Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen. Kompleksitas
sektor publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk perencanaan dan
pengendalian manajemen lebih bervariasi. Demikian juga bagi stekeholder sektor publik,
mereka membutuhkan informasi yang lebih bervariasi, handal, dan relevan untuk
pengambilan keputusan. Tugas dan tanggung jawab akuntan sektor publik adalah
menyediakan informasi baik untuk memenuhi kebutuhan internal organisasi maupun
kebutuhan pihak eksternal. Akuntansi sektor publik memiliki peran penting untuk
menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas
publik. Akuntansi dan laporan keuangan mengandung pengertian sebagai suatu proses
pengumpulan, pengolahan, dan pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk
pembuatan keputusan dan untuk menilai kinerja organisasi. Informasi keuangan bukan
merupakan tujuan akhir akuntansi sektor publik. Informasi keuangan berfungsi
memberikan dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi
merupakan alat untuk melaksanakan akuntabilitas sektor publik secara efektif, bukan
tujuan akhir sektor publik itu sendiri. Karena kebutuhan informasi di sektor publik lebih
bervariasi, maka informasi tidak terbatas pada informasi keuangan yang dihasilkan dari
sistem akuntansi organisasi. Informasi non-moneter seperti ukuran output pelayanan
harus juga dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Jelaskan Pokok-Pokok Keuangan Negara dan Daerah?
1.2.2. Apa Saja Regulasi Keuangan Negara dan Daerah?
1.2.3. Sebutkan Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah?
1.2.4. Bagaimana Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah?
1.2.5. Jelaskan Dana Non Budget dan Permasalahannya?

1
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah Akuntansi Sektor Publik mengenai Keuangan Negara dan
Daerah adalah untuk mengetahui:
1.3.1. Pokok-pokok Keuangan Negara dan Daerah
1.3.2. Regulasi Keuangan Negara dan Daerah
1.3.3. Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah
1.3.4. Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah
1.3.1. Dana Non Budget dan Permasalahannya

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pokok-Pokok Keuangan Negara dan Daerah


2.1.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan Negara
UU RI No. 17 Tahun 2003 Pasal 1 Tentang Keuangan Negara, Keuangan
Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang,
serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan
milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Ruang Lingkup Keuangan Negara meliputi:


a. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan
melakukan pinjaman
b. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan
negara dan membayar tagihan pihak ketiga
c. Penerimaan Negara
d. Pengeluaran Negara
e. Penerimaan Daerah
f. Pengeluaran Daerah
g. Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain
berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat
dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan
negara/ perusahaan daerah
h. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum
i. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang
diberikan pemerintah

3
Yang dimaksud dengan “kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan
menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah” meliputi kekayaan yang
dikelola oleh orang atau badan lain berdasarkan kebijakan pemerintah, yayasan-
yayasan di lingkungan kementerian negara/lembaga, atau perusahaan
negara/daerah.

2.1.2. Prinsip Keuangan Negara


Prinsip-prinsip Keuangan Negara adalah:
a. Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
b. APBN, perubahan APBN, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN setiap
tahun ditetapkan dengan undang-undang.
c. APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap
tahun ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
d. APBN/APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi, dan stabilisasi.
e. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban
Negara dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam
APBN.
f. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban
daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam
APBD.
g. Surplus penerimaan negara/daerah dapat digunakan untuk membiayai
pengeluaran negara/daerah tahun anggaran berikutnya.
h. Penggunaan surplus penerimaan negara/daerah sebagaimana dimaksud dalam
ayat (7) untuk membentuk dana cadangan atau penyertaan pada Perusahaan
Negara/Daerah harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari DPR/DPRD.

2.1.3. Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan Daerah


Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut.
4
Ruang Lingkup Keuangan Daerah meliputi:
a. Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan
pinjaman
b. Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan
membayar tagihan pihak ketiga
c. Penerimaan daerah
d. Pengeluaran daerah
e. Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat
berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah
f. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum

2.2. Regulasi Keuangan Negara dan Daerah


2.2.1. Regulasi Pengelolaan Keuangan Negara
Sebagai suatu negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan hukum, dan
menyelenggarakan pemerintahan negara berdasarkan konstitusi, sistem
pengelolaan keuangan negara harus didasarkan pada ketentuan perundang-
undangan yang berlaku sesuai dengan aturan pokok yang ditetapkan dalam
Undang-Undang Dasar 1945. Dalam rangka memenuhi kewajiban konstitusional
yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan sebagai upaya
menghilangkan penyimpangan terhadap keuangan negara serta guna mewujudkan
sistem pengelolaan keuangan negara yang berkesinambungan (sustainable),
profesional, terbuka, dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat, sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang
Dasar dan asas-asas umum yang berlaku secara universal dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara maka sejak tanggal 5 April 2003 telah diundangkan UU No.
17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Undang-Undang keuangan negara ini merupakan tonggak reformasi
pengelolaan keuangan negara di Indonesia, karena memberikan perubahan
mendasar dalam ketentuan keuangan negara, dimulai dari pengertian dan ruang
lingkup keuangan negara, asas-asas umum pengelolaan keuangan negara,
kedudukan Presiden sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara,
pendelegasian kekuasaan Presiden kepada Menteri Keuangan dan
5
Menteri/Pimpinan Lembaga, susunan APBN dan APBD, ketentuan mengenai
penyusunan dan penetapan APBN dan APBD, pengaturan hubungan keuangan
antara pemerintah pusat dan bank sentral, pemerintah daerah dan
pemerintah/lembaga asing, pengaturan hubungan keuangan antara pemerintah
dengan perusahaan negara, perusahaan daerah dan perusahaan swasta, dan badan
pengelola dana masyarakat, serta penetapan bentuk dan batas waktu penyampaian
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN dan APBD, termasuk telah
mengantisipasi perubahan standar akuntansi di lingkungan pemerintahan di
Indonesia yang mengacu kepada perkembangan standar akuntansi di lingkungan
pemerintahan secara internasional.
Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan dalam UU No. 17 Tahun 2003 dan UU No. 1 Tahun 2004
tersebut maka sejak tanggal 19 Juli 2004, diundangkan juga UU No. 15 Tahun
2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
UU No. 15 Tahun 2004 memberikan kejelasan posisi Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) sebagai badan pemeriksa keuangan negara yang bebas dan mandiri,
sebagaimana telah ditetapkan dalam Pasal 23E Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Dalam ketentuan UU No. 15 Tahun 2004 antara lain mengatur tentang lingkup
pemeriksaan, standar pemeriksaan, kebebasan dan kemandirian BPK dalam
pelaksanaan pemeriksaan, akses pemeriksa terhadap informasi, kewenangan untuk
mengevaluasi pengendalian intern, hasil pemeriksaan dan tindak lanjutnya dan
pengenaan ganti kerugian negara, termasuk sanksi pidana baik yang dapat
ditujukan kepada pihak yang diperiksa maupun pemeriksa. Inilah yang digunakan
sebagai pedoman ataupun landasan bagi BPK dalam melakukan pemeriksaan
pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, baik yang dikuasai atau
dikelola oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan Negara/Daerah,
maupun badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara.
Ketiga Undang-undang ini kemudian diistilahkan sebagai paket Undang-
undang di bidang Keuangan Negara menggantikan peraturan peninggalan jaman
kolonial yang masih digunakan sebelumnya, dan menjadi dasar pembentukan
Undang-Undang lainnya, dan Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden,
Peraturan Menteri, Peraturan Lembaga Tinggi Negara, serta Peraturan Daerah dan

6
Peraturan Kepala Daerah, terutama yang terkait dengan pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan negara, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah menjadi Undang-Undang, dan telah dirubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
c. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan sebagaimana telah digantikan dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah.
g. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah.
h. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (LPPD) kepada Pemerintah dan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
dan Informasi LPPD kepada Masyarakat.
i. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah.
j. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Laporan
Pertanggungjawaban Pemerintah.
k. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah.

7
l. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil
Pemerintah di Wilayah Provinsi.
m. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, dan diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
n. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 238/PMK.05/2011 tentang Pedoman
Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan (PUSAP).

Keberadaan regulasi atau peraturan perundang-undangan inilah yang menjadi


dasar dan pedoman dalam pengelolaan keuangan negara yang dilakukan oleh
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah agar dapat
dipertanggungjawabkan kepada rakyat sebagai pemberi amanat. Namun, khusus
untuk pengelolaan keuangan daerah maka harus dilengkapi dengan Peraturan
Daerah dan/atau Peraturan Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/ Walikota) yang akan
digunakan sebagai dasar pengelolaan keuangan daerah pada pemerintah daerah
yang bersangkutan.

2.2.2. Regulasi Pengelolaan Keuangan Daerah


a. UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
 Pengertian & Ruang Lingkup Keuangan Negara
 Penyusunan & Penetapan APBN & APBD
 Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat & Bank Sentral, Pemerintah
Daerah, Pemerintah/Lembaga Asing, Perusahaan Negara, Perusahaan
Daerah, Perusahaan Swasta, & Badan Pengelola Dana Masyarakat
 Pelaksanaan APBN & APBD
 Pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara

8
b. UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
 Pengertian, Ruang Lingkup, Asas Umum Perbendaharaan Negara
 Pejabat Perbendaharaan Negara
 Penerapan Kaidah Pengelolaan Keuangan yang Sehat di Lingkungan
Pemerintahan
 Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
 Penyelesaian Kerugian Negara
 Pengelolaan Keuangan BLU
c. UU No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab
Keuangan Negara
 Pengertian pemeriksaan & pemeriksa
 Lingkup pemeriksaan
 Standar Pemeriksaan
 Kebebasan & Kemandirian dalam pelaksanaan pemeriksaan
 Akses pemeriksa terhadap informasi
 Kewenangan untuk mengevaluasi Pengendalian Intern
 Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut
 Pengenaan ganti kerugian Negara
 Sanksi Pidana
d. UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
e. UU No. 32 & 33 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah
f. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
 Pembentukan Daerah dan Kawasan Khusus
 Pembagian Urusan Pemerintahan
 Pemerintahan Daerah
 Perangkat Daerah
 Keuangan Daerah
 PerDa dan PerKaDa
 Kepegawaian Daerah
 Pembinaan & Pengawasan
 Desa

9
g. UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat Dan Pemerintah Daerah
 Sumber-Sumber Pendanaan Pelaksanaan Pemerintah Daerah
 Pengelolaan Keuangan Daerah dan Sistem Informasi Keuangan Daerah
h. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah
 Penyusunan anggaran berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan berdasarkan capaian kinerja, indikator kinerja, analisis
standar belanja, standar satuan harga, dan standar pelayanan minimal.
 Standar satuan harga sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan
dengan keputusan kepala daerah.
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah
 APBD merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan
setiap tahun dengan Peraturan Daerah.
 APBD terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan.
 Pendapatan daerah berasal dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan,
dan lain-lain pendapatan yang sah.
 Belanja daerah dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja
j. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan Dan
Kinerja Instansi Pemerintah.

2.3. Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah


2.3.1. Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 mengatur tentang kekuasaan atas pengelolaan keuangan
negara dan daerah. Pemegang kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara adalah
sebagai berikut:
a. Presiden sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan Negara
b. Menteri Keuangan berperan sebagai pengelola fiscal dan wakil pemerintah dalam
kepemilikan kekayaan Negara yang dipisahkan
c. Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang

10
Tugas dan Wewenang Menteri Keuangan
Menteri Keuangan, dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan fiskal,
mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro
b. Menyusun rencana APBN dan rancangan perubahan APBN
c. Mengesyahkan dokumen pelaksanaan anggaran
d. Melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan
e. Melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah ditetapkan negara
yang telah ditetapkan dengan undang-undang
f. Melaksanakan fungsi bendahara umum Negara
g. Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN
h. Melaksanakan tugas-tugas lain di bidang pengelolaan fiskal berdasarkan
ketentuan undang-undang.

Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang:


a. Menetapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan anggaran Negara
b. Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran
c. Melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran Negara
d. Menetapkan sistem penerimaan dan pengeluaran kas Negara
e. Menunjuk bank dan/ atau lembaga keuangan lainnya dalam rangka pelaksanaan
penerimaan dan pengeluaran anggaran Negara
f. Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan
anggaran Negara
g. Menyimpan uang Negara
h. Menempatkan uang Negara dan mengelola/ menatausahakan investasi
i. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat Pengguna Anggaran
atas beban rekening kas umum Negara
j. Melakukan pinjaman dan memberikan jaminan atas nama pemerintah
k. Memberikan pinjaman atas nama pemerintah
l. Melakukan pengelolaan utang dan piutang Negara
m. Mengajukan rancangan peraturan pemerintah tentang standar akuntansi
pemerintahan
n. Melakukan penagihan piutang Negara
11
o. Menetapkan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan Negara
p. Menyajikan informasi keuangan Negara
q. Menetapkan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang
milik Negara
r. Menentukan nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah dalam rangka
pembayaran pajak
s. Menunjuk pejabat Kuasa Bendahara Umum Negara

Tugas dan Wewenang Menteri/ Pimpinan Lembaga


Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Menyusun rancangan anggaran kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya
b. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran
c. Melaksanakan anggaran kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya
d. Melaksanakan pemungutan penerimaan negara bukan pajak dan
menyetorkannya ke Kas Negara
e. Mengelola utang dan piutang negara yang menjadi tanggung jawab kementerian
negara/lembaga yang dipimpinnya
f. Mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya
g. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian negara/lembaga
yang dipimpinnya melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi tanggung jawab
berdasarkan ketentuan undang-undang
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi tanggung jawabnya berdasarkan
ketentuan undang-undang.

Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang


Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya, berwenang:
a. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran
b. Menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
c. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan Negara
d. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang
e. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja
f. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian dan perintah pembayaran

12
g. Menggunakan barang milik Negara
h. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik Negara
i. Mengawasi pelaksanaan anggaran
j. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan, Kementerian Negara//Lembaga yang
dipimpinnya.

2.3.2. Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah


Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut:
a. Kepala Daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
b. Sekretaris Daerah selaku coordinator pengelolaan keuangan daerah
c. Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku pejabat pengelola
keuangan daerah
d. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku pejabat Pengguna Anggaran/
Pengguna Barang Daerah

Tugas Sekretaris Daerah


Sekretaris Daerah selaku coordinator pengelola keuangan daerah mempunyai tugas
koordinasi di bidang:
a. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD
b. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang daerah
c. Penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD
d. Penyusunan Raperda APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD
e. Tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat pengawas keuangan daerah
f. Penyusunan Laporan Keuangan Daerah dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan
g. Memimpin Tim Anggaran Pemerintah Daerah
h. Menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD
i. Menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah
j. Memberikan persetujuan pengesahan DPA SKPD/DPPA SKPD
k. Melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangan daerah lainnya
berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah

13
Tugas dan Wewenang Pejabat Pengelola Keuangan Daerah:
Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBD
b. Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD
c. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah
d. Melaksanakan fungsi bendahara umum daerah (BUD)
e. Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD

PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang:


a. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD
b. Mengesahkan DPA SKPD/DPPA SKPD
c. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD
d. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran
kas daerah
e. Melaksanakan pemungutan pajak daerah
f. Menetapkan SPD
g. Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau
lembaga keuangan lainnya yang telah ditunjuk
h. Menyimpan uang daerah
i. Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan
investasi
j. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama
pemerintah daerah
k. Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah
l. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah
m. Menyajikan informasi keuangan daerah
n. Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang
milik daerah

14
Tugas dan Wewenang Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pejabat pengguna
anggaran/pengguna barang daerah mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Menyusun anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya
b. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran
c. Melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya
d. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak
e. Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab satuan kerja
perangkat daerah yang dipimpinnya
f. Mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab satuan
kerja perangkat daerah yang dipimpinnya
g. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah
yang dipimpinnya

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam melaksanakan tugasnya selaku


pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang berwenang:
a. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran
b. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran
belanja
c. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran
d. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak
e. Mengelola utang dan piutang
f. Menggunakan barang milik daerah
g. Mengawasi pelaksanaan anggaran
h. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah
yang dipimpinnya

2.4. Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah


Hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah terjadi dalam bentuk:
2.4.1. Pengalokasian transfer pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam bentuk
dana perimbangan yang terdiri atas dana bagi hasil pajak dan dana bagi hasil
sumber daya alam, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Otonomi
Khusus, dan Dana Penyesuaian.

15
2.4.2. Pemberian pinjaman dan/atau hibah oleh pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah atau sebaliknya dari pemerintah daerah kepada pemerintah pusat
2.4.3. Pemberian pinjaman/hibah/penyertaan modal oleh pemerintah pusat kepada
perusahaan daerah atau sebaliknya pemberian pinjaman/hibah oleh perusahaan
daerah kepada pemerintah pusat
2.4.4. Pemberian pinjaman/hibah oleh perusahaan Negara kepada pemerintah daerah

2.5. Dana Non Budget dan Permasalahannya


Paket UU keuangan Negara menghendaki keuangan Negara dikelola berdasarkan
prinsip keterpaduan anggaran (unified budget), transparan, akuntabel, berorientasi hasil,
professional, dan proporsional. Dengan demikian, semua keuangan Negara harus masuk
dalam APBN atau APBD. Dengan adanya 3 paket perundangan baru tentang keuangan
Negara yang menghendaki keterpaduan anggaran, anggaraan berbasis kinerja dan
penerapan kerangka pengeluaran jangka menengah (medium term expenditure
framework) maka tidak dibenarkan lagi adanya dana-dana non-budgeter yang diluar
mekanisme resmi APBN dan APBD. Dana non budget dapat berupa dana taktis atau
dana abadi (endowment fund) yang tidak dikelola dan dilaporkan melalui mekanisme tata
kelola keuangan Negara yang semestinya sebagaimana diatur dalam peraturan
perundangan. Sumber dan penggunaan dana non-budgeter rawan untuk dilakukan
korupsi yang menyebabkan kerugian keuangan Negara. Selain permasalahan dana non-
budgeter, juga terdapat permasalahan lain yang harus diatasi yaitu terkait dengan
penertiban keuangan Negara yang berada dalam rekening-rekening liar. Untuk mengatasi
permasalahan ini, penerapan kebijakan pembatasan rekening dan penggunaan rekening
tunggal (treasury single account-TSA) perlu dilakukan konsisten.

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan
milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Sedangkan,
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut.
Terdapat tiga paket peraturan perundangan di bidang keuangan Negara yang menjadi
tonggak penting reformasi manajemen keuangan Negara, yaitu UU No. 17 Tahun 2003,
UU No. 1 Tahun 2004, dan UU No. 15 Tahun 2005. Keuangan Negara tercermin dalam
APBN dan APBD.

17
DAFTAR PUSTAKA

Mahmudi. 2011. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: UII Pers.


http://www.kemenag.go.id/file/dokumen/UU172003.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai