Anda di halaman 1dari 5

Berikut ini beberapa contoh interaksi antar negara asean:

1. Organization Of Petroleum Exporting Countries (Opec)


Kerjasama ini terjalin antara tiga negara asia tenggara yaitu Indonesia, Singapura dan Myanmar. Kerjasama ini didasarkan
dari kebutuhan masing-masing negara dan ketiga negara yang bekerja sama memiliki kesamaan sebagai penghasil minyak
bumi. Salah satu syarat terjadinya interaksi sosialantar negara adalah adanya kesamaan kebutuhan dan dasar dari
kerjasamanya harus saking menguntungkan. Pada kerjasama ini Indonesia melakukan ekspor hasil pertanian ke
Singapura, Indonesia juga melakukan impor beras ke Singapura dan Myanmar.

2. ASEAN Convention On Counter Terrorism (Acct)


Kerjasama ini dilakukan Indonesia dengan berbagai negara di Asean dan tujuan dari kerjasama ini adalah untuk
melakukan pemberantasan terorisme yang sangat mengancam. Salah satu faktor penyebab masalah sosial yang terjadi
akibat terorisme adalah adanya ketakutan yang dirasakan masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan dengan
kerjasama ini langkah para teroris tidak akan terlalu bebas untuk melakukan teror di negara-negara Asean. Ada
banyak faktor perubahan sosial yang terjadi dengan adanya tindak terorisme dan hal ini membuat ancaman terorisme
sangatlah berbahaya.

3. Southeast Asian Games (Sea Games)


Sea Games adalah ajang pesta olahraga asia tenggara dan ajang ini sudah berlangsung sangat lama. Semua peserta ajang
olahraga ini adalah anggota asia tenggara dan proses terjadinya interaksi sosial dalam kerjasama ini terbentuk atas dasar
olahraga. Ajang ini mempertandingkan banyak sekali cabang olahraga dan sampai dengan saat ini anggota sea games
terdiri dari 11 negara. Salah satu cabang olahraga yang paling bergengsi di ajang ini adalah sepak bola, karena olahraga
ini memiliki banyak sekali penggemar di seluruh dunia.

4. ASEAN Tourism Agreement (Ata)


Kesepakatan antar negara asean ini terjadi di bidang pariwisata dan kerjasama ini dibentuk agar ada keuntungan yang
akan dihasilkan Indonesia. Ada banyak pengaruh interaksi sosial terhadap pembentukan lembaga sosial, karena dengan
adanya interaksi yang terjadi harus ada sebuah lembaga yang mengurus interaksinya. Dengan adanya kerjasama ini
banyak orang luar negeri yang datang ke Indonesia untuk melakukan kegiatan liburan dan hal ini akan meningkatkan
perekonomian kerakyatan. Ada banyak syarat terjadinya aktivitas sosial yang harus dipenuhi dalam menjalankan suatu
kerjasama dan contoh masalah sosial yang sering terjadi akibat dari sebuah kerjasama yang gagal adalah terjadinya
peperangan yang merugikan rakyat.

Kira-kira, apa sih yang dimaksud dengan kerjasama bilateral ini? Kerjasama bilateral itu adalah kerjasama yang terjadi di
antara 2 negara. Wah, cuma 2 negara aja nih, nggak lebih? Nggak usah banyak-banyaklah kalau bilateral, berdua aja.
Seperti kamu dan dirinya. Ciee.... Hahaha. Oh iya, kerjasama bilateral ini bisa terjadi baik untuk negara yang berada di
region yang sama maupun di region yang berbeda-beda. Contoh kerjasama bilateral antara lain kerjasama antara
Indonesia dan Jepang atau kerjasama antara Indonesia dan Jerman.

Jenis kerjasama selanjutnya disebut dengan kerjasama regional. Coba tebak, kenapa disebutnya kerjasama regional? Betul
banget! Disebut sebagai kerjasama regional karena negara-negara yang melakukan kerjasama ini ada di satu region atau
satu wilayah yang sama. Biasanya sih kerjasama regional ini bisa terjadi kalau negara-negara tersebut bergabung ke
dalam organisasi yang sama. Contohnya itu antara lain ASEAN dan Uni Eropa. Kamu tahu nggak itu singkatan dari apa
dan organisasinya bergerak di bidang apa? Coba tulis di kolom komentar, ya!
Baca Juga: Interaksi Antar Ruang di Bidang Ekonomi

Setelah sebelumnya kamu sudah belajar mengenai kerjasama regional, sekarang ada lagi nih bentuk kerjasama lainnya
yang bernama kerjasama sub-regional. Apa bedanya nih, dengan kerjasama regional? Kalau kerjasama sub-regional ini,
negara-negaranya tidak harus berada di satu region yang sama. Misalnya ada 2 negara yang regionalnya ASEAN, 1
negara lain regionalnya di Eropa. Itu mungkin saja terjadi, lho. Wah, makin luas ya kerjasama antar negaranya.

Jenis kerjasama selanjutnya adalah kerjasama antar regional. Dari melihat namanya aja, kamu udah tau dong
maksudnya? Yes, betul banget. Kerjasama antar regional ini adalah kerjasama yang terjadi di antara beberapa negara
dalam satu kawasan tertentu dengan beberapa negara lainnya yang berada di kawasan yang lain. Kira-kira apa contohnya,
ya? Contohnya ini antara lain kerjasama ASEAN dengan Uni Eropa, lho.

Bentuk kerjasama yang terakhir ini disebut kerjasama internasional. Berdasarkan namanya, sudah dapat terlihat dong,
kalau kerjasama internasional ini merupakan bentuk kerjasama yang paling luas? Hal itu dikarenakan kerjasama ini
melibatkan beberapa, bahkan banyak negara di dunia. Kamu tahu dong, salah satu contoh organisasi kerjasama
internasional ini? Betul banget! Salah satu contohnya adalah PBB. Selain PBB, ada juga yang namanya WTO, FAO,
Ecosoc, dan UNDP.
Interaksi Sosial
Setelah memahami konsep dasar interaksi, kita akan membahas mengenai interaksi sosial itu
sendiri. Interaksi sosial memiliki beberapa pengertian menurut para ahli, yaitu:

Soerjono Soekanto : “Proses sosial mengenai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat saat
individu dan kelompok sosial saling bertemu kemudian menentukan sistem dan hubungan sosial”

Gilin : “Hubungan-hubungan sosial yang dinamis serta menyangkut hubungan antar-individu dan
kelompok atau hubungan antar-kelompok.”

Broom & Selznic : “Proses bertindak yang dilandasi oleh kesadaran akan adanya orang lain dan
proses menyesuaikan respon sesuai dengan tindakan orang lain tersebutHomans : “Hal yang
terjadi ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain diberi ganjaran
dan respon dengan menggunakan suatu tindakan yang menjadi pasangan dari aktivitas tersebut.”

Kimball Young & Raymond W. Mack : “Hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan
antar-individu, antar-individu dengan kelompok, maupun antara satu kelompok dengan kelompok
lainnya

Jenis-Jenis Interaksi Sosial


Interaksi sosial memiliki beberapa jenis, yaitu:

Interaksi Sosial Individu dengan Individu

Sesuai dengan namanya, Salah satu dari jenis – jenis interaksi sosial ini terjadi antara dua
individu dan biasanya bersifat langsung. Interaksi sosial antar-individu terjadi ketika masing-
masing individu bertemu dan melakukan interaksi sosial satu sama lain. Interaksi sosial antar-
individu bisa terjadi dari hal yang paling sederhana, seperti misalnya saling menyapa dan
melemparkan senyum ketika berpapasan di jalan. (Baca juga: Komunikasi Islam)

Interaksi Sosial Individu dengan Kelompok

Jenis Interaksi sosial lainnya individu dengan kelompok terjadi ketika seseorang harus
berinteraksi dengan sekelompok orang, yang jumlahnya lebih dari tiga.

Hal ini bisa terjadi ketika seseorang tersebut merupakan bagian dari suatu kelompok dan ia
berinteraksi dengan anggota-anggota lain dalam kelompok tersebut. Atau bisa juga terjadi ketika
ia berhadapan dengan banyak orang, misalnya seorang pembicara yang menyampaikan pidato di
podium kepada masyarakat luas.

Interaksi Sosial Kelompok dengan Kelompok

Interaksi ini terjadi ketika terdapat dua kelompok yang berbeda, kemudian bertemu dan
melakukan interaksi. Pada interaksi ini, masing-masing anggota bukan lagi berinteraksi secara
individu namun sudah menyangkut kelompok. Tentunya interaksi sosial yang menyangkut antar-
kelompok harus dilakukan dengan lebih berhati-hati, karena jika tidak tepat cara melakukannya
akan menyebabkan konflik atau bahkan permusuhan. (Baca juga: Manajemen Komunikasi)

Bentuk Interaksi Sosial


Setelah memahami mengenai apa saja jenis interaksi sosial, selanjutnya kita perlu memahami
bagaimana bentuk dari interaksi sosial. Secara umum, interaksi sosial memiliki dua bentuk yaitu
asosiatif dan disosiatif. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
 Interaksi Sosial Asosiatif

Interaksi sosial asosiatif merupakan interaksi sosial yang memiliki nilai-nilai positif dan
mendukung individu atau kelompok dalam mencapai tujuannya. Interaksi sosial asosiatif ini
terbagi lagi ke dalam empat bentuk, yaitu:

Kerjasama (cooperation), merupakan usaha yang dilakukan bersama baik antar-individu maupun
antar-kelompok guna mencapai tujuan bersama juga. (Baca juga: Filsafat Komunikasi)

Akomodasi (accommodation), merupakan suatu proses penyesuaian dalam interaksi sosial yang
dilakukan oleh antar-individu maupun antar-kelompok guna meredakan konflik, pertentangan,
atau hal negatif lainnya yang terjadi.

Asimilasi (assimilation), merupakan proses penyerapan dan peleburan kebudayaan satu kepada
kebudayaan lainnya sehingga masing-masing pihak merasakan kebudayaan yang terlebur tersebut
menjadi milik bersama. (Baca juga: Sistem Komunikasi Indonesia)

Akulturasi (acculturation), merupakan proses penerimaan kebudayaan luar atau asing ke dalam
kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan unsur dan identitas asli kebudayaan sendiri menjadi
hilang.

 Interaksi Sosial Disasosiatif

Interaksi sosial disasosiatif memiliki sifat yang berkebalikan dengan interaksi asosiatif, yang
mana interaksi disosiatif lebih bersifat negatif. Interaksi disasosiatif dilakukan sebagai
pertentangan akan kepentingan dan tujuan individu lain atau kelompok. Berikut adalah
bentuk-bentuk dari interaksi sosial disasosiatif:

 Persaingan (competition), merupakan interaksi sosial yang terjadi ketika masing-


masing individu atau kelompok saling bersaing, berlomba, dan berkompetisi untuk
mencari keuntungan sendiri

 Pertentangan (social conflict), merupakan proses sosial dimana individu atau kelompok
menentang pihak lain karena adanya perbedaan tujuan dan kepentingan, baik dilakukan
secara sadar atau tidak. Pertentangan menimbulkan gap atau jurang pemisah antara
masing-masing pihak yang bertikai atau bertentangan.

 Kontraversi (controversion), merupakan bentuk ketidaksenangan atau ketidakpuasan


terhadap sesuatu yang dilakukan pihak lain, baik ditunjukkan secara terang-terangan
maupun sembunyi-sembunyi. Kontraversi merupakan bentuk interaksi sosial
disasosiatif yang terjadi antara persaingan dan pertentangan.

Pemerintahan colonial Belanda menerapkan kebijakan politik etis di tanah jajahan yakni di
Indonesia adalah karena banyaknya kritik dari dalam negeri kerajaan Belanda atas

pemerintahan kolonial Belanda di tanah jajahannya yakni di Indonesia. Kritik

tersebut menyatakan bahwa Belanda sudah mendapat kekayaan yang melimpah dari

eksploitasi sumber daya alam tanah jajahan mereka yakni Indonesia sehingga

Belanda menjadi negara yang makmur dan sejahtera, sementara tanah jajahan yang

menjadi sumber kekayaannya hidup memprihatinkan dengan kemiskinan dan


keterbelakangan.

Kemakmuran tersebut dapat dilihat dari pembangunan sistem transportasi kereta api, bendungan –
bendungan, jalan – jalan, dan lain sebagainya. Oleh karena kemakmuran yang didapat Belanda dari
hasil eksploitasi sumber daya alam di negara jajahan tersebut, maka sudah sepantasnya pemerintah
colonial Belanda membalas semua yang didapatnya tersebut sebagai hutang yang harus dibayar demi
kehormatan pemerintah Belanda, walaupun tidak dapat dapat dituntut dihadapan pengadilan.
Kebijakan pemerintah colonial Belanda untuk membalas hutang budi atau kehormatan tersebut
kemudian dikenal sebagai politik etis

Anda mungkin juga menyukai