Isu Isu Investasi
Isu Isu Investasi
Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM, Wisnu Wijaya
Soedibjo menjelaskan, dua faktor utama tersebut adalah kondisi ekonomi global dan nilai
tukar rupiah.
"Satu, secara makro, perekonomian dunia harus membaik juga, kedua faktor nilai tukar yang
harus kurang lebihnya mestinya harus di bawah 15.000 per dolar AS," kata Wisnu saat
ditemui di kantornya, Selasa (25/9/2018).
Wisnu menjelaskan faktor nilai tukar rupiah sangat mempengaruhi sebab meski
menguntungkan bagi sebagian pihak, yang dirugikan juga cukup banyak.
"Bayangkan saja dari 13.800 per dolar AS ke 15.000 per dolar AS itu buat sebagian memang
sebagian bidang usaha atau pengusaha diuntungkan, tapi sebagian juga dirugikan," ujarnya.
Meski rupiah terdepresiasi saat ini dinilai menguntungka bagi para eskportir namun jika
kondisi ini berlangsung lama mereka akan terkena dampak negatif juga. Sebab, ada bahan
baku yang masih harus diimpor.
"Cuma kalau lebih banyak kursnya terus meningkat terus lama-lama biarpun yang eksportir
akan kena dampaknya juga karena kan eksportir juga sebagian entah itu 10 persen, 5 persen
atau bahkan 90 persen bahan bakunya impor, tetap akan kena juga imbasnya. Jadi memang
tidak boleh naik terlalu tinggi," terangnya.
Wisnu mencontohkan, sektor industri yang saat ini tengah menjerit di tengah pelemahan
Rupiah adalah industri farmasi.
"Yang dirugikan ya industri yang banyak menggunakan bahan baku impor. Yang banyak
bahan baku impor itu kan industri farmasi, rata-rata dia 80 sampai 90 persen bahan bakunya
masih impor. Kemudian industri elektronika mungkin akan terkena dampak," ungkapnya.
Intergasi Kebijakan
Sementara itu, faktor lain yang dapat mendorong iklim investasi adalah integrasi kebijakan
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
"Dan yang berikutnya adalah faktor dari kebijakan supaya kebijakan pereknomoian yang
dicanangkan, yang ditetapkan oleh pemerintah pusat diikuti juga oleh pemerintah daerah
dengan lebih terintegratif," tutupnya.
"Kita tidak bisa hanya berharap, berdoa semoga tidak ada gangguan global. Semoga
permintaan ekspor kita meningkat. Doa itu penting, tapi strategi, effort tidak kalah penting,"
ujar dia pada Kamis 23 Agustus 2018.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang meningkat di kuartal II 2018, menurut dia tidak
bisa dijadikan penyokong utama pertumbuhan ekonomi nasional.
"Ketika BPS bilang pertumbuhan konsumsi di atas 5 persen kita semua lega. Satu karena kita
menganggap daya beli masyarakat sudah pulih, kedua karena memberi dampak ke
pertumbuhan ekonomi total," kata dia.
Dia mengatakan, bila menilik negara berkembang lainnya, seperti China, investasi yang
tumbuh baik akan memberikan dampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi.
"Sebenarnya jawabannya di investasi. Sebenarnya sudah agak membaik di triwulan III tahun
lalu 7 persen. Data terakhir kembali lagi di kisaran 5 persen," ujar dia.
"China rata-rata di atas 10 tahun berturut-turut tumbuh dua digit. Apa ini karena orang China
gila-gilaan konsumsi, enggak juga. Yang gila-gilaan satu ekspor. Kedua investasi mereka luar
biasa. Ini pentingnya kita membuat strategi investasi," imbuhnya.
Meskipun demikian, untuk menyusun strategi investasi yang moncer diperlukan dukungan
data yang baik. Pemerintah tidak salah dalam mengambil kebijakan.
Sumber: Merdeka.com
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3652089/rupiah-harus-di-bawah-15000-per-dolar-as-
biar-iklim-investasi-cerah
"Dalam perdagangan kan kalau kita beli emas. Emas yang kita dapat, ini bukan," ujar
Tongam saat berbincang dengan wartawan di Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jakarta,
Jumat (7/9/2018).
Salah satu entitas yang terpantau melakukan aktivitas ini adalah PT Aurum Karya Indonesia
di akun Tokopedia.
Perusahaan tersebut pun telah diperingatkan oleh OJK untuk menghentikan kegiatan sebelum
mendapat izin dari OJK dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappetti).
"Prinsipnya kan harusnya cash and carry. Nah ini barangnya tidak ada. Kami sudah diskusi,
Aurum harus izin di Bappepti. Karena dia lakukan kegiatan perdagangan. Jadi dia harus
hentikan dulu kegiatannya. Menurut mereka sudah 20 kg Gold dalam emas digital," jelasnya.
Investasi Kecil
Tongam menambahkan, investasi emas secara online ini pun cukup unik. Sebab, masyarakat
diiming-imingi hanya mencicil pembayaran emas dan pada waktunya nanti dijanjikan dapat
melakukan penjualan kembali apabila harganya naik.
"Memang kecil-kecil Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu untuk beli emas tapi emasnya tidak dalam
bentu fisik tapi digital. Artinya dengan Rp 10 ribu saya punya 0,001 gram yang pada saatnya
naik bisa saya jual. Tapi ini belum pasti karena itu tadi, tidak ada barangnya," jelasnya.
Sumber: Merdeka.com
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3639175/ojk-hati-hati-dengan-investasi-emas-online
7 September 2018