Anda di halaman 1dari 5

TEORI AKUNTANSI

NAMA : NI MADE PRADNYAYANI


NIM/NO : 1602622010490/25
KELAS : AKUNTANSI G

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATIDENPASAR
TAHUN AJARAN 2018-2019
KASUS ENRON CORPORATION

Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas,
Amerika Serikat. Sebelum bangkrutnya pada akhir 2001, Enron mempekerjakan sekitar 21.000
orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik,
gas alam, bubur kertas dan kertas, dan komunikasi. Enron mengaku penghasilannya pada tahun
2000 berjumlah $101 miliar. Fortune menamakan Enron "Perusahaan Amerika yang Paling
Inovatif" selama enam tahun berturut-turut. Enron menjadi sorotan masyarakat luas pada akhir
2001, ketika terungkapkan bahwa kondisi keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh
penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Operasinya di
Eropa melaporkan kebangkrutannya pada 30 November 2001, dan dua hari kemudian, pada 2
Desember, di AS Enron mengajukan permohonan perlindungan Chapter 11. Saat itu, kasus itu
merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS dan menyebabkan 4.000 pegawai
kehilangan pekerjaan mereka [1].

Tuntutan hukum terhadap para direktur Enron, setelah skandal tersebut, sangat menonjol karena
para direkturnya menyelesaikan tuntutan tersebut dengan membayar sejumlah uang yang sangat
besar secara pribadi. Selain itu, skandal tersebut menyebabkan dibubarkannya perusahaan
akuntansi Arthur Andersen, yang akibatnya dirasakan di kalangan dunia bisnis yang lebih luas,
seperti yang digambarkan secara lebih terinci di bawah.

Enron masih ada sekarang dan mengoperasikan segelintir aset penting dan membuat persiapan-
persiapan untuk penjualan atau spin-off sisa-sisa bisnisnya. Enron muncul dari kebangkrutan
pada November 2004 setelah salah satu kasus kebangkrutan terbesar dan paling rumit dalam
sejarah AS. Sejak itu, Enron menjadi lambang populer dari penipuan dan korupsi korporasi yang
dilakukan secara sengaja.

Pada kasus Enron ini, lembaga-lembaga eksternal juga ikut bertanggung jawab terjadinya kasus
tersebut. Diantaranya;

1. Auditor.

Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) adalah kantor akuntan Enron.
Tugas dari Andersen adalah melakukan pemeriksaan dan memberikan kesaksian apakah laporan
keuangan Enron memenuhi GAAP (generally accepted accounting practices). Andersen, disewa
dan dibayar oleh Enron. Andersen juga menyediakan konsultasi untuk Enron, dimana hal ini
melebihi wewenang dari akuntan publik umumnya. Selain itu Andersen mengalami konflik
kepentingan akibat pembayaran yang begitu besar dari Enron, $5 juta untuk biaya audit dan $50
juta untuk biaya konsultasi.
2. Konsultan hukum.

Konsultan hukum Enron, khususnya Vinson & Elkins juga disewa oleh Enron. Konsultan hukum
ini bertanggungjawab untuk menyediakan opini hukum atas strategi, struktur, dan legalitas
umum atas semua yang dilakukan oleh Enron. Sama dengan Andersen, saat ditanyakan mengapa
tidak ikut menghalangi ide dan aktivitas ilegal Enron, konsultan hukum ini menjelaskan bahwa
Enron tidak memberikan informasi yang lengkap, khususnya tentang kepemilikan di SPEs.

3. Regulator.

Enron sebagai perusahaan yang melakukan perdagangan di pasar energi diawasi oleh Federal
Energy Regulatory Commission (FERC), akan tetapi FERC tidak melakukan pengawasan secara
mendalam. Hal ini dikarenakan Enron melakukan aktivitasnya dalam perdagangan listrik tidak di
satu negara, yaitu antar negara.

4. Pasar ekuitas.

Sebagai perusahaan publik, Enron diharuskan mengikuti peraturan dari SEC. Akan tetapi dalam
pengawasannya SEC, tidak melakukan investigasi secara mendalam atau melakukan konfirmasi
ulang terhadap Enron. SEC hanya mengandalkan pada testimoni yang dibuat oleh lembaga lain
seperti auditor perusahaan (Arthur Andersen). Sedangkan NYSE mengharuskan Enron
memenuhi peraturan perdagangan di NYSE. Berbeda dengan SEC, NYSE tidak hanya
melakukan verifikasi firsthand.

5. Pasar hutang.

Enron, seperti perusahaan lainnya menginginkan dan membutuhkan sebuah nilai rating.
Sehingga Enron membayar Standard & Poors serta Moody’s untuk memberikan nilai rating.
Rating ini dibutuhkan untuk sekuritas hutang perusahaan yang diterbitkan dan diperdagangkan di
pasar. Yang menjadi masalah, perusahaan rating tersebut hanya melakukan analisis sebatas pada
data yang diberikan kepada mereka oleh Enron, operasional dan aktivitas keuangan Enron.
Terjadi perdebatan apakah perusahaan rating harus memeriksa total hutang perusahaan atau
tidak. Khususnya yang berkaitan dengan SPEs.

Meningkatnya defisit dalam arus kas perusahaan menyebabkan timbulnya masalah manajemen
keuangan yang mendasar pada Enron. Pertumbuhan perusahaan membutuhkan adanya modal
eksternal. Tambahan modal dapat diperoleh dari hutang baru dan ekuitas baru. Ken Lay dan Jeff
Skilling, enggan untuk menerbitkan jumlah besar dari ekuitas baru. Karena akan mendilusi laba
dan jumlah saham yang dipegang oleh pemegang saham. Pilihan menggunakan utang juga
terbatas, dengan tingkat utang yang tinggi menyebabkan rating Enron hanya sebesar BBB,
tingkat rating yang rendah oleh lembaga pemberi rating (Eiteman, dkk, 2007).

Andrew Fastow bersama dengan asistennya membuat SPEs, alat yang digunakan dalam
jasa keuangan. SPEs memiliki dua tujuan penting, pertama; menjual aset-aset yang bermasalah
ke rekanan. Enron menghilangkan aset tersebut dari neraca, mengurangi tekanan akibat utang
dan menyembunyikan kinerja buruk investasi. Hal ini dapat mendatangkan dana tambahan untuk
membiayai kesempatan investasi baru. Kedua; memperoleh pendapatan untuk memenuhi laba
yang disyaratkan oleh Wall Street.

SPEs dibiayai dari tiga sumber; (1) ekuitas dalam bentuk saham tresuri, (2) ekuitas dalam
bentuk minimum 3% dari aset yang berasal dari pihak ketiga yang tidak berhubungan, (3) jumlah
yang besar dari utang bank. Modal ini berada pada sisi kanan neraca SPEs, akan tetapi pada sisi
kiri modal digunakan untuk membeli aset dari Enron. Hal ini menyebabkan harga saham SPEs
berkaitan dengan harga saham Enron. Saat saham SPEs naik, maka saham Enron ter-apresiasi.
Sedangkan saat harga saham SPEs turun, maka harga saham Enron ter-depresiasi (Eiteman, dkk,
2007).

Menurunnya harga saham Enron hingga $47 per lembar saham pada bulan Juli 2001,
menyebabkan investor curiga. Hal ini menyebabkan Sherron Watkins, wakil presiden Enron
mencoba memperingatkan Kenneth Lay dengan membawa 6 lembar surat yang menjelaskan
proses akuntan yang tidak wajar sehubungan dengan SPEs dan memperingatkan akan
kecurangan proses akuntan. Akan tetapi peringatan Sherron Watkins tidak dihiraukan oleh Ken
Lay, sehingga terjadilah tsunami di Enron. Harga sahamnya jatuh hingga tersisa $1 per lembar
saham yang menyebabkan Enron bangkrut (Velasquez, 2006). Pada Bulan Februari 2002,
Sherron Watkins dipanggil oleh DPR untuk menjelaskan skandal Enron, tentang aktivitas
akuntansi perusahaan. Kemudian Sherron Watkins menjelaskan semua permasalahan tersebut,
dan menyebabkan dirinya dijuluki sebagai courageous whistleblower (Velasquez, 2006).

TANGGAPAN :

Menurut saya Kasus ini menunjukan kelalaian besar yang dilakukan KAP Arthur
Andersen, karena seharusnya KAP terebut mememriksasecara benar tentang semua aktifitas
fianansial perusahaan Enron. Kelalaian ini pun terus dan terus terjadi sehingga kecurangan yang
dilakukan manajemen enron tidak dapat dikendalikan sehingga Enron pun bangkrut. Awalnya
pelanggaran tersebut mendatangkan keuntungan bagi Enron, akan tetapi akhirnya kecurangan
tersebut berakibat menjatuhkan kredibilitas bahkan juga menghancurkan Enron dan KAP Arthur
Andersen. Kehancuran ini terjadi pada Enron yang bangkrut dan seluruh karyawannya
kehilangan pekerjaan , kemudian KAP Andersen kehilangan pamornya sebagai lembaga yang
independen. Karena perbuatan mereka inilah, kedua-duanya telah menuai kehancuran dimana
Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakan KAP Arthur Andersen
sendiri kehilangan ke-independensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP
tersebut dan dapat juga berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen
dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini. Dimana pentingnya
peran profesi Akuntan khususnya Akuntan Publik di pasar modal guna melindungi kepentingan
publik.Tantangan Akuntan Publik yakni menjaga kualitas dan kepercayaan yang diberikan oleh
masyarakat dalam memberikan informasi mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai