Anda di halaman 1dari 17

PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN BIJIH NIKEL DAN FASILITAS

PENUNJANGNYA PT. KINLIN NICKEL INDUSTRY INDONESIA


DI DESA LALOWUA KECAMATAN PALANGGA SELATAN
KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Dokumen Kerangka Acuan

Dokumen Kerangka Acuan PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia sudah sesuai
dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, yang memuat:

BAB 1 PENDAHULUAN, berisi:


1.1 Latar Belakang
1.1.1 Persetujuan Prinsip
PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia secara prinsip dapat melakukan kegiatan
penambangan di daerah yang telah di tentukan berdasarkan keputusan dari pihak
yang berwenang dengan berbagai pertimbangan yang dlakukan.
1.1.2 Alasan Wajib Amdal
PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia melakukan studi Amdal karena kegiatan
yang dilakukan akan menimbulkan dampak pada lingkungan hidup.
1.1.3 Komisi Penilai
Dinilai Komisi Penilai Amdal (KPA) Provinsi Sulawesi Tenggara dengan
tujuan melihat kelengkapan administrasi dokumen Amdal, konsistensi penyusunan,
serta kedalaman studi Amdal yg dilakukan.

1.2 Tujuan Rencana Kegiatan


-Tujuan:
a. Mengambil manfaat potensi bijih nikel di tempat itu
b. Mendorong kapasitas produksi bijih nikel dalam negeri
c. Membuka lapangan pekerjaan
-Manfaat:
a. Berperan dalam penembangan perekonomian daerah
b. Menambah Pendapatan Asli Daerah
c. Memperoleh laba penjualan hasil produksi

1.3 Pelaksanaan Studi


1.3.1 Identitas Pemrakarsa
PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia sebagai penanggung jawab.
1.3.2 Penyusun Studi AMDAL
Penanggung jawab, Ketua Tim, Anggota, Tenaga Ahli, dll.
BAB 2 PELINGKUPAN, berisi:
2.1 Deskripsi Rencana Usaha/Kegiatan
2.1.1 Status Studi Amdal
Studi Amdal terpisah dengan studi kelayakan teknis dan ekonomi, namun data
yang diperoleh dari kedua studi menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan studi
Amdal.
2.1.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha/Kegiatan Dengan Rencana
Tata Ruang
Lokasi Rencana termasuk dalam WUP sesuai RTRW Kab. KonSel berdasarkan Perda
No. 19 tahun 2013.

2.1.3 Deskripsi Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel


Beserta Fasilitas Penunjangnya PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia
A. Tahap Pra Konstruksi
1. Perizinan
Telah mengantongi izin prinsip dari Bupati KonSel No. 540/1381 Tahun
2014. Izin lain (IMB, penggunaan frekuensi radio, penggunaan genset, dll)
diselesaikan sesuai mekanisme dan peraturan.
2. Sosialisasi
Dilakukan konsultasi publik dengan tatap muka dan diskusi kpd pemerintah
dan masyarakat setempat yg masuk dalam lokasi kegiatan yg diprediksi dpt
menimbulkan perubahan sikap dan persepsi masyarakat.
B. Tahap Konstruksi
1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
2. Mobilisasi Peralatan dan Material Konstruksi
3. Pembersihan dan Pematangan Lahan
4. Pembangunan Pabrik dan Fasilitas Pendukungnya
-Instalasi Pabrik
-Pembangunan Fasilitas Pendukung
+Penataan areal stockyard
+Konstruksi Power Plan
+Konstruksi Perkantoran
+Konstruksi Kolam Air
+Konstruksi Sarana Jalan dan Drainase
+Sistem IPAL (instalasi Pengolahan Air Limbah)
+Pembangunan Tempat Penyimpana Sementara Limbah B3
+Pembangunan Tempat Penimbunan (Landfill) Limbah Slag
C. Tahap Operasi
1. Penerimaan Tenaga Kerja Operasional
2. Mobilisasi bahan bakar, bahan baku, hasil produksi dan terak
3. Pengoperasian Pabrik dan Fasilitas Pendukung
4. Penanganan Limbah
D. Tahap Pasca Operasi
1. Penutupan Pabrik
2. Pelepasan Tenaga Kerja
2.1.4 Alternatif-alternative yang dikaji dalam Amdal
Alternatif pengadaan air dan energi.

2.2 Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal


2.2.1 Komponen Lingkungan Terkena Dampak
A. Komponen Geo-Fisik-Kimia
1. Iklim Mikro
Data meliputi temperature, tekanan udara, kelembaban udara, curah
hujan,kecepatan angin.
2. Arah dan Kecepatan Angin
3. Kualitas Udara
4. Kebisingan
5. Kualitas Air
6. Kualitas Tanah
B. Komponen Biologi
1. Vegetasi
2. Keanekaragaman Fauna
3. Biota Perairan
C. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya
1. Kependudukan
2. Kesempatan Kerja dan Kesempatan Berusaha
3. Perekonomian Daerah
-Pertanian dan Pekebunan
-Peternakan
-Perikanan
4. Sosial Budaya
-Tingkat Pendidikan
-Nilai Keagamaan
-Sosial Kemasyarakatan
-Persepsi Masyarakat
D. Komponen Kesehatan Masyarakat
1. Sarana dan Prasarana Kesehatan
2. Derajat Kesehatan Masyarakat
3. Kesehatan Lingkungan
2.2.2 Kegiatan di Sekitar Lokasi Rencana
Aktivitas perikanan darat(tambak) masyarakat, Perusahaaan tambang lain
(PT.Ifishdecho, PT. Sambas Mineral Mining, PT.Billy Indonesia)

2.3 Hasil Pelibatan Masyarakat


2.3.1 Proses Pelibatan Masyarakat
Melaksanakan pengumuman, melakukan konsultasi publik.
2.3.2 Hasil Pelaksanaan Konsultasi Publik
Menampung aspirasi masyarakat menyangkut kegiatan yang akan dilakukan
(Penanganan limbah, debu, rekruitmen tenaga kerja, gangguan kesehatan, bantuan
desa)

2.4 Dampak Penting Hipotetik


2.4.1 Identifikasi Tampak Potensial
Matriks identifikasi dampak potensial rencana kegiatan
2.4.2 Evaluasi Dampak Potensial
Metoda yg digunakan interaksi kelompok, dikusi antar pakar survey
lapangan, dll.
Kriteria dampak penting:
-Beban Terhdap Komponen Lingkungan
-Peranan komponen lingkungan terhadap masyarakat sekitar dan komponen
lingkungan lainnya
-Kekhawatiran masyarakat terhadap komponen lingkungan
-Ada tidaknya aturan yg dilanggar atau dilampaui
2.5 Wilayah Studi dan Jangka Waktu Kajian
2.5.1 Batas Wilayah Studi
-Batas Proyek
-Batas Ekologis (Lokasi perkiraan perubahan mendasar sprt kualitas air, udara,
kebisingan, dll)
-Batas Sosial (Pengaruh sosial, ekonomi dan budaya, kesmas, dan yg diluar
proyek tapi punya kepentingan)
-Batas Administratif
2.5.2 Jangka Waktu Kajian
20 tahun selama kegiatan proyek

Bab 3 Metode Studi

3.1 Metode Pengumpulan dan Analisis Data


3.1.1 Komponen Geo Fisik-Kimia (Iklim Mikro, Kualitas Udara, Kebisingan,
Debit Aliran Permukaan, Kualitas Air)
3.1.2 Komponen Biologi (Vegetasi, Fauna, Biota Perairan)
3.1.3 Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya (Komponen Demografi,
Komponen Ekonomi, Sosial Budaya,)
3.1.4 Komponen Kesehatan Masyarakat (Sanitasi lingkungan, Potensi
terjadinya penyakit)

3.2 Metode Prakiraan Dampak Lingkungan dan Penentuan Dampak Penting


Beberapa metode yang digunakan:
-Model matematis dampak perubahan iklim mikro
-Penilaian ahli, pendekatan statistik utk aspek kesmas
-dll
3.2.1 Prakiraan Besaran Dampak

3.2.2 Prakiraan Dampak Penting


Kriteranya (PP No. 27 thn 2012):
1. Jumlah manusia yg terkena dampak
2. Luas wilayah persebaran dampak
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
4. Banyaknya komponen lain yg akan terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

3.3 Metode Evaluasi Dampak Penting


Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup

Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia
sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012
Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, yang memuat:

BAB I Pendahuluan, berisi:

1.1 Deskripsi rencana usaha/kegiatan


1. Tahap pra konstruksi
a. Perizinan
b. Sosialisasi
2. Tahap konstruksi
a. Penerimaan tenaga kerja konstruksi
b. Mobilisasi peralatan dan material konstruksi
c. Pembersihan dan pematangan lahan
d. Pembangunaan pabrik dan fasilitas
3. Tahap operasi
a. Penerimaan tenaga kerja oprasional
b. Mobilisasi bahan bakar, bahan baku, hasil produksi dan terak
c. Pengoprasian pabrik dan fasilitas pendukung
d. Penanganan limbah
4. Tahap pasca oprasi
a. Penutupan pabrik
b. Pelepasan tenaga kerja

1.2 Dampak penting hipotetik


1.2.1 Identifikasi dampak potensial
a. Komponen geo-fisik-kimia
 Tahap pra kontruksi
Pada tahap ini, tidak ada dampak potensial untuk komponen geo-fisik-kimia.
 Tahap konstruksi
Diperkirakan akan menimbulkan dampak potensi sebagai berikut:
- Perubahan iklim mikro
- Penurunan kualitas udara
- Peningkatan kebisingan
- Potensi limbahpadat dan cair
- Peningkatan debit aliran permukaan
- Penurunan kualitas air laut
 Tahap operasi
Pada tahap operasi, diperkirakan akan menimbulkan dampak potensi terhadap
komponen geo-fisik-kimia, yaitu:
- Perubahan iklim mikro
- Penurunan kualitas udara
- Peningkatan kebisingan
- Potensi limbahpadat dan cair
- Peningkatan debit aliran permukaan
- Penurunan kualitas air laut
 Tahap pasca operasi
Pada tahap ini, pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel besrta fasilitas
penunjangnya, diperkirakan akan menimbulkan dampak potensial terhadap
komponen geo-fisik kimia,yaitu perubahan iklim mikro.
b. Komponen biologi
 Tahap pra-kontruksi
Pada tahap pra kontruksi ini, diperkirakan tidak terjadi dampak potensialpada
komponen biologi.
 Tahap kontruksi
Diperkirakan akan menimbulkan dampak potensi untuk komponen biologi, sebagai
berikut:
- Perubahan indeks keragaman/kerapatan vegetasi darat
- Migrasi fauna
- Gangguan biota perairan
 Tahap operasi
Diperkirakan akan menimbulkan dampak potensi untuk komponen biologi,
sebagai berikut:
- Migrasi fauna
- Gangguan biota perairan
 Tahap pasca operasi
Pada tahap ini, pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel besrta fasilitas
penunjangnya, diperkirakan akan menimbulkan dampak potensial untuk komponen
biologi, yaitu perubahan indeks keragaman/kerapatan vegetasi.
c. Komponen sosial ekonomi dan budaya
 Tahap pra kontruksi
pada tahap pra kontruksi pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta
fasilitas penunjangnya, diperkirakan akan menimbulkan dampakpotensial untuk
komponen social ekonomi budaya, yaitu perubahan sikap dan persepsi masyarakat.
 Tahap konstruksi
diperkirakan akan menimbulkan dampakpotensial untuk komponen social
ekonomi budaya, yaitu:
- Migrasi penduduk
- Peningkatan kesempatan kerja
- Peningkatan kesempatan berusaha
- Perubahan pendapat masyarakat
- Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
 Tahap operasi
Diperkirakan akan menimbulkan dampakpotensial untuk komponen social
ekonomi budaya, yaitu:
- Migrasi penduduk
- Peningkatan kesempatan kerja
- Peningkatan kesempatan berusaha
- Perubahan pendapat masyarakat
- Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
 Tahap pasca operasi
Diperkirakan akan menimbulkan dampakpotensial untuk komponen social
ekonomi budaya, yaitu:
- Migrasi penduduk
- Penurunan kesempatan kerja
- Penurunan kesempatan berusaha
- Penurunan pendapat masyarakat
- Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
d. Komponen kesehatan masyrakat
 Tahap pra kontruksi
Pada tahap ini, diperkirakan tidak terjadi dampak potensial pada komponen
kesehatan masyarakat, karena tidak ada aktifitas penting yang merusak komponen
tersebut.
 Tahap konstruksi
Diperkirakan akan menimbulkan dampak potensial untuk komponen
kesehatan masyarakat sebagai berikut:
- Penurunan senitasi lingkungan
- Potensi terjadinya penyakit dan gangguan k3
 Tahap operasi
Diperkirakan akan menimbulkan dampak potensial untuk komponen
kesehatan masyarakat sebagai berikut:
- Penurunan sanitasi lingkungan
- Potensi terjadinya penyakit dan gangguan k3
 Tahap pasca operasi
Pada tahap ini, diperkirakan tidak terjadi dampak potensi pada komponen
kesehatan masyarakat, karena tidak ada aktivitas penting yang merusak komponen
tersebut.
1.2.1 Evaluasi dampak potensial
Hasil identifikasi dampak potensial yang disebut daftar dampak potensial
selanjutnya diefaluasi untuk menentikan komponen-komponen lingkungan yang
dipandang penting dan selanjutnya ditetapkansebagai dampak penting hipotetik.
a. komponen geo-fisik-kimia
 Tahap pra kontruksi
Pada tahap ini tidak ada dampak penting hipotetik untuk komponen geo-fisik-
kimia, karena tidak ada dampak potensial yang terjadi.
 Tahap konstruksi
Pada tahap kontruksi, penapisan dampak potensial menjadi dampak penting
hipotetik untuk komponen geo-fisik-kimia, sebagai berikut:
- Perubahan iklim mikro
- Penurunan kualitas udara
- Peningkatan kebisingan
- Potensi limbah padat dan cair (B3 dan non B3)
- Peningkatan debit aliran permukaan
- Penuruan kualitas air laut
 Tahap operasi
pada tahap operasi penapisan dampak potensial menjadi dampak penting
hipotetik untuk komponen geo-fisik-kimia, sebagai berikut:
- Perubahan iklim mikro
- Penurunan kualitas udara
- Peninkatan kebisingan
- Potensi limbah padat dan cair (B3 dan non B3)
- Peningkatan debit aliran permukaan
- Penurunan kualitas air laut
 Tahap pasca operasi
pada tahap paska operasi, penapisan dampak potensial menjadi dampak
penting hipotetik untuk komponen geo-fisik-kimia, yaitu perubahan iklim mikro
akibat kegiatan penutupan pabrik dinilai tidak penting.
b. Komponen biologi
 Tahap pra kontruksi
Pada tahap ini tidak ada dampak penting hipotetik untuk komponen biologi,
karena tidak ada dampak potensial yang terjad
 Tahap kontruksi
pada tahap kontruksi, penapisan dampak potensial menjadi dampak penting
hipotetik untuk komponen biologi, sebagai berikut:
- Perubahan indeks keragaman/kerapatan vegetasi
- Migrasi fauna
- Gangguan biota perairan
 Tahap operasi
pada tahap operasi, penapisan dampak potensial menjadi dampak penting
hipotetik untuk komponen biologi, sebagai berikut:
- Migrasi fauna
- Gangguan biota perairan
 Tahap pasca operasi
pada tahap pasca operasi, penapisan danpak potensial menjadi dampak
penting hipotetik untuk komponen biologi, adalah perubahan indeks
keragaman/kerapatan vegetasi.
c. Komponen social, ekonomi dan budaya
 Tahap pra kontruksi
pada tahap pra kontruksi, penapisan dampak potensial menjadi dampak
penting hipotetik untuk komponen sosial ekonomi budaya, yaitu periubahan sikap
dan persepsi masyarakat.
 Tahap kontruksi
pada tahap kontruksi, penapisan dampak potensial menjadi dampak penting
hipotetik untuk komponen sosial ekonomi budaya, sebagai berikut:
- Migrasi penduduk
- Peningkatan kesempatan kerja
- Peningkatan kesempatan berusaha
- Perubahan pendapat masyarakat
- Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
 Tahap operasi
pada tahap operasi, penapisan dampak potensial menjadi dampak penting
hipotetik untuk komponen sosial ekonomi budaya, sebagai berikut:
- Migrasi penduduk
- Peningkatan kesempatan kerja
- Peningkatan kesempatan berusaha
- Perubahan pendapatmasyarakat
- Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
 Tahap pasca operasi
pada tahap pasca operasi, penapisan dampak potensial menjadi dampak
penting hipotetik untuk komponen sosial ekonomi budaya, sebagai berikut:
- Migrasi penduduk
- Penurunan kesempatan kerja
- Penurunan kesempatan berusaha
- Penurunan pendapat masyarakat
- Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
d. Komponen kesehatan masyarakat
 Tahap pra kontruksi
pada tahap ini tidak ada dampak penting hipotetik untuk komponen kesehatan
masyarakat, karena tidak ada dampak potensial yang terjadi.
 Tahap kontruksi
pada tahap kontruksi, penapisan dampak potensial menjadi dampak penting
hipotetik untuk komponen kesehatan masyarakat, sebagai berikut:
- penurunan sanitasi lingkungan
- Peningkatan potensi terjadinya penyakit dan gangguan K3
 Tahap operasi
pada tahap operasi, penapisan dampak potensial menjadi dampak penting
hipotetik untuk komponen kesehatan masyarakat, sebagai berikut:
- Penurunan sanitasi lingkungan
- Peningkatan potensi terjadinya penyakit dan gangguan k3
 Tahap pasca operasi
pada tahap ini, tidak ada dampak penting hipotetik untuk komponen
kesehatan masyarakat, karena tidak ada dampak potensial yang terjadi.

1.3 Wilayah studi dan jangka waktu kajian


1. Batas wilayah studi
a. Batas proyek
b. Batas ekologis
c. Batas sosial
d. Batas administrasi
2. Jangka waktu kajian

BAB II Rona lingkungan hidup awal, berisi

2.1 Komponen lingkungan terkena dampak


a. Komponen geo-fisik-kimia
b. Komponen sosial ekonomi dan budaya
c. Komponen kesehatan masyarakat
2.2 Kegiatan disekitar lokasi rencana

BAB III Prakiraan dampak penting, berisi:

1. Tahap pra kontruksi


a. Sikap dan persepsi masyarakat
2. Tahap konstruksi
a. Kualitas udara.
b. Kebisingan
c. Limbah padat dan cair (B3 dan Non B3)
d. Debit aliran permukaan
e. Kualitas air laut
f. Biota perairan
g. Kesempatan kerja
h. Pendapatan masyarakat
i. Penurunan sanitasi lingkungan
j. Potensi terjadinya openyakit
k. Sikap dan persepsi masyarakat.
3. Tahap operasi
a. Kualitas udara
b. Kebisingan
c. Limbah padat dan cair (B3 dan non B3)
d. Debit aliran permukaan.
e. Kualitas air laut
f. Biota perairan
g. Kesempatan kerja
h. Kesempatan berusaha
i. Pendapatan masyarakat
j. Penurunan sanitasi ingkungan
k. Potensi terjadinya penyakit
l. Sikap dan persepsi masyarakat
4. Tahap pasca operasi
a. Kesempatan kerja
b. Kesempatan berusaha
c. Pendapatan masyarakat
d. Sikap dan persepsi masyarakat

BAB IV Evaluasi holistik terhadap dampak lingkungan, berisi


1. Telahan keterkaitan dan interaksi dampak penting.
Evaluasi dampak penting pada kegiatan pembangunan pabrik pengolahan
bijih nikel dan fasilitas pendukungnya yang dilakukan oleh PT. Kinlin Nikel Idustry
Indonesia di kecamatan Palangga Selatan Kabupaten Konawe Selatan menggunakan
metode matriks leopold modifikasi.
2. Telahan dampak tidak penting
Berdasarkan pada matrik evaluasi dampak penting dalam bab 1, dapat
diutarakan bahwa diantara dampak yang dianalisis terdapat beberapa dampak tidak
penting seperti perubahan iklim mikro pada kegiatan pembersihan dan pematangan
lahan.
3. Telahan terhadap berbagai pilihan
Pengelolaan dampak lingkungan yang mungkin dilakukan sesuai dengan
alternatif rencana kegiatan pada bab 1,rencana kegiatan yang dikaji didalam AMDAL
sudah tidak pada tahap pemilihan alternatif .

4. Telahan dan arahan sebagai dasar pengelolaan lingkumgan.


Perubahan terhadap komponen lingkungan yang terkena dampak kegiatan
pembangunan pabrik pengolahan nikel akan dikelola untuk mencegah atau
menanggulangi dampak negatif, atau untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang
terkana dampak.
5. Pernyataaan kelayakan lingkungan hidup
Berdasarkan hasil telahan keterkaitan dan interaksi dampak penting dalam
evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan.
Dokumen RKL-RPL

Dokumen RKL-RPL PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia sudah sesuai dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, yang memuat:

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan Pelaksanaan RKL-RPL
1.2.1 Maksud Pelaksanaan RKL-RPL
1.2.2 Tujuan Pelaksanaan RKL-RPL
1.3 Kebijakan Lingkungan dari PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia

BAB II Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Disajikan dalam bentuk matriks, salah satu contohnya:

BAB III Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Disajikan dalam bentuk matriks, salah satu contohnya:
BAB IV Jenis Izin PPLH yang dibutuhkan
Jenis Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang dibutuhkan:
1. Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3 (Non Slag)
2. Izin Pengelolaan Limbah B3 (Slag) untuk Kegiatan Penimbunan/Landfill
Slag
3. Izin Pengelolaan Limbah B3 (Slag) untuk Kegiatan Pemanfaatan Limbah B3
(Slag)
4. Izin Pembuatan Limbah Cair (IPLC)

BAB V. Komitmen Pemrakarsa untuk melaksanaan ketentuan yang tercantum dalam


RKL-RPL

Anda mungkin juga menyukai