Anda di halaman 1dari 3

CDK-191/ vol. 39 no. 3, th.

2012
Cermin Dunia Kedokteran

Neuropati uremikum dikenal sejak tahun 1960-an, dan saat ini


dianggap
merupakan salah satu penyebab penting yang berhubungan dengan
hendaya pasien yang menjalani hemodialisis. Gambaran klinis neuropati
uremikum secara umum adalah polineuropati senso-motorik yang dimulai
dari ujung anggota gerak bagian bawah, serta gejala-gejala termasuk
disestesia, nyeri, ataupun rasa terbakar. Transplantasi ginjal memberikan
manfaat terbatas, sedangkan tindakan hemodialisis memberikan respons
yang bervariasi. Gejalagejala neuropati uremikum cenderung persisten;
perbaikan sangat lambat atau kondisi beberapa pasien menjadi lebih buruk
pada peningkatan frekuensi hemodialisis ataupun jika diganti dengan
dialyzer yang lebih efisien.

Karena mekanisme kerusakan neuron pada pasien uremia belum


diketahui pasti, terapi baku pun saat ini belum ada. Dari sekian banyak studi
terapi neuropati uremikum ini, salah satu adalah dengan suplementasi
mecobalamin. Suplementasi mecobalamin yang merupakan analog vitamin
B12 mampu meningkatkan regenerasi sel-sel saraf. Studi menunjukkan

1
CDK-191/ vol. 39 no. 3, th. 2012
Cermin Dunia Kedokteran
suplementasi mecobalamin dosis besar mampu memperbaiki dan
meningkatkan regenerasi sel-sel saraf pada hewan coba dengan neuropati
akibat pemberian acrylamide. Pemberian mecobalamin secara bermakna
mempercepat pemulihan efek potensi terhadap jaringan otot jika
dibandingkan
dengan kontrol yang diberi mecobalamin dosis rendah. Dari data tersebut
diduga suplementasi mecobalamin tidak hanya memberikan efek terhadap
neuropati akibat acrylamide namun diperkirakan juga bermanfaat terhadap
neuropati aksonal.
Mecobalamin sebagian besar dieliminasi melalui ginjal pada kondisi
subnormal, pada pasien anuria diperkirakan akan terjadi peningkatan kadar
plasma yang lebih tinggi dibandingkan pada pasien tanpa gangguan fungsi
ginjal.

Pemberian pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis


Suatu studi melibatkan 192 subyek yang menjalani hemodialisis dan
dengan polineuropati sesuai dengan kriteria inklusi; mereka diberi
mecobalamin dosis 500 ug 3x seminggu selama 6 bulan. Penilaian klinis
berdasarkan skor ketidak mampuan neurologis Dyck dkk. Hasil penilaian
klinis studi ini adalah pada tabel 1. Konduksi saraf dinilai dengan teknik
elektroneurografi konvensional pada ulna, tibia, dan sural, meliputi
amplitudo inisial fase negatif, latensi motorik distal, kecepatan konduksi,
serta gelombang F minimal. Nilai derajat nyeri neuropatik turun secara
bermakna 6 bulan setelah terapi, sedangkan derajat disabilitas neurologis
dan kekuatan
memegang tidak meningkat bermakna.
Studi lain menunjukkan bahwa suplementasi mecobalamin juga
memberikan efek positif terhadap neuropati autonom pada pasien uremia
yang menjalani hemodialisis. Pada 12 subyek yang diberi 1500 ug sekali
sehari tidak ada perubahan selama 3 bulan, namun setelah pemberian

2
CDK-191/ vol. 39 no. 3, th. 2012
Cermin Dunia Kedokteran
diperpanjang menjadi 6 bulan, terdapat perbaikan neuropati autonom yang
ditunjukkan dengan peningkatan BBV (cardiac beat-to-beat variation). Dari
studi ini disimpulkan bahwa suplementasi mecobalamin dapat digunakan
untuk penanganan neuropati autonom maupun neuropati perifer pada
pasien DM atau non-DM dengan gagal ginjal kronik. _ (KTW)

REFERENSI

1. Kuwabara S, Nakazawa R, Azuma N, et al. Intravenous Methylcobalamine


Treatment for Uremic and Diabetic Neurophaty in Chronic Hemodialysis
Patients. Internal Medicine 1999;38:472-75.
2. Taniguchi H, Ejiri K, Baba S. Improvement of Autonomic Neuropathy
After Mecobalamine Treatment in Uremic Patients on Hemodialysis. Clin
Ther 1987;9(6):607-14.

Anda mungkin juga menyukai