Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN LOGISTIK RUMAH SAKIT


SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
GAS MEDIS
RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA MALANG

Disusun Oleh:

HENDRA SETIAWAN (186070200111001)

INDRADI PRAMUDYA (186070200111008)

RIANDIANI DWI HAPSARI (186070200111020)

LUH PUTU AYU PRADNYA (186070200111023)

LIDIA EMI LINDA (186070200111024)

NUNUNG INDRIASTUTIK (186070200111030)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT


FAKUTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
Tugas Supply Chain Management
1. Membuat alur proses barang masuk ke rumah sakit

2. Tetapkan langkah kegiatan pengelolaan produk dari awal ampai akhir

3. Identifikasi potensi risiko di setiap langkah kegiatan

4. Buat mitigasi risiko dan rencana kegiatan untuk antisipasi kejadian risiko
Supply chain management (SCM) merupakan salah satu strategi untuk menghadapi
persaingan bisnis yang makin ketat. SCM menekankan adanya kerjasama dan kolaborasi yang
saling menguntungkan dengan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam jaringan supply
chain. Kerjasama ini diciptakan supaya tujuan bersama perusahaan-perusahaan tersebut bisa
tercapai, yaitu memenuhi kebutuhan konsumen akhir dengan menciptakan produk murah,
berkualitas dan cepat. SCM juga merupakan metode, alat atau pendekatan yang terintegrasi
untuk mengelola jaringan perusahaan-perusahaan seperti pemasok, pabrik, distributor, toko atau
retail, serta perusahaan pendukung jasa logistik yang bekerjasama untuk menciptakan dan
mengantarkan produk ke tangan pelanggan akhir. Selain itu, SCM juga dapat diartikan sebagai
proses yang terus menerus dan berkelanjutan untuk mengkoordinasikan aktivitas bisnis
perusahaan serta ke seluruh perusahaan yang terlibat di dalam supply chain. Tantangan yang
dihadapi dalam pengelolaan supply chain saat ini adalah bagaimana dapat memenuhi ekspektasi
pelanggan yang semakin meningkat dengan biaya yang dapat dikendalikan tanpa
mengorbankan kualitas maupun kepuasan konsumen. Agar menjadi lebih efisien, praktik-praktik
seperti outsourcing, kemitraan global, dan lean practices banyak diadopsi oleh supply chain.
Sistem instalasi gas medik (oksigen, nitrous, compress air, vacuum air) adalah seperangkat
sentral gas medik , instalasi pipa, katup penutup dan alarm gas medik sampai ke titik outlet medik
dan inlet medik. Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, harus memberikan pelayanan
yang aman kepada pasien, khususnya dalam pemberian gas medik. Dalam penggunaan dan
penyaluran gas medik dan vakum medik pada fasilitas pelayanan kesehatan harus memenuhi
persyaratan teknis kesehatan agar dapat menjamin keamanan dan keselamatan dalam pemberian
pelayanan kesehatan.
Salah satu metoda yang akan digunakan adalah House of Risk (HOR) yang didasarkan pada
gagasan proaktif dengan memfokuskan pada tindakan pencegahan, misalnya mengurangi
probabilitas dari agen resiko yang terjadi. Mengurangi terjadinya agen resiko biasanya akan
mengurangi beberapa dari kejadian resiko. Dalam hal ini, diperlukan identifikasi kejadian resiko
dengan agen resiko yang terkait. HOR merupakan suatu model yang dikembangkan oleh Pujawan dan
Geraldin (2009) yang merupakan model terintegrasi antara model FMEA dengan model HOQ. Model
pendekatan HOR bertujuan untuk mengidentifikasi resiko dan merancang strategi mitigasi untuk
mengurangi probabilitas kemunculan dari penyebab resiko dengan memberikan tindakan
pencegahan pada penyebab resiko. Agen resiko atau penyebab resiko merupakan faktor penyebab
yang mendorong timbulnya resiko. Dengan mengurangi agen resiko berarti mengurangi timbulnya
beberapa kejadian resiko dan mengurangi dampak dari kejadian resiko. Model HOR ini menempatkan
probabilitas terjadinya resiko berkaitan dengan penyebab resiko sedangkan untuk severity berkaitan
dengan kejadian resiko. Dalam HOR juga mempertimbangkan hubungan korelasi antara kejadian
resiko dan penyebab resiko. Nilai dari tingkat severity dari kejadian resiko, probabilitas dari penyebab
resiko dan tingkat korelasi yang telah diperoleh akan digunakan untuk menghitung nilai aggregate
risk potensial (ARP). Berdasarkan nilai ARP akan diambil pengambilan keputusan dalam memilih
sejumlah penyebab resiko yang diberikan prioritas terlebih dahulu untuk tindakan mitigasi.

Alur proses barang masuk ke rumah sakit.


Berikut contoh alur penyediaan gas medik di suatu rumah sakit:
- Rumah sakit membuat penawaran kepada perusahaan pengadaan barang
- Dilakukan seleksi dan tawar menawar hingga terpilih satu perusahaan pengadaan barang
untuk bekerja sama dengan RS dalam memenuhi kebutuhan gas O2
- Bagian umum mengecek volume tabung oksigen liquid, lalu menghubungi pihak farmasi
jika kurang dari 30
- Farmasi membuat SP Gas O2 liquid ke distributor gas medis (pesanan sesuai jumlah
tabung kosong)
- Menghubungi distributor
- Distributor mengirim gas O2 liquid
- Mencatat volume terakhir sebelum diisi, mencatat pada lembar catatan volume gas O2
liquid
- Mengisi gas O2 liquid hingga volume 100
- Cek volume gas O2 liquid setelah diisi
- Catat pada lembar catatan volume gas O2 liquid
- Tanda tangan pengirim dan petugas RS

Langkah kegiatan pengelolaan produk dari awal sampai akhir


Instalasi Gas Medis (IGM)
Instalasi gas medis di sarana pelayanan kesehatan harus memenuhi persyaratan keamanan,
desain, lokasi, penyimpanan dan alat penunjang lainnya.
(1) Instalasi pipa Gas Medik dan jumlah outlet Gas Medis, dipasang sesuai kebutuhan
pelayanan yang diberikan oleh sarana pelayanan kesehatan.
(2) Desain instalasi pipa Gas Medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapi
kran-kran, pressure, gauge, alarm, dan tanda peringatan spesifikasi.
(3) Lokasi sentral gas medis harus jauh dari sumber panas dan oli serta mudah dijangkau
sarana transportasi, aman dan harus terletak di lantai dasar.
(4) Ruang sentral gas medis harus memiliki luas yang cukup, mudah dilakukan
pemeliharaan, dilengkapi ventilasi, pencahayaan yang memadai, memenuhi
persyaratan spesifikasi.
(5) Gas medis sebelum dialirkan melalui pipa distribusi harus dilengkapi penyaring (filter).
(6) Desain perpipaan harus memperhitungkan kapasitas gas yang diperlukan.

Pengujian
(1) IGM harus diuji dan diperiksa secara berkala minimal 1 (satu) kali dalam 3 (tiga)
tahun.
(2) Setiap tabung gas medik harus diuji secara periodik selama dalam periode masa
berlaku.
(3) Pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh institusi penguji
yang berwenang.

Semua gas medis harus dilengkapi sertifikat analisa kualitas yang dikeluarkan oleh instansi
yang berwenang. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab terhadap
penggunaan dan pemeliharaan IGM.

Pembinaan dan Pengawasan


(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap semua kegiatan yang berhubungan dengan
pelaksanaan pengelolaan gas medik ini dilakukan oleh pimpinan rumah sakit.
(2) Pimpinan rumah sakit dalam melakukan pembinaan dan pengawasan dapat
dibantu oleh kepala instalasi dan kepala bagian yang terkait.

Syarat dan Kelengkapan Tabung Gas Medis


Syarat Tabung Gas Medis :
1. Tabung gas memiliki sertifikat test yang masih berlaku.
2. Kepala tabung memiliki tutup dan segel
3. Kran / valve tabung mempunyai ulir yang baik dan jenis ulir yang berbeda sesuai
dengan jenis gas yaitu : Oksigen, ulir dalam
4. Tabung di cat dengan warna yang berbeda sesuai dengan jenis gas
yaitu : Oksigen, berwarna putih;
Kelengkapan Tabung Gas Medis
Tabung gas medis harus dilengkapi dengan :
1. Tulisan nama jenis gas medis dari bawah keatas dengan warna yang jelas.
2. Diberikan label yang jelas meliputi :
- Nama Perusahaan;
- Nama Gas;
- Kandungan purity;
- Volume (isi tabung);
- Tekanan gas;
- Tanggal pengisian;
- Nomor Tabung;
- Masa uji tabung;
3. Diberikan stiker tanda “ Hazard “ yang menyebutkan :
- Sifat gas;
- Peringatan – peringatan;
- Pertolongan pertama;
- Nama Produsen.
4. Tanda kepemilikan tabung gas medis.

Alat penunjang untuk pengoperasian yaitu :


- 1 ( satu ) buah slang ( tubing );
- 1 ( satu ) buah masker ( nasal );
- 1 ( satu ) buah kunci regulator dan kunci tabung;
- 1 ( satu ) buah dorongan ( trolley ).

Penyimpanan
a) Tabung-tabung gas medis harus disimpan berdiri, dipasang penutup kran dan
dilengkapi tali pengaman untuk menghindari jatuh pada saat terjadi goncangan.
b) Lokasi penyimpanan harus khusus dan masing – masing gas medis dibedakan
tempatnya.
c) Penyimpanan tabung gas medis isi dan tabung gas medis kosong dipisahkan,
untuk memudahkan pemeriksaan dan penggantian.
d) Lokasi penyimpanan diusahakan jauh dari sumber panas, listrik dan oli atau
sejenisnya.
e) Gas medis yang sudah cukup lama disimpan agar dilakukan uji/test kepada
produsen, untuk mengetahui kondisi gas medis tersebut.
Pendistribusian
a) Distribusi gas medis dilayani dengan menggunakan Trolly yang biasa ditempatkan
berdekatan dengan pasien.
b) Pemakaian gas diatur melalui flow meter pada regulator.
c) Regulator harus ditest dan kalibrasi.
d) Penggunaan gas medis sistem tabung hanya bisa dilakukan satu tabung untuk satu
orang.
e) Tabung gas beserta trolly harus bersih dan memenuhi syarat sanitasi/Hygiene.

1.
Identifikasi potensi resiko setiap langkah kegiatan pengelolaan
A. Permasalahan Pada Penanganan Gas Medis
Kategori gas medis dan bahaya terkait, di bagi menjadi tiga kategori:
• Permanent → keadaan gas tetap di bawah suhu normal (misalnya: udara medis,
oksigen, Heliox 21")
• Liquefiable → dipasok di bawah suhu normal, tetapi dalam keadaan cair (misalnya
karbon dioksida dan nitrogen oksida)
• Cryogenic → gas-gas ini disediakan dan disimpan pada temperatur yang sangat rendah
(misalnya oksigen cair dan nitrogen cair)

Bahaya yang berhubungan dengan beberapa gas medis dapat berubah tergantung pada
keadaan fisik (misalnya gas atau cairan cryogenic) dan dapat menghadirkan berbagai
bahaya.

Bahaya/Risiko: Oxygen enrichment dan oksidasi


Oxygen enrichment adalah ketika tingkat oksigen di udara mencapai konsentrasi lebih
dari 21%. Dalam sebagian besar keadaan, situasi ini berkembang tidak terdeteksi karena
gas oksigen tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Sifat oksigen membuatnya
sangat berbahaya karena orang jarang dapat mendeteksi tanpa peralatan pemantauan
khusus.
Oxygen enrichment dapat ditimbulkan karena:
• Kebocoran dari koneksi yang buruk, rusak atau peralatan kurang terpelihara
• Menggunakan tingkat aliran oksigen atau gas pengoksidasi yang berlebihan
• Peralatan oksigen dibiarkan hidup ketika tidak diperlukan
• Ventilasi yang buruk atau tidak memadai di daerah di mana oksigen atau gas
pengoksidasi digunakan atau disimpan

Bahaya utama dari lingkungan yang kaya akan oksigen adalah kebakaran dan
ledakan. Di mana kadar oksigen yang cukup tinggi membuat bahan-bahan yang bahkan
dianggap tidak mudah terbakar dan tahan api dapat terbakar. Beberapa bahan mungkin
menjadi eksplosif. Peningkatan konsentrasi oksigen hanya 4% menggandakan risiko
pengapian dan tingkat pembakaran untuk banyak item umum. Pengapian dapat terjadi
dari sumber pengapian energi rendah (misalnya percikan kecil dari listrik/statis atau
gesekan ringan). Pada konsentrasi oksigen yang lebih tinggi pengapian mungkin
memerlukan sedikit panas atau energi yang membakar dan ledakan mungkin tampak
spontan.
Jika sebuah lingkungan atau wilayah klinis kaya oksigen, item umum berikut sangat
rentan terhadap pembakaran:
• Rambut dan pakaian
• Sprei, kasur, bantal dan tirai
• Dressing, terutama jika obat atau 'basah' (diobati dengan salep, liniments,
emolien, dll)
• Desinfektan kulit untuk pembedahan
• Sanitasi tangan gel dan penggosok tangan dan setiap minyak, salep atau
krim
• Karton dan kertas
• Bahan kimia dan peralatan yang digunakan untuk pembersihan dan
desinfeksi
• Peralatan listrik dan elektronik

Untuk meminimalkan risiko pengayaan oksigen (oxygen enrichment) dan kebakaran


oksidasi bila menggunakan oksigen, nitrous oxide atau Entonox" (atau gas pengoksidasi,
lihat lembar data produk untuk informasi):
• Pastikan tangan dan pakaian bersih dan bebas dari minyak, pelumas, gel
sanitasi tangan atau krim tangan
• Gunakan hanya peralatan yang dirancang khusus untuk digunakan dengan
oksigen atau gas pengoksidasi
• Pastikan flowmeters dan regulator dalam tanggal service mereka
• Gunakan laju aliran gas yang tepat yang sesuai dengan metode pengiriman
dan indikasi klinis
• Selalu mengubah gas off pada sumber stop kontak bila tidak digunakan
• Simpan silinder hanya di tempat penyimpanan gas yang ditunjuk.

Bahaya/Risiko: Tekanan
Penting untuk memperhatikan tekanan di mana gas disimpan dan digunakan. Tabung
gas medis diisi dengan tekanan 127 bar sampai 300 bar (63-150 kali lipat dari ban mobil Anda).
Tekanan itu sendiri belum tentu berbahaya. Situasi berbahaya terjadi ketika tekanan salah
dalam penanganan.
Waspadalah terhadap risiko berikut saat menggunakan gas medis bertekanan:
• Debu dan partikel lainnya dapat memasuki mata atau kulit
• Gas bertekanan dapat memasuki jalan antara permukaan orbital dan bola mata,
menyebabkan avulsi mata
• Gas mungkin masuk melalui kulit ke dalam pembuluh darah dan dapat
menyebabkan emboli fatal
• Tidak memadainya peraturan tekanan pasokan gas dapat mengakibatkan trauma
pernafasan parah
• Rilis cepat gas dari silinder dapat menyebabkan katup atau peralatan yang
terhubung menjadi sangat dingin, menyebabkan coldburn parah pada setiap
daerah kulit yang terpapar
• Rilis cepat gas pengoksidasi yang memasuki peralatan dapat menyebabkan
gelombang tekanan kuat yang terbentuk di dalam regulator dan tabung,
menyebabkan pembakaran atau mungkin ledakan kontaminan dalam peralatan
• Peralatan yang terhubung tidak aman, untuk outlet silinder atau dinding, dapat
dikeluarkan dengan konsekuensi serius
• Silinder mengalami kerusakan mekanik (misalnya terjatuh atau hancur) atau
kebakaran dapat menyebabkan silinder pecah. Mengakibatkan pelepasan ledakan
isi mungkin sangat merusak dan dapat menyebabkan cedera yang fatal
• Kerusakan leher silinder dapat menyebabkan silinder untuk berperilaku seperti
torpedo atau roket. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan ekstrim untuk properti
dan cedera yang fatal
• Jika silinder jatuh, dapat menimpa orang hingga mungkin kehilangan anggota
badan.

Ledakan silinder dapat mencapai jarak lebih dari 300 meter, sedangkan silinder
'torpedo' atau 'roket' dapat meledak dengan jarak lebih jauh.

Bahaya/Risiko: Suhu
Oksigen dan nitrogen yang dipasok ke rumah sakit baik dalam bentuk gas dan cair.
Bentuk cair (gas cair cryogenic) disimpan kurang dari -180°C. Suhu bisa turun lebih jauh,
karena perluasan dari cairan ke gas. Gas cair dan uap mereka dapat menyebabkan coldburn ke
bagian tubuh yang terbuka. Luka bakar ini sebenarnya disebabkan oleh panas tubuh sendiri
seperti yang cepat ditarik melalui area kulit dan jaringan yang terkena dengan cairan atau uap.
Kontak yang terlalu lama juga dapat menyebabkan radang dingin, mungkin
menyebabkan hilangnya ekstremitas tubuh seperti jari tangan, jari kaki dan hidung. Kabut
dapat timbul di sekitar pembawa pengiriman cryogenic. Hal ini disebabkan oleh kondensasi
uap air dari udara. Kabut ini menyebabkan jarak pandang yang rendah di daerah dan
konsentrasi tinggi gas yang disampaikan.
Pelatihan khusus harus diselesaikan oleh semua personil yang dibutuhkan untuk
menangani gas cryogenic. Personil harus memakai peralatan (Personal Protective/PPE) yang
dirancang khusus untuk perlindungan dari gas cryogenic:
• Full-face visor
• Sarung tangan pelindung
• Sepatu keselamatan
• Apron

Selain itu, semua pekerja harus berpakaian yang sesuai untuk prosedur yang akan
dilaksanakan:
• Baju lengan panjang
• Celana panjang
• Celana tidak boleh terselip di kaus kaki atau sepatu
• Jika memakai rok, maka celemek (apron) panjang harus dipakai

Bahaya/Risiko: Sesak Napas


Sesak napas dapat terjadi di mana lingkungan setempat kekurangan oksigen
(konsentrasi oksigen di bawah 20%). Nitrogen, nitrous oxide, karbon dioksida dan helium
dapat menyebabkan hal ini. Gas-gas lain dapat menyebabkan sesak napas, tetapi tidak biasa di
sekitar rumah sakit. Penilaian risiko harus dilakukan dan direkam untuk semua situasi di mana
gas-gas ini digunakan, dan Standar Prosedur Operasi harus diletakkan di tempat untuk
meminimalkan risiko.
Tabel berikut menunjukkan efek dari konsentrasi rendah oksigen di lingkungan
setempat.
Prosentase Oksigen di Atmosfer
Efek
(%)
21% to 18% Gejala tidak mudah terdeteksi.
Pengurangan kinerja fisik dan intelektual.
18% to 11%
Penderita tidak menyadari hal ini.
Pada 11%, pingsan dapat terjadi dalam
beberapa menit tanpa peringatan terlebih
11% to 8%
dahulu.
Kematian dapat terjadi di bawah 11%
8% to 6% Pingsan akan terjadi setelah waktu yang sangat
singkat.
Resusitasi berhasil mungkin jika dilakukan
segera.
Pingsan dan ketidaksadaran dalam terjadi
segera. Resusitasi sukses tidak mungkin.
6% to 0%
Kerusakan otak sangat mungkin bahkan jika
resusitasi berhasil.

B. Identifikasi Risiko (Ada Grade/ Map)


Berdasarkan beberapa pengalaman yang pernah terjadi dan potensi yang mungkin
terjadi resiko yang terkait dengan kegagalan sistem utilitas instalasi sentral gas medis adalah
sebagai berikut :
⮚ Terlambatnya ketersediaan gas medik dikarenakan terlambatnya pengiriman
dari supplier, adanya kerusakan pada mesin gas medis, atau kerusakan pada
perangkat gas medis yang ada di ruangan

⮚ Adanya kebocoran pada instalasi (oksigen) yang dapat memicu adanya


kebakaran.

⮚ Efek samping yang dapat disebabkan bocornya instalasi gas medik

Tahapan Potensi Masalah


Plan Kesalahan memperkirakan
permintaan
Perubahan kebijakan pelayanan
Discrepancy persidaan stok dan
stok yang terdata
Source Keterlambatan pengiriman
dokumen
Terlambat dalam evaluasi
Kesalahan pengiriman barang
Pembayaran invoice terlambat
Supplier tutup
Make to order Produk rusak
Material kurang
Terlambat eksekusi produk
Pengemasan ulang sesuai
standar
Deliver Kapasitas pengiriman berkurang
karena peak season
Kontrak perjanjian dilanggar
oleh perusahaan
Surat perjanjian tidak diterima

Tata Cara Pemilihan Supplier Langkah-langkah dalam pemilihan supplier adalah:


1. Purchasing Officer memilih supplier dari data dan informasi dari berbagai media seperti
Internet, Yelow Pages, atau sourcing langsung sesuai dengan kebutuhan atau inquiry yang
diperoleh dari user atau customer.
2. Calon supplier yang akan diregister sebagai supplier AC-IDD harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut: Calon supplier harus memiliki nama, alamat, identitas perusahaan dan nama
penanggung jawab yang jelas yang ditunjuk dengan bukti atau dokumen yang dikeluarkan
olehi instansi terkait (bagi supplier lokal). - Memiliki rekening di bank - Bersedia untuk
mengikuti peraturan perpajakan yang berlaku di negara RI - Mengisi Business Partner
Questioner dan Supplier Application Form 4.5.
3. Tata Cara Evaluasi Supplier
1. Dalam prosedur evaluasi supplier yang perlu diperhatikan adalah:
a) Lead time Supplier dihitung dari tanggal PO diberikan ke Supplier sampai barang
diterima di Warehouse.
b) Order Fulfillment Rate dibuat berdasarkan banyaknya jumlah PO yang telah
diterima dan masih Back Order dibandingkan dengan total jumlah PO yang
dibuat.
c) Kualitas produk dinilai berdasarkan jumlah complaint terhadap kualitas produk
selama periode review.
d) Responsiveness dinilai berdasarkan seberapa cepat supplier memberikan respon
atas semua permintaan dari ACN dimana targetnya adalah tidak lebih dari 1 x 24
jam.
e) Shipment Accuracy dinilai berdasarkan banyaknya ketidaksesuaian terhadap
jumlah barang maupun terhadap jenis item yang dikirim selama periode review.
f) Masing-masing item penilaian diberikan bobot (%) tergantung item mana yang
lebih penting untuk dinilai pada periode tersebut.
g) Kriteria evaluasi bisa disesuaikan dengan jenis supplier.
h) Berdasarkan hasil evaluasi di atas dibuatkan rating dari masing-masing Supplier,
dengan klasifikasi rating sebagai berikut:
A : Very Good
B : Good
C : Average
D : Poor
E : Very Poor
i) Semua hasil dari Supplier Performance Review Form akan dibuatkan summary
untuk menentukan supplier mana yang masuk dalam Approved Supplier List
(ASL) untuk periode berikutnya dan hasilnya di komunikasikan kepada Supplier
tersebut untuk bahan perbaikan dan improvement.
j) Jika ada supplier yang mendapatkan rating D dan E selama 2 periode penilaian
maka Supplier tersebut akan dikeluarkan dari ASL.
2. Periode evaluasi supplier dilakukan setiap 6 bulan sekali, yaitu:
● Semester 1 : Januari – Juni
● Semester 2 : Juli – Desember
3. Metode evaluasi Supplier di atas dilakukan hanya untuk purchasing stock item product,
subcontractor process (contoh: platting, machining, dan lainlain).
4. Monitoring PO (Outstanding PO) dimana masa aktif sebuah PO adalah enam (6) bulan
sejak PO diterima oleh Supplier atau sesuai dengan lead time yang dijanjikan. PO yang
sudah melewati masa tersebut akan dibatalkan setelah mendapat konfirmasi dari user
dan supplier. Untuk Capital Equipment ditentukan berdasarkan availability dari
Production Company.
5. Maintenance Supplier List database di Scala (by ASAP) dilakukan setiap tahun atas
rekomendasi Supply Chain Department. Kriteria yang digunakan dalam penghapusan
Supplier dalam Supplier List Scala adalah:
● Nama supplier lama yang sudah berganti nama
● Tidak ada PO ke supplier bersangkutan selama 3 tahun
● Supplier tidak men-supply lagi dan tidak aktif lagi.
MITIGASI
Rincian Kegiatan
Instalasi sentral gas medik dan vakum medik berfungsi dengan baik,
⮚ Melakukan pemantauan fungsi instalasi sentral gas medik dan vakum medik

⮚ Membuat jadwal pemeliharaan instalasi sentral gas medik dan vakum medik
⮚ Melakukan pemeliharaan rutin sentral gas medik (oksigen) di masing-masing
ruangan yang memiliki.

Instalasi sentral gas medik dan vakum medik dalam keadaan aman
⮚ Memberi tanda larangan merokok di sekitar wilayah instalasi sentral gas medik

⮚ Memastikan tidak ada kebocoran pada instalasi sentral gas medik dan vakum medik

⮚ Membatasi area instalasi sentral gas medik dan vakum medik untuk umum.

Terpeliharanya instalasi sentral gas medik dan vakum medik yang ada di seluruh Rumah sakit.
⮚ Membuat ceklist pemeliharaan instalasi gas medik

⮚ Memastikan tidak ada kebocoran pada instalasi gas medis

⮚ Memastikan mesin gas medis berkerja dengan normal

⮚ Memastikan ruang gas medik dalam keadaan bersih

⮚ Memastikan penggantian spare part mesin pada instalasi gas medik sesuai dengan
umur spare part.

Analisa Resiko
Analisa risiko adalah proses untuk memahami sifat risiko dan menentukan peringkat
risiko (ISO 31000:2009), analisa risiko dilakukan dengan cara menilai seberapa sering peluang
risiko itu muncul, serta berat ringannya dampak yang ditimbulkan, makin besar angka, peluang
makin sering atau dampak makin berat.
DISKRIPSI SKOR PELUANG

NILAI
NO PELUANG

Terlambatnya penyediaan gas medik


1

Kebocoran pada instalasi gas medik beresiko


2
kebakaran
3 Efek samping kebocoran gas

Keterangan:

Nilai 1 (Rare); Tidak bisa percaya kejadian ini akan terjadi hanya akan terjadi dalam
keadaan luar biasa (f= 5-10 th, p= 1%)
Nilai 2 (Unlikely); Tidak diharapkan terjadi, tetapi ada potensi – tidak mungkin terjadi (f=
2-5 th, p=10%)

Nilai 3 (Possible); Kadang-kadang dapat terjadi, telah terjadi sebelumnya - kemungkinan


yang wajar untuk terjadi (f=tahunan, p = 50%)

Nilai 4 (Likely); Kuat kemungkinan bahwa hal ini dapat terjadi – mungkin terjadi
(f=triwulan, p = 75%)

Nilai 5 (Almost Certain); ini diperkirakan sering terjadi / dalam banyak keadaan – lebih
mungkin terjadi dari pada tidak (f=bulanan,p=99%)

Persyaratan dan Spesifikasi Gas Medis yang Menggunakan IGM


1. Setiap jaringan saluran gas medis di lengkapi dengan:
a. 1 (satu) unit kran induk (main valve) dipasang pada sentral gas medis.
b. 1 (satu) unit kran distribusi (distribution valve) dipasang pada tiap bagian
pemakaian.
c. Sekurangnya 1 (satu) unit kran pembagi (zone valve) dipasang sesuai dengan
pembagian instalasi.
d. Sekurangnya 1 (satu) unit kran darurat (emergency valve) dipasang pada ruang
bedah.
e. 1 (satu) unit pressure gauge induk dipasang pada sentral.
f. 1 (satu) unit pressure gauge ditiap jalur distribusi utama.
2. IGM dilengkapi dengan alarm.
3. IGM dilengkapi dengan grounding.
4. Pada ruang sentral gas medis di pasang lampu peringatan yang dapat dibaca dengan jelas
yaitu :
a. Sentral Gas Medis;
b. Yang tidak berkepentingan dilarang masuk
c. Dilarang merokok;
d. Jauhkan dari panas dan oli.
5. Seluruh IGM harus dilakukan test kebocoran.
6. Setiap tabung perpipaan dan out let diberi warna sesuai dengan ketentuan.
7. Instalasi / perpipaan di dalam tembok harus dilapisi pipa PVC.
8. Ruang Gas Medis
a. Lokasi ruang gas medis mudah dijangkau transportasi untuk pengiriman dan
pengambilan tabung;.
b. Harus aman / jauh dari kegiatan yang memungkinkan terjadinya ledakan / kebakaran;
c. Jauh dari sumber panas oli dan sejenisnya;
d. Disediakan ruang operator/ petugas dan dilengkapi fasilitas kamar mandi / WC;
e. Ukuran Ruangan gas medis;
Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah dan jenis gas medis yang dipergunakan dan
memperhatikan kelonggaran bergerak bagi operator/petugas pada saat penggantian /
pemindahan tabung dan kegiatan pemeliharaan;
f. Bangunan Ruangan gas medis harus memenuhi persyaratan :
- Konstruksi beton permanen;
- Penerangan yang memadai;
- Sirkulasi udara yang cukup.
9. Kelengkapan Sentral Gas Medis
a. Dipasang alat pemadam kebakaran;
b. Dipasang sekat / pemisah antara jenis-jenis gas yang ada dan dilengkapi dengan pintu;
c. Dipasang rambu bahaya dan alarm;
d. Disediakan tool kit khusus dan tidak dicampur dengan peralatan lain;
e. Dipasang alat komunikasi.

10. Penataan Ruang Sentral Gas Medis


a. Harus diatur penempatan tabung – tabung kosong dan tabung berisi;
b. Dilarang menyimpan barang – barang selain untuk keperluan penanganan gas pada
ruangan penyimpanan gas dan sentral gas;
c. Apabila tabung tidak dipergunakan atau tidak disambungkan ke instalasi perpipaan
gas medis, kran induk harus selalu tertutup, walaupun tabung dalam keadaan
kosong;
d. Diupayakan jangan sampai ada tabung yang jatuh / roboh.

11. Syarat pipa gas medis


a. Pipa yang dipergunakan harus terbuat dari tembaga dengan kadar ± 99 % (sembilan
puluh sembilan persen) atau stainless steel, yang dinyatakan dengan sertifikat bahan.
b. Pipa yang akan dipasang harus bersih.
c. Pipa gas medis harus diberi warna sesuai dengan gas medis yang dialirkan.
d. Pipa gas medis harus memenuhi keamanan terhadap struktur dan utilitas dari
bangunan unit sarana pelayanan kesehatan.
e. Ukuran pipa disesuaikan dengan kebutuhan / desain yang benar.
f. Penyambungan pipa harus dilas dengan menggunakan kawat las perak, agar
sambungan pipa rapat sempurna dan tahan lama, Gas yang dipergunakan adalah
campuran oksigen, Acetyline dan pada proses pengelasan harus dialiri gas Nitrogen.
g. Pemasangan instalasi pipa diatas plafon harus dilengkapi dudukan dan gantungan
yang diikat kuat pada dak beton.
h. Pemotongan pipa harus menggunakan cutter pipa.
i. Jarak dudukan / penempatan satu dengan lainnya rata – rata 1 (satu) meter, baik
vertikal maupun horizontal.
j. Pemasangan instalasi pipa gas medis harus dalam dinding dan dilindungi pipa PVC.
k. Diberikan tanda / stiker jenis gas dan arah aliran gas dalam pipa.
l. Seluruh jaringan instalasi pipa gas medis dilengkapi :
a) 1 (satu) unit kran induk dipasang di ruang sentral;
b) 1 (satu) unit kran distribusi dipasang di tiap lantai;
c) Kran pembagi (Zone Valve) sesuai kebutuhan;
d) Kran darurat sesuai kebutuhan, dipasang diruang bedah.

12. Pemasangan Out let Gas Medis


a. Wall Outlet.
- Outlet gas medis jenis wall outlet dipasang / ditanam pada dinding dengan
ketinggian antara 140 s/d 150 Cm diatas lantai.
- Bila digunakan untuk melayani 1 (satu) Bed, maka diletakkan di sebelah kanan Bed
dan bila digunakan untuk melayani 2 (dua) Bed maka Wall Outlet diletakkan
ditengah – tengah 2 (dua) Bed tersebut.
- Untuk pemakaian di kamar Operasi, Wall Outlet dipasang di dinding dekat dengan
bagian kepala pasien pada meja operasi.
- Untuk pemakaian di bagian lain Wall Outlet dipasang pada dinding yang berdekatan
dengan peralatan kedokteran yang digunakan.
- Pipa yang akan dipasang harus bersih. Dipasang pada plafon dan dekat dengan titik
pemakaian, biasanya dekat dengan bagaian kepala dari tempat tidur pasien. Pada
Ruangan New Born Room dan Premature Room, Overhead Outlet dipasang diatas
tempat tidur bayi.
b. Ceiling Column
- Penempatan / pemasangan Ceiling Column sama dengan Overhead Outlet,
berhubung alat ini memiliki beban yang cukup berat ± 100 Kg, maka harus
digantung pada konstruksi plafon yang kuat menahan beban tersebut.
- Pemasangan Out let pada ruang operasi / bedah maupun peralatan harus
berfungsi secara otomatis, Out let akan tertutup rapat pada saat tidak terpakai
dan terbuka apabila telah disambungkan dengan alat penyalur gas medis.
- Urutan pemasangan Out let gas medis harus tetap
1) Oksigen;
2) Nitrous oxide;
3) Udara tekan;
4) Udara hisap.
5) Pemasangan setiap out let gas medis diberi nama gas, warna yang
berbeda, ukuran drat/sekrup yang berbeda pula.

Anda mungkin juga menyukai