Anda di halaman 1dari 19

BAHAN AJAR

FILSAFAT ILMU DARI PERSPEKTIF PERKEMBANGAN DAN


PENGERTIAN, DAN HUBUNGAN ANTARA ILMU DENGAN
TEKNOLOGI DAN KEBUDAYAAN

Oleh :
I Gede Pasek Eka Wisanjaya SH MH

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... 1
DAFTAR ISI..................................................................................................... 2
I. FILSAFAT ILMU DALAM PERKEMBANGAN
DAN PENGERTIAN .................................................................................... 3

II. HUBUNGAN ANTARA ILMU DENGAN TEKNOLOGI


DAN KEBUDAYAAN ............................................................................... 9

A. HUBUNGAN ANTARA ILMU DENGAN TEKNOLOGI ................. 9

B. HUBUNGAN ANTARA ILMU DENGAN KEBUDAYAAN ........... 12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17

2
I. FILSAFAT ILMU DALAM PERKEMBANGAN DAN PENGERTIAN

Perkembangan ilmu pengetahuan pada abad ke- 21 saat ini sangat pesat. Seiring
kemajuan peradaban umat manusia, maka ilmu pengetahuan juga berkembang sangat
dinamis. Kesejahtraan umat manusia juga sangat ditentukan oleh kemajuan ilmu
pengetahuan. Tidak dapat dipungkiri dalam mewujudkan masyarakat yang aman, tertib,
damai dan sejahtra dalam konsep negara kesejahtraan (welfare state) sangat ditentukan
oleh perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Manusia sebagai makhluk rasional
memiliki suatu dorongan batin yang terus-menerus dan mendalam. Dorongan batin ini
menurut ilmuwan Buzzati-Traverso1 ialah keingintahuan (curiosity) yang tak dapat
ditindas untuk menemukan alam semesta dan dirinya sendiri serta meningkatkan
kesadarannya tentang dunia yang didalamnya manusia hidup dan bertindak. Sehingga
adigium ”science is power” dari Francis Bacon sudah semakin jelas kelihatan. Negara-
negara yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dengan baik akan jauh lebih
unggul dibandingkan dengan negara-negara yang hanya mengandalkan sumber daya alam
saja. Namun demikian perkembangan ilmu pengetahuan harus disertai dengan
pengembangan landasan yang baik supaya ilmu pengetahuan dapat berkembang kearah
yang baik.2 Ilmu pengetahuan harus dikembangkan berdasarkan nilai-nilai moral dan
etika, sehingga ilmu pengetahuan benar-benar bermanfaat bagi peradaban umat manusia.
Penting pula untuk memahami definisi atau pengertian filsafat ilmu. Dalam bahasa
Indonesia dipakai istilah Filsafat3, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2010,
dinyatakan filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai
hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya, teori yang mendasari alam pikiran
atau suatu kegiatan. 4 Filsafat berasal dari bahasaYunani, philosophia atau philosophos.
Philos atau philein berarti teman atau cinta, dan shopia shopos kebijaksanaan,
pengetahuan, dan hikmah.atau berarti. Filsafat berarti juga mater scientiarum yang

1
Adriano Buzzati -Traverso, The Scientific Enterprise, Today and Tomorrow, 1977, p. 3, dalam The Liang
Gie, 1987, Pengantar Filsafat Ilmu, Yayasan Studi Ilmu Dan Teknologi, Yogyakarta, hlm. 83.
2
I Made Bakta, 2013, Filsafat Ilmu, Materi Kuliah Filsafat Ilmu Pada Program Doktor Ilmu Hukum,
Program Pascasarjana, Universitas Udayana.
3
Jujun S. Suriasumantri menggunakan istilah falsafah yang artinya: suatu cara berpikir yang radikal dan
menyeluruh, suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Lihat: Jujun S.
Suriasumantri, Tentang Hakekat Ilmu: Sebuah Pengantar Redaksi, dalam Ilmu Dalam Perspektif, 1999,
Penyunting: Jujun S. Suriasumantri, Cet. 14, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, hlm. 4.
4
Ibid.

3
artinya induk dari segala ilmu pengetahuan. Filsafat dan Ilmu adalah dua kata yang saling
berkaitan baik secara substansial maupun historis. Kelahiran suatu ilmu tidak dapat
dipisahkan dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan
filsafat.5
Filsafat seringkali disebut oleh sejumlah pakar sebagai induk semang dari ilmu-
ilmu6. Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha untuk menunjukkan batas-batas
dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat dan lebih memadai. Filsafat telah
mengantarkan pada sebuah fenomena adanya siklus pengetahuan sehingga membentuk
sebuah konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah
tumbuh mekar-bercabang secara subur sebagai sebuah fenomena kemanusiaan. 7 Masing-
masing cabang pada tahap selanjutnya melepaskan diri dari batang filsafatnya,
berkembang mandiri dan masing-masing mengikuti metodologinya sendiri-sendiri.
Sesungguhnya filsafat telah ada semenjak manusia ada, tetapi keberadaannya tidak
diakui secara formal seperti filsafat sekarang. Sebab ia tidak digali, dihimpun, dan
disistematiskan menjadi suatu hasil pemikiran. Manusia semenjak mereka ada di muka
bumi dan hidup bermasyaraakat sudah memiliki gambaran dan cita-cita yang mereka
kejar dalam hidupnya, baik secara individu maupun secara berkelompok, walaupun masih
sangat sederhana. Gambaran dan cita-cita itu makin lama makin berkembang sesuai
dengan perkembangan kebudayaan mereka. Gambaran dan cita-cita tentang kehidupan itu
pula yang mendasari adat-istiadat suatu suku atau bangsa, norma, dan hukum yang belaku
dalam masyarakat. Begitu pula pendidikan yang berlangsung di suatu suku atau bangsa
tidak bisa terlepas dari gambaran dan cita-cita di atas. Hal ini mendorong masyarakat

5
Dewi Lusianingrum dkk, Hubungan Antara Ilmu, Teknologi, Etika, Kebudayaan Dan Krisis
Kemanusiaan, fkgugm06.files.wordpress.com/.../makalah-presentasi-..., diakses Senin 11 Nopember
2013.
6
Hamdani Ihsan & Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung;Pustaka Setia, 2007) 10, dalam
Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../
filsfat-ilmuilmu-filsafat-...,diakses Senin 11 November 2013.
7
Ahmad Charis,Z, Dimensi Etik dan Asketik Ilmu Pengetahuan Manusia;Kajian Filsafat Ilmu,
(Ogyakarta:LESFI,2002) 1.-15, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan
Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-filsafat-...,diakses Senin 11 November
2013.

4
untuk menekankan pada aspek atau aspek-aspek tertentu pada pendidikan agar dapat
memenuhi gambaran dan cita-cita mereka. 8
Dalam kajian sejarah dapat dijelaskan bahwa perjalanan manusia telah
mengantarkan dalam berbagai fase kehidupan9. Sejak zaman kuno, pertengahan dan
modern sekarang ini telah melahirkan sebuah cara pandang terhadap gejala alam dengan
berbagai variasinya. Proses perkembangan dari berbagai fase kehidupan primitip-klasik
dan kuno menuju manusia modern telah melahirkan lompatan pergeseran yang sangat
signifikan pada masing-masing zaman. Disinilah pemikiran filosofis telah mengantarkan
umat manusia dari mitologi oriented pada satu arah menuju pola pikir ilmiah ariented,
perubahan dari pola pikir mitosentris ke logosentris dalam berbagai segmentasi
kehidupan. 10
Corak dari pemikiran bersifat mitologis (keteranganya didasarkan atas mitos dan
kepercayaan saja) terjadi pada dekade awal sejarah manusia. Namun setelah adanya
demitologisasi oleh para pemikir alam seperti Thales (624-548 SM), Anaximenes (590-
528 SM), Phitagoras (532 SM), Heraklitos (535-475 SM), Parminides (540-475 SM)
serta banyak lagi pemikir lainnya, maka pemikiran filsafat berkembang secara cepat
kearah kemegahanya diikuti oleh proses demitologisasi menuju gerakan logosentrisme11.
Demitologisasi tersebut disebabkan oleh arus besar gerakan rasionalisme12, empirisme13

8
Muhammad Suaib, Landasan Filsafah, blog.unsri.ac.id/.../Makalah%20Landasan%20Filsafat...., diakses
Senin 11 Nopember 2013.
9
Juraid Abdul Latif, M.Hum, Manusia Filsafar dan Sejarah,(Jakarta; Bumi Aksara, 2006) 13, dalam
Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../
filsfat-ilmuilmu-filsafat-..., diakses Senin 11 November 2013.
10
Amsal Bakhtiar, FIlsafat Ilmu, (Jakart;Raja Grafindo, 2006) 1, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat
Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-filsafat-...,
diakses Senin 11 November 2013.
11
M.Solihin, M.Ag, Perkembangan Pemikiran Filsafat dari Klasik Hingga Modern, (Bandung;Pustaka
Setia, 2007) 23, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi),
muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-filsafat-..., diakses Senin 11 November 2013.
12
Pelopor rasionalisme diantaranya Rene Descartes (1596-1650) dengan konsep co gito ergu sum, Spinoza
(1632-1677) ia merumuskan definisi, aksioma-aksioma, proposisi dan penyimpulan dalam bidang kajian
logika ilmu dan Leibniz(1646- 1716) ia menulis tentang Monadology , dalam Muhlisin, Filsafat Dan
Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-filsafat-
..., diakses Senin 11 November 2013.
13
Tokoh pemikiran Empirisme adalah F.Bacon (1210-1292), T.Hobbes (1588-1679), John Lock (1632-
1704) dan David Hume (1711-1776) dan Herbert Spencer (1820-1903), dalam Muhlisin, Filsafat Dan
Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-filsafat-
..., diakses Senin 11 November 2013.

5
dan positivisme14 yang dipelopori oleh para pakar dan pemikir kontemporer yang
akhirnya mengantarkan kehidupan manusia pada tataran era modernitas yang berbasis
pada pengetahuan ilmiah.
Demkian pula mengenai pengertian dari ilmu, istilah ilmu dalam pengertian klasik
dipahami sebagai pengetahuan tentang sebab-akibat atau asal-usul. Istilah pengetahuan
(knowledge) biasanya dilawankan dengan pengertian opini, sedang istilah sebab (causa)
diambil dari kata yunani “aitia”, yakni prinsip pertama. Gaston Bachelard dalam Rizal
Mustansyir menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu produk pemikiran
manusia yang sekaligus menyesuaikan antara hukum-hukum pemikiran dengan dunia
luar. Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan atau yang
terorganisasikan.15 Rizal Mustansyir juga mengatakan bahwa ilmu pengetahuan memiliki
dua aspek, yaitu subjektif dan objektif, sekaligus memerlukan kesamaan di antara
keduanya. Daoded Joesoef juga dalam Rizal Mustansyir menyatakan bahwa pengertian
ilmu mengacu pada tiga hal, yang salah satunya adalah mengacu pada proses. Ilmu
pengetahuan sebagai proses artinya, kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan demi
penemuan dan pemahaman dunia alami sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang
kita kehendaki. Metode ilmiah yang khas dipakai dalam proses ini adalah analisis
rasional, objektif, sejauh mungkin “impersonal” dari masalah-masalah yang didasarkan
pada percobaan dan data yang dapat diamati. Bagi Thomas Kuhn yang dikutip oleh Rizal
Mustansyir “normal science” adalah ilmu pengetahuan dalam artian proses. Yaitu sebuah
proses yang memerlukan paradigma dalam perkembangannya. 16
Pengertian-pengertian tentang filsafat ilmu, telah banyak dijumpai dalam berbagai
buku maupun karangan ilmiah. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap
persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun
hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan

14
Tokoh aliran positivisme ini ialah Agus Compte (1798-1857) konsepsinya mengatakan bahwa indera itu
alat penting dalam proses pengetahuan ilmu dan harus dipertajam dengan eksperimen, dalam Muhlisin,
Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-
ilmuilmu-filsafat-..., diakses Senin 11 November 2013.
15
B. Arief Sidharta, Filsafat Ilmu (Sebuah Catatan Skematik), dalam Apakah Filsafat Dan Filsafat Ilmu
Itu, 2008, Editor: B. Arief Sidharta, Cet. I, Pustaka Sutra, Bandung, hlm. 79.
16
Muhammad Iqbal, Filsafat Ilmu “Paradigma Ilmu”, http://akuibe.blogspot.com/ 2012/ 06/makalah-
pengantar-filsafat-ilmu.html, diakses Senin 11 Nopember 2013.

6
suatu bidang pengetahuan integrativ yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada
hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu. Filsafat ilmu
merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu
adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti
perkembangan zaman dan keadaan. Pengetahuan lama menjadi pijakan untuk mencari
pengetahuan baru. Filsafat ilmu merupakan telaahan secara filsafat yang ingin menjawab
beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu seperti: obyek apa yang ditelaah ilmu ?,
bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu ?,
untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan ?17
Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan
pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam sejumlah literatur
kajian Filsafat Ilmu.18
 Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of current
scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of
science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice”. (Filsafat
ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah
dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari
pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian
cabang ilmu dari praktek ilmiah secara actual).
 Lewis White Beck “Philosophy of science questions and evaluates the methods of
scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific
enterprise as a whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode
pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai
suatu keseluruhan).
 Cornelius Benjamin “That philosopic disipline which is the systematic study of the
nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions, and its
place in the general scheme of intellectual discipines. (Cabang pengetahuan filsafati

17
Jujun S. Suriasumantri, 1985, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Cet. II, Sinar Harapan, Jakarta,
hlm. 33.
18
Lokisno CW, Pengantar Filsafat, Bahan Presentasi Kuliah Filsafat Ilmu Di Fakultas Ushuluddin IAIN
Sunan Ampel Surabaya, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi),
muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-filsafat-...,diakses Senin 11 November 2013.

7
yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya,
konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka
umum cabang-cabang pengetahuan intelektual).
 Michael V. Berry “The study of the inner logic if scientific theories, and the relations
between experiment and theory, i.e. of scientific methods”. (Penelaahan tentang
logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan
teori, yakni tentang metode ilmiah).
 May Brodbeck “Philosophy of science is the ethically and philosophically neutral
analysis, description, and clarifications of science.” (Analisis yang netral secara etis
dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu).
 Peter Caws “Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts to do for
science what philosophy in general does for the whole of human experience.
Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories about
man and the universe, and offers them as grounds for belief and action; on the other,
it examines critically everything that may be offered as a ground for belief or action,
including its own theories, with a view to the elimination of inconsistency and error.
(Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa
yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat
melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia
dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan
tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat
disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-
teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan).
 Stephen R. Toulmin “As a discipline, the philosophy of science attempts, first, to
elucidate the elements involved in the process of scientific inquiry observational
procedures, patens of argument, methods of representation and calculation,
metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the grounds of their
validity from the points of view of formal logic, practical methodology and
metaphysics”. (Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama
menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-
prosedur pengamatan, pola-pola perbincangan, metode-metode penggantian dan

8
perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya
menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal,
metodologi praktis, dan metafisika).

II. HUBUNGAN ANTARA ILMU DENGAN TKNOLOGI DAN KEBUDAYAAN


A. Hubungan Antara Ilmu Dengan Teknologi
Ilmu, teknologi dan budaya, ketiganya merupakan hal yang berpengaruh dalam
kehidupan manusia. Hal ini diakrenakan, manusia dalam hidupnya membutuhkan
bantuan dari pihak lain, termasuk ilmu, teknologi dan kebudayaan. Selain itu, ketiganya
merupaka hasil dari oleh pikir dari manusia. Ilmu merupakan himpunan pengetahuan
yang dikumpulkan dan diklasifikasikan secara sisitematik yang bisa didapat dari belajar
atau penelitian. Teknologi adalah kemampuan menerapkan suatu pengetahuan dan
kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan dengan suatu produk yang berhubungan
dengan seni, yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta bersandarkan pada aplikasi
dan implikasi pengetahuan itu sendiri (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988). Menurut
Paul W Devore, teknologi adalah ilmu terapan yang telah dikembangkan lebih lanjut dan
memiliki perangkat keras dan perangkat lunak yang merupakan manivestasi kekuasaan
terhadap alam, manusia dan kebudayaannya. Kebudayaan menurut E.B.Taylor adalah
keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adaptasi
serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat.19
Perkembangan sejarah manusia selalu diwarnai oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang melingkupinya. Hal ini tentunya berbanding lurus
dengan upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Teknologi
adalah sarana yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Seiring dengan
perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan ilmu pengetahuan
dan turunannya yang berbentuk teknologi ini, meluas bukan hanya untuk memenuhi

19
Tsabit Azinar Ahmad, Pola Hubungan Ilmu, Teknologi, Budaya dan Masyarakat, http://tsabit-
azinar.blogspot.com/2006/01/pola-hubungan-ilmu-teknologi-budaya.html, diakses Sabtu 25 Januari 2014

9
kebutuhan manusia secara sempit. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
mendorong manusia mendayagunakan sumber daya alam lebih efektif dan efisien. 20
Kekhususan ilmu dibandingkan pengetahuan terletak pada kemampuan manusia
untuk menyadari pengetahuan yang diperolehnya secara spontan dan langsung itu serta
membuatnya teratur dalam suatu sistem, sehingga bila orang lain menanyakan, ia bisa
menerangkan dan mempertanggungjawabkan. Dengan perkataan lain, pengetahuan-
pengetahuan yang telah ada dikumpulkan, lalu diatur dan disusun sehingga masuk akal
dan bisa dimengerti orang lain.
Proses sistematisasi pengetahuan menjadi ilmu biasanya melalui tahap-tahap sebagai
berikut:21
1. Tahap perumusan pertanyaan sebaik mungkin.
2. Merancang hipotesis yang mendasar dan teruji
3. Menarik kesimpulan logis dari pengandaian-pengandaian.
4. Merancang teknik men-tes pengandaian-pengandaian.
5. Menguji teknik itu sendiri apakah memadai dan dapat diandalkan.
6. Tes itu sendiri dilaksanakan dan hasil-hasilnya ditafsirkan.
7. Menilai tuntutan kebenaran yang diajukan oleh pengandaian-pengandaian itu serta
menilai kekuatan teknik tadi.
8. Menetapkan luas bidang berlakunya pengandaian-pengandaian serta teknik dan
merumuskan pertanyaan baru.
Ilmu memegang peranan penting bagi negara-negara berkembang dalam proses
peningkatan standar hidup, kesejahteraan, dan melindungi sumber daya alam dan
keanekaragaman hayati. Negara-negara berkembang menghadapi berbagai tantangan
jangka pendek dan jangka panjang. Komunikasi ilmu terhadap masyarakat dan
pemahaman masyarakat terhadap ilmu merupakan subyek riset yang relatif baru di
lingkungan akademis, namun berkembang untuk dipelajari lebih lanjut untuk mendukung

20
Filsafat Ilmu (Hubungan Iptek, Agama, Budaya), http://mawarputrijulica.wordpress.com/ 2011/ 03/07/
filsafat-ilmu-hubungan-iptek-agama-budaya/, diakses Sabtu 25 Januari 2014.
21
Hubungan Antara Ilmu, Teknologi, Etika, Kebudayaan Dan Krisis Kemanusiaan, http: //
makalahmajannaii. blogspot.com/ 2012/ 10/ hubungan- ilmu- teknologi- etika. html, diakses Sabtu 25
Januari 2014.

10
proses pengambilan kebijakan publik. Pemahaman yang baik terhadap dinamika
kompleksitas ilmu dan interaksi ilmu dengan masyarakat, berguna dalam peningkatan
aksesibilitas masyarakat terhadap ilmu dan akhirnya berkembang menjadi suatu sistem
pengelolaan dan kontrol sosial masyarakat terhadap ilmu. Dalam komunikasi ilmu,
perangkat komunikasi atau penyampai informasi yang digunakan akan disesuaikan untuk
menciptakan jaminan terjadinya pemahaman dan penerimaan masyarakat awam terhadap
ilmu. Sedangkan aspek ketiga adalah aspek kreativitas, yang membantu perkembangan
kecerdasan dan kapabilitas masyarakat sehingga menghasilkan kemampuan dalam
mengintegrasikan ilmu ke kehidupan sehari-hari.
Ilmu memainkan peran penting sebagai sebuah agen pembaharuan di masyarakat.
Sebagai bangsa yang bergerak ke arah ekonomi berbasis pengetahuan, dibandingkan
ekonomi berbasis sumber daya alam sesuai dengan paradigma tekno-ekonomi, ilmu
menjadi landasan keberhasilan pembangunan ekonomi yang didukung oleh kapasitas dan
kapabilitas sumber daya manusia yang kompetitif.
Ilmu, dan teknologi memiliki kaitan struktur yang jelas. Ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk memenuhi
kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa” sedangkan
teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan
sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan
dalam suatu sistem yang saling berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu
pengetahuan, sementara teknologi mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
Ilmu dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu
kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya dapat membawa malapetaka yang
belum pernah dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan
ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral dan
bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil
keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan
moral dan ajaran agama.

11
Ilmu pengetahuan mendorong teknologi, teknologi mendorong penelitian,
penelitian yang menghasilkan ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan baru mendorong
teknologi baru.22
Beberapa hubungan antara ilmu dan teknologi dapat dirumuskan sebagai
berikut:23
1. Bahwa baik ilmu maupun teknologi merupakan komponen dari kebudayaan.
2. Baik ilmu maupun teknologi memiliki aspek ideasional maupun faktual, dimensi
abstrak maupun konkrit, dan aspek teoritis maupun praktis.
3. Terdapat hubungan dialektis (timbal balik) antara ilmu dan teknologi. Pada satu sisi
ilmu menyediakan bahan pendukung penting bagi kemajuan teknologi yakni berupa
teori-teori; pada sisi lain penemuan-penemuan teknologis sangat membantu perluasan
cakrawala penelitian i1miah, yakni dengan dikembangkannya perangkat-perangkat
penelitian berteknologi mutakhir. Bahkan dapat dikatakan, dewasa ini kemajuan ilmu
mengandalkan dukungan teknologi, sebaliknya, kemajuan teknologi mengandalkan
dukungan i1mu.

B. Hubungan Antara Ilmu Dengan Kebudayaan


Kebudayaan adalah hasil karya manusia, yang meliputi hasil akal, rasa, dan
kehendak manusia. Oleh karena itu maka kebudayaan tidak pernah berhenti, terus
berlangsung sepanjang jaman, merupakan suatu proses yang memerlukan waktu yang
panjang untuk memenuhi keinginan manusia untuk lebih berkualiatas. Apabila
kebudayaan adalah hasil karya manusia, maka ilmu sebagai hasil akal pikir manusia juga
merupakan kebudayaan. Namun ilmu dapat dikatakan sebagai hasil akhir dalam
perkembangan mental manusia dan dapat dianggap sebagai hasil yang paling optimal
dalam kebudayaan manusia.
Unsur kebudayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti bagian suatu
kebudayaan yang dapat digunakan sebagai satuan analisis tertentu. Dengan adanya unsur
22
Jaka Billal, Filsafat Ilmu; Ilmu, Teknologi, dan Kebudayaan, http://jakabillal.blogspot.com/ 2012/04/
filsafat- ilmu- ilmu- teknologi- dan.html, diakses Sabtu 25 Januari 2014.
23
Iis Suryatini, Filsafat: Ilmu Dan Teknologi, http://iissuryatini.blogspot.com/2013/01/filsafat-ilmu-dan-
teknologi.html, diakses 25 Januari 2014

12
tersebut, kebudayaan di sini lebih mengandung makna totalitas dari pada sekedar
penjumlahan unsur-unsur yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu dikenal adanya
unsur-unsur yang universal yang melahirkan kebudayaan universal. Menurut C.
Kluckhohn ada tujuh unsur dalam kebudayaan universal, yaitu sistem religi dan upacara
keagamaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, sistem mata
pencarian hidup, sistem teknologi dan peralatan, bahasa, serta kesenian. 24
Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli: 25
1. Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-
kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
2. M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi,
religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial.
3. Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
4. Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi
manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
5. William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para
anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan
perilaku yang dipandang layak dan dapat diterima oleh semua masyarakat.
6. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua
pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia

24
Widyosiswoyo, 1996, dalam Hubungan Antara Ilmu dan Teknologi, Kebudayaan, http://alisarjuni.
blogspot.com/ 2013/06/ hubungan- antara- ilmu- dan- teknologi.html, diakses Sabtu 25 Januari 2014.
25
Filsafat Ilmu (Hubungan Iptek, Agama, Budaya), http://mawarputrijulica.wordpress.com/ 2011/ 03/07/
filsafat-ilmu-hubungan-iptek-agama-budaya/, diakses Sabtu 25 Januari 2014.

13
untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya
guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang bersifat tertib dan damai.
7. Francis Merill
Pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi sosial. Semua perilaku dan semua
produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu masyarakat yang ditemukan
melalui interaksi simbolis.
8. Bunded
Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari
kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai
rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya diantara para
anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di
temukan di dalam media, pemerintahan, institusi agama, sistem pendidikan dan semacam
itu.
9. Mitchell (Dictionary of Soriblogy)
Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan
produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan
sekedar dialihkan secara genetikal.
10. Robert H Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup
kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistik, kebiasaan makan, keahlian yang di
peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau
yang didapat melalui pendidikan formal atau informal.
11. R. Seokmono
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya
berupa buah pikiran dan dalam kehidupan.
Ilmu adalah bagian dari pengetahuan. Untuk mendapatkan ilmu diperlukan cara-
cara tertentu, memerlukan suatu metode dan mempergunakan sistem, mempunyai obyek
formal dan obyek material. Karena pengetahuan adalah unsur dari kebudayaan, maka

14
ilmu yang merupakan bagian dari pengetahuan dengan sendiriya juga merupakan salah
satu unsur kebudayaan. 26
Selain ilmu merupakan unsur dari kebudayaan, antara ilmu dan kebudayaan ada
hubungan pengaruh timbal-balik. Perkembangan ilmu tergantung pada perkembangan
kebudayaan, sedangkan perkembangan ilmu dapat memberikan pengaruh pada
kebudayaan. Keadaan sosial dan kebudayaan, saling tergantung dan saling mendukung.
Pada beberapa kebudayaan, ilmu dapat berkembang dengan subur. Disini ilmu
mempunyai peran ganda yakni:27
1. Ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung pengembangan kebudayaan.
2. Ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan watak bangsa.
Sumbangan ilmu terhadap budaya adalah pada nilai28 yang terkandung dalam
ilmu, yakni tentang etika, estetika29 dan logika. Ilmu merupakan sumber nilai30 dan tata
hidup, baik bagi perkembangan kepribadian secara individual maupun pengembangan
masyarakat secara keseluruhan. Selain itu menurut Rene Dubos dalam bukunya Reasong
Awake : Science for Man, ilmu turut membentuk profil budaya bukan saja lewat aspek-
aspek teknisnya, melainkan juga dengan jalan memberikan pandangan-pandangan baru
yang membuahkan sikap yang baru. 31
Contohnya adalah dalam masyarakat pedalaman, budaya yang berkembang adalah
budaya agraris. Adapun ilmu yang berkembang adalah ilmu pertanian. Ilmu pertanian ini
memberikan pandangan-pandangan baru terhadap budaya, misalnya ritual-ritual khusus

26
Daruni, 1991, dalam Hubungan Antara Ilmu dan Teknologi, Kebudayaan, http://alisarjuni. blogspot.com/
2013/06/ hubungan- antara- ilmu- dan- teknologi.html, diakses Sabtu 25 Januari 2014.
27
Hubungan Antara Ilmu dan Teknologi, Kebudayaan, http://alisarjuni.blogspot.com/ 2013/06/hubungan-
antara-ilmu-dan-teknologi.html, diakses Sabtu 25 Januari 2014.
28
Nilai merupakan tema baru dalam filsafat: aksiologi, cabang filsafat yang mempelajarinya, muncul untuk
yang pertama kalinya pada paroh kedua abad ke-19. Lihat: Risieri Frondizi, 2007, Pengantar Filsafat
Nilai, (Judul asli: What is Value, 1963, Open Court Publishing Company.), Penerjemah: Cuk Ananta
Wijaya, Cet. II, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hlm. 1.
29
Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika. Lihat: Amsal
Bakhtiar, 2004, Filsafat Ilmu, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 165.
30
Definisi dari McCracken menyatakan nilai adalah segi dari suatu fakta atau pengalaman yang berdasarkan
fakta atau pengalaman itu terlihat dalam sifat dasarnya atau intisarinya alasan memadai bagi
keberadaannya sebagai suatu fakta atau pengalaman tetap demikian itu, atau alasan memadai bagi
kedudukannya yang dianggap sebagai suatu tujuan untuk keperluan praktek atau perenungan. Lihat: D.J.
McCracken, Thinking and Valuing: An Introduction, Partly Historical, to the Study of the Philosophy of
Value, London, Macmillan, 1950, p. 25, dalam The Liang Gie, 1982, Teori-Teori Keadilan, Supersukses,
Yogyakarta, hlm. 11.
31
Stefanus Supriyanto, 2013, Filsafat Ilmu, Cet. 1, Prestasi Pustaka, Jakartaa, hlm. 245-246.

15
menjelang panen, mata pencaharian sebagai petani, alat-alat pertanian dan lain-lain. Pola
hubungan ilmu dan budaya dan teknologi antara ilmu dan budaya keduanya memiliki
keterkaitan karena kedua-duanya saling mempengaruhi. Keduanya juga memiliki kaitan
erat dengan manusia, karena manusia inilah yang membentuk budaya, merumuskan ilmu
dan menciptakan teknologi, serta mengembangkan kedua-duanya, karena manusia
mempunyai akal dan bahasa.32
Sebagaimana ilmu, teknologi adalah komponen penting dari kebudayaan, karena
teknologi memiliki peranan dalam proses kebudayaan, terutama dalam kaitannya dengan
fenomena globalisasi yang tidak dapat dibendung bahkan oleh institusi manapun.
Berbeda dengan peranan ilmu terhadap kebudayaan, teknologi lebih menekankan aspek
pembangunan unsur material kebudayaan manusia. Dalam konteks ini, teknologi juga
merupakan bagian dari realitas obyektif yang pada akhirnya memiliki peranan yang besar
terhadap komponen kebudayaan lain, dan terhadap manusia sendiri. Hal pokok yang
dapat diungkapkan berkaitan dengan hubungan teknologi dan kebudayaan ini bahwa
hubungan itu dapat dilihat melalui perspektif teknologi maupun kebudayaan. Sudut
pandang yang pertama lebih menutut kearifan manusia untuk melihat bahwa pilihan-
pilihan yang disediakan teknologi mengandung konsekuensi masing-masing. Disamping
pula, potensi manusia dalam memenuhi hasrat yang tidak terbatas sesungguhnya
memiliki dimensi ganda yang bersifat dialektis: mengembangkan potensi seluas-luasnya
serta kemampuan untuk mengendalikannya. Sementara perspektif yang kemudian lebih
mengedepankan adanya komunikasi antar sistem budaya. Baik itu melalui proses-proses
eksternalisasi bagi pentransfer teknologi, ataupun proses-proses inkulturasi, akulturasi
bahkan invasi kebudayaan bagi pihak yang mendapatkan tranfer tekonolgi itu.33
Jadi, antara ilmu dan budaya keduanya memiliki keterkaitan. Hubungan antara
ilmu, dan budaya adalah saling mempengeruhi. Ilmu dan budaya semuanya
dikembangkan manusia. Ilmu dirumuskan manusia, budaya dibentuk manusia. Dan juga
keduanya memberikan sumbangan terhadap manusia. 34

32
Ibid.
33
Fachrur Rozi, Ilmu, Teknologi dan Kebudayaan, http://fachr-alrozie.blogspot.com/ 2011/ 01/ ilmu-
teknologi-dan-kebudayaan.html, diakses Sabtu 25 Januari 2014.
34
Jaka Billal, Filsafat Ilmu; Ilmu, Teknologi, dan Kebudayaan, http://jakabillal.blogspot.com/ 2012/ 04/
filsafat- ilmu- ilmu- teknologi- dan.html, diakses Sabtu 25 Januari 2014.

16
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Adriano Buzzati -Traverso, The Scientific Enterprise, Today and Tomorrow, 1977, p. 3,
dalam The Liang Gie, 1987, Pengantar Filsafat Ilmu, Yayasan Studi Ilmu Dan
Teknologi, Yogyakarta.

Amsal Bakhtiar, 2004, Filsafat Ilmu, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

B. Arief Sidharta, Filsafat Ilmu (Sebuah Catatan Skematik), dalam Apakah Filsafat Dan
Filsafat Ilmu Itu, 2008, Editor: B. Arief Sidharta, Cet. I, Pustaka Sutra, Bandung.

D.J. McCracken, Thinking and Valuing: An Introduction, Partly Historical, to the Study
of the Philosophy of Value, London, Macmillan, 1950, p. 25, dalam The Liang Gie,
1982, Teori-Teori Keadilan, Supersukses, Yogyakarta.

I Made Bakta, 2013, Filsafat Ilmu, Materi Kuliah Filsafat Ilmu Pada Program Doktor
Ilmu Hukum, Program Pascasarjana, Universitas Udayana.

Jujun S. Suriasumantri, 1985, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Cet. II, Sinar
Harapan, Jakarta.

Jujun S. Suriasumantri, Tentang Hakekat Ilmu: Sebuah Pengantar Redaksi, dalam Ilmu
Dalam Perspektif, 1999, Penyunting: Jujun S. Suriasumantri, Cet. 14, Yayasan Obor
Indonesia, Jakarta.

Risieri Frondizi, 2007, Pengantar Filsafat Nilai, (Judul asli: What is Value, 1963, Open
Court Publishing Company.), Penerjemah: Cuk Ananta Wijaya, Cet. II, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.

Stefanus Supriyanto, 2013, Filsafat Ilmu, Cet. 1, Prestasi Pustaka, Jakarta.

B. Artikel

Ahmad Charis,Z, Dimensi Etik dan Asketik Ilmu Pengetahuan Manusia;Kajian Filsafat
Ilmu, (Ogyakarta:LESFI,2002) 1.-15, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu
(Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-
filsafat-...,diakses Senin 11 November 2013.

Amsal Bakhtiar, FIlsafat Ilmu, (Jakart;Raja Grafindo, 2006) 1, dalam Muhlisin, Filsafat
Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../
filsfat-ilmuilmu-filsafat-..., diakses Senin 11 November 2013.

17
Daruni, 1991, dalam Hubungan Antara Ilmu dan Teknologi, Kebudayaan,
http://alisarjuni. blogspot.com/ 2013/06/ hubungan- antara- ilmu- dan- teknologi.html,
diakses Sabtu 25 Januari 2014.

Dewi Lusianingrum dkk, Hubungan Antara Ilmu, Teknologi, Etika, Kebudayaan Dan
Krisis Kemanusiaan, fkgugm06.files.wordpress.com/.../makalah-presentasi-...,
diakses Senin 11 Nopember 2013.

Fachrur Rozi, Ilmu, Teknologi dan Kebudayaan, http://fachr-alrozie.blogspot.com/ 2011/


01/ ilmu-teknologi-dan-kebudayaan.html, diakses Sabtu 25 Januari 2014.

Filsafat Ilmu (Hubungan Iptek, Agama, Budaya), http://mawarputrijulica.wordpress.com/


2011/ 03/07/ filsafat-ilmu-hubungan-iptek-agama-budaya/, diakses Sabtu 25 Januari
2014.

Hamdani Ihsan & Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung;Pustaka Setia, 2007)
10, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi),
muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-filsafat-...,diakses Senin 11
November 2013.

Hubungan Antara Ilmu, Teknologi, Etika, Kebudayaan Dan Krisis Kemanusiaan, http: //
makalahmajannaii. blogspot.com/ 2012/ 10/ hubungan- ilmu- teknologi- etika. html,
diakses Sabtu 25 Januari 2014.

Iis Suryatini, Filsafat: Ilmu Dan Teknologi, http://iissuryatini.blogspot.com/2013/01/


filsafat-ilmu-dan-teknologi.html, diakses 25 Januari 2014.

Jaka Billal, Filsafat Ilmu; Ilmu, Teknologi, dan Kebudayaan, http:// jakabillal.
blogspot.com/ 2012/04/ filsafat- ilmu- ilmu- teknologi- dan.html, diakses Sabtu 25
Januari 2014.

Juraid Abdul Latif, M.Hum, Manusia Filsafar dan Sejarah,(Jakarta; Bumi Aksara, 2006)
13, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi),
muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-filsafat-..., diakses Senin 11
November 2013.

Lokisno CW, Pengantar Filsafat, Bahan Presentasi Kuliah Filsafat Ilmu Di Fakultas
Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat
Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-
ilmuilmu-filsafat-...,diakses Senin 11 November 2013.

M.Solihin, M.Ag, Perkembangan Pemikiran Filsafat dari Klasik Hingga Modern,


(Bandung;Pustaka Setia, 2007) 23, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu
(Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-
filsafat-..., diakses Senin 11 November 2013.

18
Muhammad Iqbal, Filsafat Ilmu “Paradigma Ilmu”, http://akuibe.blogspot.com/ 2012/
06/makalah-pengantar-filsafat-ilmu.html, diakses Senin 11 Nopember 2013.

Muhammad Suaib, Landasan Filsafah, blog.unsri.ac.id/.../ Makalah%20Landasan%


20Filsafat...., diakses Senin 11 Nopember 2013.

Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi),


muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-filsafat-..., diakses Senin 11
November 2013.

Tsabit Azinar Ahmad, Pola Hubungan Ilmu, Teknologi, Budaya dan Masyarakat,
http://tsabit-azinar.blogspot.com/2006/01/pola-hubungan-ilmu-teknologi-
budaya.html, diakses Sabtu 25 Januari 2014.

Widyosiswoyo, 1996, dalam Hubungan Antara Ilmu dan Teknologi, Kebudayaan,


http://alisarjuni. blogspot.com/ 2013/06/ hubungan- antara- ilmu- dan- teknologi.html,
diakses Sabtu 25 Januari 2014.

19

Anda mungkin juga menyukai