Anda di halaman 1dari 21

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT PERMATA HATI


NOMOR :………………………………………..
TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM HIV-AIDS

Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya untuk melindungi karyawan, keluarga dan masyarakat
serta adanya kebutuhan untuk memaksimalkan cakupan dan kualitas
program dan layanan HIV-AIDS yang komprehensif maka program
Penanggulangan HIV-AIDS menjadi perhatian utama jajaran pimpinan
Rumah Sakit;
2. Bahwa deteksi dini infeksi HIV sangat penting menentukan prognosis
perjalanan infeksi HIV dan mengurangi risiko penularan;
3. Bahwa untuk maksud sebagaimana angka 1 dan 2 diatas, maka perlu disusun
Pedoman Pengorganisasian Tim HIV-AIDS yang memudahkan petugas
kesehatan menjalankan tugas organisasi.

Mengingat : 1. Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular;


2. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1285/Menkes/SK/X/2002 tentang
Pedoman Penanggulangan HIV-AIDS dan Penyakit Menular Seksual;
3. Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;
4. Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 241/Menkes/SK/IV/X/2006 tentang
standar pelayanan Laboratorium kesehatan pemeriksaan HIV dan Infeksi
Oportunistik;
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 832/Menkes/SK/X/2006 tentang
penetapan Rumah Sakit Rujukan bagi orang dengan HIV-AIDS (ODHA)
dan standar pelayanan Rumah Sakit Rujukan ODHA dan satelitnya;
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1278/Menkes/SK/XII/2009 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kolaborasi Pengendalian Penyakit TB dan HIV;
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 21 tahun 2013 tentang Penanggulangan
HIV dan AIDS;
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 74 tahun 2014 tentang Pedoman
Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV;
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 87 tahun 2014 tentang Pedoman
Pengobatan Antiretroviral;
MEMUTUSKAN

Menetapkan:

KESATU : Pemberlakuan Pedoman Pengorganisasian Tim HIV-AIDS RS Permata Hati

KEDUA : Pedoman Pengorganisasian Tim HIV-AIDS RS Permata Hati secara


terinci sebagaimana tercantum dalam keputusan ini.
KETIGA : Surat keputusan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi
minimal 1 tahun sekali
KEEMPAT : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan dilakukan
perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di: Muara Bungo


Tanggal:
Direktur RS Permata Hati

dr. Nurul Mufti, MARS


Lampiran Peraturan Direktur Rumah Sakit Permata Hati

Nomor :…./SK/DIR/RSPH/.../
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Tim HIV-AIDS
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1


BAB II. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT .......................................................................... 2
BAB III. VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI, DAN TUJUAN RUMAH SAKIT ............................ 5
BAB IV. STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT ................................................................ 7
BAB V. STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA .................................................................... 8
BAB VI. URAIAN JABATAN .......................................................................................................... 9
BAB VII. TATA HUBUNGAN KERJA .......................................................................................... 12
BAB VIII. POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL ......................................... 14
BAB IX. KEGIATAN ORIENTASI ............................................................................................... 15
BAB X. PERTEMUAN/ RAPAT................................................................................................... 16
BAB XI. PELAPORAN ................................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN

Sejak kasus HIV-AIDS dilaporkan pertama kali pada tahun 1981, HIV/AIDS semakin menjadi
ancaman global di berbagai negara. Diperkirakan pada tahun 2007, berkisar antara 30 hingga 36
juta orang di dunia menderita HIV. Kasus pertama AIDS di Indonesia dilaporkan pada tahun 1987,
hingga sekarang kasus HIV-AIDS terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Departemen
Kesehatan, jumlah kasus kumulatif hingga tahun 2009 dilaporkan sebanyak 6668 kasus infeksi
HIV, 16.964 kasus AIDS, dan 3492 orang di antaranya meninggal. Diperkirakan terdapat 7 hingga
8 orang tiap 100.000 penduduk Indonesia menderita AIDS.
Status epidemi HIV dan AIDS di Indonesia sudah dinyatakan pada tingkat concentrated
epidemic level oleh karena angka prevalensi kasus HIV dan AIDS di kalangan subpopulasi tertentu
di atas 5%. Hasil Surveilans Terpadu HIV dan Perilaku (STHP) tahun 2009 menunjukan angka
estimasi orang dengan HIV-AIDS (ODHA) di kalangan wanita penjaja seks (WPS) langsung 6%,
WPS tidak langsung 2%, waria 6%, pelanggan WPS 22%, pasangan pelanggan 7%, lelaki seks
lelaki (LSL) 10%, warga binaan 5%, pengguna napza suntik 37%, dan pasangan seks penasun 5%.
Saat ini perkembangan epidemi HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. Indonesia
berada pada level epidemi HIV terkonsentrasi (concentrated epidemic) kecuali Papua yang
termasuk epidemi HIV yang meluas. Sebagian besar infeksi baru diperkirakan terjadi pada
beberapa sub-populasi berisiko tinggi yaitu pengguna napza suntik, hetero dan homoseksual
(WPS, waria). Sejak tahun 2000, prevalensi HIV mulai konstan di atas 5% pada beberapa sub-
populasi berisiko tinggi tertentu. Di Papua (Provinsi Papua dan Papua Barat), prevalensi HIV
menunjukkan tingkat epidemi yang meluas (generalized epidemic) yaitu lebih besar dari 1% pada
masyarakat umum. Hasil estimasi jumlah ODHA di Indonesia tahun 2009 berkisar 142.187
ODHA (97.652–187.029). Penggunaan jarum suntik merupakan cara transmisi HIV yang
terbanyak (53%) diikuti dengan transmisi heteroseksual (42%). Di Indonesia menurut data
Kementerian Kesehatan RI hingga Desember 2014, secara kumulatif jumlah kasus AIDS yang
dilaporkan berjumlah 65.390.
Penularan dan penyebaran HIV dan AIDS sangat berhubungan dengan perilaku beresiko, oleh
karena itu penanggulangan harus memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
perilaku tersebut. Bahwa kasus HIV dan AIDS diidap sebagian besar oleh kelompok perilaku
resiko tinggi yang merupakan kelompok yang dimarginalkan, maka program-program pencegahan
dan penanggulangan HIV dan AIDS memerlukan pertimbangan keagamaan, adat-istiadat dan
norma-norma masyarakat yang berlaku disamping pertimbangan kesehatan. Perlu adanya
program-program pencegahan HIV dan AIDS yang efektif dan memiliki jangkauan layanan yang
semakin luas dan program-program pengobatan, perawatan dan dukungan yang komprehensif bagi
ODHA maupun OHIDA untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan adanya Pedoman Pengorganisasian Pelayanan
HIV/AIDS Rumah Sakit, sehingga dapat diimplementasikan, berkontribusi meningkatkan kinerja
pelayanan kasus HIV/AIDS yang akhirnya dapat menjamin pasien dan masyarakat menerima
pelayanan berkualitas dan aman.

1
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Rumah Sakit Permata Hati merupakan rumah nsakit umum dengan pelayanan kesehatan mulai dari yang
bersifat umum sampai dengan yang bersifat spesialistik, yang dilengkapi penunjang medis 24 jam.

Rumah sakit permata hati berlokasi di jl. Lebai hasan rt.06, rw.02 kel. Sei. Pinang, kec. Bungo dani,
Muara Bungo kode pos 37211, Jambi, Indonesia. Telp (0747)7331122/7331123, WA 082184612206,
dengan alamat email PermataHati@yahoo.com.

Rumah sakit permata hati di resmikan tanggal 01 maret 2016dengan status berada di bawah kepemilikan
PT.Permata Griya Husada. Rumah sakit Permata hati merupakan rumah sakit swasta tipe C yang pada
saat ini di pimpin oleh dr. Nurul Mufti,MARS selaku direktur.

Rumah sakit permata hati memberikan beragam jenis pelayanan medis di antaranya poliklinik umum,
bedah, penyakit dalam, jantung, anak, kebidanan, mata, dan gigi serta ruang rawat inap yang terdiri dari
kelas S.VIP, VIP.B, VIP.c, kelas 1, 2 dan 3. Yang dilengkapi dengan pelayanan laboratorium, radiologi
dan farmasi. Kapasitas tempat tidur pasien yang disediakan rumah sakit permata hati sebanyak 60 tempat
tidur

Kebijakan rumah sakit permata hati adalah setiap pasien yang datang dilayani kebutuhannya secara tuntas
dengan menyediakan keperluan perawatan dan pengobatan pasien , baik obat yang diperlukan maupun
alat yang di perlukan, tanpa member resep yang harus dibeli oleh pasien, tanpa uang muka,. Semua barui
di bayar oleh pasien setelah pasien pulang. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang telah ada sejak
rumah sakit berdiri.

1. Fasilitas

Pelayanan di rumah sakit permata hati meliputi

a. Fasilitas pelayanan medis

1. Rawat jalan

Beberapa poliklinik yang tersedia

1. Poliklinik umum

2. ODC

3. IGD 24 jam

4. Poliklinik spesialis

 Penyakit dalam

6
 Bedah

 Mata

 Jantung

 Gigi

 Anak

 Kebidanan

2. Rawat Inap

Fasilitas rawat inap terdiri dari

Kamar perawatan kelas S.VIP

Kamar perawatan VIP.B

Kamar perawatan VIP.C

Kamar perawatan kelas 1

Kamar perawatan kelas 2

Kamar peratawan kelas 3 anak

Kamar perawatan kelas 3 ibu

3. Kamar perawatan khusus

 ICU/NICU/PICU

4. Kamar bersalin

b. Fasilitas penunjang medis

1) Laboratprium 24 jam

2) Unit farmasi

3) Unit gizi

4) Unit rehabilitasi medic

5) Unit IPSRS

6) Unit CSSD/OK

c. Prasarana
7
1. Kapasitas tempat tidur

2. Luas bangunan

3. Sumber air rumah sakit

4. System komunikasi

5. System informasi rumah sakit

8
BAB III
VlSI, MISI,MOTO RUMAH SAKIT

A. Visi Rumah Sakit Permata Hati

Terpercaya dan Di pilih

B. Visi Rumah Sakit Permata Hati

1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan

2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM, sarana dan prasarana.

C. Falsafah rumah sakit permata hati

Mengutamakan kesembuhan, keselamatan pasien dan kepuasan keluarga.

D. Motto rumah sakit permata hati

PERMATA (peduli, ramah, manusiawi, tanggap)

9
BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT PERMATA HATI

10
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

DIREKTUR RSU PERMATA


HATI

KETUA TIM HIV-AIDS

SEKRETARIS

ADMINISTRASI HUMAS
DOKTER UMUM/
DOKTER SPESIALIS

KONSELOR

INSTALASI
LABORATORIUM

INSTALASI
FARMASI

11
BAB VI
URAIAN JABATAN

Uraian tugas Tim HIV-AIDS Rumah Sakit Umum Wiradadi Husada adalah sebagai berikut:
a. Ketua
Tugas:
1. Menyusun perencanaan kebutuhan operasional (sarana dan prasarana klinik)
2. Melakukan koordinasi secara internal maupun eksternal rumah sakit terkait dengan
operasional klinik
3. Membuat program kerja Klinik VCT
4. Membuat prosedur kerja serta uraian tugas Tim HIV-AIDS
5. Mengawasi pelaksanaan kegiatan Pelayanan
6. Melakukan evaluasi kegiatan pelayanan
7. Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa layanan secara keseluruhan berkualitas
sesuai Pedoman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
8. Mengkoordinir pertemuan berkala dengan seluruh staf konseling dan testing minimal tiap
bulan sekali
9. Melakukan jejaring kerja dengan rumah sakit, lembaga-lembaga yang bergerak dalam
bidang VCT untuk memfasilitasi pengobatan, perawatan dan dukungan
10. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
11. Melakukan monitoring internal dan penilaian berkala kinerja seluruh petugas Tim HIV-
AIDS
12. Memantapkan system atau mekanisme monitoring dan evaluasi layanan yang tepat
13. Menyusun dan melaporkan laporan bulanan dan laporan tahunan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyumas
14. Memastikan logistik terkait KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) dan bahan lain yang
dibutuhkan untuk pelayanan konseling dan testing.
15. Memantapkan pengembangan diri melalui pelatihan peningkatan ketrampilan dan
pengetahuan HIV-AIDS.
b. Sekretaris
Tugas:
1. Bertanggung jawab terhadap Ketua Tim HIV-AIDS
2. Bertanggung jawab terhadap pengurusan perijinan Klinik VCT dan registrasi konselor VCT
3. Melakukan surat menyurat dan administrasi terkait
4. Melakukan tata laksana dokumen, pengarsipan, melakukan pengumpulan, pengolahan dan
analisa data
5. Membuat pencatatan dan pelaporan.
c. Dokter/ Dokter Spesialis
Tugas:
1. Melakukan koordinasi pelaksanaan pelayanan medis

12
2. Melakukan pemeriksaan medis, pengobatan, perawatan maupun tindak lanjut terhadap
klien
3. Melakukan rujukan (pemeriksaan penunjang, laboratorium, dokter ahli dan konseling
lanjutan)
4. Melaksanakan konsultasi kepada dokter ahli
5. Membuat laporan kasus
d. Konselor
Tugas:
1. Membangun hubungan baik dan meningkatkan kepercayaan kepada klien
2. Berfikir positif / pemahaman positif terhadap tata nilai klien
3. Menyiapkan psikologis klien melalui pretest dan pasca test
4. Memfasilitasi klien untuk mengikuti test HIV-AIDS
5. Membuka dan menyampaikan hasil test bersama klien secara tepat, singkat dan benar
6. Menjaga kerahasiaan klien
7. Mendata semua kegiatan konsultasi
8. Membuat lapotran kegiatan konsultasi kepada Tim untuk dilaporkan lebih lanjut
9. Berkonsultasi dengan dokter spesialis atas klien yang ditangani jika dibutuhkan
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Klinik
11. Sebagai konselor bagi pasien, keluarga dan komunitas dalam menghadapi perubahan
kesehatan, ketidakmampuan dan kematian
12. Sebagai komunikator dan pendengar yang baik dalam memberikan dukungan dan motivasi
13. Membantu pasien sebagai individu agar kemampuan mereka meningkat sehingga tercipta
kenyamanan untuk meningkatkan kualitas hidup
14. Bekerja sama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV-AIDS agar terbentuk kerjasama
yang sinergis.
e. Petugas Instalasi Laboratorium
Tugas:
1. Mengambil sampel darah klien sesuai dengan SPO
2. Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai prosedur dan standar laboratorium yang telah
ditetapkan.
3. Menerapkan kewaspadaan baku dan transmisi
4. Melakukan pencegahan pasca pajanan okupasional
5. Mengikuti perkembangan kemajuan dan teknologi pemeriksaan laboratorium
6. Mencatat hasil testing HIV dan sesuaikan dengan nomor identifikasl klien
7. Menjaga kerahasiaan hasil testing HIV
8. Melakukan pencatatan, menjaga kerahasiaan dan merujuk ke laboratorium rujukan.
f. Petugas Instalasi Farmasi
Tugas:
1. Mengelola obat infeksi oportunistik (IO)
2. Menyediakan dan memberikan obat IO yang berasal dari resep dokter spesialis
3. Mencatat pemasukan dan pengeluaran obat IO secara teratur

13
4. Mempersiapkan obat IO bagi ODHA
5. Menjaga kondisi IO supaya tetap baik
6. Menjaga kerahasiaan ODHA
7. Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV-AIDS agar terbentuk kerjasama
yang sinergis
g. Administrasi
Tugas:
1. Melakukan pendaftaran klien
2. Menyiapkan CM dan formulir Rekam Medis Pasien VCT
3. Menghubungi petugas laboratorium pada saat ada pelayanan darah
4. Mengatur jadwal tugas konselor
5. Mengusulkan kebutuhan administrasi klinik VCT
6. Membuat laporan bulanan klinik VCT
7. Turut menjaga kerahasiaan klien yang berkunjung ke klinik VCT
8. Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV-AIDS agar terbentuk kerjasama
yang sinergis
9. Bertanggungjawab dalam system pencatatan dan pelaporan klinik VCT secara penuh.
h. Humas
Tugas:
a. Menyelenggarakan promosi komunikaasi perubahan dan membangun dukungan
masyarakat bagi kolaborasi kegiatan penanggulangan HIV-AIDS.
b. Melakukan kerjasama jejaring kerja dengan rumah sakit, lembaga-lembaga yang bergerak
dalam bidang VCT untuk memfasilitasi pengobatan, perawatan dan dukungan
c. Menyediakan logistik terkait KIE dan bahan lain yang dibutuhkan untuk pelayanan
konseling dan testing
d. Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV-AIDS agar terbentuk kerjasama
yang sinergis
e. Mengusulkan kebutuhan terkait pelayanan HIV-AIDS
f. Membuat laporan bulanan
g. Turut menjaga kerahasiaan klien yang berkunjung ke Klinik VCT

14
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Dalam melaksanakan tugasnya, Tim HIV-AIDS wajib menerapkan prinsip koordinasi,


integrasi dan sinkronisasi baik secara internal maupun eksternal dengan unit-unit kerja lain
(Komite Medik, Komite PPIRS, Komite K3RS, Komite PMKP, Komite Keperawatan, Komite
Kesehatan Lain, dan unit kerja lainnya) sesuai dengan tugasnya masing-masing.
1. Koordinasi, Integrasi dan Sinkronasi Secara Eksternal
a. Komite Medis
Koordinasi dalam pelayanan pasien HIV AIDS dengan Kelompok Staf Medis (KSM)
diluar KSM Penyakit Dalam. Komite Medis memberikan kewenangan pelayanan pasien
geriatri kepada staf medis yang telah dilakukan kredensial. Komite Medis juga
mengawasi mutu profesi serta etik dan disiplin staf medis dalam pelayanan pasien geriatri.
b. Komite PPIRS
Koordinasi dalam identifikasi dan penurunan risiko infeksi yang dapat ditularkan serta
pengendalian lingkungan rumah sakit untuk menciptakan lingkungan rumah sakit yang
aman dan risiko infeksin.
c. Komite PMKP
Koordinasi dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit.
d. Komite Keperawatan
Koordinasi dan integrasi keperawatan geriatri.

e. Unit Kerja Lain


Koordinasi dengan Instalasi Rekam Medis, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap,
Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Perawatan Intensif dan Recovery Room, Case Manager,
Bidang Keperawatan, dan Palayanan Umum untuk menjamin asuhan pasien yang
terintergasi dan kontinuitas pelayanan.

2. Koordinasi, Integrasi dan Sinkronasi Secara Internal


a. Kegiatan Tim HIV-AIDS secara internal dilakukan melalui koordinasi, integrase, dan
sinkronasi di antara coordinator dan sekretaris. Alur pelaksanaan tugas dilakukan secara
berjenjang dari coordinator sampai pada Ketua Tim HIV-AIDS.
b. Tim HIV-AIDS mengawasi bawahan dan apabila terjadi penyimpangan wajib mengambil
langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

15
c. Tim HIV-AIDS bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya dan
memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
d. Tim HIV-AIDS wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada
atasan serta menyampaikan laporan berkala pada waktunya.

Tata Hubungan Kerja Tim HIV-AIDS

DIREKTUR RSU
KOMITE MEDIS PERMATA HATI

KOMITE
KEPERAWATAN PENUNJANG
MEDIS
KOMITE PPIRS
TIM HIV-AIDS
KOMITE PMKP
PELAYANAN
UMUM

Keterangan: ▬, garis komando


--, garis koordinasi

16
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Pola ketanagaan dan kualifikasi personil Tim HIV-AIDS dideskripsikan sebagai berikut:

JABATAN SPESIFIKASI PENDIDIKAN JUMLAH


Ketua Tim 1. Dokter Umum 1
2. Telah mendapatkan pelatihan HIV-
AIDS
Sekretaris 1. DIII atau S1 Keperawatan 1
2. Telah mendapatkan pelatihan HIV-
AIDS
Humas 1. Minimal DIII 1
2. Telah mendapatkan pelatihan HIV-
AIDS
Administrasi 1. Minimal DIII 1
2. Telah mendapatkan pelatihan HIV-
AIDS
Konselor 1. Minimal DIII keperawatan atau S1 1
Kedokteran.
2. Telah mendapatkan pelatihan HIV-
AIDS

17
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Untuk karyawan baru mengikuti orientasi umum dan orientasi khusus, sedangkan karyawan
lama hanya mengikuti orientasi khusus:

No. Materi Kegiatan Lama Pembimbing


Orientasi
1. Materi Umum
2. Orientasi Khusus a. Pengenalan SOTK 3 hari Ketua Tim
meliputi: Tim HIV-AIDS, HIV-AIDS
a. Pedoman organisasi Peran dan tugas Tim
Tim HIV-AIDS HIV-AIDS (uraian
b. Pedoman Pelayanan tugas)
TIM HIV-AIDS b. Pengenalan
c. SPO dan alur Pelayanan VCT
kegiatan pelayanan c. Sosialisasi SPO dan
VCT alur pelayanan VCT
d. Pencatatan & d. Pencatatan &
Pelaporan Pelaporan
e. Orientasi lingkungan e. Pengenalan
RS Permata Hati lingkungan RS
Permata Hati

18
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT

1. Pertemuan rutin bulanan yang diselenggarakan satu bulan sekali, guna membahas evaluasi
kerja bulan berjalan, pembahasan masalah atau kendala-kendala, serta sosialisasi kebijakan
terbaru di RS Permata Hati
2. Rapat Koordinasi yang diselenggarakan dengan mengundang unit terkait yang berhubungan
dengan kegiatan pelayanan Klinik HIV-AIDS
3. Pertemuan insidentil dilaksanakan sewaktu waktu jika diperlukan sifatnya mendesak dan tidak
terjadwal

19
BAB XI
PELAPORAN

1. Pelaporan Harian
Menerima dan membaca laporan kegiatan dari masing-masing anggota selama seminggu
berjalan
2. Pelaporan Bulanan
Menganalisa laporan hasil kerja bulanan yang disampaikan oleh koordinator
3. Laporan per 3 bulan yang di laporkan ke direktur
4. Pelaporan Tahunan
a. Menyusun laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas di Klinik VCT
b. Menyusun rencana tahunan untuk Klinik VCT

20

Anda mungkin juga menyukai