Inovasi Pendidikan
Inovasi Pendidikan
PEMBAHASAN
1|Page
2.2 Tujuan Inovasi Pendidikan
Tujuan utama dari inovasi adalah berusaha meningkatkan kemampuan,
yakni kemampuan dari sumber-sumber tenaga, uang, sarana dan prasarana,
termasuk struktur dan prosedur organisasi. Selain itu, tujuan inovasi pendidikan
adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas
Seiring dengan peningkatan mutu pendidikan, inovasi pendidikan
khususnya inovasi pembelajaran dilakukan agar terciptanya program
pembelajaran yang inovatif. Program pembelajaran yang inovatif didesain
menjadi sebuah kegiatan yang menarik agar suasana pembelajaran di dalam kelas
tidak membosankan. Kreativitas dan inovasi juga dapat mencorakkan situasi
pembelajaran yang ceria. Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat
menerapkan inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan proses pembelajaran
yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.
Tahap demi tahap arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia:
a. Mengajar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan
ilmu dan teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan
sejajar dengan kemajuan tersebut
b. Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi
setiap warga Negara. Misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD,
SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi.
2|Page
Pada umumnya mereka mendambakan pendidikan yang lebih baik,
padahal di satu sisi kesempatan untuk itu sangat terbatas sehingga terjadilah
kompetisi atau persaingan yang sangat ketat. Berrkenaan dengan ini pula sekarang
bermunculan sekolah-sekolah favorit, plus, bahkan unggulan.
d. Menurunnya kualitas pendidikan
Kualitas pendidikan yang dirasakan makin menurun, yang belum mampu
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menuntut adanya
sejumlah perubahan. Bila tidak demikian, jelas akan berakibat fatal dan akan terus
ketinggalan.
e. Kurang adanya relevasi antara pendidikan dan kebutuhan masyarakat yang
sedang membangun
Dalam era modern sekarang, masyarakat menuntut adanya lembaga
pendidikan yang benar-benar mampu diharapkan terutama yang siap pakai dengan
dibekali skill yang diperlukan dalam pembangunan.
f. Belum mekarnya alat organisasi yang efektif serta belum tumbuhnya suasana
yang subur dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan yang
dituntut oleh keadaan sekarang dan yang akan datang
Kenyataan seperti ini disebabkan masih menimnya pengetahuan dan
wawasan masyarakat untuk membangun dirinya pada kemajuan-kemajuan.
3|Page
2.5 Sasaran Inovasi Pendidikan
1. Guru
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan
pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan
kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di
kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya
kepada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang dapat membentuk
kewibawaan guru antara lain adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode
mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antar individu,
baik dengan siswa maupun antar sesama guru, pengalaman dan keterampilan guru
itu sendiri.
Dengan demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru
mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan
evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi
pendidikan. Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkin mereka akan
menolak inovasi yang diperkenalkan kepada mereka. Hal ini seperti diuraikan
sebelumnya, karena mereka menganggap inovasi yang tidak melibatkan mereka
adalah bukan miliknya yang harus dilaksanakan, tetapi sebaliknya mereka
menganggap akan mengganggu ketenangan dan kelancaran tugas mereka. Oleh
karena itu, dalam suatu inovasi pendidikan, gurulah yang utama dan pertama
terlibat karena guru mempunyai peran yang luas sebagai pendidik, sebagai orang
tua, sebagai teman, sebagai dokter, sebagi motivator dan lain sebagainya.
2. Siswa
Sebagai obyek utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajar
mengajar, siswa memegang peran yang sangat dominan. Dalam proses belajar
mengajar, siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui penggunaan
intelegensia, daya motorik, pengalaman, kemauan dan komitmen yang timbul
dalam diri mereka tanpa ada paksaan. Hal ini bisa terjadi apabila siswa juga
dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan, walaupun hanya dengan mengenalkan
kepada mereka tujuan dari pada perubahan itu mulai dari perencanaan sampai
dengan pelaksanaan, sehingga apa yang mereka lakukan merupakan tanggung
jawab bersama yang harus dilaksanakan dengan konsekuen.
Peran siswa dalam inovasi pendidikan tidak kalah pentingnya dengan
peran unsur-unsur lainnya, karena siswa bisa sebagai penerima pelajaran, pemberi
materi pelajaran pada sesama temannya, petunjuk, dan bahkan sebagai guru. Oleh
karena itu, dalam memperkenalkan inovasi pendidikan sampai dengan
penerapannya, siswa perlu diajak atau dilibatkan sehingga mereka tidak saja
menerima dan melaksanakan inovasi tersebut, tetapi juga mengurangi resistensi
seperti yang diuraikan sebelumnya.
4|Page
3. Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih meliputi program pengajaran dan
perangkatnya merupakan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran
di sekolah. Oleh karena itu kurikulum sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak
dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam
pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama dengan
unsur-unsur lain dalam pendidikan. Tanpa adanya kurikulum dan tanpa mengikuti
program-program yang ada di dalamya, maka inovasi pendidikan tidak akan
berjalan sesuai dengan tujuan inovasi itu sendiri
4. Fasilitas
Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan
dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya
fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan bisa dipastikan tidak akan
berjalan dengan baik. Fasilitas, terutama fasilitas belajar mengajar merupakan hal
yang esensial dalam mengadakan perubahan dan pembahruan pendidikan. Oleh
karena itu, jika dalam menerapkan suatu inovasi pendidikan, fasilitas perlu
diperhatikan. Misalnya ketersediaan gedung sekolah, bangku, meja dan
sebagainya.
5. Lingkup Sosial Masyarakat
Dalam menerapakan inovasi pendidikan, tanpa melibatkan masyarakat
sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akan terganggu, bahkan bisa merusak apabila
mereka tidak diberitahu atau dilibatkan. Keterlibatan masyarakat dalam inovasi
pendidikan sebaliknya akan membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam
melaksanakan inovasi pendidikan
5|Page
diketahui, bahwa kehidupan ini selalu mengalami perubahan, tujuan
pembangunan, bangsa mengalami pergeseran dan peningkatan serta perubahan
sesuai dengan waktu, keadaan dan kondisinya.
2. Faktor Pertambahan Penduduk.
Adanya pertambahan penduduk yang cepat menimbulkan akibat yang luas
terhadap berbagai segi kehidupan, utamanya pendidikan. Banyak masalah-
masalah pendidikan yang berkaitan erat dengan meledaknya jumlah anak usia
sekolah. Adapun masalah-masalah yang berkaitan langsung dengan pendidikan
tersebut adalah :
a) Kekurangan kesempatan belajar. Masalah ini merupakan masalah yang
mendapat prioritas pertama dan utama yang perlu segera digarap.
b) Masalah kualitas pendidikan. Dikarenakan kurangnya dana, kurangnya jumlah
guru, kurangnya fasilitas pendidikan, sudah barang tentu hal ini akan
mempengaruhi merosotnya mutu pendidikan.
c) Masalah relevansi. Masalah relevansi ini pada prinsipnya cukup mendasar,
sebab dalam kondisi seperti sekarang ini sangat dibutuhkan out put pendidikan
yang sesuai dengan tuntutan masyarakat terutama dalam hubungannya dengan
kesiapan kerja.
d) Masalah Efisiensi Efektifitas. Pendidikan diusahakan agar memperoleh hasil
yang baik dengan biaya dan waktu yang sedikit. Ini berarti harus dicari sistem
mendidik dan mengajar yang efisien dan efektif, sesuai dengan prinsip-prinsip
dasar pendidikan.
3. Faktor Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Seiring dengan kemajuan zaman seperti sekarang ini, justru ditandai
dengan majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan
ilmu pengetahuan secara akumulatif dan makin cepat jalannya. Tanggapan yang
biasa dilakukan dalam kependidikan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
ialah dengan memasukkan penemuan dan teori ke dalam kurikulum sekolah.
Meskipun hal ini menyebabkan adanya kurikulum yang sangat sarat dengan
masalah-masalah yang baru.
4. Tuntutan adanya proses pendidikan yang Relevan
Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa salah satu tuntutan diadakannya
inovasi di dalam pendidikan adalah adanya relevansi antara dunia pendidikan
dengan kebutuhan masyarakat atau dunia kerja.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka pendidikan dapat diperoleh baik di
sekolah maupun di luar sekolah. Cukup banyak pendidikan yang sangat berarti
6|Page
justru tidak dapat diperoleh di sekolah, terutama yang bersifat pengembangan
profesi dan keterampilan, seperti pengembangan karier, profesi tertentu dan
sebagainya.Permasalahan pendidikan yang kini dihadapi adalah sangat kompleks.
Adanya proses pendidikan yang relevan dengan kebutuhan dan masalah yang
dihadapi sangat diperlukan mengingat akan keterbatasan dana pendidikan.
Agar kita dapat lebih memahami tentang perlunya perubahan pendidikan
atau kebutuhan adanya inovasi pendidikan dapat kita gali dari tiga hal yang sangat
besar pengaruhnya terhadap kegiatan disekolah, yaitu:
1) Faktor Kegiatan Belajar Mengajar
Yang menjadi kunci keberhasilan dalam pengelolaan kegiatan belajar
mengajar ialah kemampuan guru sebagai tenaga professional. Guru sebagai tenaga
yang dipandang memiliki keahlian tertentu dalam bidang pendidikan, diserahi
tugas dan wewenang untuk mengelola kegiatan belajar mengajar agar dapat
mencapai tujuan tertentu, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku siswa sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan institusional yang telah
dirumuskan. Tetapi dalam pelaksanaan tugas pengelolaan kegiatan belajar
mengajar terdapat berbagai factor yang menyebabkan orang memandang bahwa
pengelolaan kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan yang kurang professional,
kurang efektif, dan kurang perhatian.
Alasan mengapa seorang guru tidak berhasil dalam mengajar, yaitu:
a) Keberhasilan tugas guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar sangat dit
entukan oleh hubungan interpersonal antara guru dengan siswa.
b) Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan kegiatan yang terisolasi. Pada
waktu mengajar dia tidak mendapatkan balikan dari teman sejawatnya.
c) Belum adanya criteria yang baku tentang bagaimana pengelolaan kegiatan
belajar mengajar yang efektif.
d) Dalam melaksanakan tugas mengelola kegiatan belajar mengajar, guru
menghadapi sejumlah siswa yang berbeda satu dengan yang lain, baik mengenai
kondisi fisik, mental intelektual, sifat, minat, dan latar belakang social
ekonominya.
2) Faktor Internal dan Eksternal
Faktor internal yang mempengaruhi pelaksanaan sistem pendidikan dan
dengan sendirinya juga inovasi pendidikan ialah siswa. Siswa sangat besar
pengaruhnya terhadap proses inovasi karena tujuan pendidikan untuk mencapai
perubahan tingkah laku siswa. Jadi siswa sebagai pusat perhatian dan bahan
pertimbangan dalam melaksanakan berbagai macam kebijakan pendidikan.
7|Page
Faktor eksternal yang mempunyai pengaruh dalam proses inovasi
pendidikan ialah orang tua. Orang tua murid ikut mempunyai peranan dalam
menunjang kelancaran proses inovasi pendidikan, baik ia sebagai penunjang
secara moral membantu dan mendorong kegiatan siswa untuk melakukan kegiatan
belajar sesuai dengan yang diharapkan sekolah, maupun sebagai penunjang
pengadaan dana.
3) Sistem Pendidikan (Pengelolaan dan Pengawasan)
Dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah diatur dengan aturan yang
dibuat oleh pemerintah. Dalam kaitannya dengan adanya berbagai macam aturan
dari pemerintah tersebut maka timbul permasalahan sejauh mana batas
kewenangan guru untuk mengambil kebijakan dalam melakukan tugasnya dalam
rangka menyesuaikan dengan kondisi dan situasi setempat.
Demikian pula sejauh mana kesempatan yang diberikan kepada guru untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya guna menghadapi tantangan kemajuan
zaman.
Dampak dari keterbatasan kesempatan meningkatkan kemampuan
professional serta keterbatasan kewenwangan mengambil kebijakan dalam
melaksanakan tugas bagi guru, dapat menyebabkan guru tidak mampu untuk
mengambil kebijakan dalam melaksanakan tugasnya untuk menghadapi tantangan
kemajuan zaman. Rasa ketidakmampuan akan menimbulkan frustasi dan bersikap
apatis terhadap tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
8|Page
menciptakan wadah dan kesempatan bagi anak yang karena satu dan lain hal;
terpaksa tidak dapat belajar di sekolah biasa
2. Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Tujuan proyek KKN adalah melengkapi para mahasiswa dengan
pengalaman praktis tentang kebutuhan dan masalah pembangunan masyarakat
pedesaan, serta penyediaan tenaga kerja terdidik. Jelas bahwa KKN akan
menyediakan tenaga-tenaga akademik yang terampil, berpengalaman langsung
secara praktis tentang kebutuhan dan masalah pembangunan masyarakat pedesaan
dan bukan sekedar berpengetahuan teori dari bangku kuliah saja.
3. Program Penerimaan Bakat
Proyek ini bertujuan untuk membantu murid dan mahasiswa yang berbakat
serta berprestasi tinggi dalam belajar. Bantuan dan beasiswa diberikan kepada
pelajar di setiap jenis dan tingkat pendidikan.
4. Proyek Pendidikan Guru
Proyek ini sebagai bagian dari suatu kerangka menyeluruh dari karir guru,
tidak hanya meliputi pendidikannya tetapi juga pengabdiannya terhadap
masyarakat dan pendidikan profesionalisme yang didukung oleh suatu penelitian.
Tujuan proyek ini ialah dimilikinya lembaga pendidikan guru untuk segala jenis
dan tingkat, baik yang bersifat in-service maupun pre-service yang terkoordinsasi
dalam suatu jaringan yang saling mengisi. Proyek tersebut direncanakan akan
mampu mendorong secara mantap perkembangan pendidikan guru, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif, terutama kurikulumnya.
5. Model Pembaharuan pada Sekolah Menengah Umum
Kegiatan konsultasi untuk pengembangan model Sekolah Menengah
Umum yang semula adalah untuk menciptakan beberapa sekolah model untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus.
6. Sistem KBK dalam Perkuliahan
Tuntutan KBK, bagi dosen mampu memformulasikan komponen desain
instruksional, penguasaan materi dan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) sebagai sarana pembelajaran yang terintegrasi dalam upaya
mengembangkan semua potensi mahasiswa. Konsekuensinya, inovasi dan
kreatifitas dosen dalam mengembangkan model-model pembelajaran sangat
dibutuhkan dalam rangka menghasilkan peserta didik yang sanggup bersaing di
era globalisasi.
9|Page