11. Prinsip pencitraan akuisisi pada alat CT-Scan

Peralatan CT-Scan terdiri dari :


n. Meja tempat pasien
o. Gantry scanning yang berisi sumber sinar-X
terkolimasi dan susunan detektor
p. Perangkat elektronik untuk akuisisi data
q. Generator sinar-X
r. Komputer, TV-monitor berikut panel kontrol

20
Gantry
Scanning

Meja
Peralatan untuk pasien
akuisisi data

Gambar II.12. Peralatan pesawat CT-Scan

Meja pasien dan gantry scanning harus dapat menempatkan posisi


pasien pada posisi yang tepat, akurat dan nyaman, sehingga dari proses
rekonstruksi akan didapatkan hasil tomografi yang benar. Tegangan
sinar-X yang digunakan bervariasi dari 50-150 kV dengan kuat arus
antara 0-600 mA. Gambar bidang tomografi yang ditampilkan pada
layar monitor komputer selanjutnya dapat dibuatkan film fotografi
(seperti pada diagnostik konvensional), dicetak pada printer ataupun
disimpan dalam disket (floppy disk).

Penggunaan

CT-scan ini paling banyak digunakan untuk melihat potongan


penampang lintang dari susunan syaraf pusat (otak) manusia. Pasien
yang akan diperiksa harus tidur di meja pasien. Setelah didapatkan
posisi yang dikehendaki, kemudian dilakukan pengambilan data yang
diatur dari panel kontrol. Panel kontrol ini harus terletak di ruang
pemeriksaan. Pengambilan data ini bisa memakan waktu beberapa
menit, tergantung dari jenis pemeriksaan dan tipe pesawat CT-scan
yang digunakan.

Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan proses rekonstruksi untuk


mendapatkan gambar. Proses rekonstruksi ini merupakan suatu

21
pekerjaan yang sangat komplek dan hanya dilakukan dengan komputer,
sehingga teknik diagnosa ini dikenal computerized tomography atau
computed tomography.

Seperti halnya pada diagnostik sinar-X konvensional, CT-scan ini juga


kurang baik untuk pemeriksaan bagian/organ tubuh yang bergerak.
Sehingga sampai saat ini CT-scan lebih banyak digunakan untuk
pemeriksaan bagian kepala.

Aspek Proteksi Radiasi

Untuk setiap pemeriksaan, seorang bisa menerima dosis radiasi sampai


dengan 10 mSv (1 rem) pada bagian tubuh yang sangat sempit. Karena
dapat memberikan dosis cukup tinggi, maka pesawat CT-scan harus
ditempatkan pada ruang khusus yang berpenahan radiasi cukup. Selama
pengambilan data, operator/radiografer tidak diperkenankan berada di
dalam ruang pemeriksaan. Ruangan perlu diberikan tanda-tanda/lampu
ketika pemeriksaan sedang berlangsung. Disain dinding penahan radiasi
adalah seperti halnya pada pesawat sinar-X konvensional.

B. RADIOTERAPI

Radioterapi merupakan salah satu cara pengobatan penyakit dengan


menggunakan radiasi. Berdasarkan metode, radioterapi dapat digolongkan
menjadi :
1. Brachyterapi
2. Teleterapi

1 Brachyterapi

Brachyterapi merupakan radioterapi dimana sumber radiasi secara


langsung dikontakkan dengan tumor, baik secara internal maupun
eksternal.

22
Dalam terapi dengan brachyterapi dikenal dua teknik yaitu manual
loading (konvensional) dan Remote afterloading.

a. Manual loading (konvensional)

Cara ini pertama kali digunakan untuk iradiasi pasien kanker rahim
(uterus) pada tahun 1908. Di negara maju penggunaan metode ini telah
dikurangi dan digantikan dengan metode remote afterloading.

Ada 3 teknik dalam brachyterapi konvensinal yaitu:


o Interstisial, yaitu sumber dimasukkan atau ditanam langsung ke
dalam jaringan tumor dengan cara pembedahan.
o Intracavitary, yaitu sumber dimasukkan dengan menggunakan alat
bantu seperti kateter melalui lubang mulut dsb, disebut juga sebagai
aplikasi intraluminal.
o Surface, yaitu dengan menempelkan sumber di atas permukaan
tumor atau pada kulit, disebut juga terapi superficial.

(a)
(b)
Gambar II.13 (a) Berbagai Jenis Aplikator untuk Brachyterapi,
(b) Aplikator untuk terapi superficial

Sumber-sumber radioaktif yang digunakan pada brachyterapi antara


lain seperti pada :

23
Tabel III.1 Jenis Radioisotop yang digunakan dalam brachyterapi
Sumber T1/2 γ (MeV) HVL (mmPb)
222
Rn 3.83 d 0.047 - 2.45 (0.83 avg) 8.0
60
Co 5.26 y 1.17, 1.33 11.0
137
Cs 30 y 0.662 5.5
192
Ir 74.2 d 0.136 - 1.06 (0.38 avg) 2.5
198
Au 2.7 d 0.412 2.5
125
I 60.2 d 0.028 avg 0.025
103
Pd 17 d 0.021 avg 0.008
226
Ra 1600 y 0.047 - 2.45 (0.83 avg) 8.0

Radium-226 saat ini sudah tidak digunakan lagi di negara maju, dan di
beberapa negara penggunaan sumber radium sudah berkurang.

Penggantian Ra-226 dilakukan dengan 2 pertimbangan pokok yaitu :


o Keselamatan (safety)
o Biaya (cost)

Problem utama penggunaan sumber radium adalah kebocoran sumber


dengan resiko kontaminasi sebab waktu paro sumber yang sedemikian
lama (1622 tahun) sehingga aktivitas sumber tetap hingga beberapa
generasi. Problem lain adalah radium mempunyai energi foton yang
sangat besar, sehingga membutuhkan penahan radiasi (shielding) yang
sangat tebal dengan biaya yang mahal. Aktivitas sumber untuk
brachyterapi perlu dikoreksi misalnya untuk sumber Cs-137 koreksi
aktivitas dilakukan tiap 6 bulan sekali dan sumber diganti tiap 10 – 15
tahun, sedangkan untuk Ir-192 koreksi dilakukan tiap hari dan
penggantian dilakukan tiap 6 bulan.

24
Proteksi radiasi dan penanganan sumber

Bekerja dengan brachyterapi secara manual harus sangat hati-hati


mengingat penanganan sumber dilakukan secara manual sehingga
menyebabkan penerimaan paparan radiasi yang tinggi bagi dokter
maupun perawat.

Pada saat melakukan sterilisasi dan disinfeksi, perlu dihindari adanya


paparan radiasi yang tidak perlu terhadap petugas (perawat) dan staf
lain dan juga kerusakan sumber khususnya sumber radium.

Prinsip dasar proteksi radiasi (waktu, jarak, dan perisai) harus menjadi
pedoman dalam bekerja dengan sumber radiasi eksterna.

Sumber perlu diuji secara reguler setiap enam bulan sekali. Uji sumber
meliputi uji bentuk fisik/kimia, uji kebocoran (uji usap), uji terhadap
distribusi dan uniformitas radionuklida. Sumber yang bocor harus
ditempatkan dalam kontainer yang terproteksi dengan baik.

Inventarisasi terhadap semua sumber radioaktif perlu dilakukan untuk


mencegah hilangnya sumber dengan cara pemeriksaan dan perhitungan
sumber secara periodik. Jika jarum radioaktif dimasukkan ke dalam
tubuh pasien maka tubuh pasien dimana jarum radioaktif dimasukkan
harus dijahit.

Setiap tindakan dengan brachyterapi harus diperiksa secara rutin,


misalnya 2 kali sehari untuk menjamin bahwa posisi jarum/tabung
radioaktif tidak berubah atau tetap. Setiap ada perubahan harus segera
diberitahukan pada dokter ahli radioterapi.

25
b. Remote afterloading

Remote afterloading merupakan teknik brachyterapi yang dilengkapi


dengan sistem remote untuk mendorong sumber keluar dari wadah
sumber hingga masuk ke aplikator melalui kateter atau kabel. Sumber
kemudian ditarik kembali ke wadahnya setelah waktu penyinaran
selesai secara elektromekanik dengan kendali komputer.

Remote afterloading merupakan brachyterapi mutakhir dan suatu sistem


terdiri dari 2 unit yaitu :
- Unit penyinaran (Treatmen unit)
- Unit kontrol (Control Unit) dan dilengkapi alat penunjang

Berdasarkan laju dosis (dose rate) sumber yang digunakan, remote


afterloading dapat dikelompokkan menjadi :
- Low dose rate (LDR) : Range dose rate 30-100 cGy/jam, dan waktu
penyinaran 20-50 jam.
- Medium dose rate (MDR) : Range dose rate 100-200 cGy/jam,
waktu penyinaran 1-20 jam
- High dose rate (HDR) : Range dose rate > 2000 cGy/jam atau > 33
cGy/menit, waktu penyinaran 1-60 menit secara bertahap misalnya
15 menit/penyinaran.

Gambar II.14 Unit HDR Brachyterapi

26
Sumber yang digunakan untuk remote afterloading adalah Cs-137
(waktu paro 30 th, waktu efektif sekitar 10-15 th), C0-60 (waktu paro
5,4 th, waktu efektif sekitar 5 th), dan Ir-192 (waktu paro 74 hari, waktu
efektif sekitar 3 bl).

2 Teleterapi

Teleterapi merupakan terapi menggunakan radiasi dimana sumber radiasi


tidak dikontakkan dengan obyek terapi (kanker) secara langsung atau
berjauhan dengan obyek terapi.

Berdasarkan sumber untuk terapi, teleterapi dapat dibedakan menjadi :


a) Sinar X
b) Sinar gamma (Gamma teleterapi)
c) Linac (Linear accelerator)

a. Pesawat terapi sinar X

Pesawat sinar X untuk terapi pada prinsipnya sama dengan pesawat


sinar X untuk diagnostik dengan beberapa perbedaan teknis. Pesawat
sinar X untuk terapi di bagi menjadi 2 bagian :
- Terapi tegangan rendah (Low voltage therapy), tegangan 40 – 120
kV untuk terapi kanker kulit atau tumor permukaan.
- Terapi tegangan ortho (Orthovoltage/deep Therapy), tegangan 150
– 400 kV, untuk terapi yang letaknya di bawah permukaan kulit.

Peralatan harus dilengkapi dengan safety features bila terjadi hal-hal


sebagai berikut :
o Pembebanan tabung sinar X terlalu tinggi
o Sistem pendingin tidak berfungsi
o Suhu dalam tabung melampaui nilai kritis
o Pintu terbuka

27
a b
Gambar II.15 a) Pesawat sinar X Orthovoltage,
b) Berbagai jenis filter

Tabel III.2 Tingkat kebocoran radiasi pada pesawat sinar X untuk terapi
Tegangan
Pesawat Kebocoran Lokasi
tabung
5 cm dari permukaan
< 50 kVp 1 mGy/jam
tabung pesawat sinar X
Superficial
X ray

1 m dari permukaan
< 150 kVp 1 mGy/jam tabung pesawat
sinar X
5 cm dari permukaan
> 150 kVp 300 mGy/jam
Orthovoltage X

tabung pesawat sinar X


1 m dari permukaan
ray

< 400 kVp 10 mGy /jam tabung pesawat


sinar X

28
b. Gamma teletherapy
Head
source
Gantry
Collimator
assembly

Meja pasien

Distance
indicator

Gambar II.16 Gamma teleterapi

Pesawat gamma teleterapi terdiri dari beberapa bagian utama :


• Gantry stand
• Head source / radiation head
• Collimator assembly
• Distance indicator
• Control : treatment room controls dan control consule
• Peralatan penunjang
- Gantry stand, merupakan tempat wadah sumber (radiation
head atau source head) dan yang menjamin perputaran
isocentric dari wadah sumber atau peralatan pembatas
berkas.
- Source head, merupakan wadah sumber radioaktif yang
terbuat dari baja dan sumbernya diberi perisai timbal dan
Uranium Susut Kadar (depleted uranium), dengan pemegang
sumber dari wolfram. Source head juga dilengkapi dengan
sistem beam ON/OFF dan fokalisasi lapangan penyinaran.
- Collimator assembly, alat pengatur/pembatas ukuran
lapangan penyinaran sesuai kebutuhan (tergantung ukuran
atau dimensi tumor), collimator dilengkapi dengan
diafragma dua tahap.

29
- Distance indicator, adalah suatu penunjuk jarak secara optis
yang ditempatkan pada sudut 450 terhadap sumbu kontrol
didalam gantry, menunjukkan jarak antara 65 – 130 cm.
- Control terdiri dari treatmen room control, control console
(sistem kontrol yang dilengkapi dengan berbagai tombol dan
ditempatkan di ruang operator). Panel kontrol (console
Control) digunakan untuk memulai dan menghentikan
penyinaran, mengontrol interlocks, display dan indikator.
- Sumber (Source). Sumber berada dalam kapsul stainless
steel yang dilas (welded) dengan memenuhi standar
pengujian tertentu. Laju paparan radiasi untuk kebocoran
maksimum 2 mR/jam pada jarak 1 meter dan diwadahi
dalam tungsten holder, sedangkan source holder juga
dilengkapi dengan fiber optik.
- Wadah sumber (radiation head). Sumber radiasi berada
dalam wadah sumber terbungkus dengan uranium susut
kadar (depleted uranium) yang dibungkus dengan timah
hitam (lead).

Koreksi aktivitas (selain ketentuan kalibrasi aktivitas) sumber perlu


dilakukan mengingat sumber mengalami peluruhan sehingga laju
dosis menurun. Laju dosis sumber Co-60 akan menurun sekitar 1%
perbulan dan Cs-137 laju dosis menurun kurang dari 1% perbulan.
Koreksi aktivitas sumber Co-60 dilakukan tiap bulan sekali,
sedangkan untuk Cs-137 dilakukan tiap 6 bulan sekali.

Gambar II.17 Head Sumber Pesawat Teleterapi Gamma dan Bagian-bagiannya

30
Aspek Proteksi radiasi
• Pesawat telegamma harus diperiksa apakah sumber bocor dengan
cara test usap (wipe test) yang frekuensinya paling tidak sekali
dalam setahun.
• Uji kebocoran (leakage test) dilakukan pada saat sumber pada posisi
BEAM OFF, petugas mengenakan sarung tangan kemudian
permukaan bagian dalam kolimator (sedekat mungkin dengan
sumber) diusap dengan menggunakan kertas kering (khusus) yang
diberi alkohol.
• Jika hasil cacahan menunjukkan angka bacaan diatas radiasi latar
(background) atau jika aktivitas lebih besar dari 5 nCi/cm2 maka
sumber mungkin bocor, sehingga perlu diambil tindakan
pengamanan sesuai prosedur.

Sistem Proteksi Alat


Unit harus dilengkapi dengan safety features dan emergency ”stuck
source”.
Safety feature
Sumber akan tetap/kembali pada keadaan OFF jika :
- Listrik padam
- Pintu interlock terbuka
- Source head bergerak selama fixed mode
- Tekanan udara pada interlock rendah
Emergency “stuck source”
Apabila sumber gagal masuk ke dalam wadah atau macet maka
operator harus melakukan tindakan berikut :
- menekan tombol emergency
- cara manual : memutar roda pada stand searah jarum jam atau
mendorong sumber masuk ke dalam dengan alat khusus ”T-Bar”
(tindakan tergantung model).

31
c. Teleterapi Linac

Pesawat linac merupakan pengembangan dari pesawat sinar X


orthovoltage (tegangan < 1 MV) sedangkan Linac dengan tegangan >
1 MV yang disebut supervoltage therapy. Linac merupakan salah satu
jenis sistem pemercepat elektron secara linear dengan energi tinggi
yaitu mega elektron volt (jutaan elektronvolt).

Pesawat Linac yang digunakan untuk terapi mempunyai energi dari 4


– 35 MeV, pesawat linac yang rancangannya paling sederhana adalah
yang mempunyai energi 4-6 MeV yang ukuran tabungnya agak
pendek, 50 – 100 cm.

Linac modern dilengkapi dengan pilihan treatmen berkas radiasi,


yaitu:
- Berkas elektron dan berkas foton (dual mode).
- Dua berkas foton
- Lima atau lebih berkas energi elekteron

Berkas elektron digunakan untuk penyinaran tumor yang berada di


permukaan, misalnya kulit, kepala, payudara dan lain-lain, sedangkan
berkas foton digunakan untuk penyinaran tumor yang posisinya jauh
di dalam permukaan tubuh, misalnya otak, hati, ginjal, rahim, paru-
paru dll.

Bagian utama dari sistem teleterapi linac terdiri atas Stand dan Gantry
serta peralatan penunjang.

Stand terdiri dari beberapa komponen :


- Klystron atau magnetron, pembangkit dan penguat gelombang
mikro
- Wave Guide, pemandu gelombang yang di dalamnya dilengkapi
circulator

32
- Circulator, untuk menghindari berbaliknya gelombang mikro ke
klistron
- Oil tank, tempat minyak sebagai pendingin
- Coiling water system, menjaga temperatur tetap stabil dan
mencegah terjadinya kondensasi dari uap udara atau gelembung
udara.

Gantry Terdiri dari beberapa komponen :


- Accelerator structure, merupakan struktur pemercepat elektron yang
di dalamnya ada modulator.
- Modulator, pencatu daya tinggi
- Electron Gun (Cathode), sebagai sumber elektron
- Bending magnet, sebagai pembawa berkas elektron
- Treatmen head, di dalamnya terdapat alat yang membentuk berkas
radiasi dan alat monitor.
- Beam stopper, menyerap berkas radiasi sehingga mengurangi
persyaratan proteksi shielding ruang penyinaran, tebal dinding dan
pintu ruangan.

Gambar II.18 Pesawat Linac dan Bagian-bagiannya

33
Peralatan penunjang harus dilengkapi dengan :
- Panel Kontrol
- Modulator kabinet
- CCTV, Audio, Card rack cabinet : Filter, Aplikator (berkas elektron),
Pb dll.

Prinsip terjadinya Berkas foton atau berkas elektron


- pada saat linac sudah dalam kondisi ON berarti modulator telah
memberi daya berupa pulsa-pulsa tegangan tinggi ke Klystron atau
Magnetron.
- Selanjutnya gelombang mikro energi tinggi yang dihasilkan klystron
atau magnetron melalui wave guide akan bergerak maju menuju
accelerator structure, kemudian elektron diinjeksikan ke accelerator
structure dan pada elektron diberikan energi tinggi gelombang mikro
sehingga elektron mempunyai tenaga kinetik.
- Dengan adanya medan listrik yang tinggi maka elektron akan
dipercepat ke ujung tabung kemudian magnet akan mempercepat
elektron tersebut serta membelokkan dengan sudut 900 atau 2700,
dengan demikian akan diperoleh elektron berkekuatan tinggi yang
menumbuk target (misal, terbuat dari tungsten) dan selanjutnya
menghasilkan foton yang sangat tinggi. Apabila yang diinginkan
adalah berkas elektron maka elektron berkekuatan tinggi tersebut
langsung diarahkan ke celah berkas tanpa menumbuk target.
- Foton energi tinggi dapat berupa foton sinar X (foton beam) dan
berkas elektron. Untuk mendapatkan berkas sesuai dengan yang
diinginkan misalnya berkas elektron maka tombol energi MeV yang
ditekan sesuai dengan kebutuhan range energi, sedangkan untuk
berkas sinar X maka tombol energi MV yang di tekan.

Unit harus dilengkapi dengan safety features dan tombol emergency.


Radiasi akan berhenti secara otomatis apabila:
o Listrik padam
o Pintu interlock terbuka
o Pembebanan klystron atau magnetron terlalu tinggi

34
o Gangguan pada water cooling system
o Suhu dalam klystron atau magnetron melampaui nilai kritis

Sedangkan tombol emergency adalah suatu alat (saklar) pemutus


hubungan listrik untuk keadaan darurat. Tombol ini berada di panel
kontrol dengan tombol ”RAD OFF” dan di dinding ruang penyinaran
dengan tombol ”PANIC BOTTOM”. Tombol digunakan apabila terjadi
kesalahan prosedur penyinaran.

Pesawat teleterapi Linac dengan tegangan > 10 MV, perlu mendapat


perhatian khusus sebab dapat menghasilkan ozon (O3) dan produksi
netron yang terbentuk selama proses penyinaran.

Pemeriksaan Parameter dan Sistem Keselamatan

Pemeriksaan parameter dan sistem keselamatan peralatan radioterapi


harus dilakukan secara reguler sesuai pedoman (standar) tiap alat.

Tahapan pengujian operasional dilakukan untuk mengetahui kinerja alat


apakah setiap parameter sesuai dan sistem bekerja dengan baik.

Salah satu contoh untuk teleterapi gamma, beberapa parameter yang


harus diperiksa antara lain:
- Alat pengatur posisi, seperti sinar laser atau lampu pengatur posisi
- Alat ukur jarak sumber ke kulit (Source to skin distance/SSD)
- Bacaan atau indikator setting pesawat seperti, sudut gantry dan luas
lapangan.
- Penjajaran pembatas berkas
- Sistem interlock dan tanda peringatan radiasi

Untuk teleterapi Co-60, proteksi alat meliputi safety feature dan


emergency ”stuck source” juga diperiksa. Efektivitas sumber sangat
tergantung pada waktu paro sumber. Secara khusus untuk teleterapi linac
pemeriksaan harus lebih seksama mengingat unit adalah sistem

35
elektromekanik modern yang membutuhkan tingkat kepekaan dan
ketelitian yang tinggi. Linac membutuhkan daya listrik yang sangat besar
yang terkadang dengan fluktuasi yang relatif besar. Pesawat terapi ini
dilengkapi dengan sistem pendingin sehingga temperatur dan suhu
ruangan harus terjaga dengan baik. Pada saat alat akan digunakan
masalah mungkin terjadi karena ketidakstabilan dari sistem, setting dari
parameter harus sesuai dengan yang direncanakan.pada dasarnya laju
dosis keluaran sumber radiasi terapi dengan zat radioaktif Co-60 dan Cs-
137 lebih stabil dibandingkan dengan pesawat sinar X maupun Linac.
Oleh sebab itu ketentuan batas waktu pengukuran sumber radiasi terapi
Co-60 dan Cs-137 lebih lama dibandingkan dengan pesawat sinar X
maupun Linac untuk dikalibrasi ulang keluaran berikutnya.

C. KEDOKTERAN NUKLIR

Zat radioaktif atau radionuklida sudah banyak digunakan dalam bidang


kesehatan untuk tujuan :
ƒ Diagnostik
ƒ Terapi

Dalam hal ini kedokteran nuklir merupakan salah satu kegiatan yang
memanfaatkan zat radioaktif dalam bentuk sumber terbuka. Penggunaan
sumber terbuka ini akan menghasilkan limbah radioaktif dan non
radioaktif.

1. Karakteristik Sumber Terbuka

Ilmu kedokteran Nuklir adalah bidang keahlian dalam kedokteran yang


menggunakan isotop radioaktif baik secara pencitraan maupun
pengobatan penyakit. Cabang ilmu kedokteran yang menggunakan
sumber radiasi terbuka untuk mempelajari fisiologi dan anatomi, serta
melakukan diagnosis dan terapi terhadap penyakit.

36
Zat radioaktif adalah sumber terbuka yang digunakan sebagai
radiofarma, aktifitas rendah(beberapa µCi hingga ratusan mCi) dan
berumur paro pendek (T1/2 ), sebagai contoh:
99m
ƒ Tc dengan T1/2 adalah 6 jam dan pemancar radiasi gamma dan
energi 0,14 MeV
125
ƒ I dengan T1/2 adalah 60,1 hari dan pemancar radiasi gamma dan
energi 0,035 MeV
131
ƒ I dengan T1/2 adalah 8,0 hari dan pemancar radiasi beta dengan
energi 0,61 MeV (mak) maupun pemancar radiasi gamma dan
energi 0,08-0,7 MeV
32
ƒ P dengan T1/2 adalah 14,3 hari pemancar radiasi beta dan energi
1,7 MeV ( maksimum)

a. Pencitraan oleh Gamma Camera

Peralatan yang lazim digunakan dalam pencitraan kedokteran


Nuklir yang sering digunakan adalah Gamma Camera. Gamma
camera adalah detector yang dikembangkan oleh Hal anger (1958)
untuk pencitraan dan studi fungsional. Gamma camera dapat
digunakan untuk melihat bagaimana distribusi radiofarmaka melalui
tubuh, atau diserab oleh organ tertentu. Dan pemprosesan hasil
pencitraan serta perolehan data yang dikontrol pada beberapa kasus
oleh Gamma Camera disambungkan pada komputer untuk
menghasilkan suatu citra.

37
Gambar II.19. Ruang kedokteran nuklir menggunakan Gamma Camera

b. Diagnostik

Penggunaan zat radioaktif pada diagnostic dibagi 2 jenis, yaitu :


- Aplikasi in vitro ; dan
- Aplikasi in vivo

In vitro adalah penggunakaan zat radioaktif yang dilakukan diluar


tubuh manusia, aplikasi in vitro ini menggunakan zat radioaktif
dengan aktifitas ribuan Bequerel (kBq) dalam bentuk cair yang
fungsinya untuk mengukur hormon, dalam bentuk sempel biometik.
125 57
Zat radioaktif yang digunakan pada umumnya adalah I, Co,
58
Co dan 14C.

Sedangkan in vivo adalah penggunaan zat radioaktif yang


dimasukkan kedalam fungsi dinamis tubuh manusia, dan pada masa
sekarang ini aplikasi diagnostic yang paling banyak digunakan
adalah teknik in vivo yaitu untuk pemeriksaan fungsi tubuh dengan
menggunakan gamma yang menghasilkan suatu citra. Radiofarmaka
in vivo dipersiapkan dengan cara melarutkan 99Tc yang dielusi dari
generator 99mTc ke dalam suatu senyawa tertentu. Rentang aktivitas
99m
sumber yang digunakan untuk radiofarmaka Tc adalah 40 – 800
MBq, sedangkan untuk pesien anak – anak diberikan dengan dosis
yang lebih rendah.

38
Pada pemeriksaan in-vivo, setelah radioisotop dimasukkan kedalam
tubuh pasien (diminumkan, disuntikan, dihisap melalui saluran
pernafasan (inhalasi), dsb) maka radiofarmaka selanjutnya dalam
tubuh pasien dapat diperiksa dengan :

1) Membuat gambar (citra) organ atau bagian tubuh pasien yang


mengakumulasikan radioisotope, dengan mrnggunakan kamera
gamma atau kamera positron.
2) Menghitung aktivitas yang terdapat pada organ atau bagian
tubuh pasien yang mengakumulasikan radioisotope dengan
menempatkan detector radiasi gamma diatas organ atau bagian
tubuh tersebut (external body counting )
3) Menghitung aktivitas radioisotope yang terdapat dalam contoh
bahan biologic yang diambil dari tubuh pasien dengan
menggunakan pencacah gamma (sample counting )

Radionuklida lain yang juga digunakan untuk pencitraan diagnostic


meliputi : 67Ga, 111In, 201TI, 123I dan 131I dengan rentang aktivitas 40
– 400 MBq. Beberapa radionuklida juga digunakan untuk menandai
unsure-unsur darah sebagai perunut. Diagnostik jenis khusus ini
mencakup pengambilan sample darah pasien, radiolabelling darah
dan injeksi kembali.

99m
Radionuklida yang digunakan meliputi : Tc,111In, 51
Cr, 59
Fe dan
125
I. Aktivitas radionuklida yang dapat diinjeksikan kembali dalam
jumlah beberapa MBq hingga maksimum pada 200 MBq, dengan
aktivitas lebih besar untuk 99mTc.

Radionuklida dalam bentuk gas dan aerosol juga ada yang


digunakan untuk tujuan diagnosa selama pencitraan paru-paru
81m
dengan menggunakan Kr (hingga 6 GBq diberikan per pasien),
133
Xe (hingga 400 MBq) dan 99mTc - diethyl tetra penta acietic acid
(DTPA) dalam bentuk aerosol yang dihirup (aktivitas hingga 80
MBq).

39
Sumber terbuka yang digunakan dalam kedokteran nuklir sebagian
terbesar berbentuk cairan yang diberikan melalui suntikan. Namun
disamping itu pula dapat digunakan sumber terbuka dalam bentuk
padat misalnya kapsul gelatin yang berisi Na131I atau dalam bentuk
gas seperti misalnya 13Oksigen .

Dewasa ini untuk keperluan kedokteran nuklir diagnostic pada


umumnya digunakan radiofarmaka yang berbasis 99mTechnetium.

Gambar II.20. Radioaktif berbasis 99m Ttechnetium

99m
Gambar IV.21. Tehnetium yang disuntikan pada tubuh pasien

Dalam setiap prosedur diagnosis kedokteran Nuklir harus dijamin


bahwa :
1) Para praktisi medik yang meminta atau melaksanakan diagnosis
kedokteran Nuklir.
2) Mengusahakan paparan sekecil mungkin pada pasien.
3) Memperhatikan informasi dari pemeriksaan sebelumnya untuk
menghindari adanya pemeriksaan ulang yang tidak perlu
4) Memperhatikan pedoman tingkat paparan medik

40
5) Para praktisi medik, teknisi atau staf pencitraan, mengusakan
paparan terkecil pada pasien dengan kualitas citra yang masih
dapat diterima, dengan melalui :
ƒ pemilihan radiofarmaka dan aktivitas terbaik, dengan
memperhatikan adanya persyaratan khusus untuk anak-anak
dan pasien yang memiliki kelainan fungsi organ.
ƒ penggunaan metoda untuk mencegah masuknya radioisotope
ke organ yang tidak diperiksa dan mempercepat ekskresi
radioisotope.
ƒ Pemberian radionuklida untuk diagnosis dan terapi pada
wanita hamil atau yang diduga akan hamil harus dihindari,
kecuali terdapat indikasi klinik yang sangat kuat.
ƒ Untuk ibu yang menyusui, pemberian ASI pada bayi perlu
dihentikan sampai dengan jumlah radionuklida yang keluar
lewat ASI diperkirakan tidak akan memberikan dosis efektif
lebih besar dari batas yang diijinkan untuk bayi, dan
ƒ Pemberian radionuklida pada anak untuk diagnasis
dilakukan hanya jika terdapat indikasi klinik sangat kuat,
dan aktivitasnya harus berdasarkan berat badan, luas
permukaan tubuh atau kreteria lainnya.

c. TERAPI

Aplikasi zat radioaktif untuk terapi dalam Kedokteran Nuklir


menggunakan sejumlah sumber terbuka yang dalam aktivitasnya
jauh lebih besar dibandingkan aktivitas sumber terbuka yang
digunakan untuk diagnostic. Beberapa penyakit yang lazim diobati
dengan terapi kedokteran Nuklir adalah thyroid (kelenjar gondok ),
prostate cancer (kanker prostat), hyperthyroidism, cancer bone
pain, polycythaemia (kelainan sel darah merah dan kenaikan jumlah
darah ) dan leukimia (kenaikan jumlah sel darah putih ).

131
Zat radioaktif I adalah sumber yang secara luas digunakan untuk
terapi kanker Thyrotoxicosis dan untuk Ablasi Tiroid atau

41
131
Metastase. I yang digunakan untuk maksud terapi tersebut dapat
diberikan dalam 3 (tiga) bentu fisik, yaitu : cairan Sodium Iodida
yang diminumkan beberapa kali, bubuk yang dimasukkan kedalam
kapsul gelatin untuk diminumkan atau larutan Sodium Iodida steril
yang diinjeksikan. Pada umumnya injeksi hanya diberikan apabila
ada masalah dengan cara diminumkan.

Pada umunya radionuklida atau zat radiaktif sumber terbuka lain


untuk terapi biasanya dilakukan dengan cara injeksi melalui
89
pembuluh darah (intravena), larutan yang tidak cair misalnya Sr
32
atau P. Strontium-89 khususnya digunakan untuk terapi pasien
penderita matastase tulang, aktivitas sumber biasanya beberapa
ratus MBq, sedangkan Yttrium-90, khususnya dalam bentuk larutan
koloid silikat, diinjeksikan ke dalam persendian tulang pasien,
misalnya lutut, dengan aktivitas sumber kira-kira 200 MBq per
injeksi.

2. Keselamatan kerja dengan sumber terbuka


a. Pemindahan sumber

Untuk pemindahan sumber beraktivitas rendah dari tempat


penyimpanannya ke laboratorium, operator menggunakan penjepit
sederhana atau seutas tali untuk menggantungkan sumber yang
terdapat dalam wadah yang tak mudah pecah. Bila sumber
aktivitasnya tinggi khususnya pemancar radiasi gamma maka perlu
digunakan wadah yang berpenahan radiasi.

b. Cara Bekerja dengan Sumber Terbuka

Ketentuan – ketentuan yang harus ditaati untuk pekerjaan yang


menyangkut pembukaan kontener dan pengambilannya berikut ini :
1) pekerjaan harus dilakukan didalam laboratorium yang khusus
2) alat – alat gelas dan instrument yang digunakan harus diberi
tanda khusus.

42
3) harus dilakukan dengan hati – hati, tepat dan rapi.
4) persiapan minimum tertentu yang meliputi tempat kerja,
peralatan dan instrument. Limbah yang terkontaminasi harus
diletakkan ditempat yang mudah dicapai dan diberi tanda
bahaya radiasi serta dibuat secara khusus.
5) pekerjaan penanganan yang tidak rutin harus direncanakan lebih
dulu dan diadakan silmulasi dengan cairan yang tidak aktif.
6) petugas harus menggunakan jas laboratorium dan sarung tangan.
7) pemipetan tidak boleh dilakukan dengan mulut sebab ada
kemungkinan zat radioaktif dapat masuk ke mulut.
8) semua wadah yang memuat zat radioaktif cair sedapat mungkin
harus dalam keadaan tertutup selama pekerjaan berlangsung.
9) sumber radioaktif harus segera dikembalikan ketempat
penyimpanan bila sudah tidak diperlukan.
10) setelah pekerjaan penangan zat radioaktif selesai maka
permukaan tempat kerja harus dibersihkan dan dilakukan
pemantauan seluruh permukaan, perlengkapan, alat-alat serta
pakaian kerja dan tangan si pekerja radiasi untuk melihat
kemungkinan adanya kontaminasi.
11) Ampul dan wadah yang beri zat radioaktif pemancar beta dan
gamma tidak boleh dipegang dan di buka langsung dengan
tangan. Harus digunakan tang untuk memindahkan dan alat
penanganan jarak jauh untuk membukanya.
12) untuk melindungi tubuh dari radiasi gamma maka zat radioaktif
pemancar radiasi gamma sebaiknya ditangani dari balik
selembar kaca timbal, atau tembok dari bata timbal (dengan
menggunakan cermin untuk menentukan posisi yang tepat).
13) bila pekerjaan dapat menimbulkan uap, gas, dan aerosol maka
pekerjaan harus dilakukan dalam lemari asap yang berventilas

43
c. Teknik penangan Sumber radiasi

Pada penanganan zat radioaktif sumber terbuka yang sebagian terbesar


berbentuk cairan perlu dihindarkan terperciknya cairan ke permukaan
tempat kerja, pembentukan aerosol, dan terkontaminasinya bagian
luar.Bila yang ditangani adalah sumber beraktivitas tinggi maka semua
sentuhan langsung harus dihindarkan sekalipun menggunakan sarung
tangan; dalam hal ini pekerjaan pemindahan instrument yang komplek:
ƒ Alat dan jarum suntik untuk menyedot isi vial yang tertutup karet
yang kedap udara.
ƒ Pipet dengan bola karet
ƒ Pemindahan cairan dengan tekanan positif atau negative
memungkinkan pengendalian jarak jauh

44
BAB III.
PEMANFAATAN DALAM BIDANG INDUSTRI

A. RADIOGRAFI

Radiografi adalah salah satu cara uji tak merusak atau non-destructive
testing (NDT) dengan memanfaatkan radiasi sinar-X dan/atau gamma
(tabung sinar-X, Ir-192, Co-60,Se-75,Cs-137) yang digunakan untuk
mendeteksi cacat/mutu dari las (welding), coran (Casting), sambungan
(Joint), tempaan/cetakan (forging) dan rakitan (assemblies) di dalam sistem
instalasi industri, keretakan dinding dll.

1. Sumber Radiasi Radiografi

Radiasi yang digunakan dalam radiografi adalah Sinar-X, Sinar-γ dan


berkas neutron. Sumber-sumber radiasi tersebut mempunyai
karakteristik dan sifat yang perlu diketahui:

a. Sinar –X

Sinar–X adalah sinar polikromatis dengan spektrum kontinyu. Daya


tembus sinar bertambah sesuai dengan pertambahan energi
(tegangan tabung) dan berbanding terbalik dengan panjang
gelombang. Intensitas sinar-X ditentukan oleh arus filament,
tegangan tabung dan nomor atom target.

b. Sinar Gamma ( γ )

Sinar Gamma merupakan gelombang electromagnet. Radioisotop


sumber radiasi gamma yang sering digunakan antara lain Iridium-
192 (Ir-192), Selenium-75 (Se-75) dan Cobalt-60 (Co-60). Co-60
biasanya digunakan untuk pemeriksaan bahan dengan kerapatan
tinggi (mis. besi, cor2an, tembok beton dll) dengan ketebalan antara

45
12,6 – 18,9 mm dengan waktu paro 5,4 tahun. Untuk Ir-192
biasanya digunakan untuk pemeriksaan bahan besi dengan
ketebalan antara 6,3 - 10,8 mm dengan waktu paro 74 hari.
Sedangkan Selenium-75 mempunyai waktu paro 120
hari,dipergunakan untuk mengukur ketebalan bahan besi sebesar 5-
30 mm. Co-60 dapat juga digunakan untuk pemeriksaan konstruksi
beton berupa void, crak, pembesian atau korosi tulang besi di dalam
beton, Co-60 dapat digunakan untuk pemeriksaan beton sampai
ketebalan ± 1 m. Berikut tabel karakteristik sumber-sumber
radionuklida yang digunakan untuk pengukuran radiografi :

Tabel III.1 Karakteristik Sumber energi Gamma


Radionuklida Energi Gamma Optimum steel Thickness (mm)

Cobalt-60 High (1,17 and 1,33) 12,6-150

Caesium-137 High (0,662) 50-100

Iridium-192 Med (0,2-1,4) 10-70

Selenium -75 Med (0,02) 5-30

Ytterbium-169 Low (0,008-0,31) 2,5-15

Thulium -170 Low 0,08 2,5-12,5

2. Radiografi Film dan Foto-Fluoroskopi

Berdasarkan gambar yang dihasilkan radiografi dapat dibedakan


menjadi dua bagian, yakni :

a. Teknik radiografi dengan Film

Teknik radiografi dengan film merupakan cara klasik dalam proses


pembentukan bayangan dengan radiasi sinar-X atau sinar gamma.
Prinsip teknik ini adalah radiasi yang melalui suatu obyek akan
diserap obyek, dimana banyaknya penyerapan di suatu titik

46
tergantung pada tebal dan kerapatan material obyek dititik tersebut.
Perbedaan penyerapan radiasi dideteksi dan direkam pada film
radiografi sebagai perbedaan tingkat kehitaman (densitas).
Bayangan yang dihasilkan oleh film adalah berbentuk bayangan
negatif.

b. Teknik radiografi tanpa film (foto-fluorografi)

Cara lain untuk membentuk bayangan radiografi tanpa


menggunakan film adalah dengan menggunakan skrin fluoresen
yang dapat berpendar jika terkena radiasi sinar-X. Teknik ini
disebut fluoroskopi dan bayangan yang dihasilkan pada skrin
merupakan bayangan positif. Teknik ini biasa digunakan untuk
memeriksa logam tipis, pengepakan dan pengalengan makanan.
Peralatan yang dibutuhkan dalam uji fluoroscopy terdiri atas
pesawat sinar-X, layar (screen) fluoresen dan benda uji yang
diletakan dalam ruangan yang diberi pelindung radiasi.

3. Proses Penyinaran Radiografi

Prinsip Radiografi adalah sumber radiasi dilewatkan pada benda uji


(specimen) (lihat gambar II.3). Di dalam speciemen radiasi akan
terabsorbsi bervariasi tergantung pada tebal dan kerapatan masa benda
uji. Contoh : cacat pada las-lasan pipa akan menghasilkan akumulasi
paparan sinar transmisi yang lebih besar sehingga akan tampak lebih
hitam pada film. Hasil transmisi yang ditangkap film kemudian
diproses dan dianalisa untuk menentukan cacat atau defect dari benda
uji tersebut. Film hasil radiografi harus memenuhi standard untuk
dianalisa seperti : densitas (Kehitaman), variasi densitas (kekontrasan),
dan sensitifitas.

Kualitas dari gambar dipengaruhi oleh intensitas sinar-X, ketebalan


benda uji dan karakteristik dari film. Kemudian dari film yang
dihasilkan diproses (dicuci menggunakan developer, fixer, dan

47
dikeringkan) dan cacat dari benda uji dapat terlihat sebagai daerah yang
lebih hitam. Selanjutnya film diletakan didalam layar illuminasi
sehingga gambar dapat di uji dan baca. Faktor yang perlu diperhatikan
pada sumber radiasi adalah dimensi sumber (focal Spot), energy (Kv
untuk X-ray ; energi spesifik radionuklida untuk gamma ray), Intensitas
(mA dan Kv untuk X-ray ; aktivitas radionuklida untuk gamma ray),
khusus untuk gamma-ray atau radioisotop perlu diingat waktu
paruhnya.

(a)

Gambar III.1 Bagian-bagian dari Exposure kontainer dari gamma source projector

a. Prinsip Kerja Alat


1). Gamma Kamera

Zat radioaktif (Ir-192,Se-75 dll) disaat tidak dipergunakan


berada ditengah-tengah dalam kamera (pada posisi Kritis/leher
bebek), dan kunci pengaman dalam posisi terkunci. Prinsip
kerja Kamera Radiografi adalah dengan cara mengeluarkan
Zat Radioaktif dari posisi kritis/leher bebek di dalam kamera
radiografi dengan cara memutar alat kendali jarak jauh (Drive
Control Unit, yang disambung pada posisi belakang kamera
radiografi) searah dengan arah jarum jam ke ujung “Guide
Tube” dengan menggunakan “Source Cable” melalui pintu
pada bagian depan kamera radiografi.

48
Gamma Source Source Projector Source Projector Pistol Grip Kolimator
Projector Tech_ops Sentinel Sumber sumber Se-75 Control Unit
Sumber Ir-192 Ir-192

Gambar III. 2 Bagian-bagian Pesawat Gamma kamera

2). Pesawat sinar-X

Pesawat sinar-X teridiri atas tiga bagian penting yaitu tabung


sinar-X, High Tension (HT) kabel sepanjang minimal 20 meter
yang terhubung dari kontrol panel ke tabung dan X-ray
Kontrol panel. Pada tabung sinar-X, elektron yang berasal dari
filamen dipercepat oleh tegangan tinggi dari ujung katoda
menuju anoda. Kemudian pada anoda terjadi tumbukan antara
elektron dengan target. Hasil dari tumbukan tersebut dihasilkan
sinar-X bremsstrahlung dan sinar-X karakteristik. Energy
listrik yang dapat dirubah menjadi sinar-X 99% -nya menjadi
energi panas dan hanya 1% menjadi energi sinar-X. Pada
umumnya sinar-X yang digunakan pada radiografi adalah energi
sinar-X bremsstrahlung , karena sifat energi dan spektrum yang
dihasilkan kontinyu. Sinar-X karakteristik tidak populer
digunakan, karena energinya kecil dan sifatnya tidak kontinyu.

49
Tabung X-ray

Kabel High Tension


Panel Kontrol (HT)

3). Gamma Crawler

Sebuah alat radiograph yang sangat efektif dan portable,


bergerak dengan menggunakan sistem remote kontrol yang
digunakan dalam uji keretakan (NDT) pada sambungan pipa-
pipa di on-shore dan off-shore. Gamma crawler dilengkapi
dengan detektor untuk menangkap sumber kontrol diluar pipa,
sebagai alat positioning stop and go pada crawler tersebut dalam
memposisikan letak crawler dari dalam pipa sehingga tepat pada
sambungan pipa yang akan diradiasi. Film radiograph
dipasangkan diluar pipa mengelilingi sambungan dan sumber
dari crawler meradiasi keseluruh diameter sambungan (Prinsip
Panoramic) dari dalam pipa. Gamma crawler menggunakan
sumber Ir-192, selenium-75 sebagai sumber radiasi yang akan
disinarkan. Ukuran pipa mempengaruhi bentuk crawler yang
akan digunakan, untuk pipa diameter 6-18 inchi menggunakan
crawler yg lebih kecil dan untuk pipa diameter 18-60 inchi
digunakan tipe crawler yang lebih besar. Lihat gambar III.3
dibawah ini.

50
Gambar III.3 Penggunaan Crawler untuk radiografi pada pipa-pipa on shore di Industri

Gambar III.4 Blok diagram pesawat Crawler yang menggunakan sumber gamma atau
X-ray

b. Sistem Keselamatan alat.


• Pengukuran laju paparan permukaan kamera dalam keadaan
baik (tidak terdeteksi adanya kebocoran)
¾ pada jarak 5 cm dari permukaan :
paparan maksimal : 50 mRem/jam.
paparan rata-rata : 20 mRem/jam.

¾ pada jarak 1 meter dari permukaan :


paparan maksimal : 10 mRem/jam.
paparan rata-rata : 2 mRem/jam.

51
Ketentuan yang berlaku untuk batasan dosis bagi pekerja radiasi
dan masyarakat sekitar tempat kerja

• Pemakaian peralatan proteksi radiasi yang sesuai, penyiapan


tanda radiasi, tali kuning .
• Peralatan penunjang pelaksanaan radiografi, krank kabel,
kontrol kabel, guide tube, kolimator dll
• Safety Lock Projector, kunci pengaman sekaligus pelindung
bagian belakang sumber.
• Safety Control Connector (control connector), bagian
pengontrol yang digunakan pada drive control unit
dihubungkan dengan projector atau kamera.
• Selector Assembly (selector ring ASM, lock mech.), bagian
kunci belakang untuk memastikan sumber dalam keadaan
aman (locking), atau pada saat penyambungan (connecting)
dengan drive control ataupun operasi (operate) dimana posisi
sumber didalam kamera siap untuk digunakan. Tiga posisi
operasi pada peralatan adalah: LOCK, CONNECT, OPERATE.
• Drive Control Units (crank cable), peralatan yang digunakan
pekerja radiasi mendorong sumber keluar dari dalam kamera,
serta merupakan alat sistem keselamatan untuk menjaga jarak
antara pekerja radiasi dengan sumber yang digunakan.
• Source Guide Tubes, alat penyambung bagian depan kamera
yang berfungsi mengarahkan sumber pada operasi.
• Source-stop (end stop/snout), metal penutup pada guide tube,
yang mana berfungsi untuk menghetikan sumber pada saat
dioperasikan atau didorong, sehingga pusat keberadaan
sumber dapat diketahui.
• Source Changers (conection cable), peralatan penyambung
yang digunakan pada saat penggantian sumber, peralatan ini
sering juga digunakan pada saat operasi, yaitu dengan
menghubungkan antara kamera dengan guide tubes.
• Go No Go Gauge, digunakan untuk memeriksa drive cable
connector yang ada didalam drive control unit, juga digunakan

52
untuk memeriksa lubang penghubung pada sumber. Dengan
kata lain berfungsi untuk mengukur tingkat kehausan pada
drive cable connector dan female slot pada pig tail sumber.

Aspek Keselamatan bekerja Bidang Radiografi

Untuk menjamin adanya proteksi radiasi bagi pekeja dan


masyarakat yang berada disekitar pekerjaan radiografi, perlu
difahami prosedur kerja dan mengerti serta mematuhi ketentuan
keselamatan kerja yang harus dipenuhi dalam melaksanakan tugas
yang menjadi tanggung jawab pekerja radiasi. Ketentuan
keselamatan radiografi industri tertuang dalam SK Ka. BAPETEN
No. 08/Ka-Bapeten/V-99.

Dengan melaksanakan prosedur dan ketentuan yang telah


digariskan pemahaman prinsip proteksi radiasi harus menjadi
penekanan dan penggunaan peralatan harus didayagunakan secara
optimal dengan harapan pengaruh radiasi pengion yang
menimbulkan efek negative terhadap manusia tidak terjadi, hal ini
merupakan target yang diinginkan dalam bekerja dengan radiasi.
Untuk mencapai sasaran yang ini, pekerja radiasi perlu mengerti
pengetahuan praktis seluk beluk peralatan dan perlengkapan yang
digunakan dalam pekerjaan lapangan. Pada tulisan ini akan dibahas
secara singkat / praktis peralatan dan perlengkapan radiografi serta
peralatan proteksi radiasi yang diperlukan.

Dalam melaksanakan pekerjaan radiografi, aman dan tidaknya suatu


daerah dari bahaya radiasi tergantung oleh jenis radiasi, kekuatan
sumber radiasi dan penahan radiasi atau kolimator yang digunakan
serta jarak penyinaran ke sasaran.

53
Peralatan dan perlengkapan radiografi yang terkait dengan proteksi
radiasi meliputi :
o Sumber Radiasi (kamera Gamma atau pesawat sinar-X)
o Surveymeter
o Monitor radiasi perorangan
o Wadah dan tempat penyimpanan sumber

B. GAUGING
1. Teknik Gauging Dalam Industri

Proses industri yang ekonomis memerlukan pengontrolan yang cepat,


tepat, dan kadang-kadang secara kontinyu terhadap berbagai besaran
seperti tebal, kepadatan, laju aliran, dan komposisi material yang
diproses. Salah satu jenis sistem kontrol yang memanfaatkan aplikasi
teknik nuklir adalah nuclear gauge. Nuclear gauge adalah sistem
peralatan (terdiri atas sumber radiasi dan detektor radiasi) yang
memanfaatkan sifat-sifat unik radiasi pengion untuk pengontrolan
proses dan kualitas produk. Perlu diketahui bahwa data yang diperoleh
dari detektor akan diteruskan ke sistem komputasi yang terkoneksi
secara integral dengan sistem kontrol.

Penerapan teknik nuklir dalam proses kontrol mempunyai beberapa


kelebihan dibanding dengan teknik lainnya, antara lain :
- sumber radioaktif dapat dipilih sesuai dengan sifat bahan yang
diukur
- tidak merusak, tidak ada kontak, dan tidak meninggalkan bekas
pada bahan
- pengukuran cepat dan dapat dipercaya
- sesuai untuk bahan kimia yang berbahaya atau bahan yang
bertemperatur ekstrim.

Secara garis besar, ada 5 jenis penggunaan utama teknik gauging di


bidang industri, yaitu :

54
a. Thickness gauging
Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut :
Bila suatu bahan setebal x ditempatkan segaris di antara sumber
radiasi dan detektor, maka berkurangnya intensitas radiasi setelah
menembus bahan dinyatakan dalam :
I = Io . e –µx ……………………(III.1)
I = intensitas radiasi setelah menembus bahan
Io = intensitas radiasi sebelum menembus bahan
µ = koefisien atenuasi bahan (di tabel) dan x = tebal bahan
Jadi bila I dan Io dapat diukur, maka tebal bahan dapat ditentukan,
misalnya dalam pengukuran tebal kertas, plastik, karet, dll.

b. Level gauging (photon switching)


Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut :
Sinar-X atau gamma ditransmisikan dari suatu sisi kontainer atau
vessel, lalu diukur oleh detektor yang berada pada sisi yang
berlawanan. Kadang-kadang, sumber radiasi berada di dalam vesel
sedangkan detektor di bagian luar vesel. Intensitas radiasi yang
mencapai detektor ditentukan oleh ketinggian cairan dalam vesel.
Bila permukaan cairan atau padatan berada di atas garis sumber-
detektor, maka radiasi tertahan sehingga jumlah cacah pada detektor
berkurang, demikian juga sebaliknya. Jadi, ketinggian permukaan
cairan atau padatan dapat tetap dipertahankan pada level tertentu.

High level
detector

Low level
detector

Gambar III.5. Level gauge

55
c. Density gauging

Untuk mengukur densitas, persamaan (III.1) dapat diubah menjadi :


I = Io e –(µ/ρ) ρx ……………………(III.2)
(µ/ρ)
: koefisisen atenuasi massa (di tabel)
Cara pengukurannya sama seperti pada thickness gauging.

Source
Shutter Control

Shielding
Detector Material
Flow Shutter (open)

Gambar III.6. Pengukuran laju aliran material

Gambar III.7. Density gauge

56
d. Neutron moisture gauging

Pada teknik ini, neutron yang dihasilkan dari sumber neutron cepat
241
(biasanya Am-Be) diperlambat karena tumbukan dengan
hidrogen dan kemudian mengalami hamburan balik. Jumlah neutron
lambat yang ditangkap detektor sebanding dengan kadar air dalam
sampel yang dianalisa.

Gambar III.8. Moisture/density gauge

Gambar III.9. Portable moisture/density gauge

57
e. Teknik gauging transmisi (beta dan foton)

Jenis sumber radiasi :


Pm-147, Am-241, Kr-85, Tl-204, Sr/Y-90, Cs-137, sinar-X
tegangan medium. (aktivitas sumber beta biasanya sekitar 40 MBq -
40 GBq, sedangkan untuk sumber gamma sekitar 0,4 GBq - 40
GBq)

Prinsip kerja :
Sampel diletakkan di antara detektor dan sumber radiasi. Berkas
radiasi ditransmisikan melalui sampel dan diukur intensitas
keluarannya oleh detektor. Intensitas radiasi yang diserap oleh
sampel dapat menyatakan ketebalan atau densitas sampel tersebut.

Detector

Product on conveyor belt

Source

Gambar III.10. Prinsip kerja gauging transmisi

Kegunaan :
1) Gauging transmisi beta
- Pengukuran tebal plastik, kertas, lembaran logam yang tipis,
karet, tekstil.
- Penentuan kadar tembakau dalam rokok
- Pengukuran kadar debu dan polutan pada sampel kertas
filter

58
2) Gauging transmisi foton
- Pengukuran ketebalan plastik, lembaran logam, gelas, karet,
dll. pada rentang ketebalan yang terlalu besar untuk gauging
beta
- Pemonitoran laju aliran massa material pada konveyor atau
pipa
- Pengukuran densitas tulang untuk diagnosis oesteoporosis
- Untuk level gauge

Tabel III.2. Jenis aplikasi gauging transmisi


Sumber Radiasi Jenis Aplikasi
Pm-147 (beta) Densitas kertas

Tl—204 (beta) Ketebalan kertas, karet, dan tekstil

Kr-85 (beta) Ketebalan cardboard

Sr/Y-90 (beta) Ketebalan logam tipis; ketebalan tembakau


dalam rokok

Sinar-X Ketebalan baja sampai 20 mm; level cairan


dalam kaleng

Am-241 (gamma) Ketebalan baja sampai 10 mm; isi botol

Cs-137 (gamma) Ketebalan baja sampai 100 mm; isi


pipa/tangki

Co-60 (gamma) Isi tungku pembuat arang; isi tempat


pembakaran batu bata

f. Teknik gauging hamburan balik

Prinsip kerja :
Detektor dan sumber radiasi berada pada sisi yang sama terhadap
sampel. sumber radiasi diletakkan di depan jendela detektor. Berkas
radiasi yang dihambur-balikkan oleh sampel akan diukur
intensitasnya oleh detektor, yang mana besaran ini dapat
menyatakan ketebalan dan/atau nomor atom sampel tersebut.

59
Source
Detector

Shutter

Material
Gambar III.11. Backscatter gauge

Teknik hamburan balik banyak dimanfaatkan untuk mengukur tebal


lapisan dan pengukuran kadar air dengan neutron. Gauging
hamburan balik dengan gamma atau sinar-X lebih sensitif terhadap
unsur-unsur ringan, misalnya karbon, dibanding gauging transmisi
dengan radiasi yang sama.

Gambar III.13. Backscatter gauge

1). Hamburan balik beta

Jenis sumber radiasi :


Pm-147, Kr-85, Tl-204, Sr/Y-90 (aktivitas biasanya 40-200
MBq)

60
Kegunaan :
- Pengukuran ketebalan sampel yang tipis, baik itu plastik,
kertas, karet, dll.
- Penentuan ketebalan lapis pada suatu bahan (dengan syarat
harus ada perbedaan densitas atau nomor atom dari bahan
pelapis dengan material yang dilapisi)

2). Hamburan balik gamma

Jenis sumber radiasi :


Pu-238, Am-241, Cs-137 (aktivitas di atas 100 GBq)

Kegunaan :
- Penentuan ketebalan alloy yang ringan, plastik, gelas, karet,
dll. (pada ketebalan di luar rentang pengukuran dengan
sumber beta)
- Pengukuran ketebalan dinding pipa, tangki, vessel proses,
dll.
- Pengukuran kadar abu dalam batubara

Gauging hamburan balik dengan gamma atau sinar-X lebih


sensitif terhadap unsur-unsur bernomor atom rendah, misalnya
karbon, dibanding gauging transmisi dengan radiasi yang sama.

Tabel III.3. Jenis aplikasi gauging hamburan balik

Sumber Radiasi Jenis Aplikasi

Pm-147 (beta) Ketebalan kertas; lapisan logam tipis

Tl-204 (beta) Ketebalan karet tipis dan tekstil

Sr/Y-90 (beta) Ketebalan plastik, karet, gelas, dan


alloy ringan yang tipis

Am-241 (gamma) Ketebalan gelas sampai 10 mm dan

61
plastik 30 mm

Cs-137 (gamma) Ketebalan gelas lebih dari 20mm;


densitas batu/batubara

Am-241/Be Deteksi hidrokarbon dalam batuan

Kenyataan memang menunjukkan bahwa pemanfaatan teknik gauging di


bidang industri sangat luas dan beragam baik dari jenis industrinya maupun
lokasinya yang tersebar hampir di seluruh Indonesia.

2. Sistem Keselamatan peralatan Gauging

Berikut ini beberapa komponen sistem keselamatan pada penggunaan


nuclear gauge, antara lain yaitu :

a. Housing sumber radiasi

Zat radioaktif yang digunakan sebagai sumber radiasi didesain


sebagai sumber tertutup dan diletakkan di dalam housing. Housing
biasanya terbuat dari timbal karena berfungsi sebagai perisai yang
diharapkan akan mengurangi paparan radiasi di bagian luar housing
menjadi maksimal sebesar 7,5 µSv/jam. Bentuk housing didesain
seperti kolimator yang akan mengarahkan berkas radiasi menjadi
berkas utama ke satu arah tertentu yaitu ke arah detektor. Hal ini
untuk menghindari pancaran radiasi ke segala arah selain ke arah
materi yang diukur. Di bagian luar housing diberi label yang berisi
data tentang sumber radiasi berupa nama unsurnya, aktivitas dan
tanggal saat aktivitas itu diukur, serta nomor serinya. Housing dan
semua komponen keselamatan lainnya sebaiknya mencantumkan
tanda bahaya radiasi.

62
b. Shutter

Umumnya shutter dirancang secara otomatis akan menutup jika


tidak ada material yang akan diukur dan terbuka jika ada material
yang akan diukur. Jadi shutter berfungsi sebagai perisai yang akan
mencegah paparan langsung berkas radiasi utama ke arah manusia.
Pada shutter tsb. harus diberi tanda yang jelas apakah shutter dalam
posisi terbuka atau tertutup.

c. Dosimeter

Fungsi dosimeter adalah untuk memonitor laju dosis di area sekitar


nuclear gauge (controlled area). Dosimeter juga berfungsi untuk
memastikan apakah shutter benar-benar dalam kondisi tertutup atau
tidak sebelum melakukan tindakan lebih lanjut seperti melepas alat
gauging dari tempat install-nya untuk diperbaiki.

d. Perisai lokal

Partikel beta bila diserap oleh material berat di sekitarnya akan


menghasilkan radiasi sinar-X bremsstrahlung. Oleh karena itu,
untuk gauging yang memakai sumber pemancar beta, harus diberi
perisai lokal untuk menyerap sinar-X bremsstrahlung tsb. Biasanya,
perisai lokal ini di-interlock dengan shutter sehingga jika perisai
terbuka maka shutter akan menutup, demikian juga sebaliknya.

e. Guide plates

Untuk mencegah akses langsung terhadap berkas radiasi utama,


baik transmisi maupun hamburan balik, bahan yang akan diukur
biasanya bergerak di antara 2 kepingan pelat sejajar yang dikenal
dengan istilah “guide plates”.

63
f. Tanda-tanda peringatan radiasi di sekitar area pengawasan

Tanda-tanda peringatan ini penting untuk mencegah kerusakan


portable gauge di lapangan akibat kendaraan berat atau alat-alat
mekanik lainnya dikarenakan ketidaktahuan adanya alat gauging di
tempat tsb. Untuk portable gauge biasanya sulit untuk memasang
shutter yang di-interlock dengan housing sehingga operator harus
lebih berhati-hati jangan sampai terkena paparan radiasi langsung
dari sumber radiasi.

C. ANALISIS

Penggunaan teknik analisis dengan sistem nuklir di bidang industri


dimaksudkan untuk menganalisis komposisi material, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif, dengan presisi tinggi dan tidak merusak (non
destructive analysis). Sistem ini memungkinkan pengontrolan yang tepat
terhadap kualitas dan kuantitas produk sehingga diharapkan kualitas
dijamin konstan dan penghamburan bahan baku dapat dihindarkan.

Berikut ini beberapa jenis teknik analisis yang dapat digunakan.


1 Sinar-X Fluoresensi (XRF)

Jenis sumber radiasi :


Fe-55, Pu-238, Pm-147, Am-241, Cd-109, Gd-153, Co-57, H-3
(aktivitas zat radioaktif antara 200 MBq-40 GBq), pesawat sinar-X.

Prinsip kerja :
Bahan yang diirradiasi dengan foton (gamma atau sinar-X) berenergi
rendah dapat menghasilkan hamburan balik foton. Foton akan
mengionisasi atom-atom tertentu sehingga atom-atom mengemisikan
sinar-X fluoresensi dengan energi karakteristik. Sinar-X fluoresen lalu
dianalisis spektrumnya untuk diketahui tingkat-tingkat energinya yang
mana tingkat-tingkat energi tsb. identik dengan unsur-unsur tertentu
dalam sampel. Intensitas sinar-X dengan energi tertentu merupakan

64
ukuran kuantitatif unsur tertentu dalam sampel yang dianalisis. Selain
itu, intensitas sinar-X dapat pula menginformasikan ketebalan sampel.

Kegunaan :
- Pengukuran ketebalan lapisan plastik pada logam
- Pengukuran ketebalan lapisan logam pada logam lain, dengan syarat
kedua logam tersebut memiliki perbedaan nomor atom yang kecil.
Contoh : Sn dan Zn pada logam besi, logam mulia pada logam Cu

- Analisis kimia rutin dalam pengawasan produksi


- Analisis unsur-unsur kelumit dalam sampel
- Analisis bijih logam di tempat-tempat penambangan
- Analisis unsur-unsur pokok dalam logam campuran
- Analisis kandungan unsur dalam semen

Gambar III.14. Pengukuran ketebalan lapisan plastik

Sistem Keselamatan :
Karena menggunakan foton yang berenergi rendah, maka sistem
proteksinya relatif mudah, yaitu dengan menggunakan kontainer/perisai
yang tepat. Akan tetapi, dalam sistem keselamatannya tetap perlu
diprioritaskan pencegahan terjadinya paparan foton tersebut secara
langsung terhadap manusia. Caranya ialah dengan memakai shutter,
yang mana shutter akan menutup bila zat radioaktif sedang tidak
digunakan. Biasanya mekanisme shutter didesain secara otomatis
sehingga shutter hanya terbuka bila ada bahan yang akan dianalisis dan
akan tertutup bila tidak ada bahan yang dianalisis. Indikasi membuka
dan menutupnya shutter juga harus terbaca dengan jelas sehingga akan

65
memudahkan siapa saja yang akan mendekati lokasi peralatan analisis,
misalnya para petugas maintenance. Pemeliharaan yang rutin terhadap
peralatan analisis (detektor, zat radioaktif atau tabung sinar-X, shutter,
dll.) diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada alat-alat
tersebut yang berpotensi untuk menimbulkan kecelakaan radiasi.

2. Tangkapan Elektron

Jenis sumber radiasi :


Ni-63, tritium

Prinsip kerja :
Gas yang akan dianalisis dialirkan dari kolom kromatografi ke kamar
ionisasi yang di dalamnya terdapat sumber beta energi rendah. Arus
ionisasi akan berkurang jika ada unsur tertentu dalam gas yang
memiliki afinitas elektron tinggi yang akan menangkap elektron.

Kegunaan : Pengukuran pestisida yang terhalogenisasi (10-12 g) dan


aplikasi-aplikasi pada detektor eksplosif.

Sistem Keselamatan :
a. Sumber pemancar beta yang digunakan adalah sumber terbuka
sehingga ada kemungkinan terbawanya sejumlah kecil zat radioaktif
dan terakumulasi di bagian outlet kamar ionisasi. Pemonitoran dan
pembersihan secara rutin dapat mencegah terjadinya kontaminasi
sampai level yang signifikan.
b. Bila memakai sumber Tritium, temperatur di mana sumber tsb.
digunakan harus dibatasi untuk mencegah pelepasan gas Tritium
secara berlebihan.

66
D. LOGGING
1. Dasar-Dasar Logging

Logging atau Well logging adalah teknik yang digunakan dalam


industri perminyakan dan gas untuk merekam sifat-sifat batuan dalam
kulit bumi sebagai sarana untuk menemukan zona hidrokarbon dalam
formasi batuan dibawah lapisan kulit bumi.

Ketika Sinar gamma , sinar-X atau neutron berinteraksi dengan susunan


dari material, maka mereka akan kehilangan energi dan akan
dibelokkan dari jalur semula. Bahkan pada banyak kejadian, energinya
diserap secara keseluruhan oleh susunan dari material tersebut.
Fenomena dasar inilah yang dijadikan dasar kegiatan logging, hal ini
dikarenakan setiap lapisan batuan di dalam kerak bumi mempunyai
nilai serap yang berbeda-beda terhadap energi, sehingga formasi batuan
yang ada di dalam kerak bumi dapat diketahui melalui mekanisme ini.

Logging dipakai untuk :


a. Untuk mengetahui perbandingan lapisan minyak dengan air di suatu
kedalaman tertentu di dalam bumi.
b. Untuk pemeriksaan tingkat kepadatan tanah di suatu lokasi yang
akan dijadikan sebagai pondasi suatu bangunan yang akan
dikonstruksi. Contoh landasan pesawat terbang, gedung bertingkat
dan sebagainya

Kegiatan Logging dimulai dengan menurunkan peralatan logging ke


dalam sumur minyak menuju dasar sumur untuk menentukan batuan
yang terdapat dalam formasi dan memberikan perkiraan dimana
terdapatnya daerah yang mengandung minyak dan gas. Peralatan
Logging dikembangkan selama bertahun-tahun pada dasarnya untuk
menentukan adanya kandungan hidrokarbon di dalam pori-pori
batuan dengan mengukur sifat-sifat kelistrikannya, akustik maupun
radioaktif dari batu-batuan atau fluida di dalam kerak bumi.
Logging, atau kegiatan merekam zona batu-batuan / minyak dimulai

67
ketika peralatan logging yang terbawah ditarik keatas menuju mulut
lubang. Data yang dihasilkan ditempatkan dalam sebuah catatan
'Well Log'. Well logging biasanya dilakukan ketika pengeboran
telah selesai dilakukan, yang dapat mencakup kedalaman 300 m
hingga 8000 m bahkan lebih.

Sumber-sumber radiasi yang digunakan

Aplikasi nuklir dapat diklasifikasikan menurut jenis sumber nuklir


yang dipakai. Ada 3 macam sumber yang dipakai :
a. Radiasi sinar gamma
b. Radiasi X ray atau radiasi sinar gamma rendah
c. Radiasi netron primer

Secara komersial sumber-sumber radioisotop tersebut harus


ditempatkan dalam kapsul yang tahan secara kimiawi (Non
Corrosive Material). Pemilihan sumber harus sesuai dengan aplikasi
yang akan dilakukan.

a. Sumber sinar gamma

Kebanyakan sumber sinar gamma yang digunakan tidak


terdapat dialam karena mereka mempunyai waktu paruh yang
sangat pendek. Sumber sinar gamma dibuat secara artifisial,
biasanya lewat irradiasi dalam reaktor nuklir.

68
Tabel III.4. Sumber Sinar Gamma
Isotope Simbol Waktu paruh Energi (keV)
137
Caesium – 137 Cs 30 tahun 662
133
Barium – 133 Ba 10,4 tahun 384, 356, 276, 81
60
Cobalt – 60 Co 5.26 tahun 1332, 1173
22
Natrium (Sodium) – 22 Na 2.6 tahun 1275, 511
54
Manganese – 54 Mn 312 hari 835
75
Selenium – 75 Se 120 hari 401, 280, 265, 136
88
Yttrium – 88 Y 107 hari 1836, 898
192
Iridium – 192 Ir 74 hari 468, 316, 308, 396

Gambar III.15. Sumber radiasi 137Cs

Gambar III.15. Sumber radiasi tertutup 241Am-Be

b. Sumber netron dari reaksi foton-netron

Contohnya adalah dengan melakukan penembakan terhadap


9
netron terakhir (last neutron) pada atom Be yang hanya
memiliki energi ikatan sebesar 1.67 MeV, dengan sinar gamma
dengan energi 1.67 MeV atau lebih.

69
c. Sumber-sumber fisi

252
Cf merupakan sumber fisi yang biasa dipakai karena mampu
meancarkan netron secara spontan. Netron yang dikeluarkan
mempunyai energi rata-rata sekitar 2.3 MeV.

d. Generator netron

Radiasi netron yang lebih kuat dapat dihasilkan dengan


membombardir target dengan partikel bermuatan yang
dihasilkan dari akselerator Van de Graff atau dari siklotron.

Reaksinya adalah sebagai berikut :


2
H + 2 H Æ 3 He + n
(disebut D-D reaction, energi netron yang dihasilkan 2.6 MeV)
2
H + 3 H Æ 4 He + n
(disebut D-T reaction, energi netron yang dihasilkan 14 MeV)

Netron generator terdiri dari sumber ion yang menghasilkan gas


Deuterium terionisasi dan target yang mengandung deuterium
atau tritium (lihat reaksi). Deuterium diakselerasi dengan
menggunakan tegangan tinggi 100-200 keV. Keuntungan dari
generator netron adalah:
1) Dapat menghasilkan fluks netron berenergi tunggal yang
intensif dan
2) Dapat dibentuk menjadi pulsa-pulsa jika dibutuhkan
sehingga lebih fleksibel
3) Dapat dimatikan jika tidak dipakai

Namun juga memiliki kerugian, yaitu :


1) Membutuhkan peralatan elektronik yang sangat canggih
2) Harganya mahal

70
3) Life time nya pendek atau terbatas (kisaran beberapa ratus
hingga beberapa ribu jam operasi, tergantung desain tabung
dan komponen lain)
4) Output netronnya tidak sestabil dari sumber isotopik

e. Sumber netron lain

Sumber netron yang lain dapat pula diperoleh misalnya dari


teras reaktor nuklir.

Peralatan Logging dan Tekniknya


Ada 4 macam teknik Nuclear logging,
1) Teknik Pengukuran Gamma
Teknik ini mengukur dan mengidentifikasi sinar gamma yang
dikeluarkan radionuklida yang terbentuk secara alamiah dalam
batuan untuk membantu membedakan serpihan yang terkandung
dalam batu-batuan sedimen dan membantu identifikasi adanya
minyak. Hasil logging menunjukkan kandungan dari Uranium,
Thorium dan Potasium dalam batuan.
2) Neutron-neutron logging
241
Teknik yang mambutuhkan sumber radioaktif Am-Be atau
Pu-Be hingga beberapa ratus Giga Becquerel dalam sebuah alat
yang mampu mengeluarkan 4-5 MeV neutron.
3) Gamma-gamma logging
Teknik yang mengggunakan peralatan yang disebut peralatan
Gamma-gamma. Alat tersebut memeiliki dua detektor dan
137
sumber radioaktif Cs. Biasanya dengan kekuatan 75 GBq.
Jumlah gamma yang dipantul-balikkan dari susunan batuan
membawa informasi densitas dan porositas yang merupakan
indikator berharga tentang adanya gas alam.
4) Neutron-gamma logging
Teknik yang menggunakan peralatan yang menyimpan linier
akselerator mini. Alat itu mengandung beberapa ratus
GigaBecquerel atom tritium (3H), yang merupakan penghasil

71
partikel beta berenergi sangat rendah. Ketika tegangan tinggi
(biasanya 80 KV) dialirkan pada peralatan ini, akan terjadi
akselerasi atom-atom deuterium (2H) yang akan membombardir
target Tritium dan menghasilkan sejumlah besar neutron yang
berenergi sangat tinggi yang berbentuk pulsa selama beberapa
mikrosekon. Kemudian beberapa nuklida menjadi radioaktif
ketika ditumbuk oleh flux neutron ini, dan peluruhan radioaktif
dari nuklida dalam beberapa milisekon berikutnya dapat
dimonitor ketika proses tersebut diulang-ulang dalam jumlah
besar. Baik radiasi gamma yang dikeluarkan maupun ketika
atom-atom yang teraktivasi meluruh atau karakteristik neutron
termal yang meluruh diukur untuk mengidentifikasi spesi atom
teraktivasi.

Marking

Kegiatan pengeboran minyak, kedalaman sumur yang telah dibor


perlu diberikan penanda tiap selang kedalamannya untuk
menunjukkan kedalaman tertentu telah dicapai. Marking atau
penandaan ini menggunakan zat radio aktif seperti Co-60 dengan
aktifitas rendah yaitu 50 kBq.

Operasi Well logging

Kegiatan well logging berdasarkan pengoperasiannya dibedakan


menjadi dua, yaitu:

1. Kegiatan Well logging Drill-to-stop

Kegiatan well logging yang memerlukan segala kegiatan


pengeboran dihentikan dan bagian-bagian peralatan pengeboran
harus dipindahkan untuk menyediakan akses terhadap lubang

72
sumur. Peralatan well loging kemudian diturunkan ke dalam
sumur guna memperoleh data.

Gambar III.16. Kegiatan Well logging Drill-to-stop

Pada sistem logging yang menggunakan sistem wireline, kabel


pembor pertama kali harus diangkat dari sumur dan kabel yang
digunakan untuk logging (yang merupakan peralatan-peralatan
logging yang disambung secara seri) kemudian dimasukkan ke
dasar sumur dengan menggunakan kabel yang akan membawa
sinyal data pengukuran ke atas permukaan kemudian akan
direkam dalam sebuah catatan. Ketika peralatan logging
wireline ini secara perlahan-lahan diangkat, pencatatan terhadap
parameter yang diukur vs kedalaman akan dilakukan.

2. Measurement While Drilling

Kegiatan logging dapat pula dilakukan pada saat pengeboran


sedang dilakukan, kegiatan ini disebut sebagai Measurement
While Drilling (MWD). MWD tidak memerlukan pemindahan
batang pemboran maupun peralatan lainnya dari sumur bor.
MWD memerlukan beberapa sumber radioaktif yang
ditempatkan diatas batang pemboran, guna menghimpun
informasi lewat komunikasi telemetri lumpur.

Sistem “Logging-while-Drilling” atau “Measurement-While-


Drilling” menghindari kegiatan mengangkat kabel pembor

73
terlebih dahulu dengan menggabungkan peralatan loggingnya
dalam alat pembor dalam pipa yang terkoil. Sinyal dikirimkan
ke permukaan menggunakan perangkat-perangkat telemetri
positive “mudpulse”. Peralatan yang diletakan pada mulut sumur
menerjemahkan mud pulse dan mencatat data-data tersebut.

Gambar III.17. Measurement While Drilling

Aspek Keselamatan

Sumber radioaktif yang digunakan dalam logging memiliki aktifitas


yang tinggi sehingga diperlukan pengamanan terhadap sumber
tersebut agar tidak mengakibatkan terjadinya sesuatu yang tidak
diinginkan.

Berikut disajikan gambar-gambar yang menyangkut pengamanan


terhadap sumber untuk logging.

Sumber radioaktif yang dipakai untuk kegiatan well logging harus


diberikan kapsul pengaman yang mengamankan zat radioaktif. Hal
ini dilakukan untuk mencegah keluarnya radiasi dari zat radioaktif
yang dikandungnya. Kapsul dideasin secara khusus untuk mencegah
terjadinya kebocoran dari materi yang mengandung zat radio aktif.

Sumber Individual disimpan dalam pembungkus berperisai


individual yang dimasukkan dalam container pengangkut besar.

74
Gambar III.17. Sumber netron

Perisai yang terdapat dalam pembungkus individual di desain untuk


mengurangi tingkat radiasi hingga ke ambang yang diijinkan untuk
tujuan transportasi. Namun laju dosis yang berada di luar overpack
pada gambar diatas jauh lebih rendah dari pada yang disyaratkan
oleh peraturan pengangkutan.

Gambar III.18. Sumber gamma

75
E. TEKNIK PERUNUT RADIOISOTOP

1 Prinsip Kerja

Pada prinsipnya teknik perunut radioisotop dilakukan dengan cara


menandai bagian dari sistem dengan zat radioaktif. Zat penanda radioaktif
dideteksi dengan detektor untuk melacak keberadaannya atau mengukur
aktifitasnya untuk menentukan analisis secara kuantitatif. Syarat-syarat zat
perunut radioaktif adalah:
1. Memiliki sifat-sifat yang sama dengan zat yang akan dianalisis.
2. Mudah dideteksi pada konsentrasi rendah.
3. Injeksi, deteksi dan/atau pengambilan sampel tidak mengganggu
sistem.
4. Konsentrasi residu zat perunut tidak membahayakan sistem.

Pemilihan zat perunut berdasarkan pertimbangan sifat-sifat zat perunut


seperti: waktu paruh, aktivitas specifik, tipe dan energi radiasi yang
dipancarkan, sifat kimia dan sifat fisika.
Pengambangan teknologi perunut radioisotop telah banyak berkembang di
berbagai pemanfaatan industri, diantaranya: menentukan pola aliran fluida,
laju aliran, efisiensi filtrasi, homogenitas campuran, transport material,
perubahan phase, menentukan kebocoran pipa, penyumbatan pipa, keausan
mesin, laju korosi dan lain-lain.

Berikut beberapa contoh pemanfaatan teknologi perunut radioisotop:

a. Pengukuran keausan mesin

Teknologi ini sangat berguna untuk mengatahui keausan mesin secara


real-time. Dengan cara ini dapat menganalisis keausan mesin sebagai
fungsi kecepatan mesin, beban mesin dan waktu penggunaan.
Teknologi ini dapat pula dipakai untuk mengukur kualitas oli mesin,
dimana kualitas oli mesin yang baik adalah oli mesin yang dapat

76
memberikan kadar keausan yang sangat kecil. Salah satu keunggulan
teknologi ini adalah selain dapat mengetahui data secara real time, data
keausan mesin dapat pula diperoleh dalam jangka waktu yang singkat,
hal tersebut disebabkan sensitivitas teknologi ini yang dapat mengukur
aktivitas zat perunut dalam jumlah yang sangat kecil.

Teknologi ini dapat juga dipakai untuk mengukur keausan komponen-


komponen lain seperti pompa, injektor bahan bakar, transmisi dan lain-
lain. Sebagai contoh, pada pengukuran keausan ring piston dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Ring piston diaktivasi dengan fluks netron di dalam reaktor nuklir.
- Ring piston akan berubah menjadi zat radioaktif.
- Ring piston dipasangkan pada mesin.
- Pada saat mesin dijalankan, ring piston (radioaktif) akan megalami
keausan dan zat radioaktif akan tercampur dengan oli mesin. Oli mesin
disirkulasikan melewati detektor, dengan demikian aktifitas radiasi
akan sebanding dengan jumlah keausan ring piston (lihat gambar V-1)

b. Memisahkan aliran minyak

Teknologi perunut zat radioaktif sangat berguna untuk memisahkan


aliran minyak di dalam pipa minyak (biasanya memiliki panjang
puluhan kilometer) yang terdapat beberapa meter di dalam tanah.

Minyak A

Permukaan
tanah
detektor

Minyak A Minyak B Minyak B

Kartup
Zat radioaktif dihubungkan
dengan detektor

Gambar V-3: perunut pada pipa minyak

77
- Katup dihubungkan ke detektor, pada saat zat radioaktif terdeteksi
maka secara otomatis katup menutup dan minyak A mengalir ke
pipa atas.

c. Menentukan letak penyumbatan pipa air

Gambar III.19. Penentuan penyumbatan pipa

Sumber radioaktif Au-198 ditempelkan pada suatu alat kecil dinamakan


plumber snake yang dapat bergerak menelusuri alat pipa di dalam
beton. Snake akan terhenti di posisi pipa yang mengalami
penyumbatan. Detektor digunakan untuk mendeteksi pergerakan snake
di dalam pipa. Dengan cara ini tukang pipa dapat menentukan posisi
pipa didalam beton dan posisi penyumbatan pipa sehingga dapat
meminimalisir pembongkaran beton pada gedung.

Teknologi sejenis ini digunakan pula di berbagai pemanfaatan, sebagai


contoh kasus, teknologi ini digunakan untuk menentukan letak
penyumbatan pada pipa Aviation Turbo Fuel (ATF) dengan panjang 17
km yang membentang dari pabrik penyulingan minyak sampai dengan
tangki penyimpanan minyak di Bombay Airport. Dengan menggunakan
sumber tertutup pemancar gamma beraktifitas 100µCi – 1mCi (contoh
60 137
Co dan Ir), sumber tersebut dipasang pada snake dan diletakkan
didalam pipa, kemudian didorong dengan tekanan air atau gas.

78
Pergerakan snake di monitor sepanjang pipa dengan detektor gamma
dan letak penyumbatan dapat dengan cepat diketahui tanpa
mengeluarkan banyak biaya.

d. Menentukan lokasi kebocoran pada pipa minyak


1) Pig methoda
Metoda ini biasanya dipakai untuk menentukan letak kebocoran
pipa minyak di bawah tanah dengan ukuran pipa yang pigable
(cukup besar sehingga dapat dilewati oleh pig = suatu perangkat
yang dapat menelusuri pipa dengan membawa serta sebuah
detektor). Biasanya ukuran pipa berdiameter diatas 20 cm.
a) saluran pipa yang dicurigai mengalami kebocoran diisolasi
dengan menggunakan jumper di kedua ujung pipa minyak
(Biasanya saluran pipa yang dicurigai mengalami kebocoran
bisa mencapai beberapa kilometer).
60
b) Tanah diatas kedua ujung pipa digali untuk meletakkan Co
(berfungsi sebagai marker) diatas permukaan luar pipa minyak.
Jarak diantara kedua marker diukur dan dicatat.
c) Minyak dalam pipa dikosongkan dan diganti dengan air.
d) Zat perunut 82Br dalam bentuk NH4Br disuntikan ke dalam pipa
dengan tekanan air dalam pipa dijaga pada kondisi operasi
normal.
e) Zat perunut bercampur air akan keluar dari bocoran pipa dan
meresap di tanah sekitar bocoran pipa.
f) Kemudian pipa dikosongkan dan dibersihkan/dibilas dengan air
sampai aktifitas dalam pipa kembali mendekati tingkat radiasi
background.
g) Pig berisi/membawa detektor dimasukkan ke dalam pipa dan
digerakkan menelisuri pipa minyak dengan kecepatan konstan.
h) Detektor (dilengkapi dengan timer) akan merekam tingkat
radiasi dalam pipa sebagai fungsi waktu
i) karena kecepatan pig konstan, maka waktu yang terekam
sebanding dengan panjang pipa sehingga dapat ditentukan
perkiraan letak bocoran pipa.

79
2). Metode Migrasi Zat Perunut
Metoda ini berguna pada penentuan kebocoran pada pipa dengan
ukuran kecil/nonpigable. Biasanya ukuran pipa < 20 cm.

Langkah kerja :
kebocoran
Lapisan tanah
1 2 3 4 5

Pipa diisi air

Pipa di buntu
Perunut
disuntikkan Lubang pendeteksian dengan
jarak antar pipa seragam
Gambar III.20. prinsip kerja penentuan kebocoran pipa

a) membuat lubang-lubang pada tanah diatas permukaan pipa pada


jarak antar pipa seragam.
b) salah satu bagian ujung pipa dibuntukan.
c) pipa diisi air dan diberi tekanan air pada kondisi operasi normal.
d) sejumlah zat perunut disuntikkan ke dalam air.
e) zat perunut akan bergerak dalam air menuju arah lubang bocor..
f) setiap lubang di deteksi dengan detektor untuk menentukan
kebocoran. Dari gambar terlihat letak kebocoran diantara lubang
3 dan 4 yang mana pada lubang 3 masih terukur aktivitas yang
signifikan sementara pada lubang 4 aktivitas tidak signifikan.

80
F. IRRADIATOR
1. Tipe-Tipe Irradiator

Irradiator adalah fasilitas untuk meng-irradiasi suatu bahan untuk


kepentingan tertentu, umumnya dengan dosis radiasi yang besar.
Irradiator digunakan untuk banyak tujuan, baik di bidang industri
maupun penelitian.

a. Sumber Radiasi

Berdasarkan jenis sumber radiasi yang digunakan, ada 2 tipe


irradiator, yaitu irradiator gamma dan irradiator dengan pemercepat
elektron. Irradiator gamma umumnya menggunakan sumber Co-60
dengan aktivitas 10-200 PBq (2,7.105-5,4.106 Ci). Selain Co-60,
terkadang dipakai juga sumber Cs-137. Adapun irradiator dengan
pemercepat elektron biasanya menggunakan elektron dengan energi
sampai 10 MeV.

b. Sistem penyimpanan sumber radiasi

Berdasarkan sistem penyimpanan sumber radiasi, fasilitas irradiator


dibagi menjadi fasilitas irradiator kering dan fasilitas irradiator
basah. Fasilitas irradiator basah yaitu sistem tempat penyimpanan
sumber radiasi dalam kolam berisi air. Apabila sumber radiasi tidak
dipergunakan, akan disimpan di dalam kolam berisi air. Air ini
dimanfaatkan sebagai pelindung yang selalu diawasi derajat
keasamannya yang dapat mempengaruhi adanya korosi dan
kemungkinan adanya kontaminasi.

Fasilitas irradiator kering yaitu fasilitas irradiator yang tempat


penyimpanannya mempergunakan logam atau bangunan untuk
sistem pengamanannya. Fasilitas irradiator kering ini sistem
penyimpanannya dapat terletak di bawah permukaan tanah dengan
mempergunakan alat pelindung tembok beton, dapat juga diatas

81
pemukaan tanah dengan menggunakan logam sebagai alat
pelindungnya, dan yang dipergunakan adalah timah hitam (Pb) atau
Uranium susut kadar.

c. Kategori irradiator

Dalam IAEA Safety Series No.107, ada 4 kategori fasilitas gamma


irradiator sesuai dengan desain fasilitas, khususnya adanya pintu
akses dan perisai sumber radiasi :

Kategori 1, irradiator dengan sumber terbungkus seluruhnya berada


di dalam tempat penyimpanan kering (kontainer) yang terbuat dari
material-material padat, sumber tersebut berada di dalam kontainer
tersebut sepanjang waktu dan akses orang ke sumber tersebut dan
ruangan irradiasi tidak dimungkinkan secara fisik.

Gambar III.21. Irradiator gamma kategori 1

Kategori 2, fasilitas irradiator dengan sistem pengawasan untuk


setiap orang yang masuk ke dalam ruang irradiasi, sumber
terbungkus disimpan dalam kontainer padat, apabila tidak
dipergunakan sumber berada dalam kontainer tersebut, bila hendak
dipergunakan sumber akan keluar dangan dioperasikan melalui
panel kontrol di ruang kontrol.

82
Gambar III.22. Irradiator gamma kategori 2

Kategori 3, fasilitas irradiator dengan sumber terbungkusnya berada


di dalam kolam berisi air sehingga tidak dilindungi lagi. Sumber
radiasi tersebut selamanya berada dalam air. Jika hendak melakukan
radiasi suatu bahan, bahan tersebut dengan kontainernya harus
dimasukkan ke dalam kolam.

Gambar III.23. Irradiator gamma kategori III

Kategori 4, fasilitas irradiator dengan sumber terbungkusnya berada


di dalam kolam air. Pada fasilitas ini sistem pengawasan bagi

83
orang-orang yang memasuki ruangan tersebut sangat diperhatikan.
Sumber tersebut akan berada dalam air apabila tidak dipergunakan
dan akan keluar dari kolam air apabila akan dipergunakan untuk
radiasi dengan suatu sistem kontrol dari ruang operator (control
room).

Gambar III.24. Irradiator gamma kategori IV

Adapun irradiator berkas elektron terdiri dari 2 kategori :

Kategori 1, suatu unit yang terkungkung secara keseluruhan dengan


interlock sistem dan orang tidak masuk ke dalamnya dikarenakan
rapat konfigurasi pelindung.

84
Gambar III.25. Irradiator berkas elektron kategori I

Kategori 2, suatu unit yang diletakkan dalam ruangan yang


merupakan pelindung, dan dijaga agar tidak ada orang yang masuk
dengan menggunakan sistem interlock.

Gambar VII.6. Irradiator berkas elektron kategori II

d. Sistem penyinaran sampel

Berdasarkan sistem penyinaran sampel, irradiator dibagi atas 2 tipe,


tipe batch dan tipe kontinyu. Irradiator tipe batch yaitu irradiator
yang melakukan penyinaran sampel setelah sampel tersusun dengan

85
baik. Pada waktu penyusunan sampel, sumber berada dalam tempat
penyinaran, apabila penyusunan sampel telah selesai maka sumber
akan keluar dari tempat penyinaran dan melakukan penyinaran.
Irradiator tipe kontinyu yaitu irradiator yang melakukan penyinaran
sampel pada saat sumber berada di atas kolam. Penyinaran ini dapat
terus berjalan pada saat yang bersamaan keluarnya sumber dan
berpindahnya sampel yang diradiasi terus menerus berdasarkan
waktu tertentu.

B. Irradiator di Indonesia
1. Irradiator gamma
a. Irradiator gamma cell (kategori I)
Irradiator gamma cell adalah irradiator Co-60 yang berperisai
langsung dari wadahnya, dengan volume irradiasi yang terbatas.
Irradiator ini ada di P3TIR Pasar Jumat, yaitu Gamma Cell 220 dan
Gamma Chamber 4000. Aktivitas sumber untuk Gamma Cell 220
adalah 10.697 Ci (1 Maret 1968), sedangkan untuk Gamma
Chamber 4000 adalah 10.980 Ci ( Maret 1982).
b. Irradiator Gamma IRPASENA (kategori II)
Fasilitas Irradiator Panoramik Serbaguna (IRPASENA) ada di
P3TIR Pasar Jumat, dibangun tahun 1978. Sumber radiasi yang
digunakan adalah Co-60 dengan kapasitas 100 kCi.
c. Irradiator gamma penyimpanan basah / sistem kolam (kategori IV)
Di Indonesia, kategori ini terdapat di P3TIR yang disebut IRKA
(Irradiator Karet Alam) dan di Indogama.
1) IRKA
Sumber yang dipakai adalah Co-60 dengan aktivitas maksimum
yang mampu dibebankan ke dalam fasilitas ini adalah 450 Ci.
Kapasitas produk 1500 kg dengan sistem batch yang
dioperasikan secara manual.
2) Irradiator gamma Indogama
Sumber yang dipakai adalah Co-60 dengan aktivitas maksimum
yang mampu dibebankan adalah 6 MCi.

86
2. Irradiator berkas elektron
a. Irradiator berkas elektron berperisai terintegrasi dengan sistem
interlock (kategori I)
1) Irradiator berkas elektron 300 EPS 300 keV
Irradiator berkas elektron 300 keV, 50 mA tipe EPS (Electron
Processing System) dibangun pada 1 Juli 1984 di P3TIR Batan
Pasar Jumat. Irradiator ini dimanfaatkan untuk pelapisan
permukaan kayu lapis, permukaan logam, penelitian dosimetri
berkas elektron energi rendah, dll.
2) Irradiator berkas elektron CURETRON
Fasilitas CURETRON tipe EBC 300-500 berada di lokasi pabrik
ban PT Bridgestone Tire Indonesia, tepatnya pada salah satu
line proses yaitu BSIN-KTEX/SR Calendar Train.
3) Irradiator berkas elektron 350 keV, 20 mA
Fasilitas ini dimiliki oleh P3TM Batan Yogyakarta, yang
dimanfaatkan untuk penelitian dan pengembangan jasa irradiasi
untuk produk industri dan Agro industri.
b. Irradiator berkas elektron dengan sistem interlock pada ruang
irradiasinya (kat. II)
Fasilitas irradiator berkas elektron yang termasuk dalam kategori ini
adalah Irradiator berkas elektron GJ-2 di P3TIR.

Aspek/ Sistem Keselamatan


1. Irradiator dengan sistem penyimpanan kering
a. Kriteria keselamatan sumber
Sumber gamma tertutup yang digunakan harus mempunyai
sertifikasi .

b. Kendali masukan ruang irradiasi


Setiap masukan ke dalam ruang irradiasi untuk irradiator kategori II
dan IV harus tersedia pintu atau penghalang fisik untuk mencegah
masuknya orang secara tak terduga ke ruang irradiasi jika sumber
sedang dalam proses penyinaran atau tidak dalam posisi aman
(dalam perisai). Pintu tsb. harus terkunci oleh kunci yang sama yang

87
digunakan untuk mengeluarkan sumber dari posisi amannya atau
untuk menaikkan tegangan dalam hal irradiator berkas elektron.

c. Proteksi kebakaran
Ruang irradiasi harus dilengkapi dengan detektor panas dan
detektor asap yang akan mengkatifkan alarm sehingga petugas
dapat segera mencari bantuan. Pada saat yang bersamaan, sumber
secara otomatis kembali ke posisi aman.

d. Monitor radiasi
Monitor radiasi yang berfungsi untuk mendeteksi paparan yang
berlebihan di ruang irradiasi harus bisa terlihat di akses pintu masuk
oleh personil yang akan masuk. Monitor radiasi juga dipasang di
pintu keluaran produk untuk mendeteksi zat radioaktif yang lepas
dan terbawa keluar oleh pembawa produk (conveyor). Monitor ini
dilengkapi dengan alarm audio dan dipasang interlock dengan
kendali irradiator sehingga jika radiasi pada pintu keluran produk
melebihi batas yang ditentukan, konveyor akan berhenti dan sumber
secara otomatis terkungkung. Alarm yang berbunyi akan
mengingatkan petugas untuk menanggulangi sumber yang terlepas
tsb.

e. Kendali penggerak sumber


Hanya ada 1 kunci untuk mengeluarkan sumber dari dalam perisai.
Sistem kunci harus didesain sedemikian rupa sehingga tidak dapat
dipindahkan/diambil saat sumber berada pada posisi penyinaran.

Rak sumber dan mekanisme penggerak sumber harus diproteksi


dengan perisai atau pengarah untuk mencegah kemungkinan
tumbukan atara produk /pembawa produk dengan rak.

f. Perisai radiasi
Bahaya radiasi yang harus diwaspadai adalah radiasi sekunder pada
fasilitas irradiasi berkas elektron. Radiasi sekunder tsb berupa sinar-
X yang dihasilkan saat elektron berinteraksi dengan bahan-nahan di
sekitarnya. Struktur perisai untuk irradiator berkas elektron
disarankan menggunakan bahan bernomor atom rendah.

88
2. Irradiator dengan sistem penyimpanan basah
a. Integritas kolam
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengungkung
kolam, yaitu :

1) harus kedap air dan didesain untuk menjaga air agar selalu ada
pada segala kondisi supaya dapat mengurangi kemungkinan
bocornya air yang terkontaminasi dan berkurangnya fungsi air
sebagai perisai.
2) Tahan karat
3) Mampu menyangga alat transporatsi wadah sumber yang
digunakan selama pemindahan sumber tanpa mengganggu
integritas kolam.
Semua komponen tetap dalam kolam harus terbuat dari material
tahan korosi karena hasil korosi dapat mempengaruhi integritas
sumber. Kolam harus didesain dapat didekontaminasi dalam hal
terjadi kebocoran sumber ke kolam.

b. Kontrol level air


Suatu kontrol level air otomatis harus tersedia dan terlihat untuk
menjaga agar air selalu berada pada level yang ditentukan. Peralatan
meter harus dipasang pada jalur sistem penambah air untuk
menunjukkan adanya perubahan dalam pengisian air yang
disebabkan oleh kebocoran kolam. Peralatan untuk mengaktifkan
sinyal audio dan sinyal yang dapat dilihat pada daerah pengendalian
jika level air berada 30 cm di bawah kondisi norma harus tersedia.

c. Pemantauan kualitas air


Kolam harus dilengkapi dengan sistem pemantauan kualitas air
untuk :

1) menghindari masuknya pengotor ke dalam sistem air (seperti


penyebab ionisasi, material pembersih, material korosif, atau
produk irradiasi yang jatuh ke dalam air)
2) menjaga tingkat konduktansi air agar < 1000 µS/m2.
Konduktansi harus dijaga konstan untuk mengurangi

89
kemungkinan meningkatnya temperatur air akibat
meningkatnya konduktansi. Hal ini juga akan mengurangi
kerusakan peralatan listrik, kotak produk, dan sistem
penempatan produk yang disebabkan tingginya tingkat
kelembaban.
3) Penghalang fisik, seperti rel dan atau penutup metal harus
dipasang untuk melindungi personil dari kecelakaan jatuh ke
kolam. Penghalang tsb. harus dapat dipindahkan selama
perbaikan/servis.

90
DAFTAR PUSTAKA

1. International Atomic Energy Agency, Safety Series No. 102,


Recommendations for the Safe Use and Regulation of Radiation Sources in
Industry, Medicine, Research, and Teaching, IAEA, Vienna (1990).

2. International Atomic Energy Agency. Practical Radiation Safety Manual,


Manual on Nuclear Gauge, IAEA, Vienna (1992).

3. International Atomic Energy Agency. Practical Radiation Safety Manual,


Manual on Self-Contained Gamma Irradiators (Categories I and III),
IAEA, Vienna (1993).

4. Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Penyuluhan Peraturan Perundangan


Keselamatan Nuklir, Jakarta (2002).

5. http://www.spwla.org/about/logging-history.pdf

6. International Atomic Energy Agency, Technical Report Series No. 393,


Nuclear Geophysics and its Applications, IAEA, Vienna (1999).

7. International Atomic Energy Agency, Safety Report Series No. 34,


Radiation Protection and the Management of Radioactive Waste in the Oil
and Gas Industry, IAEA, Vienna (2003).

8. Ir. Sudaryo, Aplikasi Teknik Nuklir, BAPETEN dan BATAN, Yogyakarta,


(2004).

9. International Atomic Energy Agency, Technical Report Series No. 31,


Guidebook on Radioisotope Tracers in In Industry, IAEA, Vienna (1990)

10. Studi Penyusunan Konsep Peraturan untuk Keselamatan Radiasi Fasilitas


Iradiator dan Lingkungan. Jurusan Fisika, Fakultas MIFA, UGM,
Yogyakarta, 2004.

11. Laporan Analisis Keselamatan PT. Summi Rubber, 2004.

12. Laporan Analisis Keselamatan Pusat Penelitian dan Pengembangan


Teknologi Maju – BATAN, 2004.

13. Radiation Protection, Health & Savety Environment Division, Bakerhuges.

91

Anda mungkin juga menyukai