Anda di halaman 1dari 6

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNGARAN

NO. ............... TAHUN 2018

TENTANG
KEBIJAKAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNGARAN

Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 142 Peraturan Internal


(Hospital By Laws) Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran, perlu
menetapkan Kebijakan Komite Etik Rumah Sakit.

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 755/MENKES/PER/IV/2011
tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit;
6. Anggaran Dasar Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia;

7.Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh


Indonesia;
8. Surat Keputusan Kongres PERSI VI, tentang pengesahan
berlakunya Kode Etik Rumah Sakit Indonesia, 1993;
9. Surat Keputusan Kongres PERSI VIII, tentang perbaikan dan
penyempurnaan KODERSI, 2000;
10. Surat Keputusan Kongres IX , tentang Tata Tertib Organisasi, 2003;
11. Surat Keputusan Kongres PERSI X, tentang perubahan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PERSI, 2006;
12. Hasil Rapat Kerja PERSI di Balikpapan, 2008;
13. Surat Keputusan Kongres PERSI XI 2009;

MEMUTUSKAN:

1
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM UNGARAN
TENTANG KEBIJAKAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini, yang dimaksud dengan:
1. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten
Semarang.
2. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten
Semarang.
3. Insan perumahsakitan adalah mereka (baik tenaga profesional maupun non-
profesional) yang terlibat dalam kegiatan penyelenggaraan dan pengelolaan
rumah sakit.
4. Kode Etik Rumah Sakit Indonesia atau disingkat KODERSI adalah rangkuman
nilai-nilai dan norma-norma moral yang telah dikodifikasi menjadi norma etika
oleh PERSI sebagai organisasi profesi bidang perumahsakitan di Indonesia.
5. Komite Etik Rumah Sakit (KERS) yang selanjutnya disebut komite adalah suatu
perangkat organisasi non struktural yang dibentuk di rumah sakit untuk
membantu pimpinan rumah sakit dalam melaksanakan Kode Etik Rumah Sakit
Indonesia (KODERSI).
6. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) adalah organisasi yang
menghimpun dan mewakili rumah-rumah sakit di Indonesia
7. Majelis Kehormatan Etik Rumah Sakit Indonesia (MAKERSI) adalah suatu
badan otonom PERSI yang dibentuk secara khusus di tingkat Pusat dan Daerah
untuk mengawal pelaksanaan KODERSI.

BAB II
Asas dan Tujuan
Pasal 2
Kebijakan tentang komite disusun dengan berlandaskan azas:
a. kepastian;
b. keadilan;
c. profesionalisme;
d. iktikat baik (utmost of good faith);
e. keseimbangan;
f. penghormatan terhadap martabat manusia; dan
g. penghormatan terhadap hak asasi manusia dan hak-hak lainnya.

Pasal 3
Tujuan dibentuknya komite adalah untuk membantu Direktur dalam melaksanakan
tugas-tugas pengawalan terhadap kinerja rumah sakit agar sesuai dengan Kode Etik
Rumah Sakit (KODERSI) yang ditetapkan oleh PERSI.

2
BAB III
PEMBENTUKAN
Pasal 4
(1) Komite dibentuk oleh Direktur dengan mempertimbangkan masukan dari Komite
Medis, Komite Keperawatan, dan unsur-unsur lain dalam rumah sakit yang
terkait dengan masalah etika perumahsakitan.
(2) Komite merupakan perangkat organisasi non-struktural yang kedudukannya
dibawah Direktur.
(3) Komite bertanggungjawab kepada Direktur mengenai pelaksanaan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya.

Pasal 5
(1) Struktur organisasi komite sekurang-kurangnya terdiri dari seorang Ketua,
seorang Wakil Ketua, seorang Sekretaris, dan beberapa anggota yang mewakili
berbagai profesi di rumah sakit dengan jumlah keseluruhannya paling banyak 7
(tujuh) orang.
(2) Dalam hal dipandang perlu dapat diangkat individu diluar rumah sakit sebagai
anggota komite.
(3) Ketua dan anggota komite dipilih dan diangkat oleh Direktur untuk selama masa
bakti 3 (tiga) tahun.
(4) Masa bakti komite adalah selama 3 (tiga) tahun.

Pasal 6
Syarat untuk dapat dipilih menjadi anggota komite adalah berjiwa Pancasila,
memiliki integritas, kredibilitas sosial dan profesional, serta memiliki kepedulian dan
kepekaan terhadap masalah sosial, lingkungan, dan kemanusiaan.

BAB IV
TUGAS, KEWAJIBAN, KEWENANGAN, DAN TANGGUNGJAWAB

Pasal 7
(1) Komite secara umum bertugas membantu pimpinan rumah sakit dalam
menerapkan Kode Etik Rumah Sakit (KODERSI) di rumah sakit, baik diminta
maupun tidak diminta.
(2) Komite secara khusus bertugas:
a. melakukan pembinaan insan perumahsakitan secara komprehensif dan
berkesinambungan, agar menghayati dan mengamalkan KODERSI sesuai
dengan peran dan tanggungjawab masing-masing di rumah sakit;
b. memberikan nasehat, saran, dan pertimbangan terhadap kebijakan atau
keputusan yang dibuat oleh pimpinan rumah sakit;
c. membuat pedoman pelaksanaan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang
terkait dengan etika perumahsakitan;
d. menangani masalah-masalah etika yang muncul dalam rumah sakit;

3
e. memberikan nasehat, saran, dan pertimbangan etik kepada pihak-pihak
yang membutuhkan;
f. membantu menyelesaikan perselisihan/ sengketa medis dan non-medis
yang terjadi di rumah sakit; dan
g. menyelenggarakan berbagai kegiatan yang dipandang perlu guna
membantu terwujudnya KODERSI di rumah sakit.
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a merupakan upaya
preventif, persuasif, edukatif, dan korektif terhadap kemungkinan terjadinya
penyimpangan atau pelanggaran KODERSI dan pembinaan tersebut dapat
dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, diskusi kasus, dan seminar.

Pasal 8
Komite dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip kerjasama,
koordinasi, dan sinkronisasi dengan Komite Medik serta struktur lain di rumah sakit
sesuai dengan tugas masing-masing.

Pasal 9
Komite wajib mematuhi semua peraturan rumah sakit serta bertanggungjawab
kepada pimpinan rumah sakit.

Pasal 10
(1) Komite wajib menyampaikan laporan berkala kepada Direktur minimal 2 (dua)
kali dalam setahun.
(2) Komite wajib memberikan laporan kepada MAKERSI Daerah mengenai
pelaksanaan KODERSI di rumah sakit , minimal 1 (satu) kali dalam setahun.
(3) Komite wajib melaporkan masalah etika yang serius atau yang tidak mampu
ditangani sendiri ke MAKERSI Daerah.

Pasal 11
Komite dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya berwenang:
a. menyusun rancangan tentang Kode Etik Rumah Sakit yang berlaku di rumah
sakit dengan mengacu pada KODERSI, pedoman, dan petunjuk teknis untuk
ditetapkan oleh Direktur;
b. melakukan pembahasan tentang berbagai isu moral dan etika yang berkaitan
dengan kinerja rumah sakit;
c. memanggil pihak-pihak terkait untuk mendapatkan klarifikasi mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan etika perumahsakitan;
d. memberikan rekomendasi kepada Direktur mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan etika perumahsakitan;
e. memberikan masukan dari aspek etika perumahsakitan dalam rangka
penyusunan berbagai peraturan yang akan diberlakukan di rumah sakit; dan

4
f. berkonsultasi dengan MAKERSI Daerah mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan etika.

BAB V
PELANGGARAN

Pasal 12
(1) Dalam hal ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika perumahsakitan oleh
individu yang bertindak untuk dan atas nama rumah sakit maka Direktur dapat
memerintahkan kepada komite untuk dilakukan penelitian dan pembinaan.
(2) Dalam hal pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
pelanggaran berat maka Direktur dapat menerapkan sanksi administratif
terhadap individu yang bersangutan.
(3) Dalam hal terdapat pelanggaran etika perumahsakitan oleh pihak lain, termasuk
oleh rumah sakit lain, terhadap rumah sakit maka Direktur dapat menindaklanjuti
atau melaporkannya kepada MAKERSI Daaerah untuk mendapatkan keadilan.

BAB VI
ANGGARAN KEUANGAN

Pasal 13
Anggaran keuangan untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas komite dibebankan
pada anggaran belanja rumah sakit, dan dimuat dalam RBA rumah sakit.

BAB VI
PENUTUP

Pasal 14
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan kepada Komite Etik Rumah Sakit
untuk mensosialisasikan serta menempatkannya dalam Perpustakaan Rumah Sakit.

5
Ditetapkan di .........................,
pada tanggal ................................

DIREKTUR,

SETYA PINARDI

Anda mungkin juga menyukai