Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
CT-Scan merupakan suatu alat kedokteran yang digunakan untuk radiodiagnostik
dengan menggunakan sinar-x. Gambar yang dihasilkan berupa irisan atau potongan yang
dapat memudahkan dokter dalam mendiagnosa pasien. Dalam dunia kedokteran alat CT-
Scan biasa digunakan untuk pemeriksaan pencitraan tubuh seperti otak, dada, atau perut dan
membantu dalam proses operasi atau otopsi.
Pada tahun 1972, Godfrey N. Hounsfield dan J. Ambrose bekerja di Central Research
Lab of EMI, Ltd di Inggris menghasilkan gambar klinis pertama dengan CT-Scan
(Computed Tomography Scan). Dan merupakan awal dimulainya era baru
perkembangan diagnostic imajing. Awal pemeriksaan yang dilakukan hanya terbatas
pada CT kepala saja dan etelah itu perkembangan CT Scan sangat pesat. Dimulai dari
generasi I yang hanya memiliki satu detector dan menggunakan berkas Pencil Beam,
sampai yang sekarang yang sudah menggunakan Multi Slice Detector (MSCT) dan Dual
Source CT (DSCT). Salah satu keunggulan alat CT-Scan yaitu merupakan prosedur non-
invasif (tidak butuh pembedahan), aman, dan ditoleransi dengan baik.

1.2 Tujuan
1. Menjelaskan definisi dari alat CT-Scan.
2. Menjelaskan prinsip dasar dan manfaat serta efek samping dari alat CT-Scan.
3. Memaparkan system-sistem alat CT-Scan.
4. Memaparkan prinsip kerja.
5. Mengetahui sejarah serta perkembangan generasi pada alat CT-Scan.

1.3 Manfaat
1. Dapat menjelaskan definisi CT-Scan.
2. Dapat mengetahui manfaat alat CT Scan.
3. Dapat memaparkan prinsip kerja dan system-sistem pada alat CT-Scan.
4. Dapat mengetahui sejarah dan perkembangan generasi alat CT-Scan.
5. Dapat mengetahui dampak efek samping
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
CT Scan merupakan peralatan radiodiagnostik dengan menggunakan sinar-x.
Gambar yang dihasilkan merupakan pemetaan dari penyerapan objek terhadap sinar-x .
Perbedaan pemotretan sinar-x biasa (konvensional) dengan CT-Scan adalah gambar yang
ditampilkan merupakan gambar potongan axial, sedangan pada pemotretan sinar-x
konvensional merupakan gambaran AP,PA atau lateral (pada bidang tegak lurus).
Permasalahan saat awal penciptaan CT-Scan yaitu ditemukannya beberapa kelemahan:
1. Dihasilkan bayangan saling berhimpit dari dua objek yang disinari meskipun mempunyai
kedalaman yang berbeda
2. Kehitaman bayangan yang sama dari objek yang mempunyai densitas dan ukuran yang
berbeda
3. Menghasilkan ukuran yang berbeda dari dua objek dengan ukuran sama akan tetapi letak
berbeda, semakin dekat objek dengan sumber akan mengasilkan bayangan semakin besar
sebaliknya semakin jauh objek dari sumber sinar akan menghasilkan bayangan yang lebih
kecil
Untuk itu ditemukan menggunakan teknik tomogram yaitu bayangan sinar-x pada film
dapat dikonsentrasikan hanya pada objek yang dikehendaki, dengan cara menggerakan
tabung sinar-x selama penyinaran, gambar atau bayangan yang dihasilkan objek sangat jelas
dimana objek sekitarnya sedikit lebih kabur (blur). Teknik ini menjadi dasar penciptaan CT-
Scan .

Gambar 1. Mesin CT-Scan


2.2 Prinsip Dasar CT-Scan
Cara menggunakanya yaitu selama pemeriksaan pasien berbaring di meja yang melekat
pada scanner CT dan secara perlahan akan dipndahkan ke dalam cincin CT. Pemroses citra
(scanner) sendiri terdapat pada frame pipa. Saat mesin bekerja, pipa pemroses citra berputar
dan menembakkan sinar rontgen ke arah pasien dari berbagai sudut. Setiap putaran, sekitar
1.000 gambar bagian dalam pasien diambil. Gambar-gambar kemudian di-compile oleh
komputer sehingga menghasilkan gambar cross-sectional bagian dalam tubuh pasien Waktu
yang digunakan sampai proses scanning selesai berkisar dari 45 menit sampai 1 jam
tergantung pada jenis CT-Scan yang digunakan ( waktu ini termasuk waktu check-in nya).
Prosedur scanning mengharuskan pasien meminum suatu material cairan kontras untuk
melakukan proses scanning khususnya pada daerah perut.

2.3 Manfaat CT-Scan


1. Dapat digunakan untuk diagnosis, contoh : Untuk membantu dokter untuk
memvisualisasikan nodul atau tumor kecil, yang tidak dapat melihat dengan rontgen
sinar-X biasa.
2. Dapat melakukan pemeriksaan pencitraan tubuh untuk membuat gambar rinci secara
potongan dari bagian tubuh dan struktur dalam tubuh seperti otak, dada, atau perut .
3. CT-Scan dapat membantu kegiatan operasi atau otopsi.
4. CT merupakan prosedur non-invasif (tidak butuh pembedahan), aman, dan ditoleransi
dengan baik.
5. Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa sakit
6. Citra yang diperoleh beresolusi lebih tinggi
7. Dapat difokuskan pada satu organ atau objek
8. Citra perolehan CT Scan tepat dan akurat.

2.4 Sistem CT Scan


Peralatan sistem CT Scan terdiri atas tiga bagian, yaitu:
1. Sistem Pemroses Citra
2. Sistem Komputer dan Kendali
3. Stasiun Operasi dan Stasiun Pengamat
Gambar 2. Blok Diagram Sistem CT-Scan

a. Sistem Pemroses Citra (Scanner)


Sistem pemroses citra terdapat dalam frame pipa dari mesin dan merupakan bagian
sistem yang langsung berhadapan dengan objek/pasien. Scanner terdiri atas sumber
sinar-x, collimator, detektor, dan bagian akuisisi data.

Gambar 3. Diagram Blok scanner (pemroses citra) CT Scan


Sumber sinar-x menembakkan sinar-x ke arah pasien. Collimator merupakan penghalang
sinar radiasi dan berfungsi untuk memfokuskan sinar-x yang ditembakkan oleh x-ray tube
pada satu slice (potongan) saja. Tinggi collimator ditentukan untuk mendapatkan
ketebalan irisan yang diinginkan. Detektor radiasi biasanya berupa detektor ionisasi gas.
Jika tabung pada detektor ditembus oleh radiasa maka akan terjadi ionisasi gas-gas di
dalamnya. Ionisasi tersebut menimbulkan arus listrik pada keluaran detektor yang
sebanding dengan intensitas sinar radiasi yang mengenai receiver detektor. Keluaran
detektor kemudian dikirim ke bagian akuisisi data yang berfungsi mengubah besaran-
besaran listrik dari detektor menjadi sinyal analog yang kemudian akan melalui konversi
Analog-to-Digital. Hasil pengkonversian A/D itu dikirim ke bagian komputer dan kendali
untuk di-compile oleh komputer.
b. Sistem Komputer dan Kendali
Bagian komputer bertanggung jawab atas rekonstruksi gambar dan sistem kendali
seluruh sistem CT Scan. Sistem Komputer dan Kendali ini terdiri atas prosesor, sistem
I/O, dan hard disk. Processor atau CPU (unit pemroses pusat) mempunyai fungsi untuk
membaca dan menginterprestasikan instruksi, melakukan penghitungan, dan
menyimpan hasil-hasil dalam memory. CPU yang digunakan mempunyai bus data 16,32
atau 64 bit. Tipe komputer yang digunakan bisa mikro komputer dan bisa mini
komputer, namun harus memenuhi unjuk kerja dan kebutuhan sistem CT Scanner.
Harddisk mempunyai fungsi untuk menyimpan data dan software.
c. Stasiun Operator dan Stasiun Pengamat
CT Scanner pada umumnya dilengkapi dengan dua buah monitor dan keyboard.
Masing-masing sebagai operator station dan viewer station dan keduanya mempunyai
tugas yang berbeda. Operation Station mempunyai fungsi sebagai operator kontrol untuk
mengontrol beberapa parameter scan seperti tegangan anoda, waktu scan dan besarnya
arus filamen. Sedangkan viewer station mempunyai fungsi untuk memanipulasi sistem
pemroses citra. Bagian ini mempunyai sistem kontrol yang dihubungkan dengan sistem
keluaran seperti hard copy film, magnetic tape, dan paper print out. Dari bagian ini dapat
dilakukan pekerjaan untuk menganalisa hasil scanning.
Contoh citra yang diperoleh CT Scanner :

Gambar 4. Gambar axial dan 3D dari tenggorokan manusia

2.5 Efek samping CT-Scan


Resiko atau efek samping yang ditimbulkan sangatlah kecil. Akan tetpi harganya
lebih mahal, CT-Scan tidak menimbulkan efek samping dalam jangka panjang,sehingga
sangat kecil kemungkinan untuk terjadinya kanker karena menjalani pemeriksaan ini.
Apabila pemeriksaan menggunakan zat kontras, maka dapat timbul reaksi alergi pada orang-
orang yang sensitive terhadap zat tersebut. Reaksi alergi ini pada umumnya ringan, berupa
gatal atau timbul kemerahan pada kulit Jarang reaksi alergi yang dapat mengancam nyawa.
Walaupun aman dan tidak menimbulkan efek samping, pemeriksaan CTS can tidak
dianjurkan pada wanita yang sedang hamil karena sinar radiasi yang digunakan ditakutkan
dapat mengganggu perkembangan janin. Oleh karena lebih baik menggunakan USG atau
MRI. Kekurangan dari CT-Scan adalah karena CT Scan menggunakan sinar x maka tentu
saja pasien yang sedang dalam pemeriksaan CT Scan akan terpapar dengan sinar x. CT Scan
dengan teknologi saat ini hanya akan memaparkan 4% saja dari radiasi sinar x yang
dipaparkan oleh alat Rontgen sinar X biasa. Oleh karena itu ibu hamil tak dapat melakukan
pemeriksaan CT Scan dan wajib memeberitahukan kondisi kehamilannya pada dokter
sebelum dokter merekomendasikan pemeriksaan CT Scan.

2.6 Sejarah perkembangan CT-scan


a. Tanggal 11 Agustus 1895 radiasi sinar-x ditemukan oleh ahli fisika Wilhem Conrad
Rontgen berkebangsaan Jerman (1845-1923) dimana dikembangkan suatu teknik
untuk memisahkan gambaran overlapping suatu organ yang diperiksa
(Tomografi). Teknik ini yaitu menggerakkan tabung sinar-x dan film dalam kaset
secara bersamaan, dan fulcrum untuk titik focus dari organ yang akan diperiksa.
Organ di bagian atas dan bawah obyek yang diperiksa tampak blur (samar)
sedangkan objek yang diperiksa tampak jelas.
b. Teknik Tomografi pertamakali digunakan tahun 1935.
c. Pada tahun 1972, Godfrey N. Hounsfield dan J. Ambrose bekerja di Central Research
Lab of EMI, Ltd di Inggris menghasilkan gambar klinis pertama dengan CT-Scan
(Computed Tomography Scan). Dan merupakan awal dimulainya era baru
perkembangan diagnostic imajing. Awal pemeriksaan yang dilakukan hanya
terbatas pada CT kepala saja.
d. Pada tahun 1975 diperkenalkan pertama kali Whole Body scanner (CT-Scan
seluruh tubuh) untuk penunjang klinis.
e. Pada tahun 1989, W.A. Kalender dan P. Vock melakukan pemeriksaan klinis
pertama dengan menggunakan Spiral CT.
f. Pada tahun 1998 diperkenalkan alat Multi Slice CT (MSCT) dengan 4 slice.
g. Pada tahun 2000 dikembangkan PET/CT system
h. kemudian di tahun 2001 dikembangkan CT Scan 16 slice.
i. Pada tahun 2004 dikembangkan teknik CT Scan 64 slice dan lebih dari 40000
instalasi CT untuk aplikasi klinik.

2.7 Perkembangan Generasi CT Scan dan gambar perbedaan tabung detektor pada CT
Perkembangan CT Scan sangat pesat. Dimulai dari generasi I yang hanya
memiliki satu detector dan menggunakan berkas Pencil Beam, sampai yang sekarang
ini sudah menggunakan Multi Slice Detector (MSCT) dan Dual Source CT (DSCT).

1. Generasi Pertama
Perintis : EMI, London, 1977
X-ray : pencil beam
Gerakan : translate – rotate
Detektor : single detector
Rotasi : 180 derajat
Waktu : 4,5 – 5,5 menit / scan slice
Applikasi : head scan
Pada generasi pertama prinsip pergerakan tabung menggunakan prinsip yang
dinamakan translation-rotation. Dimana hanya memiliki satu detektor dan untuk

menghasilkan satu scanning lengkap dan memerlukan waktu scanning 135-300s.


Gambaran pergerakan tabung dan detector:

2. Generasi Kedua
X-ray : narrow fan beam
Gerakan : translate – rotate
Detektor : multi detector ( 3-60)
linier array detector
Rotasi : 180 derajat
Waktu : 20 detik - 2 menit / scan slice
App : head scanner
CT scan generasi kedua menggunakan prinsip translation-rotation tapi yang
membedakannya dengan generasi pertama yaitu generasi ini digunakan detektor
berjenis series dan waktu yang diperlukan untuk satu kali scanning paling cepat
sebesar 5 – 150s.
Gambaran gerakan tabung dan detector pada alat CT Scan generasi kedua :
3. Generasi Ketiga
X-ray : wide fan beam

Gerakan : rotate – rotate


Detektor : multi detector (10-280) curve array detector
Rotasi : 360 derajat
Waktu : 1,4-14 detik / scan slice
App : whole body scanner
Generasi ketiga ini antara pergerakan tabung dan detektornya menggunakan
prinsip rotation. Dimana bentuk detektornya setengah lingkaran. Lamanya waktu
yang dibutuhkan satu kali scanning paling cepat sebesar 0,4 – 10s.

Gambaran gerakan tabung dan detector pada generasi ketiga:


4. Generasi Keempat
X-ray : wide fan beam
Gerakan : stationary-rotate system
Detektor : multi detector (424-2400)
slip ring detector
Rotasi : 360 derajat
Waktu : <10 detik / scan slice
App : whole body scanner
CT Scan generasi ini detektornya berbentuk seperti cincin yang dinamakan
ring. Sehingga hanya tabungnya saja yang berputar 360 derajat dan detektornya
statis (diam). Waktu yang diperlukan untuk satu kali scanning selama 1 – 5s
Gambaran pergerakan tabung sinar-x dan detector :

5. Generasi Kelima (Electron Beam Technique)


Pada Electron Beam Technique tidak menggunakan tabung sinar-x, tapi
menggunakan electron gun yang memproduksi pancaran electron berkekuatan 130
KV. Pancaran electron difokuskan oleh electro-magnetic coil menuju fokal spot pada
ring tungsten. Proses penumbukkan electron pada tungsten menghasilkan energy
sinar-x. Sinar-x akan keluar melewati kolimator yang membentuknya menjadi
pancaran fan beam. Kemudian sinar-x akan mengenai obyek dan hasil
atenuasinya akan mengenai solid state detector dan selanjutnya prosesnya sama
dengan prinsip kerja CT Scan yang lain. Perbedaannya hanya pada pembangkit
sinar-x nya bukan menggunakan tabung sinar-x tetapi menggunakan electron gun

6. Generasi Keenam (Spiral / Helical CT)


Akuisisi data dilakukan dengan meja bergerak sementara tabung sinar-x
berputar, sehingga gerakan tabung sinar-x membentuk pola spiral terhadap pasien
ketika dilakukan akuisisi data. Pola spiral ini diterapkan pada konfigurasi rancangan
CT generasi ketiga dan keempat.
Pengembangan dari generasi III dan IV
X-ray : wide fan beam
Gerakan : stationary-rotate system
Meja bergerak dalam terowongan gantry selama scanning (spiral CT)
Detektor : multi detector (424-2400)
slip ring detector
Rotasi : 360 derajat
Waktu : <10 detik / scan slice
App : whole body scanner (multi slice, 3D, 4D)
Gambaran pergerakan tabung sinar-x, detector dan meja pasien:

7. Generasi Ketujuh (Multi Array Detector CT / Multi Slice CT)


Dengan menggunakan multi array detector, maka apabila kolimator dibuka
lebih lebar maka akan dapat diperoleh data proyeksi lebih banyak dan juga
diperoleh irisan yang lebih tebal sehingga penggunaan energy sinar-x menjadi lebih
efisien.

8. Generasi Kedelapan (Dual Source CT)


Dual Source CT (DSCT) menggunakan dua buah tabung sinar-x dan terhubung
pada dua buah detector. Masing-masing tabung sinar-x menggunakan tegangan
yang berbeda. Yang satu menggunakan tegangan tinggi (biasanya sekitar 140
KV) dan tabung yang lainnya menggunakan tegangan rendah (sekitar 80 KV).
DSCT berguna untuk menentukan jenis bahan atau zat
Dari perkembangan teknologi CT Scan dapat diperoleh indicator perkembangannya
sebagai berikut :

· Makin compact / ringkas komponennya


· Makin cepat scanning time nya
· Makin halus resolusinya
· Makin banyak slice nya
· Makin luas dimensinya
· Makin banyak manfatnya
· Makin kecil bahayanya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kelebihan alat CT-Scan lebih banyak daripada kekuranganya, dengan menggunakan
alat ini dapat dilakukan pemeriksaan non invasive. Selain itu juga alat ini menghasilkan
gambar dalam bentuk irisan (3 dimensi) yang mana memudahkan dalam pembacaan gambar.
CT-Scan ini merupakan termasuk teknik tomography yang mana hasil dari perkembangan
pesawat sinar-X yang sebelumnya yang hanya dapat menampakkan tubuh dalam dua
dimensi saja. Dengan menggunakan alat ini, bagian tubuh yang ukurannya kecil, dan
mempunyai bentuk yang sama seperti jaringan lainya dapat dibedakan seperti tumor dapat
terlihat dengan jelas. Selain dapat menyajikan gambar dalam 3 dimensi, keuntungan lain dari
CT-Scan adalah penggunaannya yang relatif mudah dan aman pada batas tertentu.
Daftar Pustaka
1. Siemens, Computed Tomography History and Technology, 2006
2. Kartawiguna, Daniel, Teknik Pesawat Pemindai Tomografi Komputer, 2010
3. Materi Kuliah D4 CT Scan, mata kuliah Teknik Pesawat CT danModalitas Imajing.
4. http://harinax-rayradiologi.blogspot.com/2013/05/ct-scan.html
5. http://ekopujisetiyantoscience.blogspot.com/2011/01/sejarah-perkembangan-ct-scan.html
6. http://radiodiagnostik2.blogspot.com/2010/02/ct-scan.html
7. Primamedika – Radiology.http://www.primamedika.com/radiology.htm
8. Elektro Indonesia – 3D CT Scan.http://www.elektroindonesia.com/elektro/no3d.html
9. X-ray computed tomography (Scan).http://en.wikipedia.org/wiki/Computed_tomography
10. NN, Alat Radiologi IV. Akademi Teknik Elektromedik
11. Hasan, Ir. Fakultas Teknik Universitas Pakuan, Bogor
12. Nugroho, Bintoro Siswo. Inspeksi Pemalsuan Produk dengan Teropong Otak.
13. http:\\www.fisik@net.htm. 2006
14. http://www.MedistraHospital.htm. Helical CT Scan. 2004
15. Swiss Radiology.http://swissradiology.com

Anda mungkin juga menyukai