Anda di halaman 1dari 6

Nama : Dwi Putri Fitriyani

No.Peserta : 19016402710122
Kelas : B/UNJ

Pertanyaan :

Proses pemerolehan bahasa pada anak idealnya didukung faktor keluarga. Bahasa
anak yang pertama adalah bahasa ibunya, selembut, sekalem, sekeras, sesopan
anak tergantung orang tua, orang tua pendukung pemerolehan bahasa anak.
Namun muncul masalah ketika kualitas dan kuantitas komunikasi orang tua
dengan anak kurang dengan berbagai macam alasan dan keadaan (orang tua
sibuk kerja). Silakan analisis masalah di atas berdasarkan pemerolehan bahasa
anak serta peran bapak/ibu sebagai pendidik untuk memaksimalkan kemampuan
bahasa di kelas rendah?

Jawab :

1. Analisis masalah

Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk


menyampaikan ide dan perasaan antara sesama manusia. Proses pemerolehan
bahasa manusia berlangsung sejak kecil dari orang tua, keluarga, teman sebaya,
dan lingkungan.

Hidayat (2006) menyatakan bahwa pada usia dini adalah usia emas anak untuk
mempelajari suatu bahasa, sehingga peran orang-orang di sekitarnya sangat
membantu pemerolehan dan penguasaan bahasa anak. Ibu yang kurang berperan
dalam memenuhi kebutuhan dasar anak mempunyai dampak pada perkembangan
anak yaitu terganggunya perkembangan bahasa anak untuk tahapan selanjutnya.
Orang tua (ibu) adalah orang pertama yang mengajak anak untuk berkomunikasi,
sehingga anak mengerti bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain
menggunakan bahasa. Lingkungan (keluarga) adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak. Hal yang serupa juga dinyatakan oleh Glenn
Doman (Institutes for the Achievment of Human Potential) (dalam Syahid, 2008)
bahwa kunci keberhasilan dari berlangsungnya stimulasi terletak di tangan para
orang tua. Lebih lanjut Oofuka Masaru (dalam Syahid, 2008) menyatakan bahwa ibu
sangat berperan penting dalam pemberian stimulasi kepada anak, karena anak lebih
peka dan cepat dalam menangkap bahasa ibu, gerakan ibu dan suasana hati ibu.
Sentuhan dan pelukan serta kebersamaan dengan anak merupakan modal utama
dalam pemberian stimulasi. Hal ini diperkuat oleh pendapat dari Cipto
Mangunkusumo (dalam Hariwijaya: 2010: 13) yang menyatakan bahwa pendidikan
dimulai di pangkuan ibu, setiap kata yang diucapkan dan didengar anak-anak kecil
cenderung membentuk wataknya. Azhim (2007) menyatakan bahwa keluarga
mempengaruhi perkembangan bahasa anak dalam pemilihan kosakata dan jenis
kosakata.

Keluarga khususnya ibu yang memotivasi anak dan menyediakan lingkungan


berbahasa yang sesuai, maka anak akan lebih maju daripada teman sebayanya dalam
menguasai keterampilan berbahasa dan pemakaiannya. Selain itu ibu memberikan
kebutuhan dasar pada anak untuk tumbuh kembang. Asuh dan asih menyebabkan
konstitusi anak atau fungsi organ tubuh, terutama otak menjadi baik, sehingga anak
dapat mencerna stimulasi yang diberikan. (Jaenudin, 2000) Dengan demikian
perkembangan anak dapat berjalan secara optimal. Lebih lanjut Silberg (2004: 111)
menambahkan bahwa kemampuan dan kapasitas berbahasa di masa mendatang
paling baik berkembang pada lingkungan yang kaya dengan bahasa percakapan.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa peran ibu
sangat penting dalam optimalisasi perkembangan bahasa anak. Pemberian stimulus
yang baik akan mendukung kemampuan anak dalam menguasai bahasa. Stimulasi
yang dapat diberikan oleh ibu atau keluarga adalah dengan selalu mengajak anak
berbicara, membacakan cerita, memperdengarkan lagu anak-anak atau bisa dengan
bernyanyi. Hal tersebut bisa merangsang penguasaan kosa kata anak. Kosa kata yang
banyak akan membuat anak berkomunikasi dengan lancar.

Semakin tingginya kebutuhan keluarga, membuat Ayah dan Ibu harus sama-
sama mencari nafah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sehingga proses
pengasuhan anak dilakukan oleh orang lain.

Berikut ini contoh problematika bahasa anak. Anak yang yang diasuh oleh
baby sisternya dikarenakan orangtua bekerja. Latarbelakang dari baby sisternya
tersebut dia hanya lulusan SMP dan ia berasal dari daerah Kebumen ( bahasa
ngapak), ketika pagi sampai sore dia di asuh oleh baby sisternya dan ketika sore
sampai malam hari dia dia asuh oleh ibunya. Karena ibunnya sibuk bekerja dari pagi
sampai sore sehingga tidak ada waktu untuk mengurus anaknnya dari pagi sampai
sore. Sedangkan bahasa yang di pergunakan baby sisternya adalah bahasa Kebumen
(Bahasa Ngapak ) sehingga anak bingung untuk mengikuti bahasa ibu atau baby
sisternya. Setelah beberapa tahun kemudian anak tersebut lebih mendominan
bahasa baby sisternya dari pada bahasa ibu.

Maka untuk mengantisipasi hal tersebut sebagai orangtua harus


memperhatikan hal-hal sekecil apapun tentang tumbuh kembangnya anak. Misalnya,
jangan membiasakan anak di asuh oleh orang lain secara penuh, perkataan atau
ucapan orangtua harus di pilah dan di pilih di depan anak , mengawasi anak ketika
menonton acara TV atau kalau bisa memberikan tontonan yang berbau edukasi.
Setidaknya dalam seminggu ada quality time bersama anak. Pembelajaran yang
berorientasi pada perkembangan harus sesuai dengan usia anak sehingga anak bisa
menerima dengan baik apa yang di perolehnya.

Perjalanan pemerolehan bahasa seorang anak akan sangat bergantung pada


lingkungan bahasa anak tersebut (Yudibrata, 1998:65). Rumah adalah sekolah
pertama bagi anak, orangtua adalah guru pertama yang bisa mengantar anak
menuju gerbang pendidikan formal. Orangtua memiliki andil yang besar dalam
perkembangan bahasa anak. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan
dilingkungan rumah merupakan hal penting bagi proses perkembangan bahasa
anak. Proses ini semestinya tidak terhambat oleh masalah finansial. Yang penting,
bagaimana orangtua membuat kondisi rumah sedemikian rupa agar mampu
menghasilkan stimulus positif sebanyak dan sevariatif mungkin. Sesuai dengan
nalurinya, anak senantiasa ingin selalu mengetahui segala hal dan mencoba sesuatu
yang baru. Pemberian stimulus akan memengaruhi perubahan perilaku anak.
Stimulus yang diberikan oleh orangtua akan terbingkai dalam pola pikir, pola tindak,
dan pola ucap anak. Jika orangtua menginginkan santun dalam berbahasa, maka
berikan stimulus yang positif. Setiap aktifitas yang terjadi dilingkungan rumah
merupakan rangkain dari proses pemerolehan yang sifatnya berkala dan
berkesinambungan. Dalam hal ini orangtua berperan sebagai motor penggerak yang
memegang kendali pertama dan utama dalam perkembangan bahasa anak melalui
pola asuh yang mendidik.
2. Peran bapak/ibu sebagai pendidik untuk memaksimalkan kemampuan
bahasa di kelas rendah?
Jawab:
Dalam proses pengajaran guru memiliki peran penting dalam
membentuk keterampilan bahasa guna mengoptimalkan perkembangan

bahasa siswa. Keterampilan bahasa siswa akan mempengaruhi


perkembangan kognitif, sosial dan emosional siswa sebagai penunjang

keberhasilan pembelajaran di berbagai bidang. Oleh karena itu, sangat


penting bagi siswa terutama di tingkat sekolah dasar untuk memperoleh

pembelajaran keterampilan bahasa secara maksimal. Keterampilan bahasa


siswa dapat diwujudkan melalui kegiatan literasi, karena kegiatan literasi

memiliki peranan penting terhadap kesuksesan belajar siswa.


Guru harus menyiapkan metode, strategi, dan pendekatan yang

cocok. Strategi dalam pembelajaran bahasa anak sekolah dasar pada masa
kini tentunya harus mampu berorientasi dengan tekonologi dan

perkembangan zaman. Anak-anak pada zaman milenial atau abad 21 ini


dituntut untuk lebih aktif dan juga lebih cerdas.

Pembelajaranmembaca permulaan di sekolah dasar dapat dilakukan de

ngan permainan bahasa. Tujuan utama pembelajaran dengan permainan b


ahasa adalah bukan semata-mata untuk memperoleh kesenangan, tetapi

untuk belajar keterampilan berbahasa tertentu, misalnya


menyimak, berbicara, membaca dan menulis. guru harus memiki strategi

pembelajaran yang bagus, baik, dan matang untuk pembelajaran pada anak-
anak tersebut. Adapun strategi yang digunakan ada tiga jenis yaitu

individual, kooperatif, dan juga modifikasi. Pembelajaran bahasa pada


anak sekolah dasar tentunya sangat penting. Walaupun sebelumnya anak

telah mempelajari dan memperoleh bahasa namun tentunya disekolah dasar


inilah adalah tempat si anak untuk belajar mengenai apa itu bahasa dengan
bimbingan oleh seorang guru. Pembelajaran bahasa anak sekolah dasar

adalah tahap dimana anak baru mulai mempelajari mengenai bahasa.


Pembelajaran bahasa di sekolah dasar salah satunya adalah membaca.

Memaksimalkan
kemampuan bahasa di kelas
rendah

Dimulai dengan menggunakan


bahasa ibu

Pada anak di kelas rendah saat awal masuk sekolah formal, sedikit sulit
untuk memahami jika anak tersebut tidak terbiasa menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar di rumah apalagi jika bahasa yang di gunakan di
rumahnya adalah bahasa daerahnya. Akan ada tantangan sendiri kita sebagai

guru, jika memakai bahasa Indonesia yang baku pada saat menanamkan konsep
atau menerangkan suatu materi. Anak pasti akan merasa asing dan tidak

mengerti apa yang diucapkan oleh pendidik, apalagi mengerti isi atau konsep
yang sedang diterangkan oleh pendidik.

Oleh karena itu, untuk mengajarkan suatu materi atau konsep kepada
peserta didik di kelas rendah (kelas 1,2,3), penggunaan bahasa ibu sebagai

pengantar bisa digunakan. Bahasa ibu sebagai pengantar yang mudah


dimengerti yang biasa peserta didik gunakan dalam komunikasi sehari-hari.

Dalam bahasa ibu terkandung simpati yang memantulkan solidaritas yang kuat
dan rasa keterlibatan diri. Sebagaimana layaknya seorang ibu dalam mendidik

anak-anaknya.

Guru dengan konsep dapat digugu dan ditiru oleh anak akan menjadi figure
sosok seseorang pengganti orangtua, oleh karena itu sosok seorang guru dalam
kehadirannya di sekolah sebagai rumah kedua bagi anak mempunyai peranan

penting dalam memberikan tuturan bahasa sebagai contoh bahasa kedua (B2).
Penyesuaian antara bahasa ibu (B1) dengan bahasa kedua (B2 (bahasa

Indonesia) yang dituturkan oleh guru membutuhkan waktu yang cukup


lama. Oleh karena itu, pada kelas rendah (kelas 1-3 SD) masih menggunakan

bahasa ibu sebagai bahasa pengantar pendidikan.


Pada Kelas lanjutan (4-6 SD dan seterusnya) guru akan menggunakan

bahasa Indonesia sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan teknologi yang


baru oleh anak.

Peranan Guru (kelas bawah) dan orang tua dalam berbahasa ditunjang oleh
faktor lingkungan sangat memberikan dampak yang sangat besar dalam proses

pemerolehan bahasa pertama (B1). Pemberian figur berbahasa yang baik oleh
orang tua yang baik diperkuat dengan guru sebagai contoh berbahasa yang baik

dan benar di sekolah, maka anak akan mempunyai bekal dalam mempelajari
pemerolehan bahasa kedua (B2) yaitu bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai