Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya untuk melindungi karyawan, keluarga dan masyarakat
serta adanya kebutuhan untuk memaksimalkan cakupan dan kualitas
program dan layanan HIV-AIDS yang komprehensif maka program
Penanggulangan HIV-AIDS menjadi perhatian utama jajaran pimpinan
Rumah Sakit;
2. Bahwa deteksi dini infeksi HIV sangat penting menentukan prognosis
perjalanan infeksi HIV dan mengurangi risiko penularan;
3. Bahwa untuk maksud sebagaimana angka 1 dan 2 diatas, maka perlu disusun
Pedoman Pengorganisasian Tim HIV-AIDS yang memudahkan petugas
kesehatan menjalankan tugas organisasi.
Menetapkan:
Nomor :…./SK/DIR/RSPH/.../
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Tim HIV-AIDS
DAFTAR ISI
Sejak kasus HIV-AIDS dilaporkan pertama kali pada tahun 1981, HIV/AIDS semakin menjadi
ancaman global di berbagai negara. Diperkirakan pada tahun 2007, berkisar antara 30 hingga 36
juta orang di dunia menderita HIV. Kasus pertama AIDS di Indonesia dilaporkan pada tahun 1987,
hingga sekarang kasus HIV-AIDS terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Departemen
Kesehatan, jumlah kasus kumulatif hingga tahun 2009 dilaporkan sebanyak 6668 kasus infeksi
HIV, 16.964 kasus AIDS, dan 3492 orang di antaranya meninggal. Diperkirakan terdapat 7 hingga
8 orang tiap 100.000 penduduk Indonesia menderita AIDS.
Status epidemi HIV dan AIDS di Indonesia sudah dinyatakan pada tingkat concentrated
epidemic level oleh karena angka prevalensi kasus HIV dan AIDS di kalangan subpopulasi tertentu
di atas 5%. Hasil Surveilans Terpadu HIV dan Perilaku (STHP) tahun 2009 menunjukan angka
estimasi orang dengan HIV-AIDS (ODHA) di kalangan wanita penjaja seks (WPS) langsung 6%,
WPS tidak langsung 2%, waria 6%, pelanggan WPS 22%, pasangan pelanggan 7%, lelaki seks
lelaki (LSL) 10%, warga binaan 5%, pengguna napza suntik 37%, dan pasangan seks penasun 5%.
Saat ini perkembangan epidemi HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. Indonesia
berada pada level epidemi HIV terkonsentrasi (concentrated epidemic) kecuali Papua yang
termasuk epidemi HIV yang meluas. Sebagian besar infeksi baru diperkirakan terjadi pada
beberapa sub-populasi berisiko tinggi yaitu pengguna napza suntik, hetero dan homoseksual
(WPS, waria). Sejak tahun 2000, prevalensi HIV mulai konstan di atas 5% pada beberapa sub-
populasi berisiko tinggi tertentu. Di Papua (Provinsi Papua dan Papua Barat), prevalensi HIV
menunjukkan tingkat epidemi yang meluas (generalized epidemic) yaitu lebih besar dari 1% pada
masyarakat umum. Hasil estimasi jumlah ODHA di Indonesia tahun 2009 berkisar 142.187
ODHA (97.652–187.029). Penggunaan jarum suntik merupakan cara transmisi HIV yang
terbanyak (53%) diikuti dengan transmisi heteroseksual (42%). Di Indonesia menurut data
Kementerian Kesehatan RI hingga Desember 2014, secara kumulatif jumlah kasus AIDS yang
dilaporkan berjumlah 65.390.
Penularan dan penyebaran HIV dan AIDS sangat berhubungan dengan perilaku beresiko, oleh
karena itu penanggulangan harus memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
perilaku tersebut. Bahwa kasus HIV dan AIDS diidap sebagian besar oleh kelompok perilaku
resiko tinggi yang merupakan kelompok yang dimarginalkan, maka program-program pencegahan
dan penanggulangan HIV dan AIDS memerlukan pertimbangan keagamaan, adat-istiadat dan
norma-norma masyarakat yang berlaku disamping pertimbangan kesehatan. Perlu adanya
program-program pencegahan HIV dan AIDS yang efektif dan memiliki jangkauan layanan yang
semakin luas dan program-program pengobatan, perawatan dan dukungan yang komprehensif bagi
ODHA maupun OHIDA untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan adanya Pedoman Pengorganisasian Pelayanan
HIV/AIDS Rumah Sakit, sehingga dapat diimplementasikan, berkontribusi meningkatkan kinerja
pelayanan kasus HIV/AIDS yang akhirnya dapat menjamin pasien dan masyarakat menerima
pelayanan berkualitas dan aman.
1
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
Rumah Sakit Permata Hati merupakan rumah nsakit umum dengan pelayanan kesehatan mulai dari yang
bersifat umum sampai dengan yang bersifat spesialistik, yang dilengkapi penunjang medis 24 jam.
Rumah sakit permata hati berlokasi di jl. Lebai hasan rt.06, rw.02 kel. Sei. Pinang, kec. Bungo dani,
Muara Bungo kode pos 37211, Jambi, Indonesia. Telp (0747)7331122/7331123, WA 082184612206,
dengan alamat email PermataHati@yahoo.com.
Rumah sakit permata hati di resmikan tanggal 01 maret 2016dengan status berada di bawah kepemilikan
PT.Permata Griya Husada. Rumah sakit Permata hati merupakan rumah sakit swasta tipe C yang pada
saat ini di pimpin oleh dr. Nurul Mufti,MARS selaku direktur.
Rumah sakit permata hati memberikan beragam jenis pelayanan medis di antaranya poliklinik umum,
bedah, penyakit dalam, jantung, anak, kebidanan, mata, dan gigi serta ruang rawat inap yang terdiri dari
kelas S.VIP, VIP.B, VIP.c, kelas 1, 2 dan 3. Yang dilengkapi dengan pelayanan laboratorium, radiologi
dan farmasi. Kapasitas tempat tidur pasien yang disediakan rumah sakit permata hati sebanyak 60 tempat
tidur
Kebijakan rumah sakit permata hati adalah setiap pasien yang datang dilayani kebutuhannya secara tuntas
dengan menyediakan keperluan perawatan dan pengobatan pasien , baik obat yang diperlukan maupun
alat yang di perlukan, tanpa member resep yang harus dibeli oleh pasien, tanpa uang muka,. Semua barui
di bayar oleh pasien setelah pasien pulang. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang telah ada sejak
rumah sakit berdiri.
1. Fasilitas
1. Rawat jalan
1. Poliklinik umum
2. ODC
3. IGD 24 jam
4. Poliklinik spesialis
Penyakit dalam
6
Bedah
Mata
Jantung
Gigi
Anak
Kebidanan
2. Rawat Inap
ICU/NICU/PICU
4. Kamar bersalin
1) Laboratprium 24 jam
2) Unit farmasi
3) Unit gizi
5) Unit IPSRS
6) Unit CSSD/OK
c. Prasarana
7
1. Kapasitas tempat tidur
2. Luas bangunan
4. System komunikasi
8
BAB III
VlSI, MISI,MOTO RUMAH SAKIT
9
BAB IV
10
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
SEKRETARIS
ADMINISTRASI HUMAS
DOKTER UMUM/
DOKTER SPESIALIS
KONSELOR
INSTALASI
LABORATORIUM
INSTALASI
FARMASI
11
BAB VI
URAIAN JABATAN
Uraian tugas Tim HIV-AIDS Rumah Sakit Umum Wiradadi Husada adalah sebagai berikut:
a. Ketua
Tugas:
1. Menyusun perencanaan kebutuhan operasional (sarana dan prasarana klinik)
2. Melakukan koordinasi secara internal maupun eksternal rumah sakit terkait dengan
operasional klinik
3. Membuat program kerja Klinik VCT
4. Membuat prosedur kerja serta uraian tugas Tim HIV-AIDS
5. Mengawasi pelaksanaan kegiatan Pelayanan
6. Melakukan evaluasi kegiatan pelayanan
7. Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa layanan secara keseluruhan berkualitas
sesuai Pedoman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
8. Mengkoordinir pertemuan berkala dengan seluruh staf konseling dan testing minimal tiap
bulan sekali
9. Melakukan jejaring kerja dengan rumah sakit, lembaga-lembaga yang bergerak dalam
bidang VCT untuk memfasilitasi pengobatan, perawatan dan dukungan
10. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
11. Melakukan monitoring internal dan penilaian berkala kinerja seluruh petugas Tim HIV-
AIDS
12. Memantapkan system atau mekanisme monitoring dan evaluasi layanan yang tepat
13. Menyusun dan melaporkan laporan bulanan dan laporan tahunan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyumas
14. Memastikan logistik terkait KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) dan bahan lain yang
dibutuhkan untuk pelayanan konseling dan testing.
15. Memantapkan pengembangan diri melalui pelatihan peningkatan ketrampilan dan
pengetahuan HIV-AIDS.
b. Sekretaris
Tugas:
1. Bertanggung jawab terhadap Ketua Tim HIV-AIDS
2. Bertanggung jawab terhadap pengurusan perijinan Klinik VCT dan registrasi konselor VCT
3. Melakukan surat menyurat dan administrasi terkait
4. Melakukan tata laksana dokumen, pengarsipan, melakukan pengumpulan, pengolahan dan
analisa data
5. Membuat pencatatan dan pelaporan.
c. Dokter/ Dokter Spesialis
Tugas:
1. Melakukan koordinasi pelaksanaan pelayanan medis
12
2. Melakukan pemeriksaan medis, pengobatan, perawatan maupun tindak lanjut terhadap
klien
3. Melakukan rujukan (pemeriksaan penunjang, laboratorium, dokter ahli dan konseling
lanjutan)
4. Melaksanakan konsultasi kepada dokter ahli
5. Membuat laporan kasus
d. Konselor
Tugas:
1. Membangun hubungan baik dan meningkatkan kepercayaan kepada klien
2. Berfikir positif / pemahaman positif terhadap tata nilai klien
3. Menyiapkan psikologis klien melalui pretest dan pasca test
4. Memfasilitasi klien untuk mengikuti test HIV-AIDS
5. Membuka dan menyampaikan hasil test bersama klien secara tepat, singkat dan benar
6. Menjaga kerahasiaan klien
7. Mendata semua kegiatan konsultasi
8. Membuat lapotran kegiatan konsultasi kepada Tim untuk dilaporkan lebih lanjut
9. Berkonsultasi dengan dokter spesialis atas klien yang ditangani jika dibutuhkan
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Klinik
11. Sebagai konselor bagi pasien, keluarga dan komunitas dalam menghadapi perubahan
kesehatan, ketidakmampuan dan kematian
12. Sebagai komunikator dan pendengar yang baik dalam memberikan dukungan dan motivasi
13. Membantu pasien sebagai individu agar kemampuan mereka meningkat sehingga tercipta
kenyamanan untuk meningkatkan kualitas hidup
14. Bekerja sama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV-AIDS agar terbentuk kerjasama
yang sinergis.
e. Petugas Instalasi Laboratorium
Tugas:
1. Mengambil sampel darah klien sesuai dengan SPO
2. Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai prosedur dan standar laboratorium yang telah
ditetapkan.
3. Menerapkan kewaspadaan baku dan transmisi
4. Melakukan pencegahan pasca pajanan okupasional
5. Mengikuti perkembangan kemajuan dan teknologi pemeriksaan laboratorium
6. Mencatat hasil testing HIV dan sesuaikan dengan nomor identifikasl klien
7. Menjaga kerahasiaan hasil testing HIV
8. Melakukan pencatatan, menjaga kerahasiaan dan merujuk ke laboratorium rujukan.
f. Petugas Instalasi Farmasi
Tugas:
1. Mengelola obat infeksi oportunistik (IO)
2. Menyediakan dan memberikan obat IO yang berasal dari resep dokter spesialis
3. Mencatat pemasukan dan pengeluaran obat IO secara teratur
13
4. Mempersiapkan obat IO bagi ODHA
5. Menjaga kondisi IO supaya tetap baik
6. Menjaga kerahasiaan ODHA
7. Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV-AIDS agar terbentuk kerjasama
yang sinergis
g. Administrasi
Tugas:
1. Melakukan pendaftaran klien
2. Menyiapkan CM dan formulir Rekam Medis Pasien VCT
3. Menghubungi petugas laboratorium pada saat ada pelayanan darah
4. Mengatur jadwal tugas konselor
5. Mengusulkan kebutuhan administrasi klinik VCT
6. Membuat laporan bulanan klinik VCT
7. Turut menjaga kerahasiaan klien yang berkunjung ke klinik VCT
8. Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV-AIDS agar terbentuk kerjasama
yang sinergis
9. Bertanggungjawab dalam system pencatatan dan pelaporan klinik VCT secara penuh.
h. Humas
Tugas:
a. Menyelenggarakan promosi komunikaasi perubahan dan membangun dukungan
masyarakat bagi kolaborasi kegiatan penanggulangan HIV-AIDS.
b. Melakukan kerjasama jejaring kerja dengan rumah sakit, lembaga-lembaga yang bergerak
dalam bidang VCT untuk memfasilitasi pengobatan, perawatan dan dukungan
c. Menyediakan logistik terkait KIE dan bahan lain yang dibutuhkan untuk pelayanan
konseling dan testing
d. Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV-AIDS agar terbentuk kerjasama
yang sinergis
e. Mengusulkan kebutuhan terkait pelayanan HIV-AIDS
f. Membuat laporan bulanan
g. Turut menjaga kerahasiaan klien yang berkunjung ke Klinik VCT
14
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
15
c. Tim HIV-AIDS bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya dan
memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
d. Tim HIV-AIDS wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada
atasan serta menyampaikan laporan berkala pada waktunya.
DIREKTUR RSU
KOMITE MEDIS PERMATA HATI
KOMITE
KEPERAWATAN PENUNJANG
MEDIS
KOMITE PPIRS
TIM HIV-AIDS
KOMITE PMKP
PELAYANAN
UMUM
16
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Pola ketanagaan dan kualifikasi personil Tim HIV-AIDS dideskripsikan sebagai berikut:
17
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Untuk karyawan baru mengikuti orientasi umum dan orientasi khusus, sedangkan karyawan
lama hanya mengikuti orientasi khusus:
18
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT
1. Pertemuan rutin bulanan yang diselenggarakan satu bulan sekali, guna membahas evaluasi
kerja bulan berjalan, pembahasan masalah atau kendala-kendala, serta sosialisasi kebijakan
terbaru di RS Permata Hati
2. Rapat Koordinasi yang diselenggarakan dengan mengundang unit terkait yang berhubungan
dengan kegiatan pelayanan Klinik HIV-AIDS
3. Pertemuan insidentil dilaksanakan sewaktu waktu jika diperlukan sifatnya mendesak dan tidak
terjadwal
19
BAB XI
PELAPORAN
1. Pelaporan Harian
Menerima dan membaca laporan kegiatan dari masing-masing anggota selama seminggu
berjalan
2. Pelaporan Bulanan
Menganalisa laporan hasil kerja bulanan yang disampaikan oleh koordinator
3. Laporan per 3 bulan yang di laporkan ke direktur
4. Pelaporan Tahunan
a. Menyusun laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas di Klinik VCT
b. Menyusun rencana tahunan untuk Klinik VCT
20